Jumat, 29 Mei 2020

Sentuhan Al Quran Lahirkan Keajaiban

Dalam hal ini kita akan membahas " Bagaimana para generasi shalafus sholeh menghasilkan keajaiban, buah dari interaksi mereka dengan Al Quran " 

Untuk dapat berinteraksi dengan Al quran, yakni :  
mencoba menggali isi ajaran Al quran.untuk mendapatkan pelajaran penting terhadap Al quran  ( Al quran sebagai petunjuk umat manusia dan sebagai sendi kehidupan umat manusia, tolak ukurnya kehidupan manusia adalah al quran ) 

Rasulullah memiliki amanah untuk mendidik generasi dijamannya untuk mengenal dan berinteraksi dengan Al quran.  

Menjadi evaluasi kita bersama mengapa kehidupan kita dirasa datar-datar saja atau adakah hal besar ? Bisa jadi ketika kita mengevaluasi tidak ada perubahan yang berarti, jangan jangan masih ada yang perlu diperbaiki. karena apa yang kita anggap sudah melakukan hal besar sekarang, tapi jika dibandingkan dengan apa yang dilakukan shalafus sholeh hal itu masih terlalu kecil (membandingkan dengan generasi shalafus sholeh untuk menjadi acuan, sebaiknya kita bisa meniru) 

Ketahuilah bahwa apa yang dilakukan shalafus sholeh itu out of the box dari apa yang kita pikirkan (ini yang luar biasa dari apa yang mereka lakukan) 

Al quran sebagai materi Talbiyah (mendidik diri untuk dapat berinteraksi dengan al quran) Al quran sebagai materi ilmiah (dalam berinteraksi dengan al quran membutuhkan tafaqur) 

Dalam tafaqur membutuhkan kemampuan : 

  • Interaksi intelektual, akal akan membentuk pemikiran
  • Interaksi emosional, adanya aspek emosi akan menjiwai al quran 
  • Berprilaku 
Tiga hal inilah yang akan menghasilkan kepribadian dan adab yang baik dalam keseharian kehidupannya. Pola hasil didikan Rasulullah terhadap para generasi salafus sholeh. 

Beberapa kisah para salafus sholeh ketika berinteraksi dengan Al quran yang melahirkan keajaiban, antara lain


1. Asma Binti Abu Bakar 

Asma binti Abu Bakar adalah Putri Abu Bakar kakak dari bunda Aisyah RA).  Asma  memiliki kedermawanan yang luar biasa. Bunda Aisyah kalau punya sesuatu dikumpulin dulu baru jika sudah cukup barulah disedekahkan, tetapi asma jika punya sesuatu langsung sedekah. Asma termasuk yang mendapatkan pelajaran langsung dari Rasulullah. Rasulullah pernah berpesan terhadap Asma " janganlah kamu menghitung pemberianmu kepada manusia, agar Allah tidak menghitung hitung pemberiannya pada mu." Asma tidak pernah kawatir dengan hartanya. Esensi ini cerminan dari apa yang Al Quran ajarkan. 

Al Quran diturunkan untuk dapat menyatu dengan makhluk

Allah memberikan berfirman " seadainya Al quran ini diturunkan di atas gunung (batu), maka gunung akan meledak " maksudnya ketika ajaran al quran merasuki qolbu manusia, ia akan menjadi ledakan yang luar biasa (membentuk kepribadian yang sangat dasyat) Hal ini akan nyata tercipta ketika seseorang yang berinteraksi dengan al quran akan menghasilkan ledakan yang luar biasa. Ledakan bukanlah seperti gunung meletus, akan tetapi perumpamaan dari ledakan itu yakni manusia dapat menghasilkan karya yang luar biasa.

Abad bin Hamzah mendengar Asma membaca al quran (surah tur ayat 27) 

Allah menganugrahkan kepada kami nikmat, dan melindungi kami dari siksa neraka yang sangat panas 

Dalam surah tersebut dijelaskan bahwa Allah melindungi kami dari azab neraka, di sinilah Asma begitu bergetar dan langsung berdoa memohon kepada Allah untuk diberikan perlindungan (tidak dilawati begitu saja, asma berhenti membaca dan berdoa dan memohon kepada Allah untuk melimpahkan anugrah kepadanya). Asma begitu menghayati ayat ini. Abad tidak jadi masuk untuk bertemu Asma, tetapi ia bergegas pergi ke pasar. Dan setelah dari pasar kembali ke rumah Asma. Abad tetap menemukan Asma duduk membaca Al quran masih di ayat itu untuk berdoa dan memohon kepada Allah dengan permohonan yang sama. 

Ayat tur ini begitu menyentuh dirinya, meskipun dirinya telah dijanjikan surga oleh Allah tetapi ia tetap menjadi pribadi yang tetap memohon perlindungan kepada Allah. Inilah bentuk interaksi Asma terhadap Al quran 


2. Abu Darda 

Kisahnya Abu Darda terkait dengan surah Al Baqarah ayat 245, 
" Allah bertanya siapa diantara kamu yang bersedia meminjamkan sesuatu pinjaman yang terbaik untuk Allah, agar Allah dapat mengembalikan dengan berlipat lipat dari pinjaman sebelumnya (pemberian tanpa batas) dan hanya kepadaNya lah kalian akan dikembalikan "  


Pinjaman Allah disini bukan berarti seperti kita meminjam, dan bukan berarti Allah meminjam karena butuh sesuatu. Allah tidak membutuhkan sesuatu apapun) 

Abu Darda menghadap Rasulullah dan berkata, " Wahai Rasulullah, apakah benar Allah menghendaki kita mememinjamkan sesuatu kepadaNya " (Dalam konteks ayat diatas Allah bertanya, sehingga Abu Darda pun bertanya kepada Rasulullah. 

Rasulullah menjawab pertanyaan Abu Darda, "betul". 

Abu Darda kemudian berkata kembali, ''kalau demikian maka ulurkanlah tanganmu wahai Rasulullah" (Abu darda meminta kepastian dan mengajak Rasulullah berjabat tangan menandakan "deal" akan perkataan yang disampaikan Rasulullah kepada dirinya. 

Abu Darda berkata, " kalau begitu saat ini aku akan meminjamkan kebun ku kepada Allah " (kebun beserta isinya, isinya 600 pohon kurma yang variantnya beragam, kalau panen satu pohon kurma bisa 1/2 ton) Pinjaman yang sangat yang luar biasa yang nilanya luar biasa. Keinginan Abu Darda tidak diketahui istrinya. Sehingga statusnya kebun kurma ini sebagai wakaf karena sudah dipinjamkan kepada Allah. 


Abu Darda berkata kepada istrinya, "Wahai istriku keluarlah dari kebun kurma itu karena aku sudah meminjamkannya kepada Allah". Begitu mendengar teriakan suaminya. Istrinya berkata, "sungguh beruntung besar perniagaan ini Abu Darda" (istrinya tidak protes sedikitpun perintah suaminya) 

Abu Darda sekali mendengar ayat ini segera bertransaksi bentuk interaksi Al Quran yang luar biasa. 


3. Abdullah Ibnu Umar  

Pelayan setia dari Abdullah Ibnu Umar (dirinya sangat paham dengan keseharian Abdullah bin Umar). Abdullah bin Umar seorang yang Faqih dan tidak mengeblok dengan satu kelompok sahabat. Rasulullah memberikan kesaksian kepada Abdullah bin Umar. Setiap Abdullah ibnu umar membacakan dua ayat al quran di akhir dua surat Al baqarah, pastilah Abdullah ibnu Umar menangis,  

a. Dua ayat terakhir Al Baqarah tersebut mengajarkan 

"Jika engkau melakukan perbuatan yang tampak atau tidak terlihat (atau yang engkau sembunyikan) Allah tetap akan menghisapnya " (Ada yang menyembunyikan kebaikan, tapi ada yang menyembunyikan sesuatu perbuatan yang sebanarnya tidak pantas/menyembunyikan perbuatan dosa). 

Abdullah ketika sampai diayat ini pasti akan menangis, Allah akan mengaudit/menyeleksinya dengan sangat ketat. sampai dengan sesuatu yang kita sembunyikan perbuatan dosa yang tidak diketahui oleh orang lain. Kita tidak bisa menutupi kesalahan kita dihadapan Allah. Seharusnya dari hal ini kita dapat mengambil pelajaran betapa kita manusia berlumur dosa, kita harus dapat mengontrol perbuatan kita. 

b. Ayat yang berkaitan dengan menginfaqkan sesuatu yang disukai 

Atau berkaitan dengan ayat lainya yang menyatakan "berinfaqlah kalian dengan segala sesuatu yang kalian sukai" (hal ini berat). Jika kalian berhasil melakukannya maka akan mendapatkan sesuatu yang tinggi/spesial dari Allah 

Abdullah Ibnu Umar pernah memiliki seekor unta yang sangat ia cintai, dan unta itu kemudian diberikan ke badan amil zakat. 

c. Ayat yang berkaitan dengan penghuni neraka yang meminta air minum

Suatu ketika Abdullah bin umar disuguhkan air dingin (beliau menyukainya), dan ketika ingin meminumnya tetapi ia meletakan gelasnya dan menangis (karena teringat dengan ayat al quran), menangis dengan sangat hebat. Apa yang membuatnya menangis. 

Abdullah bin umar mengutarakan, teringat ayat al quran  surat saba ayat 54 ) 

" pada hari itu mereka dihalangi dari apa yang paling mereka inginkan ", 

Abdullah bin Umar berkata aku tahu apa yang paling diinginkan para penghuni neraka saat itu adalah "meminum air" siapakah mereka para penghuni neraka itu ?

  • orang kaya, dimana apa mereka inginkan saat didunia mereka dapat mendapatkannya tetapi diakhirat mereka tidak mendapatkan apa apa sebagaimana apa yang dimiliki di dunia, meskipun sedekar air minum. Ahli neraka pada surat Al A'raf ayat 50, mereka akan berteriak kepada ahli surga untuk meminta air. Para ahli surga mengatakan apa yang kalian inginkan Allah telah mengharamkan untuk kalian. Allah mengharamkan air minum dari orang kafir

d. Ketika diberikan baju tetapi menolak memakainya. 

Koza murid ibnu Umar menuturkan 

Aku melihat baju Abdullah bin Umar itu kasar, dan ia meminta Abdullah ibnu umar memakai baju pemberiannya. Lalu baju yang diberikan disentuh Abdullah ibnu umar (kain yang begitu lembut, katun bukan sutra). Abdullah berkata "aku takut memakainya, bukan karena baju ini haram tetapi aku takut ketika memakainya aku menjadi sombong, angkuh" 

Wara dari yang halal dan wara dari yang haram 


4. Abdullah bin Abas

Sosok sahabat yang masuk ke kategori junior, artinya persentuhan dengan Rasullah belum lama. Ayahnya Abas bergabung dengan Rasulullah saat Fatul Mekah (8H-10H) beliau mulai berinteraksi dan dididik dengan Rasulullah. Rasulullah dan Abas adalah sepupu, dimana Abas adalah anak dari paman Rasulullah (jarak usianya tidak terlalu jauh) Tetapi usia Abdullah bin Abas dengan Rasulullah terpaut jauh, karena usia Rasulullah sama seperti ayahandanya (Abas, sedikit lebih tua abas). Ibunya Abdullah bin Abas adalah saudara kandung dari istri Rasulullah (Maimunah binti Haris). Jadi Abdullah bin Abas meskipun usianya masih dini 8 tahunan, saat itu masih sering menginap dirumah istri Rasulullah. 

Semangat mencari ilmu Abdullah bin Abas sangat luar biasa, (sampai didoakan Rasulullah). Rasulullah berdoa, "Ya Allah pahamkanlah agama kepadanya dan secara khusus ajarkan tafsir al quran kepadanya" 

Pada akhirnya Abudullah bin umar dikenal sebagai "Juru bicaranya Al Quran (habrur quran) " sangking lihainya terhadap tafsir al quran dan melahirkan madrasah tafsir yang muridnya adalah ulama terkenal (abdullah bin jabar) 

Kisahnya diriwayatkan oleh ikrima (muridnya Abdullah bin abas yang sangat luar biasa, talentanya luar biasa meskipun awalnya susah untuk fokus belajar sampai harus diikat kakinya. Suatu ketika aku menemui Abdullah bin Abas menangis dan mushaf ada dipangkuannya. Melihat itu aku sungkan untuk menegurnya dan mematung melihat, sampai akhirnya aku penasaran dan mendekat kepadanya. Aku berkata kepadanya " apa yang membuatmu menangis wahai guruku ibnu Abas, biarlah aku ikut meringankan bebanmu " 

Lalu apa yang sebenarnya membuat Abdullah ibnu Abas menangis, yakni lembaran mushaf saat membaca surah Al A'raf ayat 163

"Tanyalah kepada mereka kisah tentang penduduk perkampungan yang tinggal ditepi pantai, ketika mereka melanggar ketentuan/atuaran Allah dengan tetap melaut atau memancing ikan dihari sabtu (dihari sabtu banyak ikan sedangkan di hari lain tidak akan ada ikan, sehingga mereka tergoda, mereka kemudian melanggar sehingga mereka menjadi fasiq karena itu) Maka yang Allah selamatkan adalah orang yang yang melakukan nahi munkar (orang orang yang mencegah/melarang perbuatan jahat) sementara yang lain kami azab dengan azab yang sangat pedih ". 

Lalu mengapa Abdullah Ibnu Abas menangis, padahal semua ini adalah cerita masa lalu ?? 

Kalimat " lihatlah yang kami selamatkan adalah orang yang melakukan nahi munkar (mencegah perbuatan jahat), sedangkan yang lain akan habis diazab oleh Allah. 

Abdullah Ibnu Abas berkata, " wahai ikrimah sadarlah dijaman saat ini (jaman bani umayah) banyak sesuatu yang kita ingkari tetapi kebanyakan dari kita tidak mampu untuk mencegahnya, maka kita termasuk kedalam golongan yang nantinya akan mendapatkan azab dari Allah dan kita tidak akan selamat " Beragam kezoliman saat itu terjadi dijamannya tetapi kita tidak dapat melakukan apa apa. 

Lalu ikrima mengingatkan bahwa ada beragam cara menghadapi kemungkaran, salah satunya dimana ketika terjadi kemungkaran itu kita hanya sanggup membencinya/tidak mau menerimanya tetapi tidak sanggup untuk mencegah terjadinya kemungkaran (ini adalah level terendah untuk melakukan nahi munkar terhadap kemungkaran). Maka Abdullah Ibnu Abas setuju dengan yang diungkapkan Ikrima. 

Jika sampai level ini pun kita tidak sanggup maka ini suatu pertanda bahaya menurut ibnu Abas. Jadi ketika berada dilevel yang membeci kemungkaran itu akan bisa selamat 

Azab dimana Bani Israel dikutuk menjadi kera oleh Allah. Sebuah azab yang diberikan kepada bani israel karena ketidak ketaatanNya. 


5. Umar bin Abdul Aziz 

Umar bin Abdul Aziz ketika meninggal meninggalkan 12 orang anaknya yang masih kecil  (meninggal usia 41) Ketika saat meninggal ada yang memberikan masukan, "tidakkah kau menuliskan pembagian baitul mall kepada mereka (anak-anakmu), sehingga sepeninggalanmu nanti mereka tidak akan jatuh miskin".  

Menjelang ajalnya, diingatkan hal seperti itu maka Umar bin Abdul Aziz teringat ayat Al quran (surah Al A'raf ayat 196) 

Umar bin Abdul Aziz berkata, " sesungguhnya waliku yang akan mengurusi semua ini adalah Allah, yang menurunkan Al Quran, dan dialah yang nantinya akan melindungi orang orang yang soleh, dan demi Allah aku tidak akan memberikan sedikitpun apa yang bukan hak dari anak anakku. Karena Baitul Mall adalah hak rakyat " (Umar Abdul Aziz tidak takut anak anaknya miskin) 

Walaupun nantinya anak-anakku terbagi menjadi dua golongan yakni : 
  • Kalau anak-anakku soleh, aku tidak pernah takut meninggalkannya dalam keadaan miskin. Karena anak-anakku adalah anak yang soleh maka Allah akan melindungi mereka, dan aku tidak akan pernah ketakutan akan hal ini (Allah melindingi orang orang yang soleh) 
  • Kalaupun anak-anakku nantinya bukan orang yang soleh, aku tidak akan membuat mereka fasiq dengan memberikan harta baitul mall kepada mereka. Karena aku tidak akan peduli mereka akan seperti apa, oleh sebab aku tidak berkontribusi didalamnya. Aku sama sekali tidak memberikan fasilitas yang mendukung mereka untuk bermaksiat kepada Allah. Sehingga aku menanggung dosanya. 
Umar Abdul Aziz memanggil ke-12 anaknya dan mengabarkan apa yang telah diungkapnya sebelumnya, untuk memberikan pemahaman kepada anak anaknya. Selain itu sebelum meninggal, wasiat lainnya adalah mengamanatkan pendidikan anak-anaknya kepada koleganya (ulama ulama ternama) 

Pada akhirnya anak-anaknya menjadi anak yang  mendanai jihad 80 tentara berkuda 


Kamis, 28 Mei 2020

Pesan di Akhir Ramadhan

Ramadhan bagi kaum muslimin dapat menjadi titik tolak perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. 


Penjelasan Al Quran tentang Puasa Ramadhan 

Surat Al Baqarah ayat 183, 184, 185 dan 187 memberikan penjelasan tentang ketentuan beribadah dalam puasa Ramadhan 
  • "Hai orang orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang orang sebelum kami, agar kamu bertaqa" (Surah Al Baqrah Ayat 183) 
  • "Maka apabila dalam beberapa hari tertentu, maka jika diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka wajiblah baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari lain. Dan wajib bagi orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) untuk membayar Fidyah, yakni memberi makan seseorang yang miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hatinya mengerjakan kebajikan, maka itulah lebih baik baginya. Dan perpuasalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui" (Surah Al Baqarah Ayat 184)
  • "Beberapa hari yang ditentukan itu adalah bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkannya Al quran sebagai petunjuk umat manusia, dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan sebagai pembeda mana yang haq dan batil. Karena barang siapa diantara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah berpuasa pada bulan itu, dan apabila sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka) maka wajiblah ia berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkannya pada hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya itu dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjukNya yang diberikan kepadamu supaya kamu bersyukur" (Surah Al Baqarah ayat 185) 
  • "Dihalalkan bagimu pada malam hari dibulan Ramadhan bercampur dengan istri-istrimu. mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian baginya. Allah mengetahui bahwa kalian tidak akan dapat menahan nafsumu, oleh karena itu Allah mengampunimu dan memaafkanmu. Maka campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakan puasamu sampai datangnya malam, tetapi janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf didalam masjid, Itulah larangan Allah. Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikian Allah menerangkan ayat-ayatNya kepada Manusia supaya mereka bertaqwa " (Surat Al Baqarah Ayat 187)

Surah Al Baqarah ayat 185 menjelaskan tentang keistimewaan bulan Ramadhan 

Beriman dan Berikhsan 
Imunitas kita rentan karena imunisi kita 
Taqwa target kita dalam berpuasa yang harus dicapai 

Ayat tentang puasa ditutup dengan Al Baqarah 183 

"Taat dan Menghamba kepada Allah" (sangat mudah dilakukan apabila hati kita iklas) Allah sendiri tidak menghendaki kesulitan. Sebaliknya apabila kita dalam beribadah dan taat kepada Allah itu berat berarti kita belum memenuhi syarat untuk merasakan kemudahan. Untuk menjalankan ketaatan kepada Allah memiliki pengantar yang harus dipenuhi, seperti ketika kita ingin solat kita diterima Allah selain bacaannya harus benar kita terlebih dahulu harus berwudhu. 

Pengantar taqwa dengan mengakui keesaan Allah (Allah Maha Besar) sehingga tidak ada lagi tempat sebagai pribadi yang frustasi bagi diri seorang mukmin. 

Ditutup dengan " Agar kalian bersyukur " (La alakum Tasykurun) 

Kewajiban berpuasa jalankan zohirnya dan amalan lainnya terkait dengannya dan kelengkapannya (dapat menghantarkanmu menjadi pribadi yang bertaqwa dan dapat membangun imunitas). Sehingga kita menyadari Allah Maha Besar, persoalanmu itu kecil, musuhmu kecil, tantangan yang kamu hadapi kecil (maknai semua ini) "Manusia terlalu kerdil, Allah Maha Besar, persoalan hamba itu tidak seberapa dengan nikmat yang telah kau berikan yang begitu besar." Harusnya demikian berfikirnya (menyadari bahwa Allah Maha Besar, Kasih sayang Allah berlimpah) ini mendorong kita untuk dapat mensyukuri hidup sehingga hidupnya lebih bahagia. Rasa Bahagia secara fisik dapat membangun imunitas kita dan menatap kehidupan lebih Optimis. 

Jika pasca Ramadhan kita menjadi pribadi yang lupa bersyukur maka ada yang salah dengan puasa ramadhan kita dan ada yang harus kita perbaiki. 




Kamis, 21 Mei 2020

Kisah Al Quran 01 - Bani Israel Pasca Fir'aun

Kisah Al Quran 


Kisah dari al quran / kisah dari kisah dari kitab Qasas Al Quran , dipaparkan secara sistematika, kisah dari pada membacanya dari ayat perayat, Fungsinya menggali pelajaran penting yang terdapat dalam kisah kisah al quran.

Kisah Bani Israel di Masa Pemerintahan Fir’aun


Ketahuilah bahwa 1/3 dari Al quran adalah berisi kisah kisah terdahulu, yang dapat dijadikan pembelajaran bagi umat saat ini. Kisah Nabi musa dengan bani israel adalah kisah terpanjang yang diceritakan didalam Al quran. Hal ini pastilah ada maksud Alah untuuk menggambarkannya di Al quran. Kita ketahui bahwa Al Quran adalah Petunjuk bagi umat manusia. Kisah yang disampaikan di dalam al quran bukanlah hanya untuk sekedar memberitahukan umat sekarang bahwa dahulu pernah terjadi kisah tersebut secara nyata dan pernah terjadi peristiwa penting dimasanya, namun juga merupakan cara Allah memberikan petunjuk melalui kisah kisah yang disampaikan didalamnya (Qasas Al Quran)

Kisah Nabi musa yang diceritakan dalam al quran, dimula dari : 
  • Perjalanan kisah nabi musa yang dari semula diangkat menjadi Nabi hingga kisah nabi musa diangkat menjadi Rasul,  selama masa itu menceritakan kisah nabi musa bersama umatnya (bani Israel) dan menceritakan kisah nabi musa mengingatkan firaun kembali ke jalan Allah. 
  • Dimasa nabi musa diangkat menjadi seorang Rasul, Nabi musa memiliki ujian Raja Fir`aun, yang mengaku dirinya sebagai Tuhan yang paling utama dari Tuhan Tuhan lain yang dimuliakan dimasanya. Banyak hal yang dilakukan Fir’aun, untuk menunjang penguakuannya sebagai Tuhan yakni membuat perundang undangan yang mewajibkan seluruh masyarakatnya saat itu untuk menyembah dirinya dan mengakui dirinya sebagai Tuhan. Banyak bentuk kecongkakan Fir’aun disaat dirinya berkuasa, sampai akhirnya Allah berkuasa untuk membinasakan dirinya. 
  • Ketika Allah telah membinasakan Fir'aun dengan menenggelamkannya di lautan, maka ini bukanlah akhir dari kisahnya. Masih ada kisah setelahnya yang menceritakan para pengikutnya (Bani Israel).

Pada masa perintahan Fir’aun 

Saat itu Bani Israel saat itu merupakan masyarakat yang hina dan tertindas, mereka harus patuh dan taat akan apa yang diperintahkan Fir’aun, sampai Allah memberikan amanah kepada bani Israel untuk sebagai pelopor/pembangkit/pengendali/pemimpin umat. Disinilah esensi pembelajaran yang dapat diambil sepeninggal fir’aun. 

Lalu apakah setelah Fir'aun dibinasakan Allah, menjadikan kisah ini berakhir ?? 

Tidak, semua itu bukanlah akhir dari kisah sejarah ini, karena masih adak kelanjutan Kisah yang menceritakan perubahan fase dari ketertindasan menuju fase kebangkitan yang dialami Bani Israel. Kisah perubahan yang terjadi ditengah masyarakat bani Israel digambarkan di surah Ar A’raf, surah taha, surah al qasas, surah Al Maidah.

Musa berkata kepada Bani Israel “mintalah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah" (bersabar disini adalah pasrah terhadap takdir Allah). Bahwa sesuatu yang terjadi tidak ada yang luput dari takdir Allah. Dimana Allah memberikan pilihan untuk berproses / bergerak untuk mendapatkan takdir baik, bukan hanya diam pasrah dan mengatakan semua sudah menjadi takdir Allah. 

Saat itu nabi musa sangat optimis dengan kehidupan bani Israel dimasa depan, rasa optimis ini merupakan wahyu dari Allah. Tetapi mendapatkan perintah itu dari nabi musa, bani Israel tidak mempercayainya. Mereka cenderung untuk belum bisa keluar dari pengaruh Fir’aun (dimana mereka tidak memiliki rasa optimisme dan terbiasa pasrah dengan keadaan) Mentalisme rasa ketidak optimisan ini seperti telah mendarah daging dipola pikiran mereka. Waktu itu mereka berkata kepada musa, “wahai musa bagaimana kita bisa mengalahkan fir’aun sedangkan kehadiranmu saja tidak memberikan perubahan terhadap kehidupan kami” (mentalitas layak kalah)

Rasa optimisme nabi musa dsebenarnya beralasan, rasa optimisme kehidupan bani israel dimasa depan. 

Karena saat itu nabi musa mengetahui bahwa (meskipun saat itu kendali ditangan fir’aun. tetapi sebenarnya fir’aun tidak bisa berbuat banyak dengan mukzizat musa). Situasi ini dapat dibaca oleh nabi musa, Fir’aun sebenarnya hanya menggunakan hegemoni kekuasannya untuk ditakuti dan berharap untuk diakui dirinya sebagai tuhan. Nabi musa terus memberikan motivasi menumbuhkan rasa optimisme, “yakinlah suatu saat nanti kalian akan dapat mengalahkan fir’aun, biarlah nanti Allah yang menilai dan mengukur apa yang telah kita lakukan setelah nantinya dapat menguasai peradapan.”

Sebagai seorang mukmin kita tidak layak untuk memiliki mental kalah

Tetapi yang harus kita lakukan ketika kita kalah, cukup akui saja kita kalah, bukan terus pesimis untuk menjadi pemenang. Dalam surah Al A’raf disampaikan bahwa bumi milik Allah dan apabila kalian bertaqwa pasti akan menang.  Karena ketika kita frustasi maka sebenarnya kita tidak akan bisa befikir jernih. Sikap frustasi bukanlah cara berfikir seorang mukmin, mukmin haruslah optimis.


Dalam surah Ar A’raf atas kecongkakan atas diri Fir'aun, 




Fir'aun mengganggap dirinya sebaga tuhan. Fir'aun bukanlah nama raja tetapi sebutan untuk para pemimpin dijamannya. Maka ganjaran dari Alah yakni menimpakan krisis untuk pemerintahan fir’aun (menggerogoti system perekonomian Fir’aun) Tahun ini disebut tahun krisis (bisinin). Pada tahun ini sebenarnya firaun sudah tidak bisa berbuat apa apa lagi, dirinya mendatangi musa untuk meminta pertolongan. Fir’aun bekta kepada musa,, “musa mintalah kepada tuhanmu untuk menghentikan krisis ini”, sebenarnya permintaan ini bukanlah murni permintaan tolong fir’aun. Dirinya berharap jika tidak ada perubahan maka fir’aun akan menghinakan nabi musa dan Allah. Nabi musa berdoa kepada Allah dan dengan mudah Allah menyelesaikan masalah krisis ini. Tetapi setelahnya Fir’aun bukannya beriman kepada Allah, tetapii dirinya tetap durhaka dan tidak mau mengakui Allah (tuhan nabi musa) sebagai tuhan yang sebenarnya. Allah murka dan menenggelamkan fir’aun di tengah lautan, ketika dirinya dan pasukannya mengejar nabi musa dan pengikutnya. Tetapi meskipun jasadnya ditenggelamkan tetapi jasadnya dibuat utuh sama Alllah dan pastilah ada pembelajaran didalanya. Jasad Firaun utuh untuk menggambarkan kepada umat setelahnya dn menjadi pembelajaran berharga bagi penerusmu.

Jangan pernah berfikir bahwa janji Allah akan luput, tanda tandanya sudah jelas. Lalu mengapa kalian tidak bertaubat dan kembali dijalan Allah.

Kami akan menjadikan mereka sebagai pemimpin, ialah bani Israel

Bani Israel sudah terbiasa dengan pemikiran yang diperintahkan firaun (tidak bisa lepas dari budaya mentalisme yang ditanamkan fir’aun. Bani Israel setelah diselamatkan Allah tidak membuat diri mereka beriman tetapi mereka tetap fasiq. Mereka menantang musa untuk menunjukan wujud tuhannya. Mereka sebenarnya berharap hal itu tidak dapat dipenuhi musa. Sehinga mereka dapat merendahkan tuhan musa, dan mereka tetap sebagai penantang ajaran musa.
Ketika Allah memerintahkan musa untuk pergi ke Tursina (untuk menerima wahyu - taurat) selama 30 – 40 hari kedepan. 

Selama itu nabi musa menyerahkan pemerintahannya dan pengawasan terhadap masyarakatnya (bani israel). Selama musa pergi ke tursina, maka bani Israel diawasi nabi harun. Tetapi karena bani Israel tidak memiliki kekuatan emosional maka keberadan nabi harun tidak dihargai, sehingga tidak membawa perubahan yang banyak. . Selain itu Bani Israel memojokan nabi Harun. Bani Israel beranggapan kedatangan musa sangat lama. Kesempatan ini dimanfaatkan sekelompok orang untuk merebut kepemimpinan nabi harun. Dikabarkan oleh Al quran ialah samirin.





Samirin memiliki keahlian untuk membuat patung anak sapi dan atas mentalisme materialism yang dimiliki bani Israel untuk mentaati pemimpinnya untuk menyembah patung anak sapi. (ahlaq bani Israel masih lemah, mudah dipengaruhi) Maka bani Israel terpecah menjadi pengikut musa dan pengikut samiri. Sosok samiri dikabarkan di al quran pada surah Toha.

Dalam kisahnya di al quran, diungkapkan bahwa bani Israel pernah kalah, tetapi selalu mendapat pertolongan Allah tetapi setelahnya berkhianat kembali. Kisah tersebut dimana musa memerintahkan bani Israel memasuki kota palestina (surah al maidah), “wahai kaumku masuklah kamu ke tanah palestina”. Perintah ini diberikan kepada bani Israel yang masih tetap sebagai pengikut musa bukan pengikut samiri. Tetapi bani Israel menolak, bani Israel malah meminta nabi musa, “wahai musa masuklah kamu bersama tuhanmu ke palestina, bukanlah Allah akan melindungimu, biarlah kami menunggumu disini”. Allah murka dan bani Israel di hukum untuk tidak bisa memasuki kota palestina salama 40 tahun. Gemblengan hidup terhadap bani Israel terjadi semala itu. Maka selama 40 tahun ini pasti para pengikutnya ada yang telah meninggal (tidak bisa melanjutkan tongkat estafet merebut peradapan) tetapi diharapkan dari generasi penerus dari mereka kelak sebagai pemimpin peradapan. Pembelajaran yang dapat diambil “ untuk menyiapkan generasi penerus peradapan, maka tidak focus melakukan perbaikan kepada yang tua (untuk merubah yang tua, tetapi kita juga harus focus terhadap memperbaiki generasi penerus”.

Generasi baru dari bani Israel tersebutlah yang dapat menikmati sebagai pencetus kebangkitan, yakni dimasa pemerintahan yusak bin nun (saat itu musa dan harus sudah meninggal). Bermula dari terpuruknya bani Israel di mesir saat pemerintahan fir’aun, tetapi ditengah kegelisahan itu musa hanya meminta mereka berdoa untuk meminta pertolongan Allah dan bersabar. Generasi Bani Israel baru dari generasi bani Israel sebelumnya yang nantinya akan menjadi pemimpin peradaban (pencetus kebangkitan umat). Generasi yang digembleng nabi musa selama 40 tahun. Generasi ke-2 sebagai pelopor kebangkitan dimulai dari syam. Hasil kesabaran bani Israel untuk mencapai cita citanya merupakan sebuah proses (digembleng nabi musa). Hal ini dapat digunakan sebagai pembelajaran bagi umat Rasulullah. Allah berfirman, “wahai Muhammad janganlah kau ragu akan kebenaran al quran, karena digunakan sebagai petunjuk oleh musa untuk merubah bani Israel”, pada masa pemerintahan Rasullah di mekah, dimana saat itu masyarakat mekah adalah masyarakat quraish jahiliyah. Rasulullah diutus sebagai Nabi dan Rasul untuk mereka.

Hakekat islam / risalah islam para nabi dan rasul telah ada sejak para nabi dan Rasul diangkat. Tetapi ilsam disebut sebagai ajaran/agama setelah al quran diturunkan. Saat itu para pengikut nabi / rasul yang tunduk terhadap perintah Allah adalah orang yang mengikiti ajaran atau risalah nabi/rasul tetapi waktu itu belum dikatakn sebagai identitas ajaran (muslim). Hanya saja sebagian bani Israel yang menjadi pecahan dari mereka setelah musa dan harun tiada menyelewengkan ajaran musa.
Al Maidah ayat 21,
·  
   Allah memerintahkan bani Israel sebagai representative untuk  memakmurkan bumi dengan ajaran Allah sampai nabi sulaiman berkuasa
·        
    Palestina menjadi titik awal kebangkitan bani Israel, tetapi peahamannya bukan menjadi tanah palestina adalah pemberian dariAllah kepada bani Israel. Allah akan menjanjikan tanah palestina sebagai tempat untuk kalian (bani Israel) untyk memulai risalah Allahmelalui nabi musa dan  diawali dari tanah palestina, Janganlah mengikuti pemikiran zionisme bahwa tanah pasletina adalah tanah pemebrian kepada bani Israel dari tuhannya. Sama halnya ketika Allah memerintaha nabi Muhammad dan dimulai dari mekah untuk menjalankan rialah. 

    Bersambung ke halaman (klik disini)