10 Pelajaran yang diambil dari Surah Al Fatihah
ustd. Budi Ashari
I. Mukadimah
1. Al Fatihah sebagai surah Pembuka
Seperti yang kita ketahui bahwa surah Al Fatihah merupakan surah pembukaan (dimana posisinya didepan), dan merupakan ringkasan dari seluruh isi al quran dari 113 buah surah, yang diringkas dalam 1 (satu) surah dalam 7 ayat
2. Al Fatihah merupakan bacaan utama saat solat
Setelah takbiratul ikhram saat solat, maka kita membaca surah al fatihan. Ketika dalam solat kita membaca surah al baqarah sampai annas, tetapi tidak membaca surah al fatihah terlebih dahulu maka dihukumi solatnya tidak syah. Tetapi ketika hanya membaca Al Fatihah saja dan tidak membaca surah lainnya maka solatnya tetap syah
3. Surah yang dipuji langsung oleh Allah
Al Fatihah memiliki hubungan yang erat dengan al quran, Al quran diturunkan oleh Allah untuk menyelesaikan kejahiliahan yang terjadi pada masa itu. (Bentuk Jahiliyah saat itu sangat rata dimuka bumi, jahiliyah rata dilakukan oleh sistem negara di berbagai tempat. Maka segelintir ahli kitab yang masih mengikuti ajaran agama. Allah menurunkan Al Quran kepada Rasulullah (Muhammad SAW), setelahnya Rasulullah mendidik sahabatnya. Sahabat inilah yang bersama Rasulullah memberikan dakwah kepada umat untuk menyampaikan pesan Allah. Setelah Rasulullah wafat para sahabat tetap meneruskan perjuangan Rasulullah untuk melebarkan cahaya illahi keseluruh penjuru muka bumi.
Penjelasan Al Fatihah secara detail :
- Ada beberapa ulama yang mengatakan dimulai dari Basmaallah (Bismillah), dimana mashaf imam safi'i (ayat 1 : Bismillahirahmanirahim) merupakan bagian dari Al Fatihah
- Al Fatihah dimulai dari Alhamdulillah
II. Mengenal Al Quran
1. Para Ulama mengatakan ada dua tingkatan / urutan Al quran,
- Tartib Nuzul, urutan yang berdasarkan urutan turun (surah al alaq), meskipun urutan turunnya nanti bergam karena adanya perbedaan antara ulama satu dengan yang lainnya dalam menjelaskan urutan turunnya surah. Hanya saja perbedaan itu tidak menjadi pokok pertikaian atau tidak merubah isi al quran. Jika sesuai urutannya : Al Alaq, Al Qolam, Al mudatzir, Al muzamir, Al Fatihah (Al Fatihah merupakan urutan ke-5) dan Al Fatihah diturunkan 2 (dua) kali, yakni 1x semasa di mekah dan 1x semasa di madinah.
- Tartib Mushaf (urutan mushaf), Para ulama menyatakan urutan mushaf terdiri dari urutan surah, dan urutan ayat dalam surah.
2. Penggalan surah/ayat al quran.
Adapun penggalan surah/ayat yang dibawa jibril adalah :
- Surah yang turun sekaligus (turun per satu surah)
- Surah yang turun bertahap bukan yang sekaligus turun
Saat membawa surah/ayat itu turun dan disampaikan kepada Rasulullah, jibril pun berkata, " letakan surah/ayat itu dibelakang/didepan ayat lainnya. Tetapi semua yang dikatakan jibril atas perintah Allah.
3. Menghafalkan Al Quran
Siapapun muslim ia wajib menghafalkan al quran, terutama Al Fatihah. Kita oleh Allah diwajibkan untuk berdoa dengan melafadzkan Al Fatihah/hari (apabila dihitung dalam satu hari ada 5 kali waktu solat dengan 17 rakaat, maka akan membaca surah al fatihah sebanyak 17 kali ditambah surah sunah lainnya dan dzikir) Lalu apa mau Allah supaya kita melakukan hal berulang. Allah ingin kita bebar-benar mendengarkan apa yang ingin Allah sampaikan sesuai dengan sebearnya.
Maka dalam kesempatan kali ini, kita membahas 10 Pembelajaran bagi Pendidikan berdasarkan surah Al Fatihah
Genarasi Materialistis
Generasi Materialistis adalah generasi yang berfikir secara kebendaan, bisa dilihat setelahnya mereka tidak akan bisa hidup bahagia dan kebutuhan yang ingin didapatkannya menjadi tidak maximal. Generasi saat ini seharusnya berkiblat dengan generasi didikan Rasulullah.
Kurikulum pertama yang diajarkan didalam madrasah binaan Rasulullah, untuk melahirkan generasi terbaik (generasi para sahabat).
III. Pembelajaran yang dapat diambil dari Al Fatihah
10 Pembelajaran yang diambil dari Al Fatihah u/ pendidikan generasi penerus :
1. Memulai sesuatu dengan Menyebut Nama Allah
Hal yang sama persis antara al quran yang berdasarkan urutan turun dan berdasarkan urutan mushaf (ruhnya sama).
- Pada surah Al Alaq (Iqra Bismirabbikaladzi Kholaq) "Bacalah dengan nama Rabb mu yang menciptakan"
- Pada surah Al Fatihah (Bismillahirahmanirahim) "Dengan menyebut nama Allah (Ar Rahman) dan (Ar Rahim)
Maka dapat ditarik kesimpulan dimasa itu, untuk menyelesaikan masalah jahiliyah maka yang dibahas pertama kali adalah ilmu (ilmu yang didahulukan adalah ilmu yang telah diajarkan dalam dua surah tersebut diatas) "memulai dengan menyebut nama Allah"
Pembelajaran yang dapat diambil :
a. Dalam mendidik generasi haruslah dengan ILMU, yang berlandaskan, :
- Bismirabbikaladzi Kholaq
- Bismillahirahmanirahim
Karena sebuah pendidikan tidak akan berhasil tanpa/tidak dimulai dengan menyebut nama Allah, begitu juga dengan segala sesuatunya dalam aktivitas kita sehari hari. Pada saat akan memulai aktivitas kebaikan biasakanlah mendahulukan menyebut nama Allah (jika tidak dilakukan maka akan pincang).
- Bacaan Lisan, menyadarkan kita bahwa dengan menyebut nama Allah merupakan bacaan lisan kita
- Bacaan Hati, menyadarkan kita bahwa semua akan dapat terjadi apabila mendapatkan ijin dari Allah, maka memulainya dengan membaca Bismillah.
b. Dalam mendidik generasi jangan ada keangkuhan
- Awal mula mendidik generasi jangan sampai ada keangkuhan (jangan merasa yang paling pinter, paling tahu, paling sukses, paling profesional, paling ahli. dan paling hebat), karena " Diatas semua yang berilmu maka ada Al Alim (Allah Maha Berilmu) "
- Dalam memulai pendidikan dengan merendahkan hati untuk mempelajarinya, karena tanpa Allah kita tidak mampu melakukan semua ini.
c. Dalam mendidik generasi, menyampaikan ilmu harus masuk ke hati
Seseorang yang ilmunya tinggi tapi tidak bisa menyampaikan ilmunya, ada juga seseorang yang ilmunya belum tinggi tetapi keinginan menyampaikan ilmunya sangat besar. Tetapi yang terpenting ILMU yang disampaikan harus masuk kedalam hati seseorang ( berikut juga akan terjadi banyak hal yang menghalangi jika Allah tidak berkehendak ). Tidak ada ruang dan alasan untuk kita keluar dari aturan Allah
2. Mengenalkan Siapa Allah
Dengan Al Fatihah kita dikenalkan siapa Allah sebelum dikenalkan yang lain
Lalu apa yang harus kita kenalkan pada generasi kita ??
Kenalkanlah Allah (siapa Allah), Allah memiliki nama yang baik dan Allah memperkenalkan dirinya dengan 99 nama Allah/Asmaul Husnah. Dari 99 nama yang Allah miliki, yang diperkenalkan pertama kali yakni (Ar Rahman) dan (Ar Rahim), keduanya memiliki akar kata (Rahmat/kasih sayang). Hal ini seharusnya bisa langsung menyimpulkan bahwa Allah Maha Penuh Kasih Sayang
Pembelajaran yang dapat diambil :
- Mengenalkan siapa Allah, Ganerasi kita, terdiri dari anak kecil dimasa pertumbuha atau seseorang yang baru belajar islam. Mereka semua harus dikenalkan siapa Allah, sehingga mereka akan mengenal Allah. Hal yang terjadi dimasa saat ini, pendidikan generasi kita saat ini mengenal siapa saja dan apa saja, tetapi mereka melupakan untuk mengenal Allah. Fenomena ini dapat terlihat dari ketidak percayaan diri yang timbul dibenak para ilmuan muslim.
3. Bersyukur atas nikmat Allah
Pada ayat ke-2 (Alhamdullillahirabbil Al a'min) - Segala Puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam. Disini Allah Rabul Al a'min mengutus Rasulullah sebagai Rahmatan lil Al a'min. Ketahuilah bahwa Al a'min (memiliki sifat berkasih sayang bagi seluruh alam). Setelah mengenal Allah kita diwajibkan untuk bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan. Kalian tidak mungkin mampu menghitung nikmat Allah karena nikmat yang diberikannya sangat luas dan tak terbatas.
Pembelajaran yang dapat diambil :
a. Dalam mendidik harus memiliki kelapangan hati , sehingga generasi dapat hilangkan sifat berkeluh kesah
Sebagai seorang pendidik haruslah memiliki kelapangan hati, memberikan rasa nyaman, dan dapat menginformasikan ke generasi kita bahwa " ketika kita bersyukur maka dapat menghilangkan sifat dasar manusia yang suka berkeluh kesah " (keinginan berkeluh kesah, merasa serba salah, akan hilang selama kita mendekat kepada ajaran agama)
b. Generasi harus memiliki sifat pandai bersyukur (dapat mengucapkan Hamdalah pada waktu keadaan sulit)
Saat ini yang terjadi generasi memiliki kelimpahan rejeki/nikmat Allah, tetapi tidak padai bersyukur. Hal ini sangatlah berbahaya (dalam kondisi lapang tidak bersyukur apalagi dalam kondisi sempit).
Orang yang beriman, adalah :
- orang yang dalam kondisi sempit, (mengucapkan hamdallah)
- orang mendapatkan kesulitan (mengucap Alahamdulillah wala Kulilhal)
- orang yang saat diuji, ia merasa bahwa Allah sangat dekat dan pertolongan Allah akan segera datang.
Generasi yang memiliki kelapangan hati, maka akan lebih mudah mendidiknya
4. Pendidikan harus Bertumbuh dan Berkembang
Ketika membaca (Alhamdulillahirabil A'lamin), Rabul Al a'min merupakan kata tarbiyah (pendidikan) berasal dari kata tumbuh (Rabb dan Ba). Pendidikan harus bertumbuh dan berproses. Apabila pendidikan tidak bertumbuh dan berproses, maka ada yang salah dengan pendidikan tersebut dan ada yang salah dari generasi yang kita didik.
Pembelajaran yang dapat diambil :
- Kita harus dapat mengambil ruh pendidikan dari Rabbul Al a'min (kurikulum yang diambil dari ajaran Allah dan harus berorentasi hanya pada Allah). Apa yang dipelajari harus bersumber pada Al Quran
5. Pendidikan harus berlandaskan Tarbiyatul Aqidah
Tarbiyatul Aqidah (Ar Rahmanirahim) dan (Maliki yaumidin)
Dalam pembacaannya :
- Maaliki Yaumiddiin (mim panjang) : Yang memiliki
- Maliki Yaumiddiin (mim pendek) : Raja
Meskipun cara pembacaannya beda (sehingga menimbulkan arti yang beda), tetapi tidak mengurangi ke-Esa-an Allah.
Yaumiddiin (hari pembalasan)
Abdullah bin Abas (untuk menjadi orang sukses maka ikutilah pesan Rasulullah)
- Jagalah Allah, maka Allah akan menjagamu (kenalilah Allah)
- Jagalah Allah, maka kau akan jumpai Allah dihadapanmu
- Kalau meminta/meminta tolong, maka mintalah hanya kepada Allah
Apabila generasi saat ini berkiblat pada generasi dijaman Rasulullah (seperti Abdullah bin Abbas) maka akan sukses dan kokoh (tidak mudah dipengaruhi). Beberapa hal yang terjadi pada generasi saat ini, mengaku islam tetapi mereka tidak pede dengan keislamannya (ini dikarenakan jauh dari panduan/ajaran Allah, sehingga tidak ada kebaikan didalamnya)
Pembejaran yang dapat diambil dari Tarbiyatul Aqidah :
- Pembelajaran Mengenal Allah, Kenalilah Allah pada saat lapang, maka Allah mengenalimu saat sempit, Tarbiyatul aqidah harus dibangun untuk dapat beribadah dengan baik.
6. Merasakan Nikmatnya Beribadah dimulai dari SHOLAT
Pembelajaran Solat, adalah pembelajaran yang pertama kali diajarkan pada generasimu, karena solat adalah amalan yang dihisap dan dimintai pertanggung jawaban untuk pertama kali . Perintahkan anak anakmu solat pada usia 7 tahun. Rasulullah pernah berkata kepada Bilal, 'Wahai Bilal rehatkan kami dengan solat" (Rehat dari aktivitas dunia untuk menghadap Allah dengan penuh kenikmatan)
Dalam sholat kita membaca surah al fatihah dalam setiap rekaatnya, surah yang diwajibkan untuk dihafal pertama kali untuk seorang muslim adalah surah Al Fatihah, karena surah inilah yang menentukan syah dan tidaknya, sholat seseorang. Seseorang yang dapat melakukan sholat dengan khusyuk dan nikmat berarti ia telah merasakan nikmatnya dalam beribadah. Segala sesuatu yang dilakukan secara rutin akan dapat menjadi kebiasaan baru
Pembelajaran yang dapat diambil :
- Merasakan Nikmatnya Beribadah, Belajar tatacara beribadah hingga mampu melakukannya dan sampai merasakan nikmatnya beribadah (merutinkan ibadah adalah sebuah nikmat, sehingga berlama lama melakukan ibadah sebuah kebahagiaan tersendiri). Para orang tua jangan sampai hanya memperhatikan nilai raport saja tapi melupakan pembelajaran ilmu akhirat/ibadah.
7. Pendidikan berlandaskan Tarbiyatul Ahlaq
Tarbiyatul Ahlaq (wakiya kanasta'in), Hanya kepada Allah kami memohon pertolongan. Ini adalah bentuk Ahlaq kita kepada Allah.
Ketahuilah Allah akan murka apabila kita merasa cukup (penjelasannya ada didalam surah al Alaq - surah ke 96) - Bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang menciptakan
- Dialah Allah yang menciptakan manusia dari segumpal darah
- Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Mulia
- Yang mengajar manusia dengan pena
- Dialah Allah yang mengajarkan manusia, apa yang tidak diketahuinya
- Sekali kali tidak, sungguh manusia itu benar benar melampaui batas
- Apabila melihat dirinya serba cukup
- Sungguh hanya kepada Tuhan mu lah tempat kau kembali
- Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang
- Seorang hamba ketika ia melaksanakan solat
- Bagaimana pendapatmu, jika dia (yang dilarang solat) itu, berada diatas kebenaran (petunjuk)
- atau dia yang menyuruhmu bertaqwa kepada Allah
- Bagaimana pendapatmu, jika dia (yang melarang) itu, mendustakan dan berpaling
- Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala perbuatannya)
- Sekali kali tidak, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya kami akan menarik ubun-ubunya (kedalam neraka)
- (yaitu) ubun ubun orang yang mendustakan dan durhaka
- Maka biarlah dia memanggil golongannya untuk menolongnya
- Kelak kami akan memanggil malaikat Zabaniah (penyiksa orang orang yang berdosa)
- Sekali kali tidak, Janganlah kamu patuh kepadanya dan sujudlah serta dekatkanlah dirimu kepada Allah
Manusia akan menjadi Toghut (melampaui batas), apabila :
Dirinya merasa cukup dan tak perlu meminta pertolongan Allah (merasa hidup ini dapat dijalani dan semua akan baik baik saja tanpa harus meminta pertolongan Allah, ia merasa hidupnya berkecukupan tetapi lupa akan peran Allah dan merasa keberhasilannya adalah buah dari jerih payahnya)
Allah murka pada orang orang yang melampaui batas
Manusia adalah makhluk yang lemah, sehingga ia butuh pertolongan. Ketahuilah ketika kita meminta pertolongan pada mahluk kebanyakan dari mereka akan marah, tetapi berbeda dengan Allah. Ketika kita tidak meminta pertolongan Allah maka Allah akan murka.
Orang yang enggan meminta pertolongan Allah adalah orang orang yang sebenarnya tidak dekat dengan Allah. Ini adalah cerminan dari nilai akhlaq kita kepada Allah. Ketika kita tidak memiliki akhlaq yang baik kepada Allah, sudah dapat dipastikan pula akhlaq kita kepada makhluk pun dapat diragukan.
Pembelajaran yang dapat diambil :
- Tarbiyatul Akhlaq sangat penting, Akhalaq adalah buah dari ibadah dan Aqidah. Dalam hadist Rasulullah ada seseroang perempuan yang taat dalam beribadah tetapi memiliki akhlaq tidak baik (ia mengikat kucingnya tanpa memberi makan). Rasulullah berkata bahwa wanita itu akan menjadi penghuni neraka walaupun ia taat beribadah. Maka yang benar seharusnya Aqidah harus dapat menghasilkan akhlaq. Maka yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran di dunia pendidikan adalah akhlaq dan ibadah. Jangan sampai hapal quran tetapi ahlaq dan ibadahnya tidak baik (tidak punya iman kepada Allah)
8. Berdoa diberi pertolongan dan ditunjukan jalan yang lurus
Dalam penggalan ayat sebagai berikut :
- (Iya kana'budu wa iyya ka nasta'in), hanya kepada Allah kami menyembah dan hanya kepada Allah kami meminta pertolongan
- (Ihdinas sirotol mustaqim), tunjukilah kami jalan yang lurus
Tetapkan kami dalam hidayahmu (ketetapan jalan yang lurus), ada tema doa disini (dalam ke dua ayat tersebut jelas manusia disuruh berdoa). Allah kabulkan doa orang beriman. Berdoalah disepanjang waktu saat menempuh pembelajaran/pendidikan
Pembelajaran yang dapat diambil :
- Sebaiknya Usaha/Ikhtiar dibarengi dengan Doa, Seorang guru/orang tua akan mengerahkan segala kemampuan untuk mendidik anak didiknya/anaknya, semua itu (usaha/ikhtiar) tidak akan menghasilkan sesuatu apa bila tidak dibarengi dengan doa. Berdoalah untuk meminta segala sesuatunya hanya kepada Allah. Doa dapat membantu menutupi kekurangan kita. Ketahuilah bahwa doa itu memiliki kekuatan yang dasyat. Dengan Doa, Allah mampu menyelesaikan apa yang tidak mampu diselesaikan oleh kecerdasan akal dan fisik manusia, terkadang manusia berfikir mustahil. Tetapi ketika kalian berdoa, maka Allah akan mengabulkan doa doa kalian. Tiada doa yang tidak dikabulkan hanya Allah yang tahu kapan doa itu pantas untuk dikabulkan. Allah tidak perlu ada sebab untuk adanya sebuah akibat
Doa yang utama terdapat dalam surah Al Fatihah, yakni diberikan hidayah untuk tetap berada dijalan yang lurus
9. Hasil Pembelajaran dari Pendidikan Tarbiyah
Hasil pendidikan Tarbiyah akan menghasilkan, beberapa jenis manusia :
- Orang yang diberikan nikmat
- Orang yang dimurkai Allah
- Orang yang sesat
Maka output dari hasil pendidikan adalah manusia tersebut.
- Orang yang diberi nikmat adalah golongan para Nabi dan Rasul, orang yang membenarkan syariat islam, dan orang orang yang solih
- Orang dimurkai Allah, orang yang memiliki ilmu tetapi tidak diamalkan ilmunya.
- Orang tersesat, orang yang beramal/beribadah tetapi tidak dilandasi ilmu
Pembelajaran yang dapat diambil :
- Ilmu dan Amal seseorang, maka untuk bisa membedakan keberhasilan hasil pendidikan yang diajarkan, harus perlu adanya tolak ukur yakni Ilmu yang diajarkan dan Amal yang dikerjakan. Generasi yang diharapkan adalah generasi yang punya ilmu, lalu mengamalkan ilmu tersebut dan mereka beramal/beribadah dengan ilmu (beramal/beribadah harus memiliki ilmunya)
10. Pendidikan memiliki Pola dan Keteladanan
Dalam penggalan ayat :
- (Sirathalladzina an'amta 'alaihim), yaitu jalan orang orang yang telah Engkau anugrahkan nikmat kepada mereka.
- (Ghairil maghduubi' alaihim waladh-dholiin), bukan jalan orang yang Allah murkai dan bukan pula jalan orang orang yang sesat
ketika ingin diberi jalan lurus maka berdoalah untuk diberikan jalan yang lurus, jalan yang lurus menggunakan jalannya atau pola pola pembelajaran yang dilakukan orang orang terdahulu, yakni jalannya orang orang yang engkau beri nikmat. Maka perlu sekali-kali belajar sejarah karena untuk dapat membedakan mana orang yang diberi nikmat dan mana orang yang Allah murkai
Tahu ilmunya tapi amalnya tidak baik (orang yang Allah murkai)
atau mana orang orang yang banyak amalnya tapi tidak punya ilmunya (orang yang sesat) dipelajari dengan membaca sejarah, sehingga kita mengetahui sejarah. Dan ketahuilah bahwa isi Al quran 1/3 nya adalah sejarah orang terdahulu yang dapat kita ambil pembelajaran didalamnya.
Maka dengan mempelajari sejarah sebenarnya kita mempelajari pola dan keteladanan.
Pola (mempelajari sunatullah) => Abu lahab dan Jahal (kala itu orang yang membangkang pada perintah Allah) sebelumnya juga ada fir'aun, pasti akan ada orang yang taat dan yang membangkang. Jadi dengan mempelajari sejarah kita akan mendapatkan ibrah dari apa yang telah mereka perbuat.
Pola mendidik anak/generasi penerus yakni :
1. Mendidik generasi (waktu yg efektif) ketika telah berusia baliq
Pada usia tersebut mereka telah bisa mengenal sosok yang dikagumi, dan setelah mereka mengagumi biasanya meneladani. Merekapun juga telah bisa membedakan mana yang memberikan manfaat mana yang menghantarkan ketidak baikan bagi diri mereka. Peran orang tua hanyalah memberikan pengarahan.
2. Memberikan Pendidikan dengan Menimbang Usia Anak
Pada saat mengajarkan sesuatu ke anak, sebaiknya terlebih menimbang usia anak tersebit berapa tahun, sehingga kita tahu apa yang harus dilakukan.
- Pada usia < 5 tahun (pada akhir kanak kanak, menjelang tamyish), mereka baru bisa menirukan, maka kenalkanlah sesuatu (yang utma kenalkanlah Allah) dengan cara memberikan contoh yang dapat dengan mudah untuk mereka menirukan (baik dengan sikap dan ucapan), seperti mengenalkan syahadat dengan mentalaqi (tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad sebagai utusan Allah), mengenalkan Allah melalui Al quran dengan memurojaahkan ayat-ayat al quran, dll.
- Pada usia 5-6 tahun (batas angka 7), angka usia 7 tahun adalah usia yang disebut Rasulullah seorang anak diperkenalkan solat dan menyuruhnya untuk solat. Rasulullah bersabda " Suruhlah anak anak kecilmu, melakukan solat pada usia 7 tahun. Pukullah mereka pada saat mereka lalai melakukannya pada usia mereka 10 tahun, dan pisahkan mereka di tempat-tempat tidur mereka". Karena pada usia 7 tahun tersebut mereka telah bisa memilah dan memilih (meskipun anak belum baliq tapi pada usia tersebut tapi sudah tamyish). Maka mulai kenalkan yang baik yakni yang utama kenalkan solat
- Pada usia >7 tahun, (Usia Pasca Tamyish), kenalkanlah kasih sayang Allah bukan hukuman Allah. Jangan membuat mereka takut dengan hukum Allah terlebih dahulu sebelum mereka mengenal kasih sayang Allah. Tunjukan dalam kehidupan sehari hari, akan bentuk kasih sayang Allah. Ajarkan kepada mereka untuk meminta hanya kepada Allah dan meminta pertolongan pun hanya kepada Allah, seperti saat mereka meminta sesuatu. Ajarkan mereka meminta kepada Allah bukan kepada Ibu bapaknya. "Nak berdoalah kepada Allah akan sesuatu yang kamu inginkan, insyaa allah nanti Allah akan mengabulkan permohonanmu dengan memberikan rejeki kepada Ayah dan Ibu untuk membelikan"
Para guru dan orang tua punya peran yang sama untuk mengenalkan Allah, bukan dengan cara mengajarkan tauhid secara teoritis saja dan bukan mengajarkan tauhid dengan cara filsafat (sebagaimana yang telah dikritisi bersama). Tapi sasaran mengajarkan tauhid adalah supaya ajaran tauhid ini masuk kedalam hati bukan hanya paham secara teoritis saja. Tauhid yang telah tertancap kuat dihati bisa dilihat dari amalan yang dilakukan.
Pola Pendidikan Rasulullah adalah dengan :
- Menyampaikan Ilmu (menyampaikan firman Allah)
- Menghapalkan Ilmu (Al quran)
- Mengontrol aqidah (ibadah dan ahlaq sahabat)
Materi Kajian online dapat dilihat dilink berikut ini (klik disini)
Untuk pendaftaran kajian Ustad Budi Ashari berikutnya bisa di (Free) bisa dilihat dilink berikut ini (klik disini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar