Pengikut

Selasa, 16 Februari 2021

Syamail Rasulullah (04) - Lauk Kegemaran Rasulullah adalah Labu

Figur Rasulullah - karangan Imam Athir Atarmidzi

Ustad Asep Asobari - Majelis Taklim Aisyah (16 Februari 2021) 

Kajian symail sebelumnya (klik disini)  



Mukadimah Makanan Rasulullah 

"Lauk kegemaran Rasulullah adalah Labu" 

Makanan kegemaran Rasullah adalah roti gandum, Rasulullah pernah mengajak Jabir bin Abdullah ke rumah salah satu istrinya. Ketika sampai, keduanya disuguhi roti gandum. Saat menyantap roti gandum ini Rasulullah mengucapkan kalimat singkat namun penuh makna. "Ini adalah makanan terbaik penduduk dunia dan penduduk akhirat," kata Rasulullah seperti diriwayatkan dalam hadist Ibnu Majah. Rasulullah juga menikmati roti gandum dengan  semangka atau kurma. Kurma adalah makanan kegemaran Rasulullah, selain itu ada beberapa makanan lainnya. 

Kondisi perekonomian Rasulullah di madinah dibawah tahun ke-7 belum baik sebaik kondisi perekonomian Rasulullah diatas tahun ke-7. Setelah peperangan khaibar kondisi perkebunan di Madinah melimpah sehingga bisa merubah perekonomian Madinah, termasuk perekonomian Rasulullah. Ada riwayat hadist yang mengatakan, pada saat kondisi perekonomian keluarga belum membaik :

  • Rasulullah pernah berkata kepada istrinya "apabila tidak ada makanan yang ku makan, aku akan puasa (puasa diluar puasa sunah senin-kamis)" 
  • Rasulullah mengatakan bahwa "saat itu aku dan keluargaku (selama 3 purnama yakni 2-3 bulan) mengalami kondisi tidak ada asap yang mengepul didapur Rasulullah, karena tidak ada bahan makanan yang dapat dimasak, kecuali aku memiliki kurma yang dapat dimakan."  

Ketika berbicara tentang "Syamail/kebiasaan Rasulullah", bukan berarti membicarakan sunah syariah (dibobotkan hal syari / fiqih). Jadi dalam hal ini  pemahamannya jangan sampai keliru karena semua yang menjadi kebiasaan Rasulullah/yang dilakukan bukan berarti dianggap sunah atau dilabeli syari/fiqih, sedangkan yang tidak dimakan Rasulullah bukan sesuatu yang sunah. 

Rasulullah Menolak sesuatu Makanan, bukan berati itu menjadi haram atau makanan yang dihindari Rasulullah . Tetapi makanan yang tidak dimakan Rasulullah merupakan makanan yang asing, karena "makan tersebut tidak berasal dari daerahku sehingga akupun tidak terbiasa memakannya".  Allah menciptakan suatu makanan yang berasal dari suatu daerah dan tidak bisa didapatkan didaerah lain, dikarenakan Allah memiliki maksud dan tujuan untuk mencukupi nutrisi dan memiliki kebermanfaatan didaerah tersebut. 

1. Lauk kegemaran Rasulullah adalah Labu 

1.1 Anas bin Malik menceritakan suatu peristiwa 

Dalam suatu riwayat Anas bin malik mengatakan bahwa makanan (lauk) kegemaran Rasulullah adalah labu. Lauk disini adalah makanan yang mendampingi makanan pokok Rasulullah (roti) 

Anas bin Malik, saat itu adalah pelayan Rasulullah dan usianya masih kanak kanak sekitar 10 tahun ketika bersama Rasulullah. Anas bin Malik adalah anak dari seorang wanita Umu Sulaim binti Milham (seorang janda yang memiliki ketegaran, karakter kuat dan azam yang besar. ia pun selalu siap untuk berada dimedan peperangan untuk memenuhi kebutuhan logistik (makanan) dan kesehatan. Wanita yang luar biasa yang saat itu membuat Abu Tholha (yang masih dalam kondisi musyrik) berkeinginan untuk melamarnya. Tetapi Umu sulaim menolaknya bukan karena kurang kaya (karena Abu Tholha bangsawan kaya raya) tetapi karena abu tholha belum muslim. Umu Sulaim mengatakan "aku tidak menginginkan hartamu, engkau bisa melamarku dan jadikanlah keislamanmu sebagai maharmu". Abu Tholha mempelajari islam dan akhirnya memeluk islam (inilah mahal termahal yang diberikan Abu Tholha). Sejak itulah Abu tholha mendukung dakwah Rasulullah, wakaf yang diberikan Abu Tholha pun tidak main main. Salah satunya kebunnya untuk perluasan masjid nabawi. Umu Sulaim berasal dari bani najar (Rasulullah adalah cucu dari abdul mutholib dan ibunya yang bernama Salma yang juga berasal dari bani najar) sehingga kedekatan Umu Sulaim dengan Rasulullah sangat dekat, karena masih keluarga jauh. Anas bin Malik adalah sahabat Rasulullah yang meninggal terakhir di Basrah. Anas bin Malik sangat dekat dengan Rasulullah dan mengabdikan diri sebagai pelayan Rasulullah (pelayan yang ada untuk memenuhi kebutuhan Rasulullah) 

Pada usianya 10-15 tahun ia mengatakan bahwa "dirinya mengetahui kesukaan Rasulullah (apa yang membuat Rasulullah senang dan tidak)" termasuk makanan yang disukai Rasulullah. 

(a) Rasulullah Makan bersama para Sahabatnya 

Dalam sebuah riwayat mengatakan "lauk kegemaran Rasulullah adalah labu" Peristiwa menyantap hidangan kegemaran ini, bisa saja peristiwa dirumahnya atau diundang makan ke rumah para sahabatnya. 

Anas bin Malik saat itu mengatakan, bahwa dirinyalah yang menyodorkan makanan (labu)  kepada Rasulullah, yang saat itu dihidangkan sahabat dirumah mereka. Karena Anas bin malik ingin Rasulullah tetap memakan makanan dari tanggannya. Anas bin Malik mengatakan "Rasulullah menyukai lauk itu (labu)", sehingga bukan berartu Rasulullah hanya makan labu dan labu saat itu diposisikan Rasulullah sebagai makanan yang mendampingi makanan pokok (roti)

(b) Sabahat Rasulullah (seorang penjahit) mengudang Rasulullah Makan 

Rasulullah tidak akan pernah tega melihat para sahabatnya kelaparan. 

Oleh karena itu Rasulullah memperbanyak porsi makanan untuk makan siang dan malam (para sahabat dari sufah berjumlah sekitar 80-200 orang) Para sahabat dari sufah ini tidak semata mata semuanya makan bersama Rasulullah, tapi ada yang diajak makan oleh sahabat Rasulullah yang lainnya dirumahnya. Hanya beberapa sahabat dari sufah yang makan bersama Rasulullah. 

Para sahabat Rasulullah punya banyak profesi, meskipun mereka berjihad/berperang). Sehingga secara ekonomi, pendapatan perekonomian tidak hanya dari hasil perang/hasil rampasan, tetapi salah besar jika perekonomian para sahabat bukan dari sana saja (memang benar lebih dari tahun ke-7 hasil rampasang perang besar). Tetapi karena membutuhkan dana besar untuk persiapan perang, hasilnya ditutupi dari hasil profesi para sahabat. Profinya beragam ada sekitar 20 profesi yang digeluti para sahabat Rasulullah. 

Anas bin Malik menceritakan suatu peristiwa, ada seorang penjahit mengundang Rasulullah makan. (Alasan mengundang Rasulullah datang ke rumah, hajatnya hanya untuk mengundang makan). 

Jika saudara muslim mu mengundangmu, maka hadirilah undangannya. (konteksnya makan maka wajib menghandiri) Jika saudaramu membutuhkan nasehat maka nasehatilah menurut kemampuanmu. Tapi budaya saat ini ada istilah kondangan berbeda dengan mengundang makan dijaman Rasulullah. 

Rasulullah menggemari makanan berupa roti untuk dicocol dengan Mara' (hidangan berkuah), hidangan berkuah yang didalamnya dicampur labu dicampur dengan daging dipotong tipis dijemur (dendeng)/tuba) hidangan yang sangat sederhana yang dihidangkan tukang jahit. Rasulullah menunjukan rasa suka dengan hidangan yang disajikan 

Rasulullah diundang ke rumah para sahabat untuk mendapatkan keberkahan, Anas bin Malik berkata "sehingga dari situ aku menjadi suka tuba". 


1.2. Dari Hakim bin Jabir, Jabir bin Abdillah 

Jabir bin Abdilah (sahabat Rasulullah) yang paling banyak meriwayatkan hadist (ulama Hadist > 1000 hadist). Jabir menemui Rasulullah/melihat Rasulullah  membawa labu. Jabir bertanya "Apakah itu Rasulullah", Rasulullah menjawabnya "ini labu dan aku akan memakannya untuk mendampingi makanan lainnya"    

lalu apakah roti belum cukup sehingga, Rasulullah harus memakanan makanan lainnya dan apakah makanan sebanyak itu Rasulullah yang menghabiskan seorang diri ?!? 

Ketahuilah bahwa Rasulullah tidak pernah makan siang dan malam sendirian ataupun berdua saja bersama istri beliau, Rasulullah akan makan bersama para sahabatnya. 

Para sahabat disini yang dimaksud adalah "Ahlul Sufah" (sahabat yang tidak memiliki tempat tinggal di madinah, dan menjadikan sufah sebagai tempat persinggahan mereka. Bagian masjid nabawi bagian belakang saat ini, disitulah area persinggahan alhlul sufah) mereka berjumlah 80-200 orang kurang lebih. Para sahabat Anshar bersama Rasulullah menjamu penduduk sufah dengan makan siang dan makan malam bersama (karena ahlul sufah merupakan sahabat yang mengalami kesulitan (tidak memiliki tempat tinggal) dan kelaparan. Para sahabat ahlul sufah sengaja tinggal di madinah untuk bisa berdekatan dengan Rasulullah untuk menuntut ilmu.  Tetapi setelah Rasulullah tiada/wafat, kegiatan belajar mengajar di sufah tetap berlangsung tetapi tidak seperti saat Rasulullah masih ada. Meskipun Anas bin Malik telah keluar dari mekah dan menjadi gubernur disaat pemerintahan Umar bin Khatab 

2. Minum dan Makan sambil berdiri 

2.1. Rasulullah minum sambil berdiri  

Rasulullah juga pernah minum sambil berdiri tetapi dengan catatan, yakni minum dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk duduk tetapi harus berdiri (minum sambil berdiri tidak terlarang, karena Rasulullah tidak melarangnya hanya menyarankan sebaiknya minum dan makan sambil duduk) Kebiasaan minum dengan duduk adalah yang sering dilakukan Rasulullah. Kalau minum sambil berdiri jika dibutuhkan juga tidak mengapa. 

Air yang diminum Rasulullah, jaman itu air yang diminum adalah air yang berasal dari sumur langsung, tidak perlu dimasak. Karena kondisinya sudah layak dikonsumsi langsung (airnya sangat bersih). Selain itu Rasulullah meminum air nabes (air rendaman kurma 1 malam perendaman). Tetapi saat ini dikenal dengan infuce water, dari buah lainnya. Air nabes memiliki takaran tersendiri dalam waktu perendaman, sehingga tidak menjadikannya khamar/sesuatu yang memabukan karena proses fermentasi yang terjadi.

2.2. Rasulullah makan sambil berjalan 

Rasulullah pernah mencicipi makanan sambil berjalan, saat mencicipi makanan yang akan dihidangkan, tetapi saat itu Rasulullah terburu buru meninggalkan tempat itu karena sesuatu urusan tetapi diminta mencicipi rasa makanan yang akan dihidangkan. 

Standing party ini masalah adab, ketika kita posisi diundang tetapi tidak ada kursi, ya apa boleh buat, tetapi pada dasarnya tidak haram. Perlu menjadi perhatian yang memiliki hajat, sebaiknya dalam mengundang disediakan kursi sehingga tamunya tidak harus berdiri  

3. Hal yang harus diperhatikan adalah 

Ketika kita i'tiba kepada Rasulullah, i'tiba merupakan sesuatu yang mengamalkan satu pendapat yang dilakukan Rasulullah dan menganggap orang lain yang tidak melakukan i'tiba (pendapat) yang sama dikatakan tidak mengamalkan sunah Rasulullah. Hal ini tidak boleh dilakukan. Silahkan dipercaya pendapat tersebut, tetapi tidak melabeli yang lain tidak benar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar