Kamis, 18 Februari 2021

Vaksin 02 - Vaksin Halal atau Haram

Vaksinasi dalam Presfektif Islam 

Dr. HM Asrorun Niam Sholeh 

Materi vaksin sebelumnya (klik disini) 


Prinsip Berobat dalam Islam 

(Preventif/Pencegahan) (Kuratif/Penyembuhan) 

1. Berobatlah dengan cara yang halal  

Dalam fiqih islam berobatlah dengan barang yang halal, Allah yidak menjadikan obat pada barang yang halal, untuk  menghasilkan bahan yang halal maka haruslah memperhatikan bahan, proses produksi dan distribusi supaya tidak terkontaminasi bahan haram/najis

Landasan normatif

Allah telah menurunkan obat dan penyakit, serta menjadikan obat bagi setiap penyakit, maka berobatlah dan janganlah berobat dengan sesuatu yang haram (HR Abu Daud dari Abu Dardah) 

"Allah tidak akan menjadikan obatmu pada sesuatu yang diharamkan atasmu" dan Rasulullah melarang berobat dengan sesuatu yang kotor

Rasulullah ditanya tentang tikus yang jatuh dalam keju, Rasulullah berkata "jika keju itu keras (padat), buanglah tikus itu dan sebagian dari keju disekitarnya, dan makanlah sisa keju tersebut. Namun jika keju itu cair maka janganlah kamu memakannya "(HR Ahmad dari Abu Hurairah) 

Prinsip Pengobatan Halal 
  • Pengobatan dilakukan dengan barang yang halal
  • Penggunaan barang halal tidak terbatas hanya pada dzatnya saja, tetapi juga dalam proses produksi, penyimapanan dan distribusinya 
  • Barang halal yang apabila diproduksi dengan cara yang tidak benar (sesuai kaidah fiqihnya) misalnya bahan halal terkontaminasi dengan bahan haram/najis, maka hukumnya akan haram sebelum dilakukan proses pencucian secara syari. Hal ini jjuga berlaku pada makanan, minuman, maupun obat obatan yang kepentingannya untuk dikonsumsi
Pengecualian Berobat dengan cara yang Halal 
  • Dalam situasi tertentu (darurat) dimungkinkan untuk mengkonsumsi barang haram/najis untuk mencegah timbulnya bahaya yang lebih fatal (seperti sakit yang lebih parah, catat, kematian) Penegasan yang diberikan dari Rasulullah, dimana saat itu sekelompok orang dari urainah (suku Ukl) yang saat itu mereka tidak cocok dengan udara madinah. Sehingga mereka jatuh sakit, maka nabi memerintahkan agar mereka diberikan unta perah dan meminum air kencing dan susu unta tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar