Sisi keilmuan dan ulasan kitab
At thabari
JARIR AT THABARI (BAG 2)
Ustad Asep Asobari
Rangkuman bagian I (klik disini)
Penuturan Abu Bakar bin Khamil
Semasa kecil kami mencatat hadist dari Muhammad bin Humaid ar razi,
dia berkali kali mengajari kami di malam hari, dia menanyakan catatan kami
sebelum membacakan pelajaran baru. Disaat yang bersamaan kami juga belajar dari
Ahmad bin Hammad ad Dhulabi dikampung yang berbeda (kampung Ray), setiap habis
pelajaran kami berlari menuju majelis ilmu Ibnu Humaid. Ada yang mengatakan at
thabari mencatat lebih dari 100.000 hadist ibnu humaid
Penuturan Abu Ja’far
Abu Ja’far menginformasikan bahwa At thabari pergi ke mesir untuk
menuntut ilmu (256H), Abu Ja’far mengatakan “ Katika aku (Jarir At Thabari) masuk
ke mesir, tidak ada ulama yag tidak menemuiku dan mengujiku dalam ilmu yang
dikuasai masing masing. Suatu hari ada orang yang menghampiriku dan bertanya
(menguji) ilmu Arudh, tetapi persoalannya saat itu aku tidak tertarik mengukuti
ilmu itu, Maka aku mengatakan kepada orang tersebut aku tidak memiliki janji
untuk berbicara mengenai ilmu Arudh hari ini tetapi besok kalian bisa menemuiku
kembali. Lalu aku meminjam kitab Arudh karya Al Khalil ibnu Ahmad (meminjam
dari seorang teman) dan menguasainya malam itu juga, Sore hari itu aku awam
dengan ilmu Arudh tetapi keesokan hari aku menjadi ahli ilmu Arudh.
Penuturan Al Farghani
Beberapa murid Jarir At Thabari menghitung semua karya sang guru dan
membanginya dengan usianya (dihitung dair sejak at thabari di usia baligh
hingga wafat) ada 82 tahun, maka setiap harinya mencapai 14 halaman.
Penuturan Al Khathib Al Baghdadi,
Al khatib al baghdad menuturkan dari As Simsimy, bahwa ibnu Jarir At
Thabari menulis 40 halaman setiap hari selama 40 tahun. Al khatib al baghdad seorang
murid yang tidak dapat diijinkan masuk kedalam rumah gurunya kalau tidak ada
hadist yang dihapalnya, sehingga ia mengandalkan Jarir at Thabari untuk
mengulang hafalan (saat itu usia at thabari adalah yang termuda),
Penuturan Al Khatib Al Baghdad
Penuturan Al Khatib Al Baghdad
- Kitab termasyur Jarir At Thabari
- Jami’Al Bayan an wujuh Ta’qil aay Al Quran
- Tarikh ar Rusul wa al anbiya wa al mulk wa al umam/Tarikh al umam wa al mulk, menurut Al Khathib Al Baghdadi ketebalannya 3000 halaman (kurang lebih tebalnya sama dengan tafsir at Thabari.
- Tarikh ar Rusul wa al anbiya wa al mulk wa al khulafa, menurut Yaqut al hamawi tebalnya 5000halaman.
- Thadzib al atsar wa Tafshil ats Tsabit an Rasulullah min akbar (buku ini belum sempat diselesaikan at Thabari)
- Buku buku Ushul fiqih dan fiqih
- At Thabari mencatat 100.000 hadist , Pada usia 10 tahun ia berguru pada Muhammad bin ar Razi dan dapat mencatatat 100.000 hadist (baru dari satu guru) dan mencatatat 100.000 hadist dari Abu Kurayb, tidak heran at thabai dapat melakukannya karena Jarirhumaid At Thabari adalah seseorang yang menonjol di segala bidang dimasanya, ia menjadi imam diusianya 8 tahun, dan mulai mempelajari hadist diusia 9 tahun. Pada usia 12 tahun (234H) dilepas ayahnya untuk rihlah menuntut ilmu.
- At Thabari menguasai ilmu Arudh dalam satu malam (256H di mesir), Ilmu Al Arudh Cabang ilmu sasra/bahasa, sebenarnya dengan ilmu ini At thabari kurang tertarik, tetapi karena salah seorang ulama ingin mengujinya maka At thabari mengusai kitab Al Khalil bin Ahmad dalam semalam (bisa langsung menjadi ahli) saat itu At Thabari sedang belajar di mesir. Sastra arab yang terkenal saat itu adalah Kuffah dan Basrah.
- At Thabari meriwayatkan puisi dari Tsa’lab (pujangga terbesar pada masanya)
Keunggulan seseorang tidak bisa
dikenali oleh orang yang tidak
memiliki keunggulan yang sama. Dalam masa kegemilangan islam , para ulama
menguasai berbagai bidang ilmu.
Penuturan Abdul Aziz bin Muhammad
At Thabari (murid ibnu Ja’ faru) menguasai ilmu manthiq (logika), ilmu
hisab (berhitung), Imu al jabar dan ilmu
berhitung lainnya, serta banyak aspek ilmu keodokteran yang dikuasainya dapat
dilihat dari kitab al washaya. Ilmu yang
mengasah nalar/logika (bukan sekedar menghitung) dalam cabang ilmu
matematika, adalah Ilmu Manthiq (logika) dan Ilmu Hisab (berhitung). Akan menjadi
masalah jika anak pinter berhitung tapi logika berfikirnya tertinggal.
Dalam Kitab Tafsir At Thabari,
Dalam kitab yang ditulisnya secara tidak langsung akan mempengaruhi
adab didalam keseharian hidupnya dan masyarakat. Kitab Tafsir tersebut tercirikan sebagai berikut :
- Judul Kitab Jami al bayyan an wujuh Ta’wil aay Al Quran
- Tafsir At Thabari ini beredar 3000 halaman dan merupakan ringkasan dari 30.000 halaman yang merencanakan ath Thabari semasa hidupnya.
- Ruang lingkup pembahasan kitab At thabari mencangkup sejarah alam semesta dan manusia sejak nabi adam hingga tahun 302H
- Metode menulisnya At Thabari yakni menghimpun seluru sumber ilmu / jalur periwayatan. Satu kata dalam satu ayat bisa dibahas sekian makna, dalam setiap makna dibahas berdasarkan sekian periwayatan.
- Imam At Thabari mengajarkan 30.000 halaman tafsir kepada murid muridnya dengan metode imla ( metode mendiktekan ) selama 7 tahun (283-390H) dan kitab At Thabari selesai didektekan tahun 302H. Perlu diketahui juga bahwa tidak ada ulama ahli tafsir setelahnya yang tidak mengakui kehebatan Imam At Thabari. Metode imla tersebut merupakan salah satu cara evaluasi ilmu yang kita ketahui, mencoba mendiktekan ke teman dan teman mencatat apa yang kita sampaikan (nanti terlihat apa saja isinya yang telah tersampaikan)
Tafsir At Thabari menurut :
- Abu hamid al isfirainy, seandainya seseorang melakukan perjalanan ke china hanya untuk mendapatkan tafsir at thabari maka biaya yang dikeluarkan tidaklah banyak.
- Ibnu Khuzaimah, aku meneliti tafsir At thabari dari awal hingga akhir kesimpulannya aku tidak tahu bila ada orang yang di muka bumi ini lebih menguasai tafsir dari pada ibnu jaris At Thabari.
Tema isi kandungan kitab Tarikh yang ditulis At Thabari, terdiri dari
- Pengantar (khutbah)
- Pendahuluan, konseptual (makna dan waktu), dimulai dari penciptaan langit dan bumi.
- Sejarah dunia sebelum islam, Kisah nabi adam disurga, kisah dari para nabi keturunan nabi adam, umat terdahulu seperti kaum thamud (nabi soleh) dan kaum ad (nabi hud), masa yang terdekat dengan masa islam yakni persia dimasa dinasti sasan (dinasti sasan dilumpuhkan oleh umar bin khatab pada 15-16H), dan mas romawi binzantium dari masa nabi isa hingga islam (600tahun), kaum thasam, arab dijaman jahiliyah, leluhur nabi muhammad dari adnan (keturunan ismail yang jelas garis keturunannya, karena keturunan setelah nabi ismail banyak yang keliru menuliskannya) hingga abdul muthlib, bangsa qurashi, kehidupan Rasulullah sebelum islam. (sumber yang ditulis At Thabari memiliki rujukan sejarah dunia yang mendekati sejarah islam)
- Sejarah islam, Periode kenabian hingga 11 H, khalifah Rasyidah hingga 40 tahun, Priode bani umayah hingga 132H, Priode Abasyiah 302H.
Rujukan Penulisan At Thabari
Semua penulisan ruang lingkup materi sejarah yang begitu luas
membutuhkan rujukan yang tidak sedikit, disinilah kepiawaian Jarir At thabari
untuk tidak mencantumkan nama nama
kitabnya tetapi menuliskan sumber
orang atau sanad riwayatnya, dari situlah nantinya diketahui kitab apa yang
dijadikan rujukan At Thabari. Rujukan yang dipergunakan bukaanlah literatur yang
semasa dengannya, karena dalam ilmu hadist mereka akan bangga jika sanad riwayat
mereka disebut sanad bir ali, semikin sedikit jumlah orang antara dirinya
(sebagai penyampai riyawat itu) dengan Rasulullah maka semikin baik dan
dipuji/dikagumi, karena semakin kecil kesalahannya. At Thabari merujuknya
kepada kitabinduk yang memang berbicara
tentang masalah yang diangkatnya, semisal :
- Tharikh nabi dan Rasul, di ambil rujukannya dari kitab kitab dan sirah, karya Wahb bin munabih dan ibnu ishaq.
- Periode sirah, diambil dari karya aban bin ustman. Urwah bin zubayr, musa bin uqbah, ashim bin umar bin qatadah, ibnu syihab az zuhri, ibnu ishaq, syurahbil bin sa’ad.
- Sejarah persia , di ambil rujukan dari literatur terjemahan yang menggunakan bahasa persia yang telah diterjemahkan ke bahasa arab, karya ibnu al muqaffa dan hisyam al kalbi
- Sejarah romawi , di ambil dari rujukann literatur terjemahan dari bahasa romawi yang telah diterjemahkan ke bahasa arab.
- Sejarah arab sebelum islam, rujukan literatur dari karya Ubayd bin syaryah, muhammad bin ka’ab al qurazhi, wahb bin munabbin, hisyam al kalbi, Ibnu ishaq. Karya ilmu hisyam yang sekarang adalah karya dari ilmu hisyam yang mengutip dari ilmu hisyam yang telah diedit (sudah diringkas), tetapi pada masa at thabari kitab ilmu hisyam al kalbi masih ada yang asli belum editan.
Sumber sanad yang dipergunakan at thabari adalah yang sangat mahal karena hampir seluruhnya hilang sekarang (tidak ada wujudnya sekarang), tertinggal hanya 15% dari total keseluruhan yang ada. Manuskripnya hilang atau sebagian manuskripnya sekarang tersimpan dibangsa barat. Rujukan islam banyak yang hilang dikarenakan pernah terjadi masa umat islam tidak memiliki perhatian lebih terhadap khazanah intelektual leluhurnya pada masa itu, abad ke 10-11H umat islam mulai rentan, makin tidak peduli dengan keilmuan sebelumnya. Eropa masuk ke dunia islam, karena mereka menemukan khazah intelektual di eropa (khususnya andalus), sehingga mereka terobsesi untuk memiliki literatur yang dimiliki umat isalm, menggandrungkan untuk memiliki ilmu yang seperti dimiliki umat islam (mengadopsi ilmu islam dengan mengumpulkan manuskrip itu). Hal ini yang menyebabkan manuskrip itu hilang, selain karena dibakar/dimusnahkan saat peperangan. Toledo pernah menjadi pusat penerjemahan kitab kitab islam ke bahasa eropa selama 200 tahun. Ada kebutuhan umat untuk merekontruksi sejarah sejak dulu, inilah salah satu faktor yang memunculkan kompetisi menulis sirah yang melahirkan mubarakfuri. Anak anak kita dimasa depan tidak akan memunculkan/menciptakan sesuatu kalau kita tidak memberi mereka jalan dan mengarahkan mereka. Meskipun tradisi sanad di arab tidak umum dipakai.
Dalam mukadimahnya Jarir At Thabari mewanti wanti pembacanya “
janganlah mengganggap satu satunya sumber kutiban sejarah “ (ini adalah
kesalahan). Maka para pembaca seharusnya mengetahui batasan metodologi dari apa
yang dituliskannya dan tidak sedikit kabar informasi yang disampaikan membuat
para pembacanya menghimpun pertanyaan sebagai bahan penelitian, contohnya at thabari akan menuliskan perang
jamal, awal permulaan at thabari akan menuliskan semua riwayat yang
berkaitan/mengangkat terjadinya perang jamal, bukan menuliskan inilah yang
terjadi pada perang jamal. At Thabari memaparkan riwayat tersebut dengan
harapan para pembaca menjadikannya bahan yang akan diteliti. Ketika kita mempelajari sejarah timbul rasa
keinginan tahuan, sebenarnya apa sih yang terjadi dijaman tersebut dan
seperti apa sih jaman tersebut. Ini tidak bisa kita temukan di buku buku karya
At Thabari. Dengan membaca kitab At
Thabari didapatkan “Ini adalah bahan bahan sejarah kita” bukan menganggap “inilah
sejarah kita”.
Suara dari tokoh islam, seiring dengan permulaan abad ke-15H digadang
gadang sebagai kebangkitan. Saat itu ada kebutuhan untuk merekontruski sejarah
kita dengan metodologi, intrerpretasi dengan pokok yang kuat, tetapi sampai
saat ini tidak dapat dilakukan secara utuh alias dimandulkan. Maka dibutuhkan
sekali institusi/lembaga pendidikan yang memberikan dukungannya (devisi khusus yang
mengkaji sirah nabawiyah dan sunah).
Kitab qubra
Pertanyaaan :
Apa yang menjadi indikator seorang ulama untuk menjadi mujadid
Mujadid adalah orang yang membawa pembaharuan, dalam budaya muslim mujadid yang memperbaiki kerusakan yang ada pada urusan dan praktik agama islam yang dilakukan oleh umat muslim. Mujadid bukanlah membawa agama baru, namun hanya membawa metode baru dan memperbaiki metode yang menyimpang berdasarkan al quran dan hadist, serta memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi pad urusan agama islam. Allah akan memunculkan ditengah umat ini untuk umat ini pada puncak pada setiap 100 tahun (diatas 100tahun atau diawal 100 tahun), akan mempengaruhi agama umat. Kita lihat umar bin abdul aziz berkuasa ditahun 101H, padahal kendalinya sejak 99H. Mujadid pertama adalah Umar bin abdul aziz. Semua bidang keumatan dikuasai oleh beliau. Umar bin Abdul aziz seorang ulama yang sangat populer dan seorang khalifah dengan kebijakan politik dibawah kendalinya (padahal biasanya yang menentukan kebijakan publik adalah penguasa dan belum tentu selaras dengan ilmunya para ulama), setelahnya semuanya hampir semua pemikiran pemikiran muktazilah mendapatkan angin segar. Mereka mempengaruhi al mahmud dengan kebijakan publik dan pemerintahan dengan landasan pemikiran muktazilah, tapi saat itu imam syafi’i telah menancapkan fondasi pada umat untuk membendung hal ini. Ketika permasalah umat dari waktu ke waktu semakin banyak dan kompleks, tentu saja akan ada masalah baru yang muncul tetapi tidak ada keterangan langsung dalam al quran dan sunah (ayat dalam al quran dan sunah ada batasannya). Sedangkan permasalahan negeri semakin rumit dan detail, lalu bagaimana menyelesaikannya secara syariat (itu tidak mudah dan menggunakan data), inilah yang dilakukan imam syafii ketika tetap bisa membingkai dan memayungi permasalahan baru dengan hukum hukum syariat. Tetapi muktazillah malah membenturkan, jika ada permasalahan baru dan itu tidak ada secara langsung terhadap nash itu dikatakan sesuatu yang berbeda (inilah yang mereka benturkan dan mana yang akan di menangkan). Karena bagi mereka, akal dimenangkan untuk memahami masalah ini sebab teks bisa menutupi masalah ini (sehingga akal lebih diutamakan dari nash) maka siapa yang menjaga supaya bisa relefan selain bingkai dari imam syafii untuk menyelesaikannya. Tetapi yang dilakukan imam syafii tidak selengkap Umar bin abdul aziz.
Keulamaan dan kepemimpinan umar bin abdul aziz menyatu sehingga semua keputusan/kebijakannya untuk menyelesaikan masalah umat yakni dengan ilmu, dan itu tidak terjadi setelah umar bin abdul aziz (umar abdul aziz menggabungkan kekuatan intelektual dengan kekuatan kekuasaan).
Perlu diketahui yang terjadi zaman sekarang tidak adanya gabungan kekuatan intelektual dengan kekuatan kekuasaan. Generasi anak kita sekarang tidak akan memunculkan sesuatu jika kita tidak mengarahkan mereka dan memberikan jalan kepada mereka, maka bacaan anak-anak kita harus beda dengan kita.
2. Adab yang dimiliki Jarir At Thabari
Problem sepanjang yakni fitnah antar ulama yang disebabkan kekuatan para ulama saling dibenturkan, selalu ada orang yang tidak beradab dimasanya. Gebrakan murid murid At Thabari ditanggapi santai oleh At Thabari, " saya telah menuliskan buku ini coba silahkan anda membantahnya " (tetapi tidak ada yang membantah). Imam At Thabari menghormati azohiri sebagai ulama makanya ia tidak mau berdebat sengit dengan politisi yang pada akhirnya saling menjatuhkan. Imam at Thabari sangat luar biasa adabnya. Adab makan At Thabari saat makan mengambil makan dari satu tempat yang dekat dirinya dan dengan jalur yang satu, saat memasukkan makanan ke mulutnya ia pun menggunakan tangan lainnya untuk menadah makan dibawah dagunya dekat jengotnya agar tidak tumpah. Sebagian ulama saat itu mengatakan " Kalau anda ingin tahu keluhuran ilmu dan bagaimana ilmu itu mempengaruhi adab seseorang maka liatlah at Thabari ".
3. Apa berbedaan Tafsir At Thabari dengan Tafsir ilmu Katsir
Ibnu katsir diabad ke-8 (770 SM sekian), at thabari tahun 310 SM, terpaut sekitar 450 tahun. Ketika At thabari menulis tafsir / tarikhya tidak ada ahli sejarah yang merujuk kepada tafsir At Thabari. Jika ada orang yang menulis tarikh terkait dengan tema yang sama dengan Tafsir At Thabari tetapi tidak merujuk kepada Tafsir At Thabari pasti jatuh nilainya dalam sederetan para ulama. Kalau kita lihat buku buku besar yang tertulis (sebelum ibnu katsir ada ibnu atsir). Ibnu atsir hidup di zaman perang salib, awal perang Shalahudin Al Ayyubi. Ibnu Atsir menulis kitab " Ilmi'ul Ushul Fii Ahaditsir Rasul " , Kitab ini menggunakan rujuan Tafsir At Thabari.
Ibnu katsir mau tidak mau selama 450 tahun menggunaan rujukan tafsir At Thabari, tetapi tafsir ibnu katsir memiliki daya analisis dalam riwayatnya, sedikit banyak mengulas riwayat dan memberikan kesimpulan. Inilah yang tidak dilakukan At Thabari ketika menulis Tafisr At Thabari.
Kajian Tokoh Islam selanjutnya (klik disini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar