Jumat, 29 Mei 2020

Sentuhan Al Quran Lahirkan Keajaiban

Dalam hal ini kita akan membahas " Bagaimana para generasi shalafus sholeh menghasilkan keajaiban, buah dari interaksi mereka dengan Al Quran " 

Untuk dapat berinteraksi dengan Al quran, yakni :  
mencoba menggali isi ajaran Al quran.untuk mendapatkan pelajaran penting terhadap Al quran  ( Al quran sebagai petunjuk umat manusia dan sebagai sendi kehidupan umat manusia, tolak ukurnya kehidupan manusia adalah al quran ) 

Rasulullah memiliki amanah untuk mendidik generasi dijamannya untuk mengenal dan berinteraksi dengan Al quran.  

Menjadi evaluasi kita bersama mengapa kehidupan kita dirasa datar-datar saja atau adakah hal besar ? Bisa jadi ketika kita mengevaluasi tidak ada perubahan yang berarti, jangan jangan masih ada yang perlu diperbaiki. karena apa yang kita anggap sudah melakukan hal besar sekarang, tapi jika dibandingkan dengan apa yang dilakukan shalafus sholeh hal itu masih terlalu kecil (membandingkan dengan generasi shalafus sholeh untuk menjadi acuan, sebaiknya kita bisa meniru) 

Ketahuilah bahwa apa yang dilakukan shalafus sholeh itu out of the box dari apa yang kita pikirkan (ini yang luar biasa dari apa yang mereka lakukan) 

Al quran sebagai materi Talbiyah (mendidik diri untuk dapat berinteraksi dengan al quran) Al quran sebagai materi ilmiah (dalam berinteraksi dengan al quran membutuhkan tafaqur) 

Dalam tafaqur membutuhkan kemampuan : 

  • Interaksi intelektual, akal akan membentuk pemikiran
  • Interaksi emosional, adanya aspek emosi akan menjiwai al quran 
  • Berprilaku 
Tiga hal inilah yang akan menghasilkan kepribadian dan adab yang baik dalam keseharian kehidupannya. Pola hasil didikan Rasulullah terhadap para generasi salafus sholeh. 

Beberapa kisah para salafus sholeh ketika berinteraksi dengan Al quran yang melahirkan keajaiban, antara lain


1. Asma Binti Abu Bakar 

Asma binti Abu Bakar adalah Putri Abu Bakar kakak dari bunda Aisyah RA).  Asma  memiliki kedermawanan yang luar biasa. Bunda Aisyah kalau punya sesuatu dikumpulin dulu baru jika sudah cukup barulah disedekahkan, tetapi asma jika punya sesuatu langsung sedekah. Asma termasuk yang mendapatkan pelajaran langsung dari Rasulullah. Rasulullah pernah berpesan terhadap Asma " janganlah kamu menghitung pemberianmu kepada manusia, agar Allah tidak menghitung hitung pemberiannya pada mu." Asma tidak pernah kawatir dengan hartanya. Esensi ini cerminan dari apa yang Al Quran ajarkan. 

Al Quran diturunkan untuk dapat menyatu dengan makhluk

Allah memberikan berfirman " seadainya Al quran ini diturunkan di atas gunung (batu), maka gunung akan meledak " maksudnya ketika ajaran al quran merasuki qolbu manusia, ia akan menjadi ledakan yang luar biasa (membentuk kepribadian yang sangat dasyat) Hal ini akan nyata tercipta ketika seseorang yang berinteraksi dengan al quran akan menghasilkan ledakan yang luar biasa. Ledakan bukanlah seperti gunung meletus, akan tetapi perumpamaan dari ledakan itu yakni manusia dapat menghasilkan karya yang luar biasa.

Abad bin Hamzah mendengar Asma membaca al quran (surah tur ayat 27) 

Allah menganugrahkan kepada kami nikmat, dan melindungi kami dari siksa neraka yang sangat panas 

Dalam surah tersebut dijelaskan bahwa Allah melindungi kami dari azab neraka, di sinilah Asma begitu bergetar dan langsung berdoa memohon kepada Allah untuk diberikan perlindungan (tidak dilawati begitu saja, asma berhenti membaca dan berdoa dan memohon kepada Allah untuk melimpahkan anugrah kepadanya). Asma begitu menghayati ayat ini. Abad tidak jadi masuk untuk bertemu Asma, tetapi ia bergegas pergi ke pasar. Dan setelah dari pasar kembali ke rumah Asma. Abad tetap menemukan Asma duduk membaca Al quran masih di ayat itu untuk berdoa dan memohon kepada Allah dengan permohonan yang sama. 

Ayat tur ini begitu menyentuh dirinya, meskipun dirinya telah dijanjikan surga oleh Allah tetapi ia tetap menjadi pribadi yang tetap memohon perlindungan kepada Allah. Inilah bentuk interaksi Asma terhadap Al quran 


2. Abu Darda 

Kisahnya Abu Darda terkait dengan surah Al Baqarah ayat 245, 
" Allah bertanya siapa diantara kamu yang bersedia meminjamkan sesuatu pinjaman yang terbaik untuk Allah, agar Allah dapat mengembalikan dengan berlipat lipat dari pinjaman sebelumnya (pemberian tanpa batas) dan hanya kepadaNya lah kalian akan dikembalikan "  


Pinjaman Allah disini bukan berarti seperti kita meminjam, dan bukan berarti Allah meminjam karena butuh sesuatu. Allah tidak membutuhkan sesuatu apapun) 

Abu Darda menghadap Rasulullah dan berkata, " Wahai Rasulullah, apakah benar Allah menghendaki kita mememinjamkan sesuatu kepadaNya " (Dalam konteks ayat diatas Allah bertanya, sehingga Abu Darda pun bertanya kepada Rasulullah. 

Rasulullah menjawab pertanyaan Abu Darda, "betul". 

Abu Darda kemudian berkata kembali, ''kalau demikian maka ulurkanlah tanganmu wahai Rasulullah" (Abu darda meminta kepastian dan mengajak Rasulullah berjabat tangan menandakan "deal" akan perkataan yang disampaikan Rasulullah kepada dirinya. 

Abu Darda berkata, " kalau begitu saat ini aku akan meminjamkan kebun ku kepada Allah " (kebun beserta isinya, isinya 600 pohon kurma yang variantnya beragam, kalau panen satu pohon kurma bisa 1/2 ton) Pinjaman yang sangat yang luar biasa yang nilanya luar biasa. Keinginan Abu Darda tidak diketahui istrinya. Sehingga statusnya kebun kurma ini sebagai wakaf karena sudah dipinjamkan kepada Allah. 


Abu Darda berkata kepada istrinya, "Wahai istriku keluarlah dari kebun kurma itu karena aku sudah meminjamkannya kepada Allah". Begitu mendengar teriakan suaminya. Istrinya berkata, "sungguh beruntung besar perniagaan ini Abu Darda" (istrinya tidak protes sedikitpun perintah suaminya) 

Abu Darda sekali mendengar ayat ini segera bertransaksi bentuk interaksi Al Quran yang luar biasa. 


3. Abdullah Ibnu Umar  

Pelayan setia dari Abdullah Ibnu Umar (dirinya sangat paham dengan keseharian Abdullah bin Umar). Abdullah bin Umar seorang yang Faqih dan tidak mengeblok dengan satu kelompok sahabat. Rasulullah memberikan kesaksian kepada Abdullah bin Umar. Setiap Abdullah ibnu umar membacakan dua ayat al quran di akhir dua surat Al baqarah, pastilah Abdullah ibnu Umar menangis,  

a. Dua ayat terakhir Al Baqarah tersebut mengajarkan 

"Jika engkau melakukan perbuatan yang tampak atau tidak terlihat (atau yang engkau sembunyikan) Allah tetap akan menghisapnya " (Ada yang menyembunyikan kebaikan, tapi ada yang menyembunyikan sesuatu perbuatan yang sebanarnya tidak pantas/menyembunyikan perbuatan dosa). 

Abdullah ketika sampai diayat ini pasti akan menangis, Allah akan mengaudit/menyeleksinya dengan sangat ketat. sampai dengan sesuatu yang kita sembunyikan perbuatan dosa yang tidak diketahui oleh orang lain. Kita tidak bisa menutupi kesalahan kita dihadapan Allah. Seharusnya dari hal ini kita dapat mengambil pelajaran betapa kita manusia berlumur dosa, kita harus dapat mengontrol perbuatan kita. 

b. Ayat yang berkaitan dengan menginfaqkan sesuatu yang disukai 

Atau berkaitan dengan ayat lainya yang menyatakan "berinfaqlah kalian dengan segala sesuatu yang kalian sukai" (hal ini berat). Jika kalian berhasil melakukannya maka akan mendapatkan sesuatu yang tinggi/spesial dari Allah 

Abdullah Ibnu Umar pernah memiliki seekor unta yang sangat ia cintai, dan unta itu kemudian diberikan ke badan amil zakat. 

c. Ayat yang berkaitan dengan penghuni neraka yang meminta air minum

Suatu ketika Abdullah bin umar disuguhkan air dingin (beliau menyukainya), dan ketika ingin meminumnya tetapi ia meletakan gelasnya dan menangis (karena teringat dengan ayat al quran), menangis dengan sangat hebat. Apa yang membuatnya menangis. 

Abdullah bin umar mengutarakan, teringat ayat al quran  surat saba ayat 54 ) 

" pada hari itu mereka dihalangi dari apa yang paling mereka inginkan ", 

Abdullah bin Umar berkata aku tahu apa yang paling diinginkan para penghuni neraka saat itu adalah "meminum air" siapakah mereka para penghuni neraka itu ?

  • orang kaya, dimana apa mereka inginkan saat didunia mereka dapat mendapatkannya tetapi diakhirat mereka tidak mendapatkan apa apa sebagaimana apa yang dimiliki di dunia, meskipun sedekar air minum. Ahli neraka pada surat Al A'raf ayat 50, mereka akan berteriak kepada ahli surga untuk meminta air. Para ahli surga mengatakan apa yang kalian inginkan Allah telah mengharamkan untuk kalian. Allah mengharamkan air minum dari orang kafir

d. Ketika diberikan baju tetapi menolak memakainya. 

Koza murid ibnu Umar menuturkan 

Aku melihat baju Abdullah bin Umar itu kasar, dan ia meminta Abdullah ibnu umar memakai baju pemberiannya. Lalu baju yang diberikan disentuh Abdullah ibnu umar (kain yang begitu lembut, katun bukan sutra). Abdullah berkata "aku takut memakainya, bukan karena baju ini haram tetapi aku takut ketika memakainya aku menjadi sombong, angkuh" 

Wara dari yang halal dan wara dari yang haram 


4. Abdullah bin Abas

Sosok sahabat yang masuk ke kategori junior, artinya persentuhan dengan Rasullah belum lama. Ayahnya Abas bergabung dengan Rasulullah saat Fatul Mekah (8H-10H) beliau mulai berinteraksi dan dididik dengan Rasulullah. Rasulullah dan Abas adalah sepupu, dimana Abas adalah anak dari paman Rasulullah (jarak usianya tidak terlalu jauh) Tetapi usia Abdullah bin Abas dengan Rasulullah terpaut jauh, karena usia Rasulullah sama seperti ayahandanya (Abas, sedikit lebih tua abas). Ibunya Abdullah bin Abas adalah saudara kandung dari istri Rasulullah (Maimunah binti Haris). Jadi Abdullah bin Abas meskipun usianya masih dini 8 tahunan, saat itu masih sering menginap dirumah istri Rasulullah. 

Semangat mencari ilmu Abdullah bin Abas sangat luar biasa, (sampai didoakan Rasulullah). Rasulullah berdoa, "Ya Allah pahamkanlah agama kepadanya dan secara khusus ajarkan tafsir al quran kepadanya" 

Pada akhirnya Abudullah bin umar dikenal sebagai "Juru bicaranya Al Quran (habrur quran) " sangking lihainya terhadap tafsir al quran dan melahirkan madrasah tafsir yang muridnya adalah ulama terkenal (abdullah bin jabar) 

Kisahnya diriwayatkan oleh ikrima (muridnya Abdullah bin abas yang sangat luar biasa, talentanya luar biasa meskipun awalnya susah untuk fokus belajar sampai harus diikat kakinya. Suatu ketika aku menemui Abdullah bin Abas menangis dan mushaf ada dipangkuannya. Melihat itu aku sungkan untuk menegurnya dan mematung melihat, sampai akhirnya aku penasaran dan mendekat kepadanya. Aku berkata kepadanya " apa yang membuatmu menangis wahai guruku ibnu Abas, biarlah aku ikut meringankan bebanmu " 

Lalu apa yang sebenarnya membuat Abdullah ibnu Abas menangis, yakni lembaran mushaf saat membaca surah Al A'raf ayat 163

"Tanyalah kepada mereka kisah tentang penduduk perkampungan yang tinggal ditepi pantai, ketika mereka melanggar ketentuan/atuaran Allah dengan tetap melaut atau memancing ikan dihari sabtu (dihari sabtu banyak ikan sedangkan di hari lain tidak akan ada ikan, sehingga mereka tergoda, mereka kemudian melanggar sehingga mereka menjadi fasiq karena itu) Maka yang Allah selamatkan adalah orang yang yang melakukan nahi munkar (orang orang yang mencegah/melarang perbuatan jahat) sementara yang lain kami azab dengan azab yang sangat pedih ". 

Lalu mengapa Abdullah Ibnu Abas menangis, padahal semua ini adalah cerita masa lalu ?? 

Kalimat " lihatlah yang kami selamatkan adalah orang yang melakukan nahi munkar (mencegah perbuatan jahat), sedangkan yang lain akan habis diazab oleh Allah. 

Abdullah Ibnu Abas berkata, " wahai ikrimah sadarlah dijaman saat ini (jaman bani umayah) banyak sesuatu yang kita ingkari tetapi kebanyakan dari kita tidak mampu untuk mencegahnya, maka kita termasuk kedalam golongan yang nantinya akan mendapatkan azab dari Allah dan kita tidak akan selamat " Beragam kezoliman saat itu terjadi dijamannya tetapi kita tidak dapat melakukan apa apa. 

Lalu ikrima mengingatkan bahwa ada beragam cara menghadapi kemungkaran, salah satunya dimana ketika terjadi kemungkaran itu kita hanya sanggup membencinya/tidak mau menerimanya tetapi tidak sanggup untuk mencegah terjadinya kemungkaran (ini adalah level terendah untuk melakukan nahi munkar terhadap kemungkaran). Maka Abdullah Ibnu Abas setuju dengan yang diungkapkan Ikrima. 

Jika sampai level ini pun kita tidak sanggup maka ini suatu pertanda bahaya menurut ibnu Abas. Jadi ketika berada dilevel yang membeci kemungkaran itu akan bisa selamat 

Azab dimana Bani Israel dikutuk menjadi kera oleh Allah. Sebuah azab yang diberikan kepada bani israel karena ketidak ketaatanNya. 


5. Umar bin Abdul Aziz 

Umar bin Abdul Aziz ketika meninggal meninggalkan 12 orang anaknya yang masih kecil  (meninggal usia 41) Ketika saat meninggal ada yang memberikan masukan, "tidakkah kau menuliskan pembagian baitul mall kepada mereka (anak-anakmu), sehingga sepeninggalanmu nanti mereka tidak akan jatuh miskin".  

Menjelang ajalnya, diingatkan hal seperti itu maka Umar bin Abdul Aziz teringat ayat Al quran (surah Al A'raf ayat 196) 

Umar bin Abdul Aziz berkata, " sesungguhnya waliku yang akan mengurusi semua ini adalah Allah, yang menurunkan Al Quran, dan dialah yang nantinya akan melindungi orang orang yang soleh, dan demi Allah aku tidak akan memberikan sedikitpun apa yang bukan hak dari anak anakku. Karena Baitul Mall adalah hak rakyat " (Umar Abdul Aziz tidak takut anak anaknya miskin) 

Walaupun nantinya anak-anakku terbagi menjadi dua golongan yakni : 
  • Kalau anak-anakku soleh, aku tidak pernah takut meninggalkannya dalam keadaan miskin. Karena anak-anakku adalah anak yang soleh maka Allah akan melindungi mereka, dan aku tidak akan pernah ketakutan akan hal ini (Allah melindingi orang orang yang soleh) 
  • Kalaupun anak-anakku nantinya bukan orang yang soleh, aku tidak akan membuat mereka fasiq dengan memberikan harta baitul mall kepada mereka. Karena aku tidak akan peduli mereka akan seperti apa, oleh sebab aku tidak berkontribusi didalamnya. Aku sama sekali tidak memberikan fasilitas yang mendukung mereka untuk bermaksiat kepada Allah. Sehingga aku menanggung dosanya. 
Umar Abdul Aziz memanggil ke-12 anaknya dan mengabarkan apa yang telah diungkapnya sebelumnya, untuk memberikan pemahaman kepada anak anaknya. Selain itu sebelum meninggal, wasiat lainnya adalah mengamanatkan pendidikan anak-anaknya kepada koleganya (ulama ulama ternama) 

Pada akhirnya anak-anaknya menjadi anak yang  mendanai jihad 80 tentara berkuda 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar