Pengikut

Jumat, 06 Juli 2018

Puasa Ramadhan adalah Refleksi Diri bagi kaum Muslimin

Kajian sebelumnya (klik disini)

Kajian kali ini dapat dilihat pada link Youtoube (klik disini)

Janji Rasulullah terkait ibalan bagi orang2 yang berpuasa dengan benar 

  • Ramadhan sebagai titik balik perubahan kaum muslimin ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. 
  • Ramadhan untuk membentuk diri kita dan mengembalikan kita ke fitrahnya (sesuai petunjuk Allah) sehingga kita dapat menjadi pemenang yang layak menyandang sebutan sebagai orang yang dibebaskan dari ancaman api neraka dan dosa dosa kita diampuni. 
  • Orang orang yang berpuasa di bulan ramadhan akan mendapatkan keutaman/anugrah dari Lailatul Qodar. 
Insyaa allah kita selalu dipertemukan dengan bulan Ramadhan berikutnya. 

Kajian kali ini akan menyampaikan Mengevaluasi Hasil yang kita peroleh selama bulan Ramadhan. Ramadhan adalah anugrah terindah yang Allah berikan kepada hambaNya, dan merupakan kesempatan dan peluang yang sangat mahal. Ketika kita berbicara tentang Ramadhan sebenarnya kita sedang membicarakan tentang waktu, bagaimana Allah memberikan semua ini sebagai modal awal yang sangat mahal. 

Ramadhan adalah satu bulan dari dua belas bulan yang ada (syarul Ramadhan) Tekanan yang diberikan Allah terkait dengan kewajiban puasa di bulan Ramadhan juga terkait masalah waktu. Ramadahan adalah satu bulan ang istimewa. 

Ada satu bulan dalam satu tahun (bulan Ramadhan), dimana : 
  • Allah mewajibkan kita berpuasa penuh satu bulan. 
  • Allah membuka pintu surga, menutup pintu neraka, membelenggu setan 
  • Allah memberikan peluang kepada kita untuk bertarung dengan nafsu yang kita miliki (tanpa adanya intervensi dari setan) 
Sehingga apabila ada yang gagal dibulan Ramadhan ini, berarti mereka masih gagal karena dibelenggu oleh nafsunya. Serta yang merasa masih sangat berat memanfaatkan memontum ramadhan ini, berati ia masih sangat kuat diarahkan/dikenalikan nafsunya. Setan akan terus menggoda manusia untuk menyimpangkan dari ajaran Allah. Sisi nafsu manusia itu liar, yang membuat setan itu menjadi banyak istirahatnya. Karena nafsu manusia sendiri melebihi prilaku setan. 

Umur Manusia 

Berbicara tentang waktu, maka juga yang tidak bisa terlepas dari umur manusia. (waktu adalah umur dalam bahasa arab). Umur bukanlah hanya satuan hari, minggu tahun saja. Inti dari umur adalah imarah (bangunan, atau berasal dari kata memakmurkan) atau dalam bahasa arabnya berasal dari kata umran (yang merupakan bahasa klasik yang berarti peradaban) Umur berati kehidupan kita akan berati jika diisi dengan sesuatu yang membangun dengan karya dan kontribusi. Apabila manusia melewati masa masa hidupnya dengan tanpa karya dan kontribusi, sebenarnya ia sedang tidak menjalani sisa umurnya. 

Jika kita ingin mengetahui seberapa bobot umur kita, maka kita perlu bertanya kepada diri kita "karya besar apa yang telah kita perbuat/telah lakukan dalam kehidupan kita" (karya yang bisa menjadi amanah dari Allah), sebagai mana yang terungkap dalam lisan/dakwah dari para nabi. ketika mengingatkan tentang hakekat Manusia, para nabi mengatakan " Allah telah menciptakan kalian dari tanah, dan dengan itu Allah meminta kalian untuk memakmurkan tanah/bumi". Ada korelasi yang erat disini. 

Berbicara tentang Ramadhan berarti berbicara tentang waktu, karena tidak ada yang kita bisa dapatkan diluar bulan Ramadhan karena keterkaitan dengan waktu.  

Ajal Manusia 

Ketika berbicara usia maka ada ajal, ketika ajal itu tiba maka tidak ada peluang kita untuk mengkoreksi dan tidak ada kesempatan buat kita untuk menunda atau mempercepat waktunya. Kita tidak punya tawar menawar. Kita tidak pernah tahu kapan waktunya ajal menjemput. Yang dapat kita ketahui hanyalah ketika kita memiliki peluang untuk berkontribusi maka lakukanlah, karena waktu yang kita miliki tidak akan pernah dapat kita tarik mundur. 

Wahai manusia sadarlah hakekat dirimu itu sebenarnya apa ? Hari demi hari, maka itungan hidupmu adalah hari ke hari. Peluang yang kamu miliki adalah hari. Setiap ada peluang berganti hari saat matahari terbit, sebenarnya adalah peluang yang manusia miliki untuk berbuat baik dan hari lalu dimana matahari sudah tenggelam kamu tidak akan pernah bisa merubahnya. Begitulah setiap harinya

Penyair turki, perjalanan waktu kehidupan manusia adalah menit dan detik, tidak lebih dari itu. Maka seharusnya tidak ada perkataan untuk mendunda pencapaian yang akan kita lakukan. Kita tidak pernah tahu kapan waktu itu berakhir yang kita tahu ada ajal yang akan membatasi semua itu 


Ramadhan mengembalikan kita ketitik awal 

Ramadhan membersihkan kita dari noda dosa, yang membuat kita menyimpang dari fitrah) dan dikembalikan ketitik fitrah/bersih itu, diperkuat dengan al quran dan agar kita memberikan peran (peran yang lahir dari sebuah kesadaran bukan dari tuntutan dari siapapun) meskipun ada sebuah tuntutan/nantinya kita dituntut untuk berperan, tapi kita telah memiliki kesadaran yang sangat mendalam/mendasar dan menjadi bagian dari jati diri kita bahwa (1) seorang mukmin sudah selayaknya berkarya/menghasilkan karya, (2) setiap muslim melakukan imarah (istimar) dan membangun umron, disinilah hakekat umurnya.   

Ramadhan harus dapat menarik kita kembali ke titik awal dan menyadari sepenuhnya akan hakikat usia yang kita miliki. Jadi siapa kita adalah apa yang kita bangun (karya yang kita miliki atau kita ciptakan) 

Ketika Ramadhan berlalu meninggalkan kita 

Begitu juga dengan Ketika Ramadhan berlalu, maka kebaikan yang Allah berikan selama bulan Ramadhan tidak akan ada dibulan bulan sebelum dan sesudah Ramadhan. Pasti sangat berbeda, karena bobot berbuat baik ketika dibulan Ramadhan berbeda ketika berbuat baik diluar bulan Ramadhan,sebagaimana hakikat umur. 

  • Kita disadarkan dengan adanya Ramadhan bahwa yang seorang mukmin sadar bahwa yang dimilikinya adalah umur/imarah (dari kata umron) tanpa semua itu kita hanya numpang lewat dikehidupan ini, kita hanya ada dipinggiran percaturan peradaban/sejarah. Kita tidak akan menciptakan sejarah (dalam arti positif) sejarah akan melupakan kita karena kita tidak menghasilkan karya. Sejarah akan mencatat orang orang yang memiliki karya dan biasanya sejarah selektif (mencatat karya besar) maka kita harus mengupayakan pada diri kita bahwa karya yang kita berikan adalah karya yang besar. 
  • Ramadhan memberikan pelajaran bahwa kita harus berfikir secara strategis dan punya skala prioritas (mana yang akan memberikan dampak yang baik dan lebih besar, mana yang memberikan kontribusi yang lebih besar, mana yang memberikan pahala yang lebih besar itulah yang harus diutamakan) karena keterbatasan waktu dan tenaga yang manusia miliki. Setelah Ramadhan kurangilah kegiatan yang tidak berguna. 

Jangan pernah berlama lama berada dalam kondisi Mubahat 
  • Allah memberikan peluang pada hal yang disebut mubah (mubah bukanlah hukum, hukum artinya tuntutan dikerjakan/ditinggalkan, mubah pada dasarnya tidak dituntut dan diminta) Tabiat manusia membutuhkan yang mubahat/kelonggaran. Manusia membutuhkan sesuatu yang tidak dalam kondisi tertuntut. Tapi manusia membutuhkan yang mubahat sebagai kondisi peralihan dari tuntutan, jangan tenggelam pada mubahat. Manusia hanya boleh berada pada hal yang diperbolehkan. Ketika kita enggan beranjak dari kondisi mubahat (zona nyama) maka kita sebenarnya sedang membebankan kondisi yang sangat besar pada generasi penerus

Ketika Allah menurunkan ayat tentang kewajiban Puasa. 

Surah Al Baqarah 183 

Maka ketika Allah menurunkan ayat tentang kewajiban berpuasa, maka puasa menjadi suatu amalan, puasa menjadi suatu ritual ibadah, sebagaimana definisi puasa menahan diri dari suatu yang membatalkan, menjaga diri dari sesuatu hal yang mengurangi nilai dari ibadah puasa (ia tidak akan mendapatkan sesuatu apapun kecuali haus dan lapar, dimana puasanya syah tapi tidak mendapatkan pahala) Kita harus dapat menahan diri dari hal hal yang mengurangi nilai ibadah

Puasa dalam arti ritual, didalamnya akan ada keberkahan dalam berpuasa, qiyamulail, ada tilawah quran, dll. Target pencapaian puasa adalah "la alakum tataqun (agar supaya kamu bertaqwa)" Kewajiban puasa telah ditatapkan atas kalian, sebagaimana telah ditetapkan kewajiban sebagaimana orang orang sebelum kalian agar kmu bertaqwa (ini adalah tujuan dari pelaksanaan puasa) 

Taqwa berasal dari kata wiqoyah (prefensi/kekuatan atau daya tahan) Taqwa itu dasar katanya adalah "daya tahan" (imunitas) Orang yang kuat bertahan adalah orang yang memiliki imunitas baik. Taqwa adalah imunitas yang paling tinggi, dimana imunitas fisik/tubuh adalah bagian dari taqwa. Puasa itu kita ketahui akan menyehatkan (orang mau cek fisik di RS disuruh puasa) Pada tubuh manusia memiliki beberapa aspek yang mempengaruhi yakni aspek fisik, pikiran, emosi, keyakinan/ruh. Saat ini banyak yang kurang sensitif pada imunitas jiwa/ruh/pemikiran dan menganggap enteng, ketika pemikiran kita minim, imunitas ruh kita minim bukan hanya kehancuran diri di dunia tapi kehidupan akhirat pun akan melayang. Kehidupan di dunia hanya sementara, kehidupan yang abadi di akhirat (maka kita harus berupaya memiliki kehidupan yang baik di akhirat) 

Imunitas fisik dibutuhkan untuk sebagai bekal kehidupan di akhirat (hidup akhirat yang baik karena hidup yang kekal), imunitas fisik kita baik maka kita akan lebih mudah dalam beribadah. 

Ayat tentang puasa ini ditutup dengan Al Baqarah ayat 185, 

"Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al quran, sebagai petunjuk manusia, dan penjelasan mengenai petunjuk itu, dan sebagai pembeda antara haq dan batil. Dan barang siapa diantara kamu hadir dibulan itu, maka hendaklah berpuasa pada bulan itu. Dan barang siapa sedang sakit dan dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka wajiblah ia berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkannya pada hari lain. Allah mengendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengangungkan Allah atas petunjukNya supaya kamu bersyukur"

Ini menjukan sifat dasar Allah terkait dengan syariatnya. Bahwa dien/menghamba kepada Allah itu tidak menyulitkan (mudah) Tentu kita harus membangun toolsnya (menjadi pribadi yang baik, benar, dan taat) sehingga taat kepada Allah itu mudah. Allah menghendaki sesuatu yang mudah/Maha memudahkan.

Evaluasinya, ketika muslimin (orang-orang yang mengaku beragama) merasakan sesuatu sulit/berat berarti kita belum mengetahui syarat untuk mendapatkan kemudahan itu. Untuk menjalankan ketaatan kepada Allah harus menggunakan pengantar, seperti ketika menginginkan solat kita diterima Allah, bacaannya benar harus wudhu dan membaca al fatihah (syarat syah solat). Beragama  bukan hanya  sekedar ritual, tapi bergama harus dalam berbagai bidang (beragama dalam politik,ekonomi, sosial, dll) semua itu mudah dan ini harus diupayakan. 

Ini adalah akhir dari target Ramadhan maka sempurnakan satu bulan, dan ditutup dengan takbir (perkataan Allah Maha Besar) dari tantangan yang kita hadapi tidak ada yang lebih besar dari kekuasaan Allah Yang Maha Besar

Allah menutup firmannya Al baqarah ayat 185,  "agar kamu bersyukur" 

Kewajiban puasanya jalankan untuk menjadi orang yang bertaqwa dengan membangun imunitas, untuk mencapai aspek2 atau nilai dalam berpuasa, sehingga kamu menyadari bahwa dirimu itu kecil dihadapan Allah, musuhmu kecil, persoalanmu kecil dibanding Rahmat Allah. Ketika kita dapat menyadari kasih sayang Allah yang begitu besar, nikmat Allah yang begitu besar, mengingatkan kita untuk lebih banyak bersyukur dan menjadi hamba yang selalu bahagia. Orang bersyukur akan merasakan kebahagiaan yang memicu hormon hormon positif untuk imunitas fisik, dan dapat menata kehidupan dengan jauh lebih baik dan optimis. Jika setelah Ramadhan kita tidak menjadikan kita pribadi yang bersyukur maka ada yang salah dengan Ramadhan kita, ada yang harus kita perbaiki u/ menyambut Ramadhan ditahun akan datang


Sikap abai dari banyak orang yang mengabaikan imunitas ruh/pikiran

Secara fisik akan selektif untuk mengkonsumsi apa (memilih memilah makan/minum atau yang dikonsumsinya) bahkan ia akan menambah suplemen supaya terbangun daya tahan, tapi dia abai akan apa yang dikonsumsi ruhnya/hatinya/pikirannya (tidak peduli apa yang masuk adalah racun bagi dirinya dan memberatkan perhitungannya disisi Allah) Jangan kamu menganggap itu sepele tapi disisi Allah itu sangatlah berat  

Karena kejahilan kita maka membiarkan apa yang masuk kedalam pemikiran, hati dan ruh kita adalah sesuatu yang merusak (menerima pemikiran liberal, atau menerima pemikiran orang kafir dengan kekufurannya, dll) ini sangat bahaya. 

Rasulullah juga mengingatkan dengan sangat jelas, ketika seseorang tidak peduli dengan kalimat yang keluar dari mulutnya atau perbuatan yang dilakukannya. Mereka tidak peduli sedikitpun dan menganggab semua ringan. Tetapi Allah menghitung balasan dari perbuatannya sehingga pantas mereka dijerumuskan kedalam api neraka (mencapai dasar api neraka 70 musim / 70 tahun padahal diakibatkan dari perkataan yang keluar dari mulutnya) 

Ketika kita tidak membangun imunitas untuk ruh/akidah/pemikiran kita maka kita akan mudah terjerumus. 


Meningkatkan Imunitas Ruh/Aqidah/Pemikiran 

Korelasinya saat Ramadhan, yakni saat kita iktikaf, dimana iktikaf initinya membatasi fisik (tidak boleh keluar dari area masjid, fisik kita terbatas dengan area tetapi pikiran kita tidak boleh terbatas, harus lepas meluas) Kalau kita perbaiki asupan yang akan dimasukan dalam ruh/pemikiran/aqidah, maka akan berdampak luas bagi kehidupan. Ketika kita membangun imunitas ruh/aqidah/pemikiran secara komprehensif akan menjadi manusia yang bertaqwa  

Karena dasar dari taqwa adalah terbentuknya wiqoyah (Dasar taqwa membangun imunitas). Sehingga dengan imunitas itu dapat meningkatkan ketaqwaan kita pada Allah, Maka pemahannya taqwa itu "engkau akan membangun benteng yang akan menghalangi dirimu dengan azab Allah" 

Herarki taqwa adalah, iman, ihsan, islam. Dari islam, beriman, berikhsan, dan bertaqwa (sesuatu yang tidak bisa dipisahkan). Perlu dipahami bagaimana berislam, beriman, berikhsan dan bertaqwa (Buku dari DR Hamid Khamidar kasi) 

Kita harus evaluasi bagaimana memposisikan ilmu, bagaimana beradab terhadap guru yang mengajarkan ilmu, bagaimana kita harus berinteraksi dengan al quran, bagaimana menanfaatkan harta yang dimiliki, dll 

Puasa kita belum optimal apabila kita belum bisa mencapai target taqwa



30 Hari Mengenal Rasulullah (2)

kajian sebelumnya 30 hari mengenal Rasulullah (klik disini)

16. Rasulullah dengan Anak Anak (part 01)

Dalam mengucapkan salam, hendaklah dari yang muda ke yang tua (Hadist). Tata karama yang Rasulullah ajarkan dalam hidup bermasyarakat. Pada kenyataannya ungkapan dari para sahabat. Rasulullah sungkan terlebih dahulu mengucapkan salam kepada yang lebih muda (anak anak kecil). Bentuk ketawadhuan Rasulullah dalam bersikap dengan anak-anak. Demikianlah sikap Rasulullah terhadap anak anak kecil atas rasa sayangnya beliau yang besar kepada mereka. 

Sampai sebuah peristiwa, Zuriah (seorang anak perempuan) yang menarik tangan Rasulullah untuk ditemani bermain. Rasulullah yang saat itu berada ditengah forum diskusi meninggalkan forum tersebut. Setelah anak kecil itu terlihat puas bermain. Rasulullah bertanya "apakah sudah puas bermain". Saat anak kecil itu memberitahukan dirinya sudah puas bermain, maka Rasulullah pun kembali ke forum diskusi. Demikianlah salah satu sikap Rasulullah kepada anak-anak kecil

17. Rasulullah dengan Anak Anak (part 02) 

Hubungan Rasulullah dengan anak anak, menjalin hubungan kasih sayang. Selain itu Rasulullah menjalin hubungan pendidikan dengan mereka (dengan mengajarkan cara bersikap yang baik, komunikasi yang baik dan menanamkan pendidikan yang baik) Contoh yang baik selalu diberikan Rasulullah. 

Pada suatu saat Rasulullah sedang menjamu para sahabat, sebelah kanan Rasulullah duduklah seorang anak (Abdullah Ibnu Abas) dan sebelah kiri Rasulullah adalah Abu Bakar. Pada saat ingin memberikan sesuatu Rasulullah biasanya memulainya dari kanan. Lalu Rasulullah meminta ijin kepada Abdullah Ibnu Abas, "bolehkan aku memberikan minuman ini terlebih dahulu kepada yang lebih tua terlebih dahulu". Anak anak dijaman Rasulullah telah terdidik adab yang baik. Tetapi saat itu Abdullah bin Abas berkata "ya Rasulullah aku tidak akan mendahulukan siapapun atas hak ku, untuk mendapatkan giliran dari mu" (itu artinya Abdullah ibnu Abas tidak rela minuman pertama yang menjadi haknya karena ia duduk disebelah kanan Rasulullah, diberikan kepada Abu Bakar). Ini artinya adanya fadilah/keutamaan yang tidak dapat digantikan. Sebuah situasi yang ingin menunjukan adanya sikap kemandirian / mengerti dan harus menghormati / mendapatkan hak. Demikianlah anak anak dijaman Rasulullah

18. Rasulullah dengan Musuhnya

Rasulullah memiliki sikap yang baik kepada para sahabat, tetangga dan anak anak, lalu bagaimana sikap Rasulullah terhadap musuh-musuhnya. Dari beragam peristiwa sejarah tercatat Rasulullah memiliki banyak musuh saat beliau memulai dakwah menyampaikan Risalah Allah. Tapi hal ini tak membuat Rasulullah takut. Musuh bagi Rasulullah adalah obyek dakwah. Menurut Rasulullah para musuh tersebut perlu mendapatkan perhatian dan kasih sayang, hanya saja porsinya berbeda. Menghadapi musuh musuhnya merupakan tantangan dakwah bagi Rasulullah. Rasulullah selalu menginginkan menarik musuh musuhnya untuk menjadi teman beliau dengan segala cara. 

Apabilah Rasulullah dan para sahabat berhasil menangkap/menawan musuh musuhnya, maka akan memperlakukannya dengan baik (salah satunya Sumalah bin Muhsad yang barasal dari bani najed yang letaknya cukup jauh dari Madinah)
Rasulullah menawan musuhnya dengan cara mengikatnya di tiang bukan memenjarakannya. Hal ini dilakukan Rasulullah supaya banyak orang dapat mengetahui bahwa Rasulullah tidak pernah berbuat hal yang kurang baik dan memberikan pelajaran bahwa tidak ada sebab sebenarnya sumalah harus memusuhi islam. Hari pertama ditawan, sumalah diberikan makanan yang enak enak. Lalu setelahnya Rasulullah bertanya "bagaimana keadaanmu, apa yang dapat kamu ambil hikmah hari ini ?" Wahai Rasulullah apabila engkau akan membunuhku, maka bunuhlah aku. Ketahuilah temanku akan membalaskan dendamku" Berhari hari mereka ditawan dan diberikan kebaikan. Inilah cara islam mendekati musuh musuhnya sampai mereka mengenal sendiri hakekat islam. 

19. Rasulullah dengan Orang Nasrani 

Rasulullah pun memiliki hubungan yang baik dengan orang Nasrani, Adi bin Handin At thariq (berasal dari kabilah arab dari suku At Thariq, kabur dari syam dan kembali ke madinah untuk menyelidiki Rasulullah). Beliau beranggapan bahwa Rasulullah pastilah berkuasa karena menginginkan sesuatu (seperti jabatan / kekayaan). Inilah pemikiran yang ada dikepala Adi bin Handin At Thariq. Tetapi ia pun malah mendapati Rasulullah berkebalikan dengan apa yang dipikirkannya. Rasulullah sangat menyambut kedatangannya, menyiapkan tempat duduk/tempat pertemuan dengannya, bahkan menyiapkan hidangan untuk menyambut kedatangannya. Dalam hati dirinya berkata ini bukanlah prilaku seorang raja yang menginginkan kekuasaan. Apabila Rasulullah hanya menginginkan kekuasaan maka prilaku Rasulullah tidak akan seperti ini memperlakukan orang orang nasrani (yang saat itu menjadi musuh kaum muslimin) Rasulullah pun menjalin komunikasi untuk memperbincangkan masalah besar dan mendasar tentang doktrin orang nasrani saat itu, bukan malah membicarakan kekuasaan atau meminta kekuasaan. 

Rasulullah berkata "bukankah selama ini kalian menyembah pendeta2 kalian". Adi bin handin At thariq menjawab "bukan, kami tidak menyembah pendeta pendeta kami". Rasulullah berkata kembali "bukankah kalian selama ini, mengharamkan apa yang mereka haramkan dan menghalalkan apa yang mereka halalkan, itu sama artinya kalian menyembah pendeta2 kalian" Adi bin Handin At Thariq semakin bertanya tanya, sepertinya tidak seperti ini orang yang menginginkan kekuasaan. Rasulullah kembali bertanya "apakah engkau selama ini tertahan untuk masuk islam ?" dikarenakan islam adalah orang yang lemah, engkau salah sebentar lagi kami akan menaklukan romawi dan persia" Inilah cara yang dipergunakan Rasulullah untuk mengenalkan kebesaran islam

20. Rasulullah dan Tawanan 

Tanda orang beriman adalah memberikan makan kepada orang miskin, yatim dan tawanan dengan makanan terbaik/makan yang disukai oleh kita. Allah menyebutkan untuk memberikan perlakuan terbaik kepada orang fakir, miskin, yatim dan tawanan. Inilah cara islam mendekati musuh musuhnya (tawanannya) untuk mengenal hakekat islam sebenarnya dan sampai mereka melihat dengan kepala mereka sendiri atas kebaikan kebaikan islam (jadi ketika fisik mereka ditawan sesungguhnya sebelumnya hati mereka ditawan)

Abu Raas ibnu Robbi, tawanan badar yang akan menjadi tawanan penduduk anshar. Orang anshar saat itu membawa serta tawanannya tetapi saat itu unta yang sebagai kendaraan mereka tidak cukup. Maka orang anshar menawarkan tawanan mereka untuk menaiki unta mereka dan orang anshar memilih berjalan kaki. Apabila waktu istorahat tiba, orang anshar memberikan makan kepada para tawanannya dengan makanan yang lezat bukan biasa biasa saja selayaknya tawanan perang. Inilah cara islam menundukan hati orang orang yang memusuhi islam, sampai hati mereka sendiri tersadar/berubah. Orang yang meskipun baru mengenal islam mereka seperti merasa seperti teman lama

21. Rasulullah dengan Peperangan (part 01) 

Dijaman Rasulullah telah sering terjadi peperangan (hampir 80 kali peperangan telah terjadi) tapi ada 27 peperangan yang Rasulullah pimpin sendiri. Banyak peperangan yang terjadi mengakibatkan banyaknya benturan dengan kaum muslimin. 

Ada pesan yang Rasulullah sampaikan 

Pesan Rasulullah kepada pasukan perangnya bukanlah hanya memperhatikan sisi kemanusiaan, tetapi menyadari bahwa semuanya adalah hamba Allah (meskipun sekalipun mereka musuh islam) mereka adalah aset untuk menjadi hamba Allah yang akan menerima risalah Allah (keislaman mereka lebih penting dari pada harus membunuh dalam pertempuran), berikut adalah pesan Rasulullah : 
  • "untuk menghadapi musuh musuh islam didalam medan perang bahwa engkau semua akan mencapai pintu gerbang mereka/musuh dan katakanlah kepada mereka sebelum berperang, bahwa masuk islamnya orang yahudi lebih berharga dari pada pertempuran kaum muslimin dengan mereka", 
  • "mendakwahi orang kafir sehingga mereka menjadi beriman jauh lebih berharga dari pada harus membunuh mereka" 
  • "Allah telah memberikan hidayah kepada seseorang melalui perantaramu, akan jauh lebih baik dari pada engkau harus mendapatkan unta merah"
  • "Ketika kalian berperang di medan perang, janganlah kalian membunuh, anak-anak, wanita, orang sudah tua, bahkan membunuh seorang lelaki sekalipun  (apabila ia adalah seoranng ahli ibadah). Pasukan musuh yang dihadapi adalah orang orang yang memusuhi islam, selain mereka janganlah kalian perangi. 
Saat itu kepemimpinan perang khaibar dibawah komando Ali bin Abi Thalib (yang dipasrahi bendera kepemimpinan) Dakwah penyebaran risalah Allah diharapkan lancar tanpa harus ada rintangan 

22. Rasulullah dengan Peperangan (part 02) 

Kaum muslimin dalam menghadapi musuh-musuhnya hanyalah yang sepadan dan atas estetika lainnya terlihat dengan memperhatikan manusia dalam bidang kemanusiaan (pada dasarnya musuh islam adalah orang orang yang memerangi islam). Musuh yang tewas di medan perang (tewas ditempat) dikuburkan di badar (jasad jasad mereka dikumpulkan dalam sumur sumur yang ada dibadar untuk kuburkan. 

Rasulullah melarang untuk memutilasi fisik musuh musuh yang sudah tewas di medan perang. Al mislah adalah orang yang sangat keras. Rasulullah menilai bahwa sikapnya telah melampaui batas (jasad pamannya dimutilasi saat peristiwa perang uhud) Islam sangat memperhatikan estetika dalam berperang. Musuh musuh islam sangat dihargai dan dihormati tanpa adanya mutilasi 

23. Rasulullah suka bercanda (part 01) 

Rasulullah juga suka bercanda, selalu menjaga candanya adalah mengenai sesuatu yang haq (benar) sehingga walaupun bersendagurau atau bercanda, beliau tidak pernah berdusta akan candanya. 

Rasulullah mencandai Annas " hai pemilik dua telingga ". Begitu juga Rasulullah mencandai wanita tua. Wanita tua itu berkata "wahai Rasulullah apakah aku akan masuk surga", Rasulullah menjawab dengan bercanda "nenek tua, tidak ada wanita sepertimu didalam surga", nenek ini tidak mengetahui bahwa Rasulullah sedang bercanda. Maka nenek inipun berpaling sambil menampakan muka sedihnya (dia merasa bahwa dirinya akan masuk neraka). Rasulullah meminta para sahabat untuk mengejarnya "kejarlah dia, dan katakan bahwa dia masuk surga. Aku hanya mengatakan sebagaimana friman Allah bahwa seorang wanita ahli surga adalah mereka yang dihidupkan dalam keadaan gadis belia/muda dan memang tidak ada wanita ahli surga yang menyerupai nenek nenek tua, sebagaimana dalam surat al waqiah" Beliau bercanda dalam batas kebenaran 

24. Rasulullah suka bercanda (part 02) 

Rasulullah memiliki rasa humor yang sangat baik. Seseorang yang bernama Zuhair, sesekali datang ke madinah untuk berjumpa dengan Rasulullah. Ia selalu membawakan kado untuk Rasulullah karena rasa cintanya. Rasulullah pun membalas kebaikan zuhair menghadiahkan sesuatu/menyediakan perbekalan untuk zuhair kembali pulang. Suatu hari ketika Zuhair saat itu sedang berdagang, Rasulullah memeluk zuhair dari belakang dengan sangat erat sampai zuhair tidak bisa bergerak. Zuhair baru tersadar yang mendekapnya Rasulullah maka zuhai kembali memeluk erat Rasulullah. Rasulullah berkata "siapakah yang hendak membeli budak ini" Zuhair membalas berkata, "jika engkau menjualku akan merugi, karena aku memiliki paras yang pas-pasan". Rasulullah kembali berkata untuk membesarkan hati zuhair, "mungkin saat ini engkau dimata manusia tak berarti (murah) tapi engkau dimata Allah berharga (mahal)". Inilah Rasulullah disaat bercandanya, sampai dititik tertentu Rasulullah mengubah kata katanya untuk menunjukan apa arti dari seorang sahabat yang lama tidak dijumpainya

25. Rasulullah dengan Umatnya 

Rasulullah selalu memikirkan umatnya. Serta banyak dari kita yang belum menyadari, ketika belum sanggup mencintai Rasulullah dengan sesungguhnya. Tetapi Rasulullah sunggun mencintai umatnya. Rasulullah begitu sayang dan cinta kepada kita. Allah berifirman (Allah menggambarkan sikap Rasulullah kepada umatnya dan dalam kesehariannya selalu digambarkan) 
  • (1) "Rasulullah akan merasakan keberatan/bersedih dengan derita yang kalian rasakan kepahitan dalam hidup, Rasulullah akan masuk untuk merasakan derita itu dan bagi beliau merasakannya jauh lebih berat dari yang kalian rasakan" 
  • (2) "Rasulullah selalu menginginkan kebaikan untuk umatnya" 
  • (3) "Rasulullah akan begitu penyayang dan lembut kepada orang yang beriman" 
  • (4) Rasulullah pun meminta kepada Allah agar umatnya diselamatkan dari bala bencana/musibah/azab yang sangat berat, sehingga musibah itu akan mempengaruhi keimanan mereka untuk menjadi hamba Allah dan menjauhkan mereka dari kebenaran"
Dikatakan oleh Aisyah, "setiap kali Rasulullah mendapatkan pilihan dan itu berkaitan dengan umatnya maka Rasulullah benar-benar memikirkan pilihan mana yang nantinya tidak memberatkan umatnya (memilih yang paling ringan, meskipun sebenarnya beliau sanggup menjalankan pilihan lainnya, tapi beliau selalu memikirkan umatnya tidak hanya dirinya dapat melakukannya saat itu)

26. Rasulullah Rehat 

Rasulullah sering berkunjung ke kuba (1-2x seminggu) dengan jarak tempuh kuba adalah 6 km dari masjid nabawi, ditempuh dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan. Hal ini Rasulullah lakukan untuk relaksasi. Kuba banyak kebun dan sumur/kolam yang berisikan air. Rasulullah beristirahat di kebun dan duduk disamping kolam, kebun tertutup oleh pagar yang cukup tinggi. Seorang sahabat berkata, "aku ingin menjaga kebun ini untuk Rasulullah, maka siapa saja yang memasuki kebun ini harus mendapatkan ijin kepada Rasulullah melalui aku" Abu bakar as shidiq datang " aku ingin masuk dan menemui Rasulullah " Penjaga kebun pun menginformasikan jika diluar ada abu bakar. Abu meminta ijin untuk masuk dan beristirahat dengan mu. Rasulullah berkata "ijinkan abu bakar masuk dan sampaikan kepadanya dan dia akan masuk surga". Umar pun datang dan ingin masuk menemui Rasulullah. Hal yang samapun berulang penjaga kebun meminta ijin kepada Rasulullah. Rasulullah pun mengijinkan dan berkata, "ijinkanlah umar masuk dan katakanlah ia akan masuk surga" Usman pun datang dan diijinkan masuk. Rasulullah menikmati relaksasi bersama para sahabatnya. Setelah bersantai sejenak akan membuat diri Rasulullah bersemangat melakukan kebaikan kembali setelahnya (Rehat sejenak dari segala kepenatan)

27. Rasulullah Berpakaian dalam Kesehariannya

Pada dasarnya pakaian adalah mubah. Rasulullah menggunakan pakaian sesuai dengan keadaan dan kondisi, tidak memilih milih pakaian. Pakaian Rasulullah sederhana dan simple dalam penggunaan
  • Rasulullah senang menggunakan baju gamis (baju terusan atas bawah). Karena gamis simple dipakai dan dilepaskan. Gamis dgn lengan panjang sampai ke pergelangan tangan.  
  • Rasulullah senang menggunakan zar dengan rida (pakaian atasan dan bawahan) 
  • Rasulullah senang berpakaian dengan warna putih, namun Rasulullah juga menggunakan pakaian dengan warna hitam motif, dan warna merah, hijau dll. Rasulullah tidak pernah mematok menggunakan pakaian harus dengan warna tertentu. Sehingga kita tidak dapat mengatakan bahwa pakaian yang berwarna putihlah yang merupakan pakaian sesuai sunah Rasulullah 
  • Rasulullah juga pernah menggunakan jubah dari romawi
  • Satu malam Rasulullah keluar dari rumahnya menggunakan baju bercorak merah, dibawah rembulan yang indah. Tiada hal yang terlihat lebih indah seperti Rasulullah keluar dimalam itu dengan baju bermotif (Riwayat Albarah bin Azi)

28. Rasulullah Marah 

Rasulullah tidak pernah marah jika pribadi beliau yang disentuh, hal itu dikarenakan Rasulullah adalah seorang yang kuat. Rasulullah akan mendapatkan pembelaan dari Allah, Malaikat dan orang yang beriman. Dalam islam apabila seseorang memiliki kekuatan untuk membalas orang orang yang menyakitinya, maka ahlaq terbaik untuk membalasnya adalah memaafkannya. Itulah Pribadi Rasulullah yang selalu memaafkan, apabila ia menginginkan maka malaikat atau gunung sekalipun mau menerima titah/perintah Rasulullah untuk membalikan dua gunung (al aqsa bain di mekah) membalaskan orang orang yang menyakitinya. Rasulullah tidak mau memerintahkan gunung/malaikat untuk membalaskan hinaan mereka. 

Tetapi apabila yang disentuh adalah hukum Allah, ajaran Allah, sebagaimana yang dikatakan Aisyah "Rasulullah akan marah semarah marahnya" (marah sekali dan tiada yang sanggup menghentikan marahnya) Rasulullah memiliki rasa marah tetapi beliau salurkan dengan benar yakni ketika yang dinodai adalah agama Allah atau hukum Allah

Rasulullah marah dengan Usama bin Zaid, yang sangat disayangi (putra zaid bin haritsah) anak angkat Rasulullah sebelum masalah pengangkatan anak dilarang oleh islam. Usama bin Zaid telah membunuh seseorang, yang saat itu orang tersebut kondisinya sudah terdesak dan berkata "aku muslim". Tapi Usamah tetap membunuhnya dengan berdalih, orang tersebut sengaja mengaku muslim agar ia terlepas dari ancaman pedang usamah

Ketika Rasulullah mendengar peristiwa ini Rasulullah marah dan berkata kepada usamah, "bagaimana engkau akan bertanggung jawab kepada Allah, dengan bersaksian kalimat yang diucapkan oleh orang itu, la illah ha illallah". Usamah membela diri dengan mengatakan bahwa orang itu sengaja melakukannya agar lepas dari ancaman pedang Usamah. Rasulullah kembali berkata " apakah engkau telah membedah dadanya dan mengetahui isi hatinya". Rasulullah sangat marah dengan perlakuan Usamah bin Zaid.  


bersambung ke kajian selanjutnya (klik disini) 




30 Hari bersama Rasulullah dibulan Ramdhan

1. Rasulullah dan bulan Ramadhan 

Hari ke-1 / Tanggal 20 Mei 2018 

Ramadhan diwajibkan pada tahun ke-2 Hijriah, kaum muslimin saat itu berada dalam kondisi yang sulit. Mereka baru memulai kehidupan baru keluar dari madinah. Bagi Rasulullah Ramadhan adalah momentum yang sangat mahal. Ramadhan adalah musim segala bentuk kebaikan. Suka cita dan kebahagiaan mengiringi kaum muslimin disaat Ramadhan tiba. Gemuruh spiritual mewarnai suasana Ramadhan. Saat Ramadhan di tahun ke-2Hijriah merupakan kali pertama bagi kaum muslimin menghadapi kehidupan baru keluar dari madinah  ( kurang lebih 150 km) untuk menyongsong satu titik perjuangan pertama (perang badar). 

Perang badar mereka hadapi pada saat mereka sedang berpuasa ramadhan. Mereka mempersiapkan kebutuhan fisik dan rohani mereka dengan baik untuk meraih kebaikan puncak yakni kemenangan perang badar dibulan Ramadhan. Sambutan kaum muslimin dari waktu ke waktu untuk menyambut Ramadhan  dengan kebahagiaan yang tak terhingga dan rasa suka cita yang luar biasa yang tak dapat diukur dengan perasaan manusia. 

Sebagaimana firman Allah bahwa panggilan Ramadhan hanyalah untuk orang beriman, "hai orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana orang orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa." 

Dengan iman menyambut kebahagiaan Ramadhan 

2. Rasulullah menyambut Ramadhan 

Hari ke-2 / Tanggal 21 Mei 2018 

Ada 9 (sembilan) Ramadhan yang dapat dijalani Rasulullah sebelum beliau wafat. Rasulullah pernah menjalani ramadhan bersama kaum muslimin di kota madinah.  Ramadhan membentuk rasa kerinduan bagi Rasulullah, dikarenakan setiap Ramadhan Rasulullah menjadikan sebagai momentum berharga dalam mencapai puncak kebaikan oleh beliau dan para sahabatnya. 

Kaum muslimin selama 9 (sembilan) kali berjumpa dengan Ramadhan telah menghasilkan karya karya besar yakni : 
  • Tahun ke-2 Ramadhan (3Hijriah) : kemenangan perang badar
  • Tahun ke-3 Ramadhan (4Hijriah) : mempersiapkan diri untuk perang uhud
  • Tahun ke-4 Ramadhan (5Hijriah) : mempersiapkan perang ashar di madinah
  • Tahun ke-5 Ramadhan (6Hijriah) : satu perjalanan besar setelah madinah diakui sebagai wilayah berkembang / strategis (perjanjian udaibiyah setelah ramadhan ke-5
  • Tahun ke-7 Ramadhan (8Hijriah) : persiapan untuk umroh qodo'
  • Tahun ke-8 Ramadhan (9Hijriah) : Kemenangan Fathul Mekah 
  • Tahun ke-9 Ramadhan (10Hijriah) : Persiapan Haji pertama setelah islam dibawa kembali (haji wada) 
  • Tahun ke-10 Ramadhan (11Hijriah) : Ramadhan terakhir Rasulullah, Jibril datang menyampaikan ke Rasulullah bahwa masa masa itu (ajal) beliau sudah dekat, Rasulullah memahaminya. 
Selama 9 tahun menjalani Ramadhan bersama Rasulullah akan selalu memberikan kesan yang luar biasa bagi kaum muslimin, dan kesan antara Rasulullah dengan para sahabat dimasanya. Ramadhan adalah panggilan untuk orang orang beriman. Maka dengan iman itulah kaum muslimin menyambut kebahagiaan Ramadhan. 

3. Sedekah amalan kegemaran Rasulullah

Hari ke -3 / Tanggal 22 Mei 2018 

Amalan kegemaran Rasulullah adalah bersedekah. Ketika Ramadhan datang maka merupakan musim segala bentuk kebaikan bagi seorang muslim. Seluruh kebaikan akan mendapatkan perhatian lebih dari Rasulullah. Amalan amalan harian mulai ditingkatkan. 

Abdullah bin Abas menuturkan bahwa selama bulan Ramadhan Rasulullah mencapai puncak kedermawanannnya. Seperti kita ketahui di masa sepanjang hidupnya pun Rasulullah sangat dermawan. Abdullah bin Abbas menggambarkan kedermawanan Rasulullah seperti angin menghantarkan awan untuk kembali menurunkan hujan ditengah masyarakat yang dilanda kekeringan. Maksudnya kedermawanan Rasulullah ini akan akan memberikan kesenangan, kegembiraan dan suka cita bagi umatnya. 

Berikut bentuk kedermawanan Rasulullah dibulan Ramadhan, adalah : 
  • Setiap ada yang meminta sesuatu kepada beliau, maka beliau selalu memberi tidak pernah menolak untuk memberi bantuan.
  • Rasulullah memberi tanpa ada rasa takut jatuh miskin dan kekurangan harta
  • Rasulullah mencapai puncak kedermawanannya dibulan Ramadhan.  
Kedermawanan Rasulullah di bulan Ramdhan, seperti ibarat angin yang menghantarkan hujan dan menyirami bumi yang tandus dan kering. 

4. Ramadhan Identik dengan Qiyamulail 

Hari ke-4 / Tanggal 23 mei 2018

Qiyamulail adalah solat malam (terawih dan tahajut), Tarawih adalah amalan yang utama dibulan Ramadhan. "Siapa yang solat malam dengan iman dan mengharapkan sepenuhnya kepada Allah maka akan diampuni dosanya." Sehingga solat malam adalah amalan yang diprioritaskan beliau. 

Rasulullah pernah menjalankan solat terawih berturut turut selama 3 hari, dan pada hari ke-4 beliau tidak datang. Para sahabat menanti hingga malam berikutnya. Pada hari ke-5 beliau baru datang lagi dan para sahabat bertanya mengapa kemaren beliau tidak datang. Rasulullah berkata bahwa dirinya kawatir bahwa solat malam nantinya diwajibkan juga untuk umatnya. Rasulullah begitu mencintai umatnya. Maka Rasulullah mendapatkan keringanan dari Allah dengan menjalankan Ramadhan dengan menambahkan amalan solat malam tetapi masih dalam kerangka sunah yang harus diutamakan. Solat malam merupakan kerangka amalan sunah yang sangat diutamakan. 

5. Rasulullah adalah Hamba Allah paling Mulia. 

Hari ke -5 / Tanggal 24 mei 2018

Bagi kita, kedekatan diri kepada Allah adalah kebutuhan untuk meningkatkan kebaikan kita, menghapus dosa kita. Tapi bagi Rasulullah mendekatkan diri kepada Allah artiny untuk meningkatkan derajatnya sebagai hamba yang bersyukur. Rasulullah adalah hamba Allah yang paling mulia, untuk menjelaskan ini maka Allah menurunkan firmannya. Allah menjamin Rasulullah untuk diampuni dosa dan kesalahannya baik yang telah dilakukan ataupun kesalahan dimasa yang akan datang (bersih dalam bentuk dosa). 

Lalu mengapa beliau yang jelas jelas diberi pengampunan secara pasti oleh Allah tetapi beliau memiliki kedekatan kepada Allah melebihi siapapun. Ibadah beliau juga melebihi dari siapapun. Hal ini dapat kita lihat ketika menjelang adzan dimana saat itu Bilal bin Rabah mengumandangkan adzan dan solat. Ini sebagai hal yang akan mememangkan kita dari segala kesibukan dunia yang membuat kegalauan hati. Rasulullah dijaga dari segala bentuk kesalahan. 

Maka dapat diketahui ketenangan beliau yakni pada saat beliau berdoa dan solat. Meskipun beliau telah mendapatkan jaminan ampunan, tetapi beliau selalu berusaha menempatkan diri di posisi tertinggi sebagai manusia yang menghamba kepada Allah. Ketika Rasulullah ditanya "Ya Rasulullah mengapa kau tetap beribadah padahal kau tahu bahwa kau telah mendapatkan pengampunan dari Allah ?" Rasulullah berkata, " Tidaklah aku patut menjadi hamba Allah yang pandai bersyukur dan menempatkan diri untuk meningkatkan kebaikan,menghapus dosa, mendekatkan diri kepada Allah, meningkatkan derajat sebagai hamba Allah, dan sebagai hampa yang menyeru hanya kepada Allah ". 

6. Rasulullah dan Al quran 

Hari ke-6 / Tanggal 25 Mei 2018 

Hubungan Rasulullah dengan Al quran sebagai mana langit dan bumi dan seperti butiran hujan ditengah padang pasir. Rasulullah sangat merindukan Al quran sebagai petunjuk dari Allah. Beliau sungguh merasakan hal yang luar biasa ketika menerima wahyu pertama "Iqra bismi rabbikal ladzii khalaq" 

Beliau amat terkesan ketika surah al mudatsir turun kepada beliau dan Allah mengangkatnya sebagai Rasul. 

Setelahnya satu persatu ayat al quran Allah turunkan kepada beliau, sampai ketika jibril menyampaikan ayat al quran , beliau mengejar bacaan jibril karena beliau tidak ingin ketinggalan bacaan jibril yang beliau dengar. Hal ini menyebabkan Allah memberikan peringatan kepada Rasulullah " Janganlah kau gerakan lidahmu untuk mengikuti bacaan jibril karena dikawatirkan al quran yang dibaca itu tidak akan menempel di hatimu. " 

Allah juga mengatakan bahwa " kami yang akan menghimpun al quran didadamu dan kami yang akan membacakannya untukmu." 

Inilah bukti bahwa Rasulullah mencintai Al quran, dimana beliau tidak ingin ketinggalan dari bacaan jibril sampai Allah menegurnya sendiri. Sehingga setelahnya Rasulullah membacanya dengan memahami dan mengulangnya. berharap Al quran ada melekat dihati dan pikirannya.

Beliau tidak ingin kehilangan Al quran, sampai disuatu masa Rasulullah tidak mendapati jibril datang membawa firman Allah dalam durasi yang cukup lama. Rasulullah merindukannya kembali. Pada akhirnya setelah sekian lama merindu akhirnya jibril datang dengan membawa firman Allah surah Ad-dhuha. Memuncaknya kerinduan Rasulullah kepada Al quran sehingga Allah membalasnya dengan menurunkan surah Ad-dhuha.

7. Rasulullah dan Anak Yatim  

Hari ke-7 / Tanggal 26 Mei 2018 

Yatim bukanlah semata mata kehilangan seorang ayah, tetapi yatim adalah ketika seorang anak kehilangan kasih sayang yang sepatutnya didapatkannya. Maka siapapun sudah seharusnya memperhatikan anak yatim, dalam arti memberikan kasih sayang yang sepatutnya mereka dapatkan ketika mereka bersama ayahnya.  Sebagaimana kita ketahui bahwa Rasulullah terlahir sebagai anak yatim, ayah Rasulullah (abdullah) meninggalkan Rasulullah ketika masih anak-anak. Sehingga hal ini menyebabkan Rasulullah dipelihara oleh orang orang terdekatnya (ibunya, pamannya, dan ibu angkatnya). Orang terdekatnya membesarkannya dengan kasih sayang dan cinta. Meskipun tanpa ayah, Rasulullah dapat tumbuh dengan mendapatkan kasih sayang seutuhnya dan menjadi pribadi yang sempurna.

Hal ini difirmankan oleh Allah, "tidaklah Tuhan mu mendapatkan mu sebaga anak yatim dan kemudian dia melindungi mu." Rasulullah merasakan semua orang disekitarnya menyayangi, menghasihi dan membersarkan dengan kasih sayang mereka. 

Peristiwa ini menjadi titik balik Rasulullah, ketika beliau tumbuh menjadi sosok yang pemuda dewasa dan orang besar (hari demi hari mendapatkan penghormatan oleh siapapun). Rasulullah menjadi sosok tebaik yang tidak dapat dipungkiri oleh banyak orang. Beliau menjadi seperti ini karena ada jasa dan kontribusi dari orang orang terdekatnya. Meskipun dimasa kecilnya telah yatim dan susah. 

Allah memperingatkan kepada kita semua , " untuk jangan mengeksplorisasi / mempekerjakan anan dibawah umur. jangan jadikan mereka sebagai obyerk keegosianmu, jangan desak mereka untuk memenuhi kesenanganmu, biarkanlah mereka tumbuh dengan baik. Ini merupakan hal yang luar biasa. Rasulullah menggambarkan bahwa kedudukan ku dengan kedudukan pengurus anak yatim akan sedekat jari tengah dengan jari telunjuk dan jari manis. 
  • Anak yatim bukan semata mata sosok yang kehilangan kasih sayang dan perhatian seutuhnya dan seterusnya. 
  • Nabi ornag mukmin kebanyakan dari yatim
  • Pemimpin terkenal kebanyakan yatim 
Sabda Rasulullah yang berkenaan tentang yatim :

Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya

8. Rasulullah dan Istrinya (Khadijah) I

Hari ke-8 / Tanggal 30 Mei 2018 

Rasulullah memiliki kelebihan yang merupakan kekurangan Khadijah, begitu juga sebaliknya Khadijah memiliki kelebihan yang merupakan kekurangan Rasulullah. Atas dasar dapat saling memenuhi kebutuhan keduanya, maka pernikahan mereka menghantarkan keberkahan bagi keluarga sampai akhir hayatnya. Banyak hadist shahih mengatakan bahwa Rasulullah menikah pada usia 25  (dua puluh lima) tahun dengan seorang wanita luar biasa "Khadijah binti khuwalid"  yang berusia 28 (dua puluh delapan) tahun. Pernikahan ini adalah pernikahan yang luar biasa karena didorong motivasi yang luar biasa. 

Khadijah adalah sosok wanita kaya raya, berada dan terhormat. Selain itu khadijah telah mendapatkan apa yang diinginkan semua wanita dijamannya (penghormatan dan kesohoran). Tetapi ada satu titik dari dirinya yang masih kosong yakni khadijah merindukan kepuasan spiritual yang tidak dapat diisi oleh laki laki manapun dijaman Jahiliyah tersebut selain Rasulullah. Kemudian Khadijah dipertemukan Allah dengan Rasulullah, yang merupakan sosok yang dikenal dekat sebelumnya oleh khadijah. Sehingga hari demi hari Khadijah semakin yakin bahwa Rasulullah yang dapat mengisi kekosongan jiwanya. 

Sehingga pada akhirnya mereka menikah (Rasulullah dan Khadijah), saat itu Rasulullah masih serba kekurangan.  Rasulullah menikah dengan khadijah yang serba kecukupan. Tetapi saat itu kekurangan harta Rasulullah tidak menjadi soal bagi Khadijah, karena sebenarnya masalah di pada diri Khadijah bukan di masalah harta dan materi. Kekayaan Rasulullah saat itu adalah kekayaan jiwa dan spiritual yang dapat mengisi kekosongan hati Khadijah. 

Pernikahan mereka menjadi luar biasa karena dimulai dari keserasian, dan saling mengisi dan menutupi kekurangan. Mereka memiliki kelebihan yang dapat menutupi kekurangan pasangannya. Kelabihan dan kekurangan yang saling melenggkapi inilah yang menghantarkan pernikahan mereka menjadi  mendapatkan keberkahan di dalam keluarga mereka. 

9. Rasulullah dan Istrinya (Khadijah) II

Hari ke-9 / Tanggal 31 Mei 2018 

SKhadijah adalah wanita pertama yang hatinya tersirami dengan keimanan. Khadijah menikah dengan Rasulullah dan selama 25 tahun Rasulullah menikah dengan Khadijah telah merasakan pahit getir pernikahan. Aapun yang mereka alamami, mereka sikapi dengan sikap bijak dan keimanan. Rasulullah memiiki keluarga yang utuh bersama khadijah. Dari Khadijah Rasulullah memiliki anak yang baik yakni dikaruniai tujuh orang anak, diantaranya :
  • Tiga putra (Al Qasim, Abdullah, dan Tayyib) yang meninggal dunia sewaktu masih kecil 
  • Empat putri (Zainab, Ruqayyah,Ummi Kaltsum, dan Fatimah).
Khadijah sudah pernah menikah dua kali, sebelum menikah dengan Rasulullah.  
  • Pernikahan pertamabersama Atiq bin Aidz bin Abdillah bin 'Umar bin Makhzum, memiliki anak (perempuan) bernama Jariyah, ia adalah ibu dari Muhammad bin Shaifi al-Makhzumi. Suami pertama khadijah berasal dari Bani Usaid bin Umar. Suami pertama Khadijah pertama wafat dan meninggalkan banyak harta dan perniagaan. 
  • Pernikahan ke dua, bersama Abu Halah At Tamimi. Dari pernikahannya ini, Khadijah memiliki anak bernama "Hind bin Hind". Suami kedua wafat dengan meninggalkan banyak kekayaan dan luasnya jaringan perniagaan yang sedang berkembang. Sehingga sepeninggal kedua suaminya, maka Khadijah menjadi orang terkaya di kalangan suku Quraish.  

Selain itu Rasulullah hidup ditengah para tetangga yang baik dan lingkungan yang baik. Semua ini dinikmati ketika Rasulullah hidup bersama khadijah. Keadaan berubah ketika Rasulullah diangkat menjadi seorang Rasul (disaat usia pernikahan mereka 10 tahun). Rasulullah mendapatkan perlakuan tidak baik dari masyarakat quraish. Hal ini tidak merubah sikap Khadijah kepada Rasululah. Meskipun dikarenakan hal tersebut Khadijah harus kehilangan hartanya dan kehilangan waktu bersama Rasulullah, demi dakwah Rasulullah. 

Khadijah telah memberikan banyak hartanya untuk dakwah Rasulullah, tetapi tidak ada yang berubah dari sikapnya. Semua hal yang dilakukan Khadijah dirasakan Rasulullah dengan perasaan yang sangat luar biasa, sampai ketika Rasulullah menyatakan sesuatu ketika Khadijah meninggal. Rasulullah berkata " aku tidak pernah merasakan kondisi yang lebih berat, seketika Khadijah meninggal dunia". Tahun sepeninggal Khadijah adalah tahun yang berat untuk Rasulullah, seolah Rasulullah tidak bisa meninggalkan Khadijah dan tidak bisa melupakan Khadijah. 

Kesetiaan Rasulullah ketika Rasulullah menyebut nyebut nama Khadijah, meskipun kita tahu Rasulullah memiliki banyak istri sepeninggal Khadijah (Rasulullah memiliki 9 istri, tepatnya 11 istri termasuk Khadijah dan Zainab). Walaupun Rasulullah memiliki banyak istri, tapi mereka tidak bisa mengisi ruang kosong di hati Rasulullah. Ruang kosong itu tidak dapat diisi wanita lain setelah Khadijah. 

10. Rasulullah dan Istrinya (Aisyah) 

Hari ke-10 / Tanggal 1 Juni 2018 

Aisyah adalah satu satu istri Rasulullah yang dinikahi dalam keadaan masih gadis. Adapun perlakuan berbeda yang diberikan Rasulullah kepada Aisyah dibandingkan istri-istrinya yang lain dikarenakan usia Aisyah masih tergolong remaja. Rasulullah memperlakukan istrinya sesuai dengan kondisi usianya. Sebaimana kondisi saat itu Aisyah masih diperbolehkan bermain dengan teman sebayanya di halaman rumah mereka. Aisyah pun kala itu bermain dengan mainannya. Rasulullah memperlakukan selayaknya gadis remaja dimasanya yang disesuaikan dengan perkembangan usia dan kejiawaannya. 

Rasulullah sampai mengingat suatu peristiwa yang bagi beliau itu penting, dan dapat menghangatkan hubungan suami istri bersama Aisyah. Saat itu Rasulullah bersama aisyah melakukan perjalanan, sampai akhirnya mereka berhenti untuk beristirahat. Tetapi disela istirahat mereka, Rasulullah menawarkan lomba lari bersama aisyah, saat itu Aisyah yang menang. Beberapa tahun berikutnya Rasulullah kembali mengadakan perjalanan bersama Aisyah, dan kembali mengajaknya untuk lomba lari. Tetapi pada kesempatan kedua ini Rasulullah yang menang. Aisyah berkata " kekalahan ku hari ini dikarenakan tubuhku yang semakin gemuk tidak seperti dulu ". Rasulullah kemudian berkata " wahai aisyah sebenarnya kemanangan kali ini untuk membalas kekalahanku di waktu itu ". Hal ini menandakan bahwa sebenarnya Rasulullah sedang menempatkan diri supaya berada disuatu kondisi yang dirasakan Aisyah sebagai anak usia remaja. Rasulullah selalu mengingat momen berharga bersama Aisyah. 

11. Rasulullah dan Istrinya yang lain  

Hari ke-11 / Tanggal 2 Juni 2018

Banyak hikmah yang dapat kita petik dari pernikahan Rasulullah bersama istri-istrinya yang lain. Rasulullah memiliki 9 orang istri lebih tepatnya 11 istri, termasuk yang telah meninggal Khadijah dengan Zainab. 

Berikut adalah nama-nama Istri Rasulullah adalah : 
  1. Khadijah binti Khuwalid (meninggal)
  2. Saudah binti Zam'ah 
  3. Aisyah binti Abu Bakar as Shidiq
  4. Hafshah binti Umar bin Khatab
  5. Ummu Habibah binti Abu Sofyan 
  6. Ummu Shalamah 
  7. Zainab binti Jahsy (meninggal)
  8. Zainab binti Khuzaimah 
  9. Juwairiyah binti Al Harist
  10. Shafiyah binti Huyay
  11. Maimunah binti Al Harist
Semua istri Rasulullah dinikahi dalam keadaan janda kecuali Aisyah. Dan dari istri-istrinya ada 2 orang yang meninggal selama Rasulullah masih hidup (Khadijah binti Khuwailid dan Zainab binti Khuzaimah) 

Pelajaran yang dapat diambil dari pernikahan Rasulullah, bersama istri-strinya : 
  • (1) Khadijah binti Khuwailid nin Asad bin Abdul Uzza bin Qushay bin Kilab, Anak dari khuwalid bin Ashad dan Fatimah binti ZRasulullah Khadijah mereaidah. Berasal dari khabilah bani Ashad (suku quraisy) Wanita yang dinikahi Rasulullah saat Rasulullah berumur 25 tahun dan bunda khadijah berumur 28 tahun (meskipun ada beberapa riwayat yang mengatakan berusia 40 tahun). Rasulullah menikahi khadijah sebelum turunnya wahyu pertama (Rasulullah menerima wahyu pertama berusia 40 tahun). Wanita pertama dari suku quraisy yang masuk islam. Khadijah meninggal tidak lama setelah paman Rasulullah meninggal (Abu Thalib), Semasa hidupnya Khadijah hanya mendampingi Rasulullah hingga 3-5 tahun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Khadijah wanita setia yang mendampingi/mensuport Rasulullah saat berdakwah, dan merelakan hartanya untuk jalan dakwah Rasulullah. Dari hasil pernikahannya dengan Khadijah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dikaruniai keturunan dua Putra dan empat Putri, masing-masing; Abdullah (yang diberi gelar Ath-Thayyib dan Ath-Thahir), Al-Qasim, Zainab, Ruqayyah, ummu Kultsum, dan Fathimah radhiyallahu ‘anhunna. 
  • (2) Saudah binti Zam'ah. Seorang wanita quraish yang dinikahi Rasulullah setelah khadijah meninggal dan sebelum Rasulullah hijrah ke madinah. Saudah adalah seorang janda yang ditinggal meninggal suaminya (Sakran bin Amr bin Abdu Syams sepupu Rasulullah. Sepeninggal khadijah dan Pamannya, Rasulullah sedih. Para sahabat khawatir dengan Rasulullah sehingga mengutus Khaulah binti hakim (istri Usman bin Mahzum) untuk memberikan motivasi dan bersama mencari solusi. Ada ayat Al quran yang turun untuk Saudah (An Nisa 128), dan Saudah memiliki ahlaq itsar (mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingannya dengan merelakan jatah giliran malamnya kepada Aisyah. 
  • (3) Aisyah binti Abu Bakar, wanita quraish dari suku bani Taim. Rasulullah menikahi aisyah karena Rasulullah mendapatkan pentunjuk oleh malaikat jibril "bahwa wanita yang dibalut kain sutra itu adalah istrinya, ialah Aisyah binti Abu Bakar", saat itu posisi Rasulullah telah menikahi Saudah. Rasulullah menikahi Aisyah (19 Tahun) sebelum beliau hijrah ke Madinah. Rasulullah menikahi aisyah bukan karena hawa nafsu tetapi atas perintah Allah. Aisyah hidup bersama Rasulullah selama 9 tahun, sampai Rasulullah wafat. Aisyah memiliki ingatan yang tajam. Kejadian dalam kehidupan Rasulullah dapat ia ingat dengan baik. Sejarah mencatat ada 2000an hadist yang telah diriwayatkan aisyah, serta dari 1/4 hadist hukum syariat, telah diriwayatkan aisyah. 
  • (4) Hafshah binti Umar bin Khatthab. Beliau adalah putri dari Umar bin Khatab yang mewarisi kepribadian yang tegas dan kuat seperti ayahnya. Sebelum  menjadi  istri Rasulullah  (Hafshah)  adalah  istri  Hunais bin Hudzafah, salah seorang sahabat yang gugur di Perang Badar.  Sepeninggal suaminya membuatnya terpukul, umar menyampaikan kesedihannya kepada Rasulullah, setelahnya Rasulullah menikahi Hafshah pada tahun ke-3 Hijriah  Hafshah memiliki keahlian baca dan tulis (hafidzah yang paham betul isi Al quran. Oleh karena itu ia mendapatkan amanah dari Abu Bakar untuk membantu mengumpulkan mushaf al quran. Sebuah  riwayat menyebutkan  bahwa  Rasulullah  pernah menceraikan  Hafshah. ia rajin puasa, shalat malam dan kelak akan menjadi istrimu di surga“. Uqbah bin Amir al-Juhani meriwayatkan: "Rasulullah saw menceraikan Hafshah binti Umar, lalu kabar itu pun sampai ke telinga Umar. Lalu Umar berkata dengan penuh  kesedihan,  “Allah  sudah tidak  peduli  lagi  pada dirinya  dan putrinya setelah peristiwa ini.“ Lalu turunlah Malaikat Jibril dan berkata, “Sesungguhnya Allah menyuruhmu (hai Muhammad) untuk rujuk kembali dengan Hafshah, karena hafsah seorang wanita yang rajin berpuasa, solat malam dan kelak akan menjadi istrimu di surga (Hafsah juga sangat menyayangi Umar)" Hafshah wafat tahun 27-28H
  • (5) Syafiyah binti Huyay bin Akhtab, seorang perempuan dari bani israel yang berlatar belakang yahudi. Saat tu ada sekelompok yang mememusuhi Rasulullah, memimpin bani nadir dan orang bani israel/yahudi (Huyay bin Akhtab). Mereka menggalang kekuatan untuk menyerang Rasulullah pada perang ahzab sampai perang khaibar. Seusai peperangan banyak wanita bani israel yang menjadi janda, salah satunya Shafiyah binti Huyay. Lalu wanita tersebut mendatangi Rasulullah. Tanpa disangka kedatangan Shafiyah membuat Rasulullah ingin memerdekakannya. Kemerdekaan Shafiyah ini menjadi mahar pernikahannya bersama Rasulullah setelah dirinya memeluk agama islam. Hal ini menunjukan bahwa permusuhan bersama keluarga shafiyah bukan berarti dikarenakan keluarganya beragama yahudi, tetapi dikarenakan kedzaliman ayah Shafiyah (Huyai bin Akhtab) kepada kaum muslimin. Saat Shafiyah telah menjadi seorang muslimah maka ia layak diperlakukan sebagai seorang muslimah dan istri Rasulullah (maka hak dan kewajibannya sejajar dengan istri Rasulullah yang lain) 
  • (6) Ummu Habibah binti Abu Sofyan. Nama aslinya adalah Ramlah binti Shokhr bin Harb bin Umaiyyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf. Hijrah bersama suaminya, Ubaidullah bin Jahsy ke Habasyah. Suaminya berpindah agama menjadi Kristen, sementara ia tetap pada keislaman. Rasulullah saw menikahinya saat ia masih di Habasyah. Negus, raja Habasyah saat itu memberikan mas kawin atas nama Rasulullah saw senilai 400 dinar. Rasulullah saw mengutus Amr bin Umayyah ad Dhomari untuk mengurus pernikahan ini ke Habasyah. Bertindak sebagai wali nikah adalah Usman bin Affan, tetapi ada riwayat yang menyebutkan Khalid bin Said bin As. Ummu Habibah wafat tahun 44 H. 
  • (7) Ummu Salamah   Nama  aslinya  adalah  Hindun  bin  Abu  Umayyah  bin Mughirah  bin Abdullah bin Umar bin Makhzum bin Yaqadzh bin Murrah bin Ka’b bin Luayyi  bin  Ghalib. Sebelum  menjadi  istri  Rasulullah  saw, Ummu Salamah  adalah  istri  Abu Salamah  Abdullah bin  Abdul  Asad  bin Hilal  bin Abdullah  bin  Umar  bin Makhzum,  salah  seorang  sahabat Rasulullah saw. Ummu Salamah wafat tahun 62 Hijriah dan dimakamkan di Baqi’,  Madinah. Ia adalah  istri  Rasulullah  saw yang  paling akhir wafatnya. Tetapi  ada yang  menyebutkan  bahwa  yang paling akhir adalah Maimunah.
  • (8) Zaenab binti Jahsy   Zaenab adalah puteri Jahsy bin Riab bin Ya’mur bin Shabirah bin Murrah bin Kabir bin Ghanm bin Dudan bin Asad bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Muad bin Adnan, puteri bibi  Rasulullah  saw,  Umamah  bin  Abdul Mutthalib.  Sebelumnya  ia adalah istri Zaid bin Harisah, mantan budak Rasulullah saw yang telah menceraikannya. Kemudian Allah pun menikahkan Rasulullah saw dengannya  langsung  dari  langit,  tiada  seorang  pun  yang mengakadkannya. Sebuah  riwayat  sahih  menyebutkan  bahwa  beliau berkata pada istri-istri Nabi yang lain: “Kalian dinikahkan oleh ayah-ayah kalian,  sementara  aku  dinikahkan langsung  oleh  Allah dari atas langit ketujuh.“ Ia wafat di Madinah pada tahun 20 H dan dimakamkan di Baqi’ 
  • (9) Zainab binti Khuzaimah   Zaenab putri Khuzaimah bin al-Harits bin Abdullah bin Amr bin Abdu Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’sha’a bin Muawiyah. Dijuluki “ibu  orang-orang miskin“ karena  kedermawanannya  terhadap  orangorang miskin. Sebelumnya menikah dengan Rasulullah saw ia adalah istri  Abdullah  bin  Jahsy.  Ada  riwayat  yang mengatakan  ia  istri Abdu Thufail bin al-Harits, tetapi pendapat pertama adalah yang sahih.  Ia  dinikahi  Rasulullah  pada  tahun  ke  3  H  dan  hidup bersamanya selama dua atau tiga bulan. 
  • (10) Juwairiyah binti al-Harits   Juwairiyah putri al-Harits bin Abi Dhirar bin Habib bin A’idz bin  Malik  bin  al-Musthalik  al-Khuzaiyah.  Ia sebelumnya  adalah tawanan perang pada perang bani Musthalik dan menjadi milik Tsabit bin Qais bin Syimas. Tsabit lalu menawarkan pembebasannya dengan syarat  ia  dapat  membayar  tebusannya. Kemudian  Rasulullah  saw membayar tebusannya dan menikahinya di tahun 6 H. Ia wafat di bulan Rabiul Awal tahun 56 H.
  • (11) Maimunah binti al-Harits     Maimunah binti al-Harits bin Hazn bin Bujair bin al-Harm bin Ruwaibah  bin Abdullah  bin  Hilal  bin  Amir  bin Sha’sha’a  bin Muawiyah  bibi  dari  Khalid  bin Walid  dab  Abdullah  bin Abbas. Rasulullah  saw  menikahinya  di  tempat  yang bernama  Sarif  suatu tempat  mata  air  yang  berada  sembilan  mil  dari  kota Mekah.  Ia adalah wanita terakhir yang dinikahi oleh Rasulullah saw. Wafat di Sarif pada tahun 63 H. Inilah  istri-istri  Rasulullah  saw  berjumlah  sebelas orang, sementara terdapat  tujuh  orang  lagi  yang  beliau  nikahi,  tetapi tidak beliau gauli. 

12. Rasulullah dengan Anakny (part 1) 

Hari ke-12 , Tanggal 3 Juni 2018  

Rasulullah memiliki beberapa anak dari istrinya (khadijah), dan hanya Fatimah yang hidup sampai Rasulullah wafat. Fatimah dikenal sebagai umu ambiya (ibu dari ayahnya), Ini dikarenakan kedekatan Fatimah dengan Ayahnya (terutama saat ditinggal oleh khadijah) Fatimah yang paling banyak memiliki banyak waktu dengan ayahnya (Rasulullah). Dirinya pun yang paling lama mengurusi ayahnya sampai Rasulullah hijrah ke Madinah, serta sampai Rasulullah menikah dan serumah dengan istrinya (aisyah dan saudah) Rasulullah sangat sayang kepada Fatimah sebagaimana orang tua yang sayang kepada anaknya. Rasulullah mendidik Fatimah dengan sangat baik, sehingga Ali bin Abi Thalib melamarnya. Pemuda yang belum sanggup mempersiapkan maharnya, tapi berkeinginan menikahi Fatimah. Waktu itu Rasulullah mengingatkan adanya baju besi yang pernah Rasulullah berikan kepadanya. Baju besi itulah yang dipergunakan sebagai mahar menikahi Fatimah. 

Kehidupan menjelang menikah, perekonomian Ali bin Abi Thalib belum kunjung membaik, sehingga Fatimah perlu membantu Ali. Dikarenakan Fatimah sudah lelah membantu memenuhi kehidupan rumah tangganya, dirinyapun tak sanggup untuk mengurusi rumahnya dan Fatimah mendatangi Ayahnya (Rasullah) untuk diberikan bantuan dibelikan seorang budak untuk menemaninya. Rasulullah sangat sayang keada Fatimah tapi kali ini Rasulullah tidak menuruti permintaan putrinya. Karena waktu itu Rasulullah menyadari bahwa apabila ia menebuskan seorang budak, maka akan para sahabat Rasullah yang akan kelaparan Rasulullah pun berpesan, ringankanlah kehidupanmu dengan membaca tasbih 33x, tahmid 33x dan takbir 33x. Rasa sayang Rasulullah yang begitu besar atas segala perjuangan Fatimah. Sayang yang diberikan tanpa memanjakannya dan merampas hak orang lain (hak para sahabat) 


13. Rasulullah dengan Mantunya 


Hari ke-13 tanggal 4 Juni 2018


Putri putri Rasulullah tumbuh beranjak dewasa dan pada akhirnya menikah. Maka Rasulullah memiliki beberapa menantu. 

  • Zainab (anak tertua) menikah dengan Abul Ash ibn Rabbi (sepupu zainab, putra dari saudara perempuan khadijah)
  • Umu Kultsum menikah dengan Usman Bin Affan 
  • Fatimah menikah dengan Ali bin Abi Thalib (sangat dekat dengan putra abu thalib, sepupu Rasulullah)
  • Rukayyah, menikah dengan Utbah bin abu Lahab 
Menantu Rasulullah semua masuk islam, dan yang terakhir masuk islam adalah Abul Ash. Rasulullah bercerita tentang Abul Ash, ia berkata "Abul Ash pernah berbicara kepadaku dan ia jujur, ia pernah berjanji pada ku dan dia menepati, aku tidak pernah mendapatkannya sebagai menantu yang buruk". Terlambat masuk islam karena pernah memiliki masalah dengan Rasulullah. Abul Ash pernah ikut perang badar dan tertawan sebagai pasukan quraisy. Rasulullah memutuskan untuk menebus orang yang tertawan di badar. Rasulullah kemudian berkeinginan menebuh Abul Ash, zainab seolah ingin berkata '"menantumu ini (Abul Ash)  adalah orang baik, meskipun ia pernah mengecewakanmu dan menyakitimu" Zainab menebus Abul Ash dengan kalung pemberian khadijah. Rasulullah terharu dan berkata "lepaskanlah Abul Ash dan kembalikanlah uang tebusan itu". Setelah itu Abul Ash memeluk islam meskipun terlambat dibanding yang lain. 

14. Rasulullah dengan Tetangganya 

Hari ke-14 Tanggal 5 Juni 2018.

Rasuullah tinggal di Madinah, karena Rasulullah memiliki banyak istri maka rumah Rasulullah pun banyak (disekitar masjid nabawi). Selain itu juga ada rumah para sahabat. Rumah Rasulullah dengan Aisyah menempel dengan rumah Fatimah dan bersebelahan dengan rumah umu salamah dan rumah Abdurahman bin Auf, Usman bin Affan. Sedangkan dari arah yang berlawanan dengan semua itu ada rumah Hafsah, Umar bin khatab. Rasulullah memiliki tetangga yang baik dan Rasulullah pun menjadi tetangga yang baik bagi tetangganya. Dalam islam yang dapat dikatakan tetangga adalah 40 rumah dari kiri dan kanan, depan dan belakang rumah kita. Jibril terus mengingatkan agar berbuat baik kepada tetangga sampai seorang tetangga berhak mendapatkan warisan dari tetangganya. Tetangga Rasulullah mengetahui bahwa Rasulullah adalah utusan Allah. Maka merekapun memperlakukan Rasulullah selayaknya utusan Allah (menghormatinya), mereka tidak akan bersuara keras kepada Rasulullah (melemah lembutkan suara mereka) Inilah sebuah adab bertetangga dengan Rasulullah.

15. Rasulullah dengan Fakir Miskin 

Hari ke-15 tanggal 6 Juni 2018

Rasulullah berasal dari keluarga yang sederhana dan tidak bergelimang banyak harta. Hal inilah menjadikan Rasulullah menjadi orang yang sangat peka terhadap lingkungannya, terutama terhadap orang yang berkesusahan, fakir dan miskin. Rasulullah begitu mencintai mereka. Terlebih lagi ketika Rasulullah punya banyak harta, Rasulullah tetaplah dermawan kepada orang yang berkesusahan, fakir dan miskin. Khadijah mengatakan meskipun Rasulullah telah menerima wahyu, meskipun Rasulullah banyak kesibukan tidak akan pernah melupakan orang yang berkesusahan, fakir dan miskin. Semua penduduk Mekah mengetahui dan merasakan kebaikan Rasulullah. Orang yang berkesusahan secara materi akan mendapatkan bantuan dari Rasulullah berupa bantuan/santunan, sedangkan orang yang berkecukupan/kuat tetap mendapatkan persabahabatan yang kuat dengan Rasulullah. Mereka memberikan support kepada Rasulullah untuk memberikan bantuan kepada orang yang berkesusahan fakir dan miskin. Bahkan dari setiap harta / gonimah yang dimilikinya. Rasulullah memberikan nafkah kepada istri - istrinya setelah mencukupi kebutuhan orang yang berkesusahan, fakir dan miskin 

bersambung (klik disini)