Ustad Asep Asobari
Tanggal 30 Agustus 2017
Kajian sebelumnya - Pesan Rasulullah Haji Wada (5) (klik disini)
Pesan Rasululalah - Haji Wada (6) (klik video link)
Tanggal 30 Agustus 2017
Kajian sebelumnya - Pesan Rasulullah Haji Wada (5) (klik disini)
Pesan Rasululalah - Haji Wada (6) (klik video link)
Pesan Rasulullah -
Siapakah sesungguhnya muslim
Tentu kita semua alhamdulillah adalah muslim dan insyaa allah kita semua pasti beriman. Pertanyaan Rasulullh cukuplah mengelitik bagi kita semua. Rasulullah berbicara saat pelaksanaan haji wada, yang melaksanakannya semuanya orang islam (semua muslim). Maka pernyataan sekaligus pertanyaan Rasulullah merupakan penegasan yang menarik dan mengejutkan. Para jamaah haji wada terperangah mengapa Rasulullah menanyakannya.
Siapakah sesungguhnya muslim
Tentu kita semua alhamdulillah adalah muslim dan insyaa allah kita semua pasti beriman. Pertanyaan Rasulullh cukuplah mengelitik bagi kita semua. Rasulullah berbicara saat pelaksanaan haji wada, yang melaksanakannya semuanya orang islam (semua muslim). Maka pernyataan sekaligus pertanyaan Rasulullah merupakan penegasan yang menarik dan mengejutkan. Para jamaah haji wada terperangah mengapa Rasulullah menanyakannya.
" aku akan menjelaskan siapa sesungguhnya muslim ? "
Alhamdulillah kita semua muslim, pertanyaan ini sungguh mengelitik. Karena pertanyaan ini ditanyaan pada saat haji wada dan yang melaksanakan haji wada adalah orang muslim. Sehingga penegasan yang disampaikan Rasulullah ini sangatlah menarik karena akan menjelaskan siapa sesungguhnya muslim dihadapan orang muslim semua. Sehingga cara beliau berkomunikasi sangat menarik, karena Rasulullah berbicara didepan kaum muslimin. Sepertinya kaum muslimin saat itu meskipun saat ini dirinya seorang muslim tetapi sepertinya ada yang belum terpenuhi ketika menjadi seorang muslim sebagaimana yang diinginkan Rasulullah. Sehingga Rasulullah sampai perlu menjelaskan ada sisi lain seorang muslim yang belum terpenuhi.
Esensi seorang Muslim
Maka inti dari pertanyaan Rasululllah tersebut "siapa sesungguhnya muslim" merupakan suatu penegasan untuk menjelaskan siapa sesungguhnya muslim.
Sepertinya ada hal lain yang ingin Rasulullah berikan sebagai nilai lebih, dari sekedar yang diketahui umum tentang siapa itu muslim atau beliau ingin menjelaskan apa yang paling penting dan esensi sesungguhnya dari diri seorang muslim. Orang muslim jelas memiliki kewajiban syahadat, untuk solat, puasa, zakat, naik haji (rukun islam), orang yang mengerjakan ini semua berarti sudah memenuhi pokok pokok menjadi seorang muslim. Apa seseorang yang telah melaksanakan rukun islam tidak cukup dikatakan dia muslim ? Maka dengan menjalankan syariat islam sesuai rukun islam, hal itu sebenarnya telah membuat dirinya sudah memenuhi persyaratan ibadah/pokok pokok pengajaran islam sampai dia menjadi muslim.
Jika kalian ingin mengetahui siapa sesungguhnya muslim ?
Maka Sangatlah jelas ada hal lain yang harus kalian ketahui tidak hanya mengenal itu muslim itu tidak.
Bukan seperti itu pemahamannya, karena ada satu nilai satu esensi lainnya.
Dari pernyataan tersebut Rasulullah ingin menjelaskan :
Esensi seorang muslim adalah ketika seorang muslim tersebut sadar dengan posisinya menjadi muslim, maka dengan keislamannya maka berdampak bagi sekitarnya
Esensi seorang Muslim
Maka inti dari pertanyaan Rasululllah tersebut "siapa sesungguhnya muslim" merupakan suatu penegasan untuk menjelaskan siapa sesungguhnya muslim.
Sepertinya ada hal lain yang ingin Rasulullah berikan sebagai nilai lebih, dari sekedar yang diketahui umum tentang siapa itu muslim atau beliau ingin menjelaskan apa yang paling penting dan esensi sesungguhnya dari diri seorang muslim. Orang muslim jelas memiliki kewajiban syahadat, untuk solat, puasa, zakat, naik haji (rukun islam), orang yang mengerjakan ini semua berarti sudah memenuhi pokok pokok menjadi seorang muslim. Apa seseorang yang telah melaksanakan rukun islam tidak cukup dikatakan dia muslim ? Maka dengan menjalankan syariat islam sesuai rukun islam, hal itu sebenarnya telah membuat dirinya sudah memenuhi persyaratan ibadah/pokok pokok pengajaran islam sampai dia menjadi muslim.
Jika kalian ingin mengetahui siapa sesungguhnya muslim ?
Maka Sangatlah jelas ada hal lain yang harus kalian ketahui tidak hanya mengenal itu muslim itu tidak.
Dari pernyataan tersebut Rasulullah ingin menjelaskan :
- Rasulullah ingin menjelaskan esensi muslim itu sendiri, esensi muslim untuk memebuhi pokok-pokok yang harus dipenuhi untuk menjadi pribadi muslim.
- Rasulullah ingin memberikan suatu nilai lebih tentang siapa muslim (melebihi dari pengetahuan yang telah kita ketahui sebelumnya tentang siapakah muslim)
Esensi seorang muslim adalah ketika seorang muslim tersebut sadar dengan posisinya menjadi muslim, maka dengan keislamannya maka berdampak bagi sekitarnya
- Semua orang disekitarnya akan selamat dari gangguan lidah dan tangannya. Seorang muslim dengan lidah dan tangannya membuat disekitarnya selamat. Tangan disini disimbolkan sebagai kekerasan dan lidah simbol dari tuduhan/kekasaran.
- Semua orang disekitarnya menjadi tenang, jika belum berdampak ketenangan maka keberadaan anda menjadi pertanyaan besar bahwa anda belum mencapai esensi sebagai seorang muslim. Jika ada aib aib tidak mungkin dibongkar aibnya, (ketika kita berada suatu tempat maka seorang muslim akan memberikan ketenangan, yang tidak mungkin disakiti.
Ini merupakan tahapan lajutan dari ritual amaliah sebelumnya, tidak bisa dengan mengatakan saya muslim tapi saya hanya mementingkan esensinya (memberikan ketenangan bagi lingkungannya) tetapi malah meninggalkan solat. Seorang muslim harus solat. Atau yang penting di jilbabin hatinya tidak perlu memakai jilbab. Dari semua ini dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang muslim seharusnya mementingkan dzohirnya dan batinnya. Dzhohirnya (secara ritual kalian sudah muslim) tapi batinnya dan spiritualnnya bagaimana ?
Keberadaan kita disuatu lingkungan membuat nyaman dan tenang, itulah kepribadian seorang muslim. Tapi jika keberadaannya membuat mereka takut (itu bukan ahlaq muslim). Inilah esensi muslim sebenarnya. Seorang muslim dengan ritualnya akan mencerminkan kepribadiannya.
- Seorang muslim kata katanya tidak jorok dan tidak kasar dalam berkomunikasi.
- Seorang mukmin (levelnya lebih diatas), ketika semua orang yakin bahwa dirinya dan hartanya akan aman dari gangguannya. Level berislam level paling rendah seseorang karena sifatnya dzhohir, level iman level batin. Seseorang jika sudah sampai level iman meningkat dari level islam tidak mungkin menggangu jiwa dan harta orang lain.
Rasulullah disebut Al amin karena sifat beliau yang amanah dan semua orang percaya kepada beliau. Beliau mendapat julukan al amin (al amin berasal dari kata amanah, dari akar kata yang sama al aman (al aman yang artinya keselamatan, ketenangan, kedamaian, amanah, iman), yang berasal dari akar kata yang sama.
Iman akan melahirkan semua, sehingga Tidak benar iman seseorang jika tidak amanah. (Tidak amanah berarti ada yang tidak benar dengan imannya). Maka seharusnya jika seseorang sudah beriman maka akan ada amanah, ada ketenangan, keamanan, dan kedamaian. Ketika manusia dalam hidupnya tidak memberikan semua itu maka diragukan keimanannya.
Apabila suatu masyarakat merasakan kehidupan yang menyimpang dengan tidak adanya amanah, ketenangan, keamanan dan kedamaian. Maka yang perlu dipertanyakan adalah kondisi keimanan masyarakatnya, sehingga disini iman menjadi penting
Orang ketika berada di level mukmin aman (kepercayaan pasti terjaga), kita berada dilevel mana mukmin atau muslim ?
Penegasan yang dilakukan Rasulullah agar jangan sampai kita berhenti dipermukaan, jangan sampai berhenti di ritual tetapi harus sampai ke esensinya.
Esensi Ketika melakukan Hijrah
Hijrah itu esensinya adalah perpindahan.
Walaupun pada masa itu Rasulullah melakukan hijrah dari ke abasyah atau ke madinah. Perpindahan Rasulullah dari mekah ke abasyah (etopia), atau dari mekah ke madinah. Itulah hijarah sebenarnya yang dilakukan Rasulullah,
Dalam masalah Hijrah Rasulullah memberikan contoh yakni hijrah ke abasyah dan madinah (hijrah batin kemudian hijrah fisik). Jadi merka terlebih dulu hijrah dari kondisi jahiliyah baru hijrah secara fisik. Apabila hijrah hanya mementingkan kepentingan duniawinya, ingin merasakan suatu lebih baik dari sebelumnya atau ingin merasakan sesuatu untuk memenuhi nafsunya. Maka yang didapatkan dari hijrahnya ya hanya apa yang dipikirkannya dalam urusan dunia tidak lebih dari itu. Siapa yang hijrah dijalan Allah maka akan dapat kelapangan dan rejeki yang luas. Jika tujuan hijrahnya hanya dunia maka hanya mendapatkan dunia saja tetapi tujuan akhiratnya tidak dapat.
Esensi Ketika menjadi Al Mujahid
Mujahid (orang yang berjihad), dimana konteks umumnya menghabisi lawan dalam berperang, inilah pemahaman jihadnya secara fisik. Kaki seorang mujahid yang berdebu untuk berjuang dijalan Allah itu pahalanya sudah mulai dihitung. Partikel debu yang tertempel di sepatu mujahid pahala dan setiap langkah kudanya pun dihitung pahala. Inlah balasan jihad dijalan Allah.
Waktu itu Rasulullah sempat protes " ya Rasulullah kami menyadari bahwa berjihad itu adalah amalan yang paling utama, lalu apakah kami kaum wanita tidak boleh ikut berjihad ?" Rasulullah menjawab "bagi kaliang ada jihad yang paling utama adalah haji yang mabrur".
Maksud dari hadist tersebut, Aisyah melakukan protes bahwa Kami (kaum wanita) ingin seperti laki-laki, apa masalahnya kita tidak diijinkan untuk berperang. Jika kami tidak bisa memanah kami akan belajar memanah, jika tidak bisa berkuda kami akan berkuda. Tapi Rasulullah berkata bahwa jihadnya kaum wanita adalah berhaji. Wahai wanita jika ingin menyamai peran berjihadnya laki-laki maka berhajilah.
Mengapa berhaji apakah dengan berhaji akan mendapatkan pahala yang sama dengan berjihad, apakah haji sesulit berjihad ? (jelas pertanyaan ini akan muncul)
Wanita ada yang berjihad, beberapa diantaranya
Iman akan melahirkan semua, sehingga Tidak benar iman seseorang jika tidak amanah. (Tidak amanah berarti ada yang tidak benar dengan imannya). Maka seharusnya jika seseorang sudah beriman maka akan ada amanah, ada ketenangan, keamanan, dan kedamaian. Ketika manusia dalam hidupnya tidak memberikan semua itu maka diragukan keimanannya.
Apabila suatu masyarakat merasakan kehidupan yang menyimpang dengan tidak adanya amanah, ketenangan, keamanan dan kedamaian. Maka yang perlu dipertanyakan adalah kondisi keimanan masyarakatnya, sehingga disini iman menjadi penting
- Dengan iman seorang akan amanah, amanah akan menjadi problem apabila iman seseorang tidak baik (tidak bisa amanah dalam memegang amanah jabatan kepemimpinan, maka check kembali keimanannya). Orang muslim ketika ia dalam kondisi dimusuhi orang lain dan ia tetep menjadi pribadi yang amanah.
- Dengan iman seseorang maka akan timbul rasa aman. Sehinga keamanan masyarakat terjaga, level kemananan disini untuk harta dan nyawanya.
- Dengan iman seseorang maka adanya ketenangan dan kedamaian
Orang ketika berada di level mukmin aman (kepercayaan pasti terjaga), kita berada dilevel mana mukmin atau muslim ?
- Level mukmin ketika seseorang itu amanah, jika kita menjadi seseorang yang tidak dipercaya sebagai orang yang amanah maka kita akan jatuh sebagai level mukmin.
- Level muslim jika keberadaan kita membuat orang lain tenang, keberadaan anda membuat nyaman dan tentram.
Penegasan yang dilakukan Rasulullah agar jangan sampai kita berhenti dipermukaan, jangan sampai berhenti di ritual tetapi harus sampai ke esensinya.
Hijrah itu esensinya adalah perpindahan.
Walaupun pada masa itu Rasulullah melakukan hijrah dari ke abasyah atau ke madinah. Perpindahan Rasulullah dari mekah ke abasyah (etopia), atau dari mekah ke madinah. Itulah hijarah sebenarnya yang dilakukan Rasulullah,
- Saat setelah fathul mekah semua orang harus hijrah ke madinah, yang saat itu harus menguatkan madinah. Posisi seorang muslim harus memperkuat Madinah. Orang orang yang punya kemampuan berhijrah tapi tidak melakukannya, maka dipertanyakan keimanannya. Siapa siapa yang mengikuti perang badar melawan kaum musyrik dan akhirnya mereka tewas, hal ini pun dipersoalkan siapa yang mengikuti perang badar.
Dalam masalah Hijrah Rasulullah memberikan contoh yakni hijrah ke abasyah dan madinah (hijrah batin kemudian hijrah fisik). Jadi merka terlebih dulu hijrah dari kondisi jahiliyah baru hijrah secara fisik. Apabila hijrah hanya mementingkan kepentingan duniawinya, ingin merasakan suatu lebih baik dari sebelumnya atau ingin merasakan sesuatu untuk memenuhi nafsunya. Maka yang didapatkan dari hijrahnya ya hanya apa yang dipikirkannya dalam urusan dunia tidak lebih dari itu. Siapa yang hijrah dijalan Allah maka akan dapat kelapangan dan rejeki yang luas. Jika tujuan hijrahnya hanya dunia maka hanya mendapatkan dunia saja tetapi tujuan akhiratnya tidak dapat.
Esensi Ketika menjadi Al Mujahid
Mujahid (orang yang berjihad), dimana konteks umumnya menghabisi lawan dalam berperang, inilah pemahaman jihadnya secara fisik. Kaki seorang mujahid yang berdebu untuk berjuang dijalan Allah itu pahalanya sudah mulai dihitung. Partikel debu yang tertempel di sepatu mujahid pahala dan setiap langkah kudanya pun dihitung pahala. Inlah balasan jihad dijalan Allah.
Waktu itu Rasulullah sempat protes " ya Rasulullah kami menyadari bahwa berjihad itu adalah amalan yang paling utama, lalu apakah kami kaum wanita tidak boleh ikut berjihad ?" Rasulullah menjawab "bagi kaliang ada jihad yang paling utama adalah haji yang mabrur".
Maksud dari hadist tersebut, Aisyah melakukan protes bahwa Kami (kaum wanita) ingin seperti laki-laki, apa masalahnya kita tidak diijinkan untuk berperang. Jika kami tidak bisa memanah kami akan belajar memanah, jika tidak bisa berkuda kami akan berkuda. Tapi Rasulullah berkata bahwa jihadnya kaum wanita adalah berhaji. Wahai wanita jika ingin menyamai peran berjihadnya laki-laki maka berhajilah.
Mengapa berhaji apakah dengan berhaji akan mendapatkan pahala yang sama dengan berjihad, apakah haji sesulit berjihad ? (jelas pertanyaan ini akan muncul)
Wanita ada yang berjihad, beberapa diantaranya
- Aisyah ikut berjihad dalam perang unta
- Umu umaroh mengabisi pasukan quraish, meskipun terluka (ia ada di medan perang). Putra umu umaroh seorang pejuang semua salah satunya yang mendapat amanah Rasulullah adalah Musalimah untuk membunuh nabi palsu.
Esensi Seorang Mujahid yakni seseorang yang berjuang menumbuhkan nafsunya ketika ia menempatkan dirinya untuk taat kepada Allah, (taat kepada Allah kita dapat menundukan nafsu kita, meredam gejolak nafsu)
Menahan gejolak nafsu adalah berjihad dijalan Allah, karena sebenarnya kita tidak dapat mengendalikan nafsu. Nafsu bermuara dalam suatu titik adalah hati, dan tidak ada yang bisa menguasai hati. Tetapi bukan berarti sudah cukup kita berjihad dengan melawan hawa nafsu tidak perlu berjihad fisik (hal yang tidak patut untuk dibenturkan), hal ini sama dengan hijrah tadi bahwa jihad fisik tidak akan berhasil jika tidak jihad nafsu.
Orang yang berjihad ke medan perang itu juga belum tentu iklas karena Allah, ada pertanyaan para sahabat " wahai Rasulullah bagaimana jika jihad seseorang itu tidak karena Allah tapi hanya untuk mengharumkan nama keluarga, untuk mengangkat popularitasnya." Rasulullah berkata "siapa yang berjihad dijalan Allah dengan mengangkat panji Allah dialah yang mendapatkan kedudukan paling tinggi." (kedudukan seseorang yang paling tinggi inilah inilah yang dapat dikatakan dengan jihad fisabilillah). Seseorang yang berperang untuk berjihad dimedan perang, bisa masuk neraka karena niatnya bukan untuk semata dijalan Allah tetapi untuk keperluan duniawinya.
Dengan kondisi saat ini, pesan Rasulullah berkaitan dengan aspek diatas harus menjadi landasan pengingat.
- Ketika kita menjadi muslim harus dipastikan keislaman kita benar, ideal, bukan sekedar menunaikan kewajiban sebagai muslim tetapi harus memberikan dampak positif langsung kepada lingkungannya. Semua orang akan nyaman aman dalam harta dan nyawanya. Kalau engkau mukmin harus amanah.
- Seorang muslim menyadari esensi menjadi muslim, esensi hijrah dan esensi mujahid.
Pesan Rasulullah - Aku Menunggu di telaga
Pesan Rasulullah berikutnya adalah menunggu di telaga, Rasulullah berkata "aku akan menunggu kalian di tepi telaga"
Lalu untuk apa ?
Bisakan kita menempatkan diri menjadi umat beliau yang dibanggakan. Rasulullah akan bangga ketika umatnya memiliki satu sifat yakni
- Rasulullah akan senang apabila jumlah kalian mengungguli umat yang akan masuk surga. Manusia sejarahnya sejak jaman nabi adam, pada saat itu ada yang beriman dan tidak beriman. Yang tidak beriman masuk neraka dan yang beriman akan masuk surga. Dari sejak jaman nabi adam dan sampai jaman Rasulullah ada sekelompok orang yang berkesampatan untuk masuk surga.
Maka Rasulullah berkata "aku akan menunggu kalian di tepi telaga."
Maksud dari perkataan Rasulullah " aku akan membangkan jumlah kalian yang yang akan masuk surga mengungguli umat yang telah masuk surga terlebih dahulu." Dengan demikian Rasulullah akan membanggakan umatnya yang masuk surga dengan kualitasnya (kualitas seseorang masuk surga)
Apabila kita merasa peran Rasulullah itu sangat berharga dalam kehidupan umatnya maka kita sebagai umatnya seharusnya dapat membalasnya dengan menjadi umat berkualitas dan membanggakan beliau ketika masuk surga nanti, yang jumlahnya dapat melebihi jumlah umat terdahulu yang telah masuk surga.
Rasulullah berkata "Wahai umatku marilah berlomba dan bertanding aku akan menunggumu, janganlah permalukan aku"
Apa yang dapat kita lakukan adalah :
- Meningkatkan kualitas diri supaya kita termasuk yang dibanggakan oleh beliau (termasuk keturunan kita).
- Jika kita muslin dan menikah nanti usahakan memiliki keturunan yang banyak dan didiklah mereka dijalan Allah. Supaya jumlah umat Rasulullah yang dibanggakan dapat melebihi umat terdahulu. Lalu bagaimana dengan keluarga yang berkeingian anaknya sedikit, tanyakan kembali kepada diri kalian adalah umat Rasulullah dan apakah kalian akan mengecewakan Rasulullah. Muslim sebaiknya memiliki banyak anak dan dengan kualitas yang membanggakan Rasulullah. (ini adalah nasehat bukan merupakan menentang program pemerintah dengan dua anak cukup, pemerintah jangan takut dengan keingian muslim yang banyak anak, karena dengan banyaknya anak, seorang muslim akan menjaga kualitas anak anaknya untuk memenuhi pesan Rasulullah)
- Demograsi jumlah masyarakat meningkat dan tidak diimbangi dengan kualitas seseorang maka akan terjadi kriminalitas dan kekacauan. Ini bukanlah keinginan muslim untuk menjadi umat Rasulullah yang dapat dibanggakan.
Ketahuilah para sahabat kalian telah mendengar semua nasehatku dan kalian akan ditanya dihadapan Allah " Apakah Rasulullah telah menyampaikan pesan pesanku ?". Rasulullah berkata "kalian harus jujur mengatakan bahwa aku telah menyampaikan pesan pesan Rabb ku kepada mu (umat Rasulullah)."
Kali ini dalam tulisan ini pun telah membantu kita untuk mengetahui pesan Rasulullah dengan begitu sebenarnya Rasulullah telah menyampaikan pesannya meskipun tidak secara langsung, tetapi turun temurun hingga pesan ini sampai kepada kalian yang membacanya pada hari ini.
Rasulullah dengan Safa'atnya
Safa'at yang diberikan langsung oleh Rasulullah
Rasulullah pun berkata "aku akan menyelamatkan umatku" (jumlahnya dan ciri orangnya seperti apa tidak ditentukan) karena ini adalah safaat yang diberikan Allah kepada Rasulullah untuk mengangkat siapapun di neraka untuk dapat masuk surga atau orang yang seharusnya masuk neraka tidak jadi masuk neraka karena diselamatkan Rasulullah.
Maka dengan ini Rasulullah mengingatkan bahwa setiap orang tergantung dari amalannya masing-masing. Inilah patokan kita ketika menghadap Allah. Bahwa kedekatan dengan Rasulullah tidak menjamin seorang masuk surga. Setelah Rasulullah wafat sekelompok orang yang ikut haji wada sebagian orang ada yang murtad. Jangan merasa kita muslim dan pasti kita akan mendapatkan safa'at Rasulullah untuk masuk surga (jangan terlalu pede dengan pernyataan seperti ini). Maka setiap saat kita harus mengkoreksi amalan amalan kita.
Safa'at yang tidak diberikan langsung
Safa'at yang tidak diberikan langsung oleh Rasulullah tetapi dimintakan oleh umat Rasulullah untuk keluarga dan para sahabatnya.
Kesimpulan
Maka dari pesan Rasulullah ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
Rasulullah dengan Safa'atnya
Safa'at yang diberikan langsung oleh Rasulullah
Rasulullah pun berkata "aku akan menyelamatkan umatku" (jumlahnya dan ciri orangnya seperti apa tidak ditentukan) karena ini adalah safaat yang diberikan Allah kepada Rasulullah untuk mengangkat siapapun di neraka untuk dapat masuk surga atau orang yang seharusnya masuk neraka tidak jadi masuk neraka karena diselamatkan Rasulullah.
Maka dengan ini Rasulullah mengingatkan bahwa setiap orang tergantung dari amalannya masing-masing. Inilah patokan kita ketika menghadap Allah. Bahwa kedekatan dengan Rasulullah tidak menjamin seorang masuk surga. Setelah Rasulullah wafat sekelompok orang yang ikut haji wada sebagian orang ada yang murtad. Jangan merasa kita muslim dan pasti kita akan mendapatkan safa'at Rasulullah untuk masuk surga (jangan terlalu pede dengan pernyataan seperti ini). Maka setiap saat kita harus mengkoreksi amalan amalan kita.
Safa'at yang tidak diberikan langsung
Safa'at yang tidak diberikan langsung oleh Rasulullah tetapi dimintakan oleh umat Rasulullah untuk keluarga dan para sahabatnya.
Kesimpulan
Maka dari pesan Rasulullah ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
- Kita jangan hidup dengan berpangku dengan amalan saja, tapi bagaimana amalan itu akan berdampak bagi lingkungan kita. Inilah esensi sebagai muslim dan setelahnya sebagai mukmin dengan level yang lebih tinggi
- Kita harus memperbaiki niat hidup kita, sebelum kita dapat melakukan hijrah fisik ada baiknya kita melakukan hijrah dalam esensi yang sebenarnya (meninggalkan dosa dosa dan kesalahan dimasa lalu)
- Ketika kita belum mampu melakukan jihad fisik ada baiknya kita telah melakukan jihad nafsu (menundukan hawa nafsu untuk taat kepada Allah). Lawanlah gejolak nafsumu.
- Rasulullah menunggu kita untuk melihat umatnya ketika masuk surga, beliau bisa tersenyum dengan melihat umatnya yang jumlahnya lebih dari umat terdahulu untuk masuk surga. Jadikalan diri kita, anak anak kita dan keluarga kita sebagai orang orang berkualitas yang layak untuk masuk surga. Orang orang yang layak membanggakan beliau. Karena Rasulullah bangga dengan umatnya yang banyak maka jangan merencanakan anaknya sedikit. Tetapi milikilah banyak anak dengan kualitas terbaik untuk masuk surga. Yang belum menikah maka segaralah menikah dan miliki banyak anak, yang laki-laki seharusnya punya keberanian untuk datang dengan mengatakan "maukah kau menemaniku untuk menjadi umat yang dibanggakan Rasulullah bersama keturunan kita nantinya".
Pertanyaan
1. Bagaimana sikap seorang muslim terhadap tindak kejahatan pelanggaran hukum di masyarakat ?
Tindak kejahatan harus ada penyelesaian hukum, seharusnya setelah melakukan proses hukum tidak baik untuk kembali diungkit dan dibicarakan.
Menggunjing seseorang dalam proses hukum
Dijaman Rasulullah beberapa kali kedapatan minum khamar dan Rasulullah memberikan hukuman. Ketika seseorang yang minum khamar sedang dihukum dan ada dua orang yang ngerasani seseorang yang minum khamar itu. Rasulullah tahu dan marah, Rasulullah diam kemudian Rasulullah bergerak bersama mereka sampai suatu tempat Rasulullah berhenti, karena saat itu tercium bau bangkai keledai. Maka kedua pemuda tadi dipanggil Rasulullah, Rasulullah meminta mereka memakan bangkai itu, ini adalah sebuah pembelajaran yang akan diberikan kepada kedua orang tadi. "Apakahkah kalian jijik untuk memakannya", tanya Rasulullah. Ingatlah kata-katamu kepada saudaramu yang sedang dalam proses hukum ini sama halnya ketika kamu memakan bangkai tersebut, yang seharusnya kamu jijik memakannya. Memakan bangkai ini akan terasa lebih ringan dari pada kamu menggunjing saudaramu.
Menggunjing wanita yang berzina yang telah bertaubat
Menggunjing wanita yang berzina tepi telah tetapi wanita itu sebenarnya telah bertaubat disisi Allah atas kesalahannya, maka tidaklah boleh seseorang muslim mengunjing seseorang yang sudah melakukan tobat. Ketika seseorang sudah melaksanakan proses hukum maka tidak boleh diungkit lagi karena statusnya sudah bertaubat. Jadi tidak boleh digunjing lagi.
Mengungkap kejahatan seseorang dengan membuka aibnya
Mengungkap kejahatan seseorang dengan membuka aibnya, sebagai saksi pengadilan dapat dilakukan seorang muslim. Ini untuk mengungkap kebenaran atas tindak kejahatan yang dilakukan dalam proses hukum. Tetapi ketika sudah ditetapkan hukuman dan dia telah melewati proses hukum, tidak perlu lagi membuka aibnya, karena ini tidak diajarkan Rasulullah sebagai pribadi seorang muslim.
2. Menikahan anak dengan sebelumnya ada pengajian bagaimana ?
Ini hanyalah sebagai riual saja, seharusnya yang menjadi perhatian adalah syarat nikahnya syah maka akan terpenuhi, akad terjadi. kegiatan lainnya hanyalah ritual yang dapat ditinggalkan atau tidak. Mengadakan pengajian di indonesia telah membudaya dengan mengadakan pengajian. (mengadakan pengajian sebenarnya adalah ritual yang mengandung usur ibadah, maka tidak menjadi masalah karena menjadi bentuk rasa bersyukur), dalam pengajian ada acara menjamu makan, menjamu makan para tamu juga dilakukan Rasulullah. Rasulullah ketika punya rejeki Rasulullah berbagi dengan tetangganya. Berbeda dengan sholat bahwa dari berdiri niat sampai salam semuanya adalah ritual khusus yang tidak dapat ditinggalkan.
Dalam acara muslim lainnya yang tidak diperkenankan adalah ritual yang tidak mengandung usur ibadah.
3. Bagaimana menyikapi ketika tetangga non muslim melaksanakan ritual ibadah dikomplek perumahan ?
Ini hanyalah masalah muamalah dalam bertetangga. Sehingga disini yang menjadi peran untuk mengambil semuah keputusan adalah kebijakan dari RT lingkungan tersebut. Muslim ketika bertetangga dengan non muslim tidak boleh menggangu hak hak tetangga yang non muslim, begitu juha dengan mereka kepada kita yang muslim. Agar kerukunan umat dalam lingkungan bertetangga aman dan nyaman. Kita harus mencerminkan pribadi muslim. Buatlah kebijakan yang tidak merugikan kedua belah pihak. Inilah norma lingkungan dalam bermasyarakat.
4. Pertanggung jawaban umat kepada Allah ?
Setiap orang diminta pertangung jawaban dihadapan Allah sesuai dengan kapasitasnya. Apa yang bisa kita lakukan disitulah yang menjadi batasan pertanggung jawaban kita dihadapan Allah. Ketika kita berdoa maka berdoalah kepada Allah. Ketika kita bisa menyembah maka menyembahlah Allah sesuai dengan kemampuannya, bukan di ada adakan karena malas.
Hak asasi manusia ketika negara ini adalah muslim semua maka HAM tidak berlaku. Muslim memiliki kedudukan yang sama dihadapan Allah yang membedakan adalah keimanan dan ketaqwaannya. Hak asasi manusia ketika negara ini ada non muslim maka HAM berlaku. Tapi perhatikan apa yang dilakukan akan memiliki pertangung jawaban dihadapan Allah. Apabila kalian adalah pemimpin muslim pemegang kekuasaan apabila kalian dengan kekuasaan kalian akan diam dengan terjadinya pelanggaran HAM, maka persiapkan jawaban kalian untuk mempertanggung jawabkan dihadapan Allah.
Bersambung - Pesan Rasulullah Haji Wada (7) (klik disini)