Rabu, 24 Februari 2021

CPOTB - PRODUKSI (CLAUSUL 05) - 2020

Tidak seperti Obat Modern dengan Obat Modern yang dapat berasal dari bahan sintetis dan kimia, dengan teknik dan prosedur pembuatan yang reprodusibel. 

Obat Tradisional berasal dari tumbuhan, hewan, mineral (yang berasal dari beragam sumber). Oleh karena berasal dari beragam sumber sehingga kondisi yang dialami tidak akan dapat dipastikan, ditambah karena adanya komposisinya/sifat yang bervariasi. Kompleksitas bahan alam dan sifat yang bervariasi yang disebabkan hasil pembudidayaan, adanya kontaminasi kandungan aktif obat tradisional yang belum dapat ditetapkan. 

Proses produksi dan proses preparasi pada tahapan awal proses memiliki pengaruh langsung pada kualitas Obat Tradisional, oleh sebab itu penerapan CPOTB dalam pembuatan Obat Tradisional merupakan komponen pokok untuk dapat memastikan mutunya. Tidaklah cukup apabila Obat Tradisional hanyalah lolos dari serangkaian pengujian, tetapi yang lebih penting mutu harus dapat dibentuk dalam Obat Tradisional 

Faktor yang menentukan Mutu dari Obat Tradisional adalah 

  • Proses Produksi 
  • Kualitas bahan awal/penolong/kemas
  • Pengendalian Mutu 
  • Bangunan 
  • Mesin dan Peralatan 
  • Personil yang terlibat dalam proses CPOTB 

Apa saja persyaratan pembuatan Obat Tradisional (Bab 05-Produksi) 

PRODUKSI 

Untuk memastikan kualitas dan keamanan produk maka penerapan langkah langkah produksi yang jelas merupakan hal yang penting dalam proses pembuatan Obat Tradisional, selain itu pengunaan Raw Material (dari tanaman yang dibudidayakan) atau Raw Material (bahan mentah yang melalui proses perajangan/penghalusan) 

Tahapan kritis proses produksi (harus ditentukan secara jelas) 

Secara Prinsip CPOTB menpersyaratkan 

Kegiatan Produksi harus dilaksanakan mengikuti prosedur yang ditetapkan/memenuhi ketentuan CPOTB yang menjamin menghasilkan OT yang memenuhi persyaratan Mutu serta memenuhi ketentuan izin produksi dan izin edar (registrasi) 

Kegiatan Produksi meliputi : 

  • Pengguanaan Bahan Awal (bahan baku/penolong/kemas)
  • Penimbangan, 
  • Validasi Proses Produksi (hal baru CPOTB2020-bab 12 Kualifikasi & Validasi) 
  • Pencegahan Kontaminasi Silang 
  • Proses Pengolahan (dari Bahan/Produk Kering) 
  • Proses Pengolahan produk cair, krim, salep
  • Pengawasan selama Proses
  • Kegiatan Pengemasan Produk 
  • Proses Karantina
  • Proses Penyerahan Produk Jadi

CPOTB 2011 Vs CPOTB 2020 (Produksi) 

1. BAHAN AWAL 

CPOTB 2011 - Bahan Awal, persyaratan : 

  • (6.20) Pengadaan Bahan Awal hendaklah dari pemasok yang disetujui dan memenuhi spesifikasi yang relevan
  • (6.21) Penerimaan, Pengeluaran dan jumlah bahan yang tersisa hendaklah dicatat (Catatan menginformasikan mengenai pemasok, nobets/lot/QC, tanggal penerimaan, tanggal pelulusan dan tanggal kedaluarsa)
  • (6.22) Sebelum diluluskan untuk digunakan, hendaklah bahan awal telah memenuhi spesifikasi dan diberi label dengan nama yang dinyakan dalam spesifikasi (kode atau nama tidak resmi - tidak dipergunakan) 

CPOTB 2020 - Bahan Awal, persyaratan : 
  • (5.25) Seleksi, kualifikasi, persetujuan dan pemeliharaan pemasok  bahan awal, beserta pembelian dan penerimaannya, hendaklah didokumentasikan sebagai bagian dari sistem mutu. Tingkat pengawasan hendaklah proposional dengan resiko yang ditimbulkan oleh masing-masing bahan (dengan mempertimbangkan sumbernya), proses pembuatan, kopleksitas rantai pasokan, dan penggunaan akhir dimana bahan tersebut digunakan dalam produk obat 
  • Adanya bukti pendukung setiap persetujuan pemasok atau bahan (didokumentasikan). Tahapan seleksi pemasok bahan awal yang dipergunakan. Personel yang terlibat dalam kegiatan produksi hendaklah memilki pengetahuan tentang pemasok, rantai pasokan, resiko yang terkait (Apabila memungkinkan bahan awal hendaklah dibeli langsung)

Catan Penting :

CPOTB 2020 lebih menekankan Pelaksanaan Kajian Resiko Mutu / Quality Risk Management (Kajian Resiko Mutu hendaklah terus dilakukan sepanjang siklus produksi Obat Tradisional 

Persyaratan Tambahan (Persyaratan yang sebelumnya tidak ditetapkan pada CPOTB 2011 tetapi ditetapkan di CPOTB 2020)

(5.28) Persetujuan dan Pemeliharaan Pemasok Bahan Aktif & Eksipien. 

Bahan Aktif, 
  • Ketelusuran Rantai Pasokan & resiko terkait  hendaklah dietapkan, mulai dari bahan awal u/pembuatan bahan aktif hingga produk jadi. Ketelusuran Rantai Pasikan dan Resiko terkait, hendaklah dinilai secara resmi dan diverifikasi secara berkala, merupakan tindakan yang tepat hendaklah dilakukan untuk mengurangi resiko terhadap bahan aktif 
  • Catatan Rantai Pasokan dan ketelusuran untuk bahan aktif OT (termasuk bahan awal untuk pembuatan bahan aktif) hendaklah tersedia dan disimpan oleh Industri OT 
  • Audit terhadap pabrik pembuat (produsen)/distrbutor bahan aktif Obat Tradisional (Audit dilakukan termasuk apabila bahan baku yang digunakan berasal dari luar negeri, misal ekstrak Ginseng),  Oleh karena itu Fungsi pelaksaan audit terhadap pabrik/distributor bahan aktif adalah (1) memastikan bahwa mereka memenuhi standar CPOTB untuk bahan aktif CPOTB dan memenuhi prasyarat Cara Distribusi OT yang baik, (2) memastikan tidak adanya kontaminasi silang pada prose pembuatan bahan awal dari bahan aktif tersebut. (3) untuk dapat mengindentifikasi dengan jelas ketidak sesuaian yang terjadi selama rantai pasokan. Laporan Audit hendaklah dapat mencerminkan apa yang telah dilakukan dan diamati saat audit. (sehingga diperlukan tindakan perbaikan/perubahan hendaklah dapat dilaksanakan, untuk mengatasi ketidak sesuaian/temuan audit).
  • Pelaksanaan Audit terhadap pabrik pembuat/distributor bahan aktif hendaklah dilakukan secara berkala (dengan interval waktu/durasi waktu) yang telah ditentukan. Pelaksanaan audit harus dilakukan pada ruang lingkup yang tepat. Sehingga dapat memastikan penilaian CPOTB yang lengkap dan jelas telah dilakukan. Audit lebih lanjut hendaklah dilakukan pada interval yang telah ditentukan, berdasarkan pada proses manajemen mutu untuk memastikan pemeliharaan standar dan penggunaan berkelanjutan rantai pasokan yang disetujui
  • Pemegang nomer izin pembuatan hendaklah memverifikasi kepatuhan tersebut baik oleh dirinya atau melalui entitas yang bertindak atas namanya didalam satu kontrak kerjasama 
Eksipien (bahan inert/sebagai bahan tambahan) 
  • Eksipien dan pemasok eksipien hendaklah dikendalikan secara tepat berdasarkan hasi penilaian resiko mutu secara formal Penilaian resiko mutu dapat mengacu pada pedoman PIC/S mengenai pelaksanaan resiko untuk memastikan penerapan cara pembuatan yang baik untuk eksipien produk obat atau pedoman international lain terkait 
(5.14) Bahan Awal (Pengujian Bahan Awal) 
  • Industri OT bertanggung jawab terhadap pengujian bahan awal sebagaimana dijelaskan dalam dokumen registrasi. Industri OT dapat menggunakan hasil test parsial atau lengkap dari pabrik pembuat bahan awal yang disetujui, tetapi minimal harus melakukan ujin identifikasi (sesuai dengan bab 7 pemastian mutu) 
  • Industri OT juga hendaklah melakukan analisis lengkap (melalui laboratorium kontrak yang disetujui). Analisis lengkap pada interval yang sesuai berdasarkan resiko dan membandingkan hasilnya dengan sertifikat analisis bahan dari pabrik pembuat/pemasok (hal ini lakukan untuk memeriksa kehandalan sertifikat analis bahan dari pemasok tadi) Bila pada pengujian terdapat ketidak sesuaian maka hendaklah dilakukan investigasi dan diambil tindakan yang tepat. Keberterimaan seluruh sertifikat analisis dari pemasok bahan hendaklah dihentikan sampai investigasi dan tindakan telah dituntaskan. Pada dokumen COA terlihat ada banyak pengujian yang dilakukan bukan hanya sekedar pengujian organolaptik saja. 
Catatan penting : 

Maka apabila kita sudah mensubmit bahan awal pada saat registrasi maka kita harus siap dengan pengujian yang harus dilakukan pada bahan awal tersebut 

2. VALIDASI 

CPOTB 2011 - Validasi (tidak diatur) 

CPOTB 2020 - Validasi, persyaratan (hal baru) 

  • (5.51) Validasi hendaklah memperkuat pelaksanaan CPOTB, dan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Hasil Validasi dan kesimpulan hendaklah dicatat dan didokumentasikan 
  • (5.52) Validasi dilakukan apabila suatu formula pembuatan atau metode preparasi baru diadopsi. Oleh karena itu hendaklah diambil langkah untuk membuktikan prosedur tersebut cocok untuk pelaksanaan produksi rutin  dan proses yang dipergunakan telah menggunakan bahan dan peralatan yang telah ditentukan, untuk menghasilkan produk yang memenuhi prasyarat mutu 
  • 5.53) Valiadasi dilakukan apabila ada perubahan signifikan yang mempengaruhi mutu produk dan reprodusibilitas (perubahan proses pembuatan, perubahan peralatan, dan perubahan bahan)  
CPOTB 2011 - Pencegahan Pencemaran Silang 
  • Pencegahan pencemaran silang melalui tindakan teknis 
CPOTB 2020 - Pencegahan Pencemaran Silang  (hal baru) 
  • (5.55 - 5.61) Mengatur secara Rinci Menajemen Resiko Mutu  (Pencegahan Pencemaran Silang) baik melalui  tindakan teknis dan tindakan organisasi 

Alur Proses Produksi Obat Tradisional 

Bahan Awal ( Bahan baku aktif, tambahan, simplisia, dll) -> proses penimbangan -> bahan awal disimpan di staging area) -> setelah sesuai jadwal maka dilakukan proses produksi (adanya proses pengolahan) -> *produk antara belum dikemas) - produk ruahan (pengemasan primer) -> pengemasan sekunder (bahan pengemas) -> produk jadi -> Gudang Finished Goods (dikirim ke gudang produk jadi) 

Produk yang belum menjadi produk jadi sediaan 
  • (produk antara / produk belum sediaan) - bahan yang sudah dicampur (mixing akhir) tetapi belum dikemas (tablet yang menjadi produk antara adalah tablet solube, perlu proses penyalutan disimpan sebagai di ruang penyimpan produk antara) 
  • (produk ruahan / produk sudah menjadi sediaan) - bahan sudah dikemas primer (Plain tablet, kapsul) 
Hal yang membedakan antara produk antara dan ruahan 

Bukanlah bentuk dari produk tersebut tapi apakah produk tersebut masih memerlukan proses selanjutnya atau tidak, apakah sudah siap dikemas primer. Ruang penyimpan produk antara dan ruahan berbeda (diberi identitas jelas) 

Ruang pengemasan 
  • Ruang Pengemasan Primer bisa dilakukan diruang produksi, diruangan kelas yang sama dengan proses pengolahan
  • Ruang Pengemasan Sekunder dilakukan diruang pengemasan sekunder yang terpisah dengan ruang pengemasan primer  
Alur Proses Produksi tergantung jenis produk sediaan yg kita produksi 

Bentuk Sediaan Obat Tradisioanal 

1. Obat Dalam 

Obat rajangan, serbuk (serbuk simplisia/serbuk efervesen), pil, kapsul, kaplet, tablet, tablet Efervesen, Tablet Hisap, Pastiles, Dodol/Jenang, FilmStrip, Cairan Obat dalam (persyaratan proses pembuatannya tergantung jenis obat dalamnya apakah diruangan kelas A atau 1A ) liat dibab bangunan 

2. Obat Luar 

Parem, cairan obat luar, salep/krim, pilis, Tapel, Koyo, Plaster (dalam proses produksinya memiliki ruangan yang berbeda dengan obat dalam) 

ASPEK PRODUKSI - CPOTB 2020

  • Bahan Awal 
  • Validasi 
  • Pencegahan kontaminasi silang dan kontaminasi mikroba
  • Sistem Penomeran bets/lot 
  • Pengolahan Bahan dan Produk Kering (pencampuran, granulasi, pencetakan tablet, penyalutan, pengisian kapsul keras, penandaan tablet salut/kapsul) 
  • Pengolahan Cairan/Krim/Salep
  • Bahan Pengemas
  • Kegiatan Pengemasan 
  • Penyerahan OT ke Gudang FG 
  • Penyimpanan

Persyaratan - Bahan Awal 

  • Penyiapan bahan awal (dilakukan pemeriksaan kebenaran bahan baku), 
  • Memenuhi spesifikasi/persyaratan yang berlaku (dilakukan pemeriksaan secara organolaptik / laboratorium) disesuaikan dengan dokumen supplier/dok COA
  • Sortasi (sortasi dilakukan supaya menghindarkan adanya bahan asing yang dapat mengkontaminasi) 
  • Pencucian dan pengeringan simplisia (dalam proses pencucian dan pengeringan sebaiknya menjaga supaya zat aktif yang ada dalam bahan tersebut menjadi tidak rusak) 
  • Pengujian mutu bahan baku 
  • Penyimpanan di gudang (kondisi gudang diperhatikan), gudang WIP, gudang bahan kemas primer, gudang simplisia kering, gudang alumunium foil, gudang label/penanda 
Proses rantai pasokan bahan awal 

Dimulai dari petani -> pengepul -> gudang pengepul -> pengangkutan
atau dari petani -> proses pengeringan -> sortir -> pengangkutan -> gudang pabrik  (prosesnya sangat panjang dan akan banyak resiko) 

Persyaratan - Proses Penimbangan 

Bahan Awal memerlukan proses penimbangan sebelum proses pengolahan 

1. Banguan Ruang Penimbangan 
  • Bangunan, (didadasarkan atas kelas 1A/1B tergantung produknya 
  • Memiliki landasan timbang yang kokoh  (meja beton), meja tidak dari kayu dan plat besi yang lentur, karena akan mempengaruhi penimbangan saat proses penimbangan, timbangan tidak benar akan mempengaruhi dosis) penimbangan harus dilakukan secara tepat 
  • Dilengkapi dengan sarana cuci alat dan dust extractor
  • Cukup luas untuk melakukan kegiatan penimbangan 
2. Peralatan Penimbangan 
  • Peralatan yang digunakan adalah peralatan timbang yang telah dikalibrasi 
  • Alat pengambil bahan tidak boleh mencemari bahan ataupun berekasi dengan bahan yang akan ditimbang (tidak boleh menggunakan peralatan dari tanah liat, kayu, dll tetapi sebaiknya menggunakan peralatan stainless) 
  • Memiliki sarana kebersihan yang tidak menimbulkan pencemaran (dalam sarana penimbangan pembersihannya tidak diperkenankan menggunakan sapu, tetapi gunakan vacum cleaner atau lap pel yang basah untuk bisa membersihkan ceceran bahan)
3. Administrasi/Pencatatan Penimbangan 

Mempunyai catatan dari setiap penimbangan atau pengukuran (log book), setiap peralatan timbang harus memiliki catatan hari ini nimbang apa, untuk proses produksi apa, dst. 

4. Tenaga Penimbang 
  • Tenaga penimbang harus memiliki kecakapan/keahlian cukup, sudah diberikan pelatihan penimbangan
  • Tenaga penimbang dilakukan oleh dua orang (persyaratannya harus dua orang satu sebagai penimbang dan satunya pemeriksa)
5. Persyaratan lainnya : 
  • Pemantauan Suhu dan Kelembaban, juga harus diperhatikan sebelum proses kegiatan pengolahan dimulai 
  • Penomeran bets (identitas bahan awal) apabila terjadi hal yang tidak diinginkan akan memudahkan untuk melacak (telusur/trace) 
Setelah penimbangan bahan disimpan diruang staging untuk menunggu proses produksi / pengolahan 

Prasyarat - Proses Pengolahan 

1. Bangunan Proses Pengolahan 
  • Ruangan : Kelas 1A/1B sesuai persyaratan 
  • Aman dan nyaman untuk aktifitas pengolahan 
  • Cukup luas pada saat proses produksi meningkat, apabila ada beberapa mesin asalkan tidak menggangu aktivitas produksi 
  • Telah dinyatakan bersih sebelum proses produksi dilakukan, ini adalah peran dari IPC (Inproses Control) dilibatkan selama proses produksi untuk pemantauan apakah ruangan dan mesin layak digunakan. IPC memberikan ijin proses (sign tanda tangan) yang dituangkan dalam Bets Record Produksi. Proses Produksi hanyalah dapat dilakukan setelah mendapatkan ijin dari IPC setelah ruangan dan peralatan dinyatakan bersih dan boleh digunakan
2. Adiminstrasi Proses Produksi 

Pencatatan Bets Records Produksi (catatan pengolahan bets) harus ada mendampingi proses produksi. Bets record Produksi harus ada pada ruang proses terakhir dimana proses produksi tersebut berjalan, contoh sedang proses produksi filling maka bets recods produksi ada di proses filling, dst (ini disebut bets record produksi live), sehingga pengisian bets records tidak dikarang 

3. Sistem (telah divalidasi), sistem atau proses prosedur telah tervalidasi.  

4. Peralatan Produksi  & Sanitasi Peralatan Produksi 
  • Peralatan produksi menggunakan bahan yang tidak berekasi dengan bahan yang diproses dan tidak mencemari bahan yang diproses
  • Bebas dari cemaran produk sebelumnya
  • Peralatan bukan peralatan manual 
  • Peralatan telah dikulifikasi 
  • Sanitasi Peralatan dengan menggunakan cara/sistem yang telah tervalidasi, dan Peralatan telah dinyatakan bersih dan siap dipergunakan untuk proses 
  • Peralatan yang digunakan untuk sanitasi Peralatan tidak menggunakan peralatan yang mencemari produk
  • Bahan Sanitasi untuk Sanitasi Peralatan menggunakan bahan yang  tidak mencemari dan mudah untuk dihilangkan dari permukaan peralatan dan tidak berekasi dengan produk/peralatan
  • Sanitasi peralatan dinyatakan dengan label dengan batas waktu yang ditentukan, batas waktu ini ditentukan dengan proses validasi sanitasi peralatan (Cleaning Validasi).  
  • Pembersihan Peralatan dilakukan diruang pencucian, apabila dilakukan diruang produksi (dilakuak diruang Cleaning in Place) 
5. Operator Produksi : 
  • Operator Produksi yang melakukan proses produksi, telah diberikan pelatihan yang cukup, (karyawan yang baru masuk yang tidak memamahi proses produksi tidak diperbolehkan melakukan proses produksi). 
  • Operator/Personil harus telah terkualifikasi 
6. Pengujian selama Proses Produksi 
  • Pengujian dilakukan oleh IPC (Inproses Control / Pengawasan selaam proses produksi berjalan)
  • Pengujian dilakukan selama proses produksi berjalan
  • Pengujian sebelum dilakukan pengemasan primer
  • Retained sample (sample tertinggal) diambil setelah pengemasan sekunder
  • Pengujian stabilitas produk  
7. Sanitasi Ruangan 
  • Sanitasi ruangan dengan menggunakan cara/sistem yang telah tervalidasi 
  • Sanitasi ruangan menggunakan bahan sanitasi yang sesuai 

5. Persyaratan lainnya : 
  • Pemantauan Suhu & Kelembaban diruang proses (ada record pencatatan) 
  • Penomeran Bets/Lot pada Produk Jadi (mempermudah mampu telusur)
  • Ruang pengolahan diberi label identitas, dan informasi nomer bets yang sedang berjalan di mesin proses (dalam satu ruangan hanya ada satu proses produksi dan hanya satu mesin untuk satu proses produksi)
  • Mesin dan Peralatan yang akan dipergunakan harus bersih dari produk sebelumnya 
  • Operator menggunakan APD (pakaian dan sepatu yang bersih) 
  • Wadah bahan baku diberikan identitas
  • Pelumas Mesin yang digunakan untuk mesin harus food grade untuk obat tradisional 
  • Pemantauan Kualitas lingkungan kerja secara periodik 
Penggunaan beberapa Mesin dalam satu ruangan (diperbolehkan), dengan syarat :  
  • Proses produksi, dalam satu ruangan hanya u/ proses produksi satu bets tidak bercampur dengan bets lain. Proses produksi tidak terganggu dikarenakan ruangan menjadi lebih sempit sehingga menimbulkan kesalahan. 
  • Proses pembersihannya dilakukan keseluruhan mesin mesin yang ada diruangan tersebut, meskipun mesinnya tidak dipakai, tapi dianggap telah tercemar karena satu ruangan. Jika salah satunya akan dilakukan pembersihan dan mesin satunya masih bekerja (maka kegiatan proses produksi) dalam satu ruangan tersebut dihentikan
  • Label label identitas mesin, harus diberikan saat pross produksi dan dicopot saat proses pembersihan mesin, mesin yang telah dibersihkan diberikan label bersih. 
  • Kajian Resiko, Mesin dalam ruangan yang sama harus memiliki kajian resiko untuk memantau adanya cemaran pada produk, (terutama saat melakukan proses produksi bahan-bahan yang memiliki sensitas tinggi spt ginseng dan pasak bumi menurut BPOM) 
Proses Pengolahan Awal : Bahan Baku -> sortir -> kemas 
Proses Pengolahan Lanjutan : Bahan Baku -> sortir -> proses ekstraksi -> produk (beragam produk sediaan pil, kapsul, kaplet, tablet, cairan obat dalam) 

Regulasi BPOM - Spirulina, Habatusaudah (boleh dikapsul meskipun tidak harus melakukan proses ekstraksi)  karena habatusaudah tidak bisa di ekstrak karena apabila di ekstrak maka hasilnya akan minyak semua. Tetapi bahan lainnya syarat untuk dapat dikapsul adalah di ekstrak dulu

Obat Tradisional sediaan serbuk (bahan simplisia yang dikeringkan, digiling, dan dimasukan ke bungkus - bisa langsung diseduh) 

Proses Pengemasan 

Proses pengemasan adalah suatu proses yang berfungsi untuk membagi dan mengemas produk ruahan menjadi produk jadi (dibagi bagi untuk dimasukan kedalam packaging botol/kemasan lainnya) atau melakukan pengemasan produk ruahan menjadi produk jadi (pil, kaplet, kapsul) 

Proses pengemasan ini harus dilaksanakan dibawah pengendalian yang ketat untuk menjaga identitas, keutuhan dan mutu akhir yang diproduksi 

Proses Pengemasan ini sangat penting 
  • jangan sampai produk akhirnya akan rusak dikarenakan proses pengemasan yang kurang baik 
  • jangan sampai produk yang dikemas tertukar sehingga fungsi dari obat tradisional itu menjadi tidak tepat (kesalahan pengemasan primer/sekunder seperti ini sangat sulit di deteksi dan dapat berakibat fatal)
  • Komplain terbanyak dari OT adalah pada pengemasan dan penandaan 
Tujuan Pengemasan : 
  • Sebagai wadah 
  • Memberikan Protektif (melindungi kualitas obat tradisional, melindungi lingkungan dari dampak OT (tumpah) 
  • Tujuan Marketing, packaging yang menarik akan lebih menarik dan meningkatkan nilai jual
Jenis Pengemasan 
  • Pengemasan Primer, pengemasan obat jadi dengan bahan pengemas pertama, pengemasan primer dilakukan diruang kelas grey (area kelas D), ruangan yang termasuk didalamnya adalah (1) ruang produksi non steril, ruang pengemasan primer, ruang timbang, laboratorium, ruang sampling di gudang. Karyawan yang memasukinya menggunakan APD khusus area grey, antara grey area dan black area dibatasi ruang ganti baju dan airlock
  • Pengemasan sekunder, pengemasan setelah pengemasan primer, dilakukan diruang kelas black (area kelas E), Ruangan yang termasuk didalamnya adalah (1) koridor yang menghubungkan ruang ganti dengan produksi, (2) ruang staging bahan kemas, (3) ruang kemas sekunder. Setiap karyawan yang memasukinya harus menggunakan APD khsus area black dan penutup kepala 

Prasyarat Coading / Penandaan 

  • Label, karton, bahan pengemas memerlukan penandaan nomer bets, tanggal kedaluarsa dan informasi lainnya yang sesuai (harus diawasi dengan ketat dalam setiap tahapan proses (Doubel Check - Supervisor dan IPC) 
  • Bahan yang akan dan sudah di coading harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan ditempatkan diarea terpisah (untuk menjamin keamanannya) coading memerlukan ruangan khusus terpisah dengan ruangan pengemasan lainnya, produk yang telah dilakukan proses coading ini adalah produk yang sudah siap didistribusikan ke gudang produk jadi (perlu pengawasan ketat)  

Sistem Pengemasan dan Penandaan 
  • Pengecekaan label dan pengunaan Label, penyimpanan label dan rekonsiliasi 
  • Pelaksaan Pengemasan secara baik dan benar sesuai CPPTB 
  • Protap dan Dokumen Pengemasan 
  • Validasi Proses Pengemasan (cara/sistem yang digunakan dalam pengemasan sudah benar) 
  • Proses Pengemasan terkendali dan dipantau 
  • Sebelum kegiatan pengemasan dimulai atau sebelum meletakan bahan pengemas/bahan lain pada jalur (untuk proses produksi berikutnya), dilakukan pemeriksaan jalur pengemasan (line clearance), Fungsi dilakukannya kegiatan Lice Clearance adalah (1) memastikan bahwa semua bahan/produk yang telah dikemas dari kegiatan pengemasan sebelumnya telah disingkirkan, sehingga tidak ada sisa produk lain di area kerja dan peralatan atau sisa produk lain dan dokumen lainnya yang tidak diperlukan (2) Memeriksa kebersihan jalur pengemasan & sekitarnya (3) Memastikan kebersihan mesih dari bahan yang tertinggal akibat proses produksi sebelumnya. Dilkukan oleh dua orang (Supervisor & IPC) sehingga tidak terjadi mix up (pencampur bauran prodduk) atau kontaminasi silang (temuan sangat fatal), proses bisa dihentikan sementara jika ditemukan BPOM 
  • Penandaan bets, tanggal produksi, dan kedaluarsa pada Kemasan 
  • Perhitungan pemakaian vs hasil (proses rekonsiliasi) 
  • Terdapat Catatan Pengemasan Bets yang menguraikan penerimaan dan identifikasi produk ruahan, bahan pengemas, dan pengawasan IPC untuk menjamin bahwa produk ruahan dan bahan pengemas telah digunakan telah benar (tidak tertukar/mix up) dengan bahan lain (mencegah mix up dengan melakukan line clearance) 
  • Memiliki Prosedur Pengemasan Bets, yang didalamnya merupakan rincian pelaksanaan pengemasan 

Mencegah terjadinya Mix-Up (Pencampur bauran Produk) 
  • Area pengemasan harus dibersihkan secara berkala (sesering mungkin) selama jam kerja dan jika ada tumpahan bahan 
  • Bila ditemukan bahan pengemas cetak (misal label, brosur, atau dus) pada saat pembersihan, maka serahkan pada supervisor yang selanjutnya ditempatkan pada wadah yang tersedia untuk keperluan rekonsiliasi
  • Jika menemukan kemasan akhir, atau kemasan setengah jadi ditemukan diluar jalur pengemasan (jangan langsung dimasukan kedalam jalur pengemasan) serahkan pada supervisor 
  • Cegah jangan sampai masuk debu diruang pengemasan 
  • Untuk pembersihan area proses pengemasan tidak boleh menggunanakan (1) udara bertekanan (2) sikat yang dapat mengeluarkan partikel, (3) sapu ijuk (4) bahan/alat lain yang dapat menimbulkan pencemaran ke produk
  • Personel yang melakukan pengemasan tidak boleh menaruh bahan pengemas pada saku 
  • Bahan lainnya yang dipergunakan saat pengemasan (Pelumas, Oli, lem, tinta, cairan pembersih) diletakan pada wadah yang berbeda dan diberikan identitas. Jangan menggunakan wadah yang sama dengan wadah penyimpanan produk. 


Pengawasan Selama Proses 

Pengawasan selama proses produksi yang paling berperan adalah (dimulai dari proses penimbangan -> hingga produk disimpan di gudang produk jadi)  

Perbedaan antara obat tradisional dan obat modern adalah tidak ada pemeriksaan kadar (pada obat tradisional ada pemeriksaan kadar kandungan mikrobiologi karena menjadi persyaratan CPOTB), keduanya semuanya diukur keseragaman bobotnya, waktu hancur, dll, pengukuran organoleptik (ph, sg, RI, viskositas) 
  • Proses Pembuatan Tablet 
  • Proses Pembuatan Tablet Salut 
  • Proses Pembuatan Cream 
  • Proses Pembuatan Sirup 

Penyelesaian Proses Pengemasan 

  • Setelah proses pengemasan selesai, kemasan terakhir harus diperiksa dengan cermat, untuk memastikan bahwa kemasan produk jadi sudah dikemas dengan benar 
  • Penempatan dalam satu palet, hanya produk yang berasal dari satu bets dari satu kegiatan produksi yang boleh ditempatkan dalam satu palet (bila ada karton yang tidak penuh maka tulis jumlah kemasan dan nomer betsnya jangan dicampur dengan bets lain) pada bets card produksi
  • Lakukan proses rekonsiliasi (pencocokan data atau pencatatan) setelah pengemasan selesai diawasi oleh supervisor
  • Singkirkan bahan/pengemas dan produk ruahan (jika masih ada dijalur produksi/pengemasan)
  • Bahan pengemas yang dikembalikan ke gudang, adalah bahan pengemas belum diberikan penandaan, jika sudah ada penandaan (dicoading) maka bahan pengemas harus dimusnahkan (tidak boleh dipakai lagi ataupun disimpan) 
  • Penghitungan dan pencatatan pada catatan pengemasan bets pada kolom rekonsiliasi, (mengenai pengemasan yang dikembalikan atau di musnahkan) berapa yang diambil dari gudang, berapa yang dipakai, berapa sisa yang tidak terpakai, berapa yang dikembalikan berapa yang dimusnahkan, berapa yang rusak
  • Karantina Produk Jadi, merupakan tahapan proses pengendalian akhir sebelum diserahkan ke gudang FG untuk siap didistribusikan. Pengawasan ketat hendaklah dilakukan untuk memastikan produk dan catatan pengemasan bets memenuhi semua spesifikasi yang ditetapkan. 
  • Menunggu Pelulusan Produk dari bagian Manajemen Mutu, maka seluruh bets hendaklah ditahan dalam status karantina. Jika belum ada status pelulusan produk dari Manajemen Mutu, maka produk jadi ini pun tidak boleh diperdagangkan/dijual
  • Pelulusan Produk, setelah mendapatkan approval dari bagian Manajemen Mutu, maka produk jadi tersebut harus tercatat dalam stok yang dapat digunakan (sesuai ketentuan Industri OT) 

Prasyarat - Pengiriman Produk 

  • Prosedur tertulis mengenai distribusi Obat Tradisional hendaklah dibuat dan dipatuhi
  • Catatan Pengendalian Pengiriman Produk, dimana sistem distribusinya harus FIFO/FEFO (produk yang pertama kali masuk harus didistribusikan dulu, produk yang memiliki ekspired lebih dulu maka itulah yang distribusikan). Kosep penyimpanan FIFO (First in First Out) atau FEFO (First Expired First Out) 
  • Sistem distribusi harus memiliki pencatatan dan dokumentasi yang baik supaya mempermudah apabila nanti ada penarikan produk atau telusur produk 
Penjaminan Mutu Obat Tradisional ini hanya bisa dicapai jika setiap orang yang berperan dalam proses pembuatan berkomitmen yang sama dalam menjaga keamanan, kualitas, identitas, potensi dan kemurnian Obat Tradisional yang diproduksi 

Pembagian ruangan CPOTB (grey, black, white) -> klik disini

Kamis, 18 Februari 2021

Vaksin 02 - Vaksin Halal atau Haram

Vaksinasi dalam Presfektif Islam 

Dr. HM Asrorun Niam Sholeh 

Materi vaksin sebelumnya (klik disini) 


Prinsip Berobat dalam Islam 

(Preventif/Pencegahan) (Kuratif/Penyembuhan) 

1. Berobatlah dengan cara yang halal  

Dalam fiqih islam berobatlah dengan barang yang halal, Allah yidak menjadikan obat pada barang yang halal, untuk  menghasilkan bahan yang halal maka haruslah memperhatikan bahan, proses produksi dan distribusi supaya tidak terkontaminasi bahan haram/najis

Landasan normatif

Allah telah menurunkan obat dan penyakit, serta menjadikan obat bagi setiap penyakit, maka berobatlah dan janganlah berobat dengan sesuatu yang haram (HR Abu Daud dari Abu Dardah) 

"Allah tidak akan menjadikan obatmu pada sesuatu yang diharamkan atasmu" dan Rasulullah melarang berobat dengan sesuatu yang kotor

Rasulullah ditanya tentang tikus yang jatuh dalam keju, Rasulullah berkata "jika keju itu keras (padat), buanglah tikus itu dan sebagian dari keju disekitarnya, dan makanlah sisa keju tersebut. Namun jika keju itu cair maka janganlah kamu memakannya "(HR Ahmad dari Abu Hurairah) 

Prinsip Pengobatan Halal 
  • Pengobatan dilakukan dengan barang yang halal
  • Penggunaan barang halal tidak terbatas hanya pada dzatnya saja, tetapi juga dalam proses produksi, penyimapanan dan distribusinya 
  • Barang halal yang apabila diproduksi dengan cara yang tidak benar (sesuai kaidah fiqihnya) misalnya bahan halal terkontaminasi dengan bahan haram/najis, maka hukumnya akan haram sebelum dilakukan proses pencucian secara syari. Hal ini jjuga berlaku pada makanan, minuman, maupun obat obatan yang kepentingannya untuk dikonsumsi
Pengecualian Berobat dengan cara yang Halal 
  • Dalam situasi tertentu (darurat) dimungkinkan untuk mengkonsumsi barang haram/najis untuk mencegah timbulnya bahaya yang lebih fatal (seperti sakit yang lebih parah, catat, kematian) Penegasan yang diberikan dari Rasulullah, dimana saat itu sekelompok orang dari urainah (suku Ukl) yang saat itu mereka tidak cocok dengan udara madinah. Sehingga mereka jatuh sakit, maka nabi memerintahkan agar mereka diberikan unta perah dan meminum air kencing dan susu unta tersebut

Vaksin 01 - Titik Kritis Kehalalan Vaksin

Pemeriksaan kehalalan produk, termasuk vaksin dimulai hulu ke hilir 

Pemeriksaan dari hulu hingga hilir yang dimaksud adalah dimulai dari pemeriksaan bahan baku/media, bahan aditif, bahan penolomh, proses pembuatan, pengemasan hingga vaksin sampai ketangan konsumen. Sebelumnya LPPOM MUI telah mensertifikasi kehalalan beberapa vaksin seperti vaksin influensa dan vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin)

Vaksin adalah senyawa yang sengaja dibuat untuk merangsang pembentukan senyawa antibodi (anti penyakit) agar tubuh memiliki kekebalan terhadap penyakit atau mengurangi pengaruh infeksi dari penyakit tertentu (Meskipun vaksin memiliki keefektifan melawan dan memusnahkan penyakit infeksi, tetapi setiap jenis vaksin tetap memiliki efektivitas terbatas) 


Jenis Vaksin : 

  • Vaksin Monovalen, vaksin berisi satu jenis strain/antigen (vaksin campak) 
  • Vaksin Polivalen, vaksin berisi dua/lebih strain/antigen (oral polio vaksin) 
  • Vaksin Kombinasi, sebagian strain/antigen dikombinasi menjadi satu sediaan suntikan untuk mencegah beberapa penyakit yang berbeda. Vaksin ini sangat bermanfaat karena dikemas dalam satu kemasan untuk satu jenis antigen dari hasil kombinasi antigen. Hal ini dapat mengatasi pasien agar tidak disuntik berulang kali (Vaksin DPT yang berisi tiga jenis antigen yaitu difteri, pertussis dan tetanus) 

Kegunaan Vaksin : 

  • Mencegah penyakit menular, seperti polio, measles, hepatitis B
  • Menekan/mengurangi kemampuan patogen untuk menyebar (heard immunity) 
  • Melindungi individu yang tidak divaksinasi 

Kegagalan vaksinasi, dikarenakan oleh :  

  • Sistem kekebalan tubuh seseorang tersebut tidak memberikan respon yang diinginkan atau sama sekali terhadap antigen yang diberikan oleh vaksin tersebut. Hal ini dapat terjadi karena adanya faktor klinis dari seseorang tersebut, seperti diabetes, penggunaan steroid, infeksi HIV, faktor usia, dll 
  • Faktor genetik, yakni jika sistem kekebalan tubuh seseorang tidak memiliki galur sel B yang dapat menghasilkan antibodi dan bereaksi efektif dalam mengikat antigen dari patogen 


Titik Kritis Kehalalan Vaksin 

Kehalalan suatu produk biasanya diketahui dari status kehalalan bahan yang dipergunakan, proses pembuatannya, fasilitas produksi yang dipergunakannya.

(1) Proses Pembuatan Vaksin, menggunakan tissue culture, rekombian atau yang memerlukan perbanyakan bakteri/virus. Maka semua ini memerlukan analisis media yang dipergunakan. Apabila telah diketahui proses pembuatannya maka dapat dianalisis titik kritisnya dari tahapan pertahapan prosesnya.  

(2) Formulasi vaksin. Jenis vaksin yang beredar digolongkan dari jenis antigen yang ada dialamnya, sehingga formulasi vaksin akan mempengaruhi cara pemakaian, cara penyimpanan dan cara pemberiannya. Dari Formulasi vaksin dapat diketahui bahan yang diperlukan dalam suatu vaksin seperti jenis antigen, stabilizer, ajuvan, antibiotik dan pengawet yang dipergunakan. Dari bahan baku, bahan pembantu dan bahan penolong yang dipergunakan, maka kita dapat menganalisa titik kritis kehalalannya. 

  • Jenis Antigen, Antigen yang merangsang terbentuknya imunitas adalah komponen yang dihasilkan dari struktur organisme penyebab penyakit, yang dikenal sebagai benda asing oleh sistem kekebalan tubuh
  • Penambahan bahan penstabil (stabilizer) ditujukan untuk menjamin stabilitas vaksin selama proses penyimpanan dalam sistem rantai dingin yang tidak stabil. Stabilitas vaksin sangat dipengaruhi oleh suhu dan pH. Bahan penstabil yang banyak dipergunakan dalam pembuatan vaksin adalah MgCl2, MgSO4, Lactose sorbitol, sorbitol dan gelatin
  • Penambahan ajuvan kedalam formulasi vaksin konvensional bertujuan untuk merangsang, meningkatkan dan memperpanjang respon kekebalan spesifik terhadap antigen vaksin. Ajuvan sengaja ditambahkan untuk merangsang pembentukan antibodi terhadap antigen dalam vaksin secara efektif. Vaksin yang dibuat melalui proses purifikasi subunit atau vaksin sintetik, dibuat menggunakan biosintetik, rekombinan, teknologi modern yang mengandung antigen dalam jumlah sedikit, sehingga perlu ditambahkan ajuvan agar diperoleh respon kekebalan yang diinginkan  Ajuvan adalah sekelompok senyawa heterogen dengan satu kesamaan merangsang respon kekebalan. Contoh ajuvan yang dipergunakan, garam alumunium, potasium clorida, monobasic kalium fosfat, natrium klorida 
  • Pengunaan antibiotik (penggunaan dalam jumlah sedikit) pada pembuatan vaksin bertujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri pada kultur sel virus yang sedang dikembangbiakkan. Oleh karena itu seseorang yang alergi terhadap neomycin (harus dipantau) agar timbulnya reaksi alergi setelah vaksinasi bisa ditangani.  
  • Penambahan Bahan Pengawet, penambahan bahan pengawet karena vaksin bertujuan untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur, dengan kemasan multi dosis antara lain thiomersal, formaldehid dan derivat fenol. (1) Thiomersal, senyawa kimia yang berisi ethyl mercury walaupun sampai saat ini belum ada efeksamping dari program imunisasi. (2) Formaldehid untuk inactivasi virus (IPV), untuk mendetokfikasi toksin bakteri pada pembuatan vaksin difteri/tetanus. Setelahnya proses purifikasi dilakukan untuk menghilangkan formaldehid dari vaksin (perlu diperhatikan bahan yang dipergunakan untuk proses purifikasi)


Contoh Inactivated Vaccine (Killed Vaccine) 

  • Proses pembiakan virus, dengan tissue culture (cell line atau viero cell) yang bisa berasal dari ginjal hewan (kera). Pada proses pembiakan dengan teknik culture jaringan (tissue culture) harus diperhatikan status kehalalan bahan dan media yang dipergunakan. 
  • Pemecahan sel virus ini dilakukan dengan cara tripsinasi menggunakan enzim. Proses pemecahan virus dengan enzim tripsin memiliki titik kritis kehalalan pada bahan dan media yang dipergunakan
  • Proses inactivasi virus menggunakan beta propiolakton (menginactivasi RNA), bahan penolong (beta propiolaton) yang dipergunakan harus diperhatikan status kehalalannya. 
  • Proses Purifikasi, menggunakan chromatografi colom/silica atau sucrose gradient, sehingga didapatkan whole virus (sebagai bahan aktif pembuatan vaksin) Bahan aktif dilarutkan dalam buffer fosfat atau buffer saline.  Apabila proses purifikasi menggunakan silika maka tidak akan ada masalah, tetapi jika menggunakan sucrose gradien diperlukan analisa kembali 
  • Penambahan Ajuvan, menguatkan respon imun (disebut imunogenik dan umumnya digunakan alumunium hidroksida) 
  • Tahapan Dispensing (Bottoling) dan packing,  


Contoh Vaccine Recombinant (RNA) MRNA

Vaksin rekombinan RNA terdiri dari informasi genetik aktual dari virus, dalam bentuk massanger RNA atau MRNA (sejenis molekul yang tugasnya mengangkut salinan intruksi genetik disekitar sel untuk memandu perakitan protein) Dimana RNA atau MRNA adalah pita tricker panjang yang memuat intruksi. Ini adalah bahan yang cukup sensitif dan disitulah mengapa vaksin harus disimpan pada suhu -100F (-73C) sampai vaksin digunakan.

Vaksin diberikan sebagai suntikan yang disuntikan pada otot lengan berisi muatan RNA yang diambil dari virus itu sendiri. Sehingga sel sel yang memproduksi protein melonjak besar melebihi virus. Lonjakan tersebut menyebabkan tubuh bereaksi. Inilah yang membuat tubuh kebal dan siap mengusir virus yang sebenarnya 
  • Lipid (Nanopartikel Lipid) untuk membungkus RNA. Bola (berminyak) yang menyelimuti MRNA dan membantunya mudah meluncur didalam sel. Partikel ini berukuran 100 nanometer. Ada beragam lipid yakni (1) Lipid ALC 0315 (bahan utama formulasi) yang dapat terioniasi/diberikan muatan positif. Karena RNA memiliki muatan negatif maka saling menempel. Komponen Lipid ALC 0315 memiliki efek samping (menimbulkan elergi), (2) Lipid lainnya (molekul kolestrol) yang memberikan integritas struktural pada nano partikel atau menghentikan penggumpalan. Selama pembuatan RNA dan lipid, diaduk menjadi campuran yang berbuih untuk membentuk apa yang digambarkan FDA sebagai cairan beku (putih ke putih) 
  • Garam, pada umumnya vaksin rekombinasi RNA mengandung saline buffer phosphate (PBS). Bahan ini sangat umum digunakan untuk menjaga pH (keasaman) agar stabil. Zat dengan keasaman yang salah maka akan menyebabkan sel rusak atau melukai sel
  • Gula/Sukrosa, dalam vaksin mendapat gula (sukrosa) itu biasa, Sukrosa bertindak sebagai krioprotektan untuk melindungi napnopartikel saat membeku dan menghentikannya agar tidak saling menempel 
sumber 
www.who.it
www-prevention-com.cdn.amproject.org 
Jurnal Halal no.146/2000 (november-desember) 

bersambung (klik disini) 

Selasa, 16 Februari 2021

Syamail Rasulullah (04) - Lauk Kegemaran Rasulullah adalah Labu

Figur Rasulullah - karangan Imam Athir Atarmidzi

Ustad Asep Asobari - Majelis Taklim Aisyah (16 Februari 2021) 

Kajian symail sebelumnya (klik disini)  



Mukadimah Makanan Rasulullah 

"Lauk kegemaran Rasulullah adalah Labu" 

Makanan kegemaran Rasullah adalah roti gandum, Rasulullah pernah mengajak Jabir bin Abdullah ke rumah salah satu istrinya. Ketika sampai, keduanya disuguhi roti gandum. Saat menyantap roti gandum ini Rasulullah mengucapkan kalimat singkat namun penuh makna. "Ini adalah makanan terbaik penduduk dunia dan penduduk akhirat," kata Rasulullah seperti diriwayatkan dalam hadist Ibnu Majah. Rasulullah juga menikmati roti gandum dengan  semangka atau kurma. Kurma adalah makanan kegemaran Rasulullah, selain itu ada beberapa makanan lainnya. 

Kondisi perekonomian Rasulullah di madinah dibawah tahun ke-7 belum baik sebaik kondisi perekonomian Rasulullah diatas tahun ke-7. Setelah peperangan khaibar kondisi perkebunan di Madinah melimpah sehingga bisa merubah perekonomian Madinah, termasuk perekonomian Rasulullah. Ada riwayat hadist yang mengatakan, pada saat kondisi perekonomian keluarga belum membaik :

  • Rasulullah pernah berkata kepada istrinya "apabila tidak ada makanan yang ku makan, aku akan puasa (puasa diluar puasa sunah senin-kamis)" 
  • Rasulullah mengatakan bahwa "saat itu aku dan keluargaku (selama 3 purnama yakni 2-3 bulan) mengalami kondisi tidak ada asap yang mengepul didapur Rasulullah, karena tidak ada bahan makanan yang dapat dimasak, kecuali aku memiliki kurma yang dapat dimakan."  

Ketika berbicara tentang "Syamail/kebiasaan Rasulullah", bukan berarti membicarakan sunah syariah (dibobotkan hal syari / fiqih). Jadi dalam hal ini  pemahamannya jangan sampai keliru karena semua yang menjadi kebiasaan Rasulullah/yang dilakukan bukan berarti dianggap sunah atau dilabeli syari/fiqih, sedangkan yang tidak dimakan Rasulullah bukan sesuatu yang sunah. 

Rasulullah Menolak sesuatu Makanan, bukan berati itu menjadi haram atau makanan yang dihindari Rasulullah . Tetapi makanan yang tidak dimakan Rasulullah merupakan makanan yang asing, karena "makan tersebut tidak berasal dari daerahku sehingga akupun tidak terbiasa memakannya".  Allah menciptakan suatu makanan yang berasal dari suatu daerah dan tidak bisa didapatkan didaerah lain, dikarenakan Allah memiliki maksud dan tujuan untuk mencukupi nutrisi dan memiliki kebermanfaatan didaerah tersebut. 

1. Lauk kegemaran Rasulullah adalah Labu 

1.1 Anas bin Malik menceritakan suatu peristiwa 

Dalam suatu riwayat Anas bin malik mengatakan bahwa makanan (lauk) kegemaran Rasulullah adalah labu. Lauk disini adalah makanan yang mendampingi makanan pokok Rasulullah (roti) 

Anas bin Malik, saat itu adalah pelayan Rasulullah dan usianya masih kanak kanak sekitar 10 tahun ketika bersama Rasulullah. Anas bin Malik adalah anak dari seorang wanita Umu Sulaim binti Milham (seorang janda yang memiliki ketegaran, karakter kuat dan azam yang besar. ia pun selalu siap untuk berada dimedan peperangan untuk memenuhi kebutuhan logistik (makanan) dan kesehatan. Wanita yang luar biasa yang saat itu membuat Abu Tholha (yang masih dalam kondisi musyrik) berkeinginan untuk melamarnya. Tetapi Umu sulaim menolaknya bukan karena kurang kaya (karena Abu Tholha bangsawan kaya raya) tetapi karena abu tholha belum muslim. Umu Sulaim mengatakan "aku tidak menginginkan hartamu, engkau bisa melamarku dan jadikanlah keislamanmu sebagai maharmu". Abu Tholha mempelajari islam dan akhirnya memeluk islam (inilah mahal termahal yang diberikan Abu Tholha). Sejak itulah Abu tholha mendukung dakwah Rasulullah, wakaf yang diberikan Abu Tholha pun tidak main main. Salah satunya kebunnya untuk perluasan masjid nabawi. Umu Sulaim berasal dari bani najar (Rasulullah adalah cucu dari abdul mutholib dan ibunya yang bernama Salma yang juga berasal dari bani najar) sehingga kedekatan Umu Sulaim dengan Rasulullah sangat dekat, karena masih keluarga jauh. Anas bin Malik adalah sahabat Rasulullah yang meninggal terakhir di Basrah. Anas bin Malik sangat dekat dengan Rasulullah dan mengabdikan diri sebagai pelayan Rasulullah (pelayan yang ada untuk memenuhi kebutuhan Rasulullah) 

Pada usianya 10-15 tahun ia mengatakan bahwa "dirinya mengetahui kesukaan Rasulullah (apa yang membuat Rasulullah senang dan tidak)" termasuk makanan yang disukai Rasulullah. 

(a) Rasulullah Makan bersama para Sahabatnya 

Dalam sebuah riwayat mengatakan "lauk kegemaran Rasulullah adalah labu" Peristiwa menyantap hidangan kegemaran ini, bisa saja peristiwa dirumahnya atau diundang makan ke rumah para sahabatnya. 

Anas bin Malik saat itu mengatakan, bahwa dirinyalah yang menyodorkan makanan (labu)  kepada Rasulullah, yang saat itu dihidangkan sahabat dirumah mereka. Karena Anas bin malik ingin Rasulullah tetap memakan makanan dari tanggannya. Anas bin Malik mengatakan "Rasulullah menyukai lauk itu (labu)", sehingga bukan berartu Rasulullah hanya makan labu dan labu saat itu diposisikan Rasulullah sebagai makanan yang mendampingi makanan pokok (roti)

(b) Sabahat Rasulullah (seorang penjahit) mengudang Rasulullah Makan 

Rasulullah tidak akan pernah tega melihat para sahabatnya kelaparan. 

Oleh karena itu Rasulullah memperbanyak porsi makanan untuk makan siang dan malam (para sahabat dari sufah berjumlah sekitar 80-200 orang) Para sahabat dari sufah ini tidak semata mata semuanya makan bersama Rasulullah, tapi ada yang diajak makan oleh sahabat Rasulullah yang lainnya dirumahnya. Hanya beberapa sahabat dari sufah yang makan bersama Rasulullah. 

Para sahabat Rasulullah punya banyak profesi, meskipun mereka berjihad/berperang). Sehingga secara ekonomi, pendapatan perekonomian tidak hanya dari hasil perang/hasil rampasan, tetapi salah besar jika perekonomian para sahabat bukan dari sana saja (memang benar lebih dari tahun ke-7 hasil rampasang perang besar). Tetapi karena membutuhkan dana besar untuk persiapan perang, hasilnya ditutupi dari hasil profesi para sahabat. Profinya beragam ada sekitar 20 profesi yang digeluti para sahabat Rasulullah. 

Anas bin Malik menceritakan suatu peristiwa, ada seorang penjahit mengundang Rasulullah makan. (Alasan mengundang Rasulullah datang ke rumah, hajatnya hanya untuk mengundang makan). 

Jika saudara muslim mu mengundangmu, maka hadirilah undangannya. (konteksnya makan maka wajib menghandiri) Jika saudaramu membutuhkan nasehat maka nasehatilah menurut kemampuanmu. Tapi budaya saat ini ada istilah kondangan berbeda dengan mengundang makan dijaman Rasulullah. 

Rasulullah menggemari makanan berupa roti untuk dicocol dengan Mara' (hidangan berkuah), hidangan berkuah yang didalamnya dicampur labu dicampur dengan daging dipotong tipis dijemur (dendeng)/tuba) hidangan yang sangat sederhana yang dihidangkan tukang jahit. Rasulullah menunjukan rasa suka dengan hidangan yang disajikan 

Rasulullah diundang ke rumah para sahabat untuk mendapatkan keberkahan, Anas bin Malik berkata "sehingga dari situ aku menjadi suka tuba". 


1.2. Dari Hakim bin Jabir, Jabir bin Abdillah 

Jabir bin Abdilah (sahabat Rasulullah) yang paling banyak meriwayatkan hadist (ulama Hadist > 1000 hadist). Jabir menemui Rasulullah/melihat Rasulullah  membawa labu. Jabir bertanya "Apakah itu Rasulullah", Rasulullah menjawabnya "ini labu dan aku akan memakannya untuk mendampingi makanan lainnya"    

lalu apakah roti belum cukup sehingga, Rasulullah harus memakanan makanan lainnya dan apakah makanan sebanyak itu Rasulullah yang menghabiskan seorang diri ?!? 

Ketahuilah bahwa Rasulullah tidak pernah makan siang dan malam sendirian ataupun berdua saja bersama istri beliau, Rasulullah akan makan bersama para sahabatnya. 

Para sahabat disini yang dimaksud adalah "Ahlul Sufah" (sahabat yang tidak memiliki tempat tinggal di madinah, dan menjadikan sufah sebagai tempat persinggahan mereka. Bagian masjid nabawi bagian belakang saat ini, disitulah area persinggahan alhlul sufah) mereka berjumlah 80-200 orang kurang lebih. Para sahabat Anshar bersama Rasulullah menjamu penduduk sufah dengan makan siang dan makan malam bersama (karena ahlul sufah merupakan sahabat yang mengalami kesulitan (tidak memiliki tempat tinggal) dan kelaparan. Para sahabat ahlul sufah sengaja tinggal di madinah untuk bisa berdekatan dengan Rasulullah untuk menuntut ilmu.  Tetapi setelah Rasulullah tiada/wafat, kegiatan belajar mengajar di sufah tetap berlangsung tetapi tidak seperti saat Rasulullah masih ada. Meskipun Anas bin Malik telah keluar dari mekah dan menjadi gubernur disaat pemerintahan Umar bin Khatab 

2. Minum dan Makan sambil berdiri 

2.1. Rasulullah minum sambil berdiri  

Rasulullah juga pernah minum sambil berdiri tetapi dengan catatan, yakni minum dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk duduk tetapi harus berdiri (minum sambil berdiri tidak terlarang, karena Rasulullah tidak melarangnya hanya menyarankan sebaiknya minum dan makan sambil duduk) Kebiasaan minum dengan duduk adalah yang sering dilakukan Rasulullah. Kalau minum sambil berdiri jika dibutuhkan juga tidak mengapa. 

Air yang diminum Rasulullah, jaman itu air yang diminum adalah air yang berasal dari sumur langsung, tidak perlu dimasak. Karena kondisinya sudah layak dikonsumsi langsung (airnya sangat bersih). Selain itu Rasulullah meminum air nabes (air rendaman kurma 1 malam perendaman). Tetapi saat ini dikenal dengan infuce water, dari buah lainnya. Air nabes memiliki takaran tersendiri dalam waktu perendaman, sehingga tidak menjadikannya khamar/sesuatu yang memabukan karena proses fermentasi yang terjadi.

2.2. Rasulullah makan sambil berjalan 

Rasulullah pernah mencicipi makanan sambil berjalan, saat mencicipi makanan yang akan dihidangkan, tetapi saat itu Rasulullah terburu buru meninggalkan tempat itu karena sesuatu urusan tetapi diminta mencicipi rasa makanan yang akan dihidangkan. 

Standing party ini masalah adab, ketika kita posisi diundang tetapi tidak ada kursi, ya apa boleh buat, tetapi pada dasarnya tidak haram. Perlu menjadi perhatian yang memiliki hajat, sebaiknya dalam mengundang disediakan kursi sehingga tamunya tidak harus berdiri  

3. Hal yang harus diperhatikan adalah 

Ketika kita i'tiba kepada Rasulullah, i'tiba merupakan sesuatu yang mengamalkan satu pendapat yang dilakukan Rasulullah dan menganggap orang lain yang tidak melakukan i'tiba (pendapat) yang sama dikatakan tidak mengamalkan sunah Rasulullah. Hal ini tidak boleh dilakukan. Silahkan dipercaya pendapat tersebut, tetapi tidak melabeli yang lain tidak benar

Proses dan Realisasi Islah dimasa Rasulullah - Ustad Asep Asobari

Tema Kajian sebelumnya 

Youtoube Channel El Shohwa Media (klik disini) 

Istilah Islah 

Islah merupakan inti dari ajaran dan misi dari Rasulullah dalam menegakkan islam. Islam secara bahasa berasal dari kata Sholah, dari sinilah kita mengenal istilah Sholeh. Orang beriman ketika berbuat kebaikan maka bobot amalannya disebut dengan amal soleh, pelakunya disebut solihun atau sholihin (disebut orang soleh dan perbuatannya disebut amal soleh) Amal sifatnya mutlak, lakukanlah amalan/perbuatan yang soleh. Semua yang terkait dengan kesolehan, baik itu perbuatan atau pelakunya adalah sesuatu yang terpuji atau memiliki kedudukan/derajat yang tinggi. Orang soleh merupakan kelompok ke empat yang mendapatkan kedudukan tertinggi dari Allah setelah (1) nabiyin, (2) shodiqin dan (3) syuhada. Tiga derajat tersebut juga merupakan perbuatan soleh hanya saja mempunyai ke khususan sebagai mujahid/shidiq/ambya. 

Peristiwa ketika nabi yusuf berada dipuncak kejayaan

Seperti kita ketahui bersama, kehidupan nabi yusuf tidak semulus yang dibayangkan. Dimasa kecilnya nabi yusuf dibuang oleh keluarganya (dihanyutkan di sungai nil), jadi pelayan dirumah bangsawan mesir, sampai difitnah dan dipenjaran. Saat nabi yusuf berada dipuncak kejayaan. Dirinya memiliki obsesi, sehingga beliau berdoa kepada Allah.  Doa nabi yusuf "semoga ia mendapat anugrah dari Allah, ketika dicabut nyawanya dapat mati dalam keadaan muslim (keadaan pasrah kepada Allah) dan digabungkan bersama orang soleh" (disini keberadaan orang soleh bukanlah orang yang sembarangan, karena beliau seorang nabi) 

Nabi yusuf Doa nabi yusuf ketika dirinya sudah memuncaki posisi yang paling tinggi/berpengaruh di mesir (meskipun secara struktur masih dibawah raja) tapi nabi yusuf secara pengaruhnya, raja raja dijaman pemerintahannya tunduk atas kebijakan nabi yusuf. Raja hanya sebagai simbol, disaat krisis ekonomi berkepanjangan maka dibutuhkan seseorang yang memiliki kepiawaian luar biasa untuk menyelesaikan krisis ekonomi (yang telah melanda 7 tahun) dengan kebijakan kebijakan yang briliant. Sosok nabi yusuf yang bisa memberikan pengaruh, sehingga kebijakan nabi yusuf dapat membuat para raja tunduk.  

Kata soleh dalam doa nabi yusuf berlaku secara umum, nabi pun orang soleh hanya saja derajat kesolehannya paling tinggi. Maka yang menentukan derajat/bobot nilai tingkat kesolehannya adalah pelaku amal soleh Ketika yang melakukan kesolehannya adalah orang biasa maka bobot atau tingkatan kesolehannya adalah biasa. Tetapi berbeda ketika yang melakukan kesolehan setingkat para nabi, maka tingkat kesolehannya pastilah luar biasa. Kesolehan yang dilakukan Rasulullah, adalah bobot kesolehan dengan level yang tinggi

Kata islah memang kata akarnya adalah soleh, tapi ada tambahan makna karena ada tambahan katanya. Islah dari kata "aslahah" yang memiliki makna lebih (baik) dari sekedar kata soleh. Aslahah berarti memperbaiki, memperbaiki dari sesuatu yang tidak baik. 

Islah adalah merubah sesuatu yang tidak baik menjadi baik atau bisa dikatakan islah itu renofasi yakni memperbaiki sesuatu yang awalnya baik tetapi menjadi tidak baik, lalu menjadi baik kembali. 

Intinya harus ada latar belakang buruknya, sehingga ada perbaikan dari sesuatu yang buruk itulah yang disebut dengan islah. Otomatis merubah sesuatu yang buruk menjadi baik atau sesuatu yang sudah baik menjadi buruk dirubah menjadi baik (semua itu beda level) Kebaikan punya level tingkatan yang berbeda, apalagi ketika berbicara memperbaiki keburukan. 

Inti Misi dari Rasul Allah adalah Islah

Ketahuilah bahwa suatu alasan yang jelas, dimana Rasul itu pilihan Allah, maka Allah yang memilih sehingga tingkatan untuk menjadi Rasul/Nabi itu tidak bisa dicapai dengan riyadah saja, karena itu adalah hak mutlak Allah (pilihan Allah). 

Lalu mengapa Allah memilih/mengangkat seorang Rasul pada suatu masa tertentu? karena ada tuntutan dari kondisi manusia saat itu. 

  • Sebuah riwayat mengatakan bahwa Nabi Nuh adalah Rasul pertama, Karena pada dasarnya ketika nabi adam diturunkan di bumi dan memulai kehidupan dibumi (dari kondisi yang normal) Nabi adam memulai kehidupan dalam kondisi baik. Allah menurunkan nabi adam bersamaan dengan menurunkan petunjuk.  Allah memerintahkan nabi adam dan hawa untuk turun ke bumi dan Allah memberikan petunjuk (menjalani kehidupan yang normal sesuai petunjuk yang Allah berikan) Tidak ada kemaksiatan dan kejahatan saat itu. Tetapi kejahatan yang dilakukan manusia pertama kali dan itu adalah kejahatan berat adalah pembunuhan habil yang dilakukan saudaranya qobil dikisahkan dalam surah al maidah (dosa yang terkait dengan perbuatan, tetapi secara aqidah tidak menyimpang) sampai dititik tertentu (waktunya tidak dijelaskan) manusia melalukan kesalahan yang bersifat fundamental yakni keyakinan manusia berubah (menyembah selain Allah/mempersekutukan Allah dengan lainnya itulah syirik)  Ketika yirik menjadi warna dari sebuah masyarakat dan dari kesyrikan menimbulkan kekacauan ditengah masyarakat (kekacauan yang fundamental) Maka Allah mengangkat seorang Rasul dan itulah Nuh. Nabi Nuh diturunkan Allah ditengah penyimpangan manusia yang sudah parah/masif dan fundamental secara aqidah. Bisa dikatakan kehidupan manusia saat itu sudah tidak lagi  sesusai petunjuk Allah (dominannya), sehingga sudah pasti menimbulkan kerusakan. Nabi nuh diutus Allah untuk memperbaiki keadaan yang rusak ini, salah satunya menyuruh orang musyrik untuk kembali ke jalan Allah, menyembah hanya kepada Allah. Inilah artinya perubahan dan inilah yang disebut islah. 
  • Kisah Nabi Ibrahim, ketika mengubah kesesatan/penyimpangan kaumnya di badhil. Yang beriman dalam suatu negeri saat itu hanyalah lud (berarti saat itu penyimpangannya masif) 
  • Kisah Nabi Musa, yang dominan saat itu sikap firaun (dengan segala kekacauannya yang ditimbulkan olehnya). Allah mengutus nabi musa ditengah kondisi ke dzoliman yang dilakukan firaun, merubahnya/ mengembalikan kondisi kaumnya sebagai orang yang beriman kembali itu memang berat. Setelah lepas dari firaun butuh 40 tahun untuk mempersiapkan generasi yang sanggup menegakan misi perubahan itu. 
  • Kisah nabi daud, lahirnya nabi daud merupakan hasil dari proses islah yang dilakukan oleh tholud. Nabi daud adalah kader dari tholud, tholud menghadapi masa yang sangat sulit. Tholud yang saat itu harus berhadap hadapan dengan jalud untuk mengambil haknya kembali. Tholud mengalami kegagalan saat menghadapi jalud. Maka lahirnya nabi daud dan sulaiman (pada dasarnya lahir dari kelanjutan dari kondisi yang dihadapi tholud
  • Kisah nabi isya, diangkat Allah sebagai Rasul dan Nabi isya diselamatkan oleh Allah (diangkat kembali oleh Allah) saat pertarungan yang sangat dasyat. Setelahnya kisah berakhir dengan diangkatnya Muhammad sebagai Rasul Allah terakhir
Misi kerasulan akan terkait dengan perbaikan manusia / perbaikan keadaan  dair yang buruk (masif/fundamental) menjadi lurus kembali (berada dijalan Allah) 

Nabi Muhammad diutus sebagai Rasul Allah 

Rasulullah diutus sebagai Rasul, bukanlah sekedar hanya menyuruh seseorang yang tadinya tidak solat agar mau sholat, ataupun seseorang tersebut mau melakukan amal amalan lainnya yang disebut dengan ibadah (ibadah ritual) Tetapi yang dimaksud Allah mengutus Rasulullah bukan hanya untuk hal seperti ini saja. Maka yang benar Rasullulah diutus menjadi Rasul, dikarenakan Rasulullah harus mampu memperbaiki keadaan/kondisi umat yang semula menyimpang dari petunjuk Allah dalam semua bidang kehidupan. 
  • Dakwah Rasulullah diawal, saat itu sholat sebenarnya sudah dilakukan para sahabat (abu bakar, usman, ali, abu hubaidah, ja'far) dan orang orang yang telah memeluk islam (saat itu tidak ada gejolak atau permasalahan ketika mereka semua hanya melakukan solat). Saat ini kaum jahiliyah hanya menganggap solat hanyalah sebagai ritual yang tidak akan mempengaruhi aspek kehidupan mereka (tidak menjadi gejolak). 
  • Dakwah Rasulullah setelah tiga tahun pertama, dirinya mengumumkan kerasulannya (Dalam pengumuman tersebut sebenarnya terkandung misi). Dimana ketika Rasulullah mengumumkan dirinya sebagai Rasul Allah, maka dari sini Rasulullah telah mengakui bahwa dirinya adalah Rasul utusan Allah yang sanggup menerima misi dari Allah/amanah dari Allah. Misinya adalah mengajak mereka berubah dari kesesatan jahiliyah (kesesatan jahiliyah disini merupakan sumber kehidupan mereka/penghasilan mereka/kepentingan mereka, maka wajar saja mereka melawan karena mengancam hegemoni mereka/mengancam kepentingan mereka. Perubahan yang akan dilakukan Rasulullah merupakan ancaman bagi mereka disemua aspek kehidupan.  Tetapi selain itu Rasulullah juga menjadikan solat juga sebagai landasan untuk melakukan perbaikan/Risalah 
Tetapi ketika perintah solat telah menjadi landasan untuk melakukan perbaikan akan menjadi ancaman bagi kaum jahiliyah, sebagaimana yang dipahami kaum nabi soleh "apakah solatmu memerintahkan supaya engkau menyalahkan kami atas tindakan/perbuatan kami untuk menyembah tuhan nenek moyang kami dulu" atau solat itu akan membuat kami tidak bisa melakukan sesuatu yang kami dapat perbuat sebelumnya" 

Rasulullah dan Para sahabat baru berhadapan dengan permusuhan dan perlawanan dengan tokoh quraish setelah Rasulullah menyampaikan Risalah / Misi, yang intinya melakukan perubahan atau perbaikan (islah)

Inilah tantangan dan juga sebagai inti dari kerasulan Rasululah dan inti dari ajaran islam. Misi islah yang diemban Rasulullah bukanlah hanya semata dari misi kerasulan saja tetapi misi umat islam sepanjang masa hingga hari kiamat.  

Islah menjadi alasan kehadiran kita dimuka bumi 

Islah merupakan alasan kehadiran kita didalam kehidupan ini/mengapa kita dihadirkan ke muka bumi/mengapa kita diciptakan oleh Allah dengan anugrah luar biasa menjadi seorang muslim, untuk tidak pernah mendiamkan suatu kesalahan,kebatilan, keburukan, kedzoliman, kejahatan. Kita harus memperbaiki semua itu agar menjadi baik itulah yang dikatakan islah

Islah seharusnya diterima oleh siapapun karena esensinya menjadi baik, yang akan menolak proyek islah adalah seseorang yang hatinya mamang busuk (seperti orang orang jahiliyah saat itu menolak perbaikan/islah, dimana dialah orang yang mengandalkan kedozoliman untuk kepentingan dirinya, untuk memanfaatkan kejahatan untuk kebaikan dirinya, atau seseorang yang diuntungkan dari kejahatan itu, dll) Apabila Tujuan memperbaiki sesuatu yang tidak baik untuk menjadi baik seharusnya diterima Sunatullahnya orang yang menolak islah adalah orang orng yang mendapatkan keuntungan dari kejahatan kejahatannya. Tetapi dalam hal ini yang perlu kita sadari bersama bahwa muslim mendapat perintah dari Allah untuk tidak mendiamkan kejahatan/kedzoliman itu terjadi 

Rasulullah Menghadapi Masyarakat Jahiliyah 

Hal yang dilakukan Rasulullah dari sejak beliau ke Mekah sampai beliau kembali ke Madinah dan tutup usia, tidak akan lepas dari islah. Rasulullah tetap harus menghadapi masyarakat jahiliyah dan melakukan perbaikan perbaikan. 

Perbaikan yang dilakukan Rasulullah saat itu bukan sekedar perbaikan disekitar tempat tinggal Rasulullah. 

Kebaikan itu bukan hanya timbul karena adanya perbaikan saja tetapi sebenarnya para sahabat saat itu telah memiliki sifat makruf (ketika Allah memuji generasi awal sahabat, sebagai generasi sebaik baiknya generasi/generasi terbaik sepanjang sejarah umat manusia). Inilah yang menjadi alasan, karena dimana "para sahabat tersebut menggalakan/menegakan yang makruf dan meruntuhkan yang munkar" 

Kejahatan yang terjadi bukanlah dikarenakan sesuatu kemungkaran, bisa jadi yang semula awalnya bagus tetapi diselewengkan (sehingga hanya perlu dibenarkan/dikembalikan pada kebaikan) Kebaikan bukanlah sesuatu yang muncul dari keburukan yang diperbaiki, tetapi kebaikan itu sendiri ada sebelumnya.  

Maka Islah yang dilakukan Rasulullah, merupakan islah yang membangun keadaan manusia secara umum untuk menjadi baik dengan mengerjakan dua hal sekaligus, yakni dengan 

  • Rasulullah menegakan sesuatu yang sudah baik (sesuatu yang sudah baik dibangun/dipertahankan), 
  • Rasulullah mencegah yang mungkar dihindarkan atau yang menyimpang diluruskan dan yang buruk diperbaiki 

Inilah yang beliau lakukan dari sejak Rasulullah di Mekah sampai hijrah kembali ke Madinah (Rasulullah berdakwah sejak tahun ke-3) 


Orang yang Memusuhi Rasulullah 

(1) Orang yang memusuhi Rasulullah dimekah hanya segelintir orang 

Dari semua atau seluruh penduduk mekah yang jumlahnya ribuan (semuanya musyrik kecuali mereka segelintir orang yang beriman). Dari mereka itu yang memusuhi Rasulullah hanyalah sedikit (mereka terhitung hanya puluhan orang saja) Orang orang tersebut bermusyawarah untuk membikin stigma buruk tentang Rasulullah, dimulai dengan menyematkan Rasulullah sebagai penyihir sampai stigma lainnya (dalam surah Al mudatsir). Mereka hanya berjumlah sekitar 16 orang saja atau hanya sekitar 20-30 orang saja.  Mereka berkumpul disekitar kabah untuk menghina Rasulullah dan memusuhi Rasulullah dengan terang terangan. 

(2) Orang memusuhi Rasulullah adalah seorang pedagang/pengusaha.

Maka untuk menghadapi mereka, 

  • Rasulullah bersama para sahabatnya. Karena dakwah juga butuh oprasional dimana dananya didapatkan dari sumbangan para sahabat saat itu 
  • Rasulullah membangun paradigma pengusaha muslim yang berbeda dengan pengusahan jahiliyah. Karena lapisan masyarakat yang sangat berpengaruh, adalah pengusaha. Maka pengusaha muslim inilah yang menyuplai kebutuhan oprasional perang, harta para pengusaha muslim inilah yang dapat dipergunakan untuk mengatasi persoalan kebutuhan dana yang besar saat perang berlangsung (speerti perang tabuk, dll) 
Tantangan dakwah Rasulullah ini adalah orang orang yang memusuhi Rasulullah dan mereka adalah orang-orang yang memiliki modal. Maka Rasulullah sadar betul bagaimana cara menghadapi mereka. Rasulullah membangun paradigma pengusaha Muslim yang berbeda dengan pengusaha jahiliyah (ini juga bagian dari islah) 

Rasulullah menciptakan pengusaha muslim maka diperlukan memahami keadaan/melakukan pra kondisi, dengan memahami masalah pasar, Rasulullah kembali ke madinah setelah membangun masjid, beliau membangun pasar. Otomatis mereka punya tempat untuk bertransaksi. Setelahnya Rasulullah memotong jalur distribusi orang quraish sehingga distribusi barang orang quraish tidak jalan, sehingga yang mengisi distribusi pasar adalah pedagang muslim. Badar merupakan jalur distribusi yang sangat penting saat itu. 

Perang badar (perang badar ada tiga, perang badar suro, perang badar qubro dan samaid) 
  • Perang badar suro, ketika abu syofiyan dengan kabilah dagangnya dari mekah ke syam dicegat Rasulullah tapi lolos. 
  • Perang badar qubro dimana terejadi setelah itu Abu sofiyan balik dari syam kembali ke mekah dengan membawa hasil dagangannya (Rasulullah mecegat lagi tetapi Abu syofiyan lolos, karena saat itu Abu shofiyan meminta bantuan orang quraish. sehingga orang quraish mengirimkan tentaranya membantu abu syofiyan. Badar qubro ini mendorong lahirnya perang uhud 
  • Perang badar samaid, setelah perang uhud abu syofiyan masih sesumbar, kita akan berjumpa lagi dibadar (pada tahun ke 4) pada bulan sya'ban terjadi badar samaid, dimana perang badar yang terjadi atas perjanjian dengan quraish untuk perang lagi. Tetapi tidak jadi perang karena abu syofian ciut nyalinya untuk datang ke badar, sedangkan kaum muslimin ke badar (kaum muslimin bukan hanya membawa peralatan perang saja tetapi membawa barang dagangan mereka) karena badar itu sebenarnya adalah pasar musiman dimana perang memang sengaja dilakukan ditempat keramaian, sehingga untuk mudah mendapatkan pengakuan kemenangan dan ada saksi yang melihat kemenangan. Jika musuh tidak datang, maka kaum muslimin dapat menjual dagangan mereka dan pulang mereka mendapatkan keuntungan 

Prinsip Islah membentuk kekuatan umat islam

Dengan islah inilah kekuatan islam tampak/terlihat tidak hanya dirasakan oleh kaum musyrik yang telah memeluk islam tetapi dirasakan oleh lawan lawan kaum muslimin dari luar. Kekuatan kaum muslimim (50.43)