Pengikut

Kamis, 21 Mei 2020

Kisah Al Quran 01 - Bani Israel Pasca Fir'aun

Kisah Al Quran 


Kisah dari al quran / kisah dari kisah dari kitab Qasas Al Quran , dipaparkan secara sistematika, kisah dari pada membacanya dari ayat perayat, Fungsinya menggali pelajaran penting yang terdapat dalam kisah kisah al quran.

Kisah Bani Israel di Masa Pemerintahan Fir’aun


Ketahuilah bahwa 1/3 dari Al quran adalah berisi kisah kisah terdahulu, yang dapat dijadikan pembelajaran bagi umat saat ini. Kisah Nabi musa dengan bani israel adalah kisah terpanjang yang diceritakan didalam Al quran. Hal ini pastilah ada maksud Alah untuuk menggambarkannya di Al quran. Kita ketahui bahwa Al Quran adalah Petunjuk bagi umat manusia. Kisah yang disampaikan di dalam al quran bukanlah hanya untuk sekedar memberitahukan umat sekarang bahwa dahulu pernah terjadi kisah tersebut secara nyata dan pernah terjadi peristiwa penting dimasanya, namun juga merupakan cara Allah memberikan petunjuk melalui kisah kisah yang disampaikan didalamnya (Qasas Al Quran)

Kisah Nabi musa yang diceritakan dalam al quran, dimula dari : 
  • Perjalanan kisah nabi musa yang dari semula diangkat menjadi Nabi hingga kisah nabi musa diangkat menjadi Rasul,  selama masa itu menceritakan kisah nabi musa bersama umatnya (bani Israel) dan menceritakan kisah nabi musa mengingatkan firaun kembali ke jalan Allah. 
  • Dimasa nabi musa diangkat menjadi seorang Rasul, Nabi musa memiliki ujian Raja Fir`aun, yang mengaku dirinya sebagai Tuhan yang paling utama dari Tuhan Tuhan lain yang dimuliakan dimasanya. Banyak hal yang dilakukan Fir’aun, untuk menunjang penguakuannya sebagai Tuhan yakni membuat perundang undangan yang mewajibkan seluruh masyarakatnya saat itu untuk menyembah dirinya dan mengakui dirinya sebagai Tuhan. Banyak bentuk kecongkakan Fir’aun disaat dirinya berkuasa, sampai akhirnya Allah berkuasa untuk membinasakan dirinya. 
  • Ketika Allah telah membinasakan Fir'aun dengan menenggelamkannya di lautan, maka ini bukanlah akhir dari kisahnya. Masih ada kisah setelahnya yang menceritakan para pengikutnya (Bani Israel).

Pada masa perintahan Fir’aun 

Saat itu Bani Israel saat itu merupakan masyarakat yang hina dan tertindas, mereka harus patuh dan taat akan apa yang diperintahkan Fir’aun, sampai Allah memberikan amanah kepada bani Israel untuk sebagai pelopor/pembangkit/pengendali/pemimpin umat. Disinilah esensi pembelajaran yang dapat diambil sepeninggal fir’aun. 

Lalu apakah setelah Fir'aun dibinasakan Allah, menjadikan kisah ini berakhir ?? 

Tidak, semua itu bukanlah akhir dari kisah sejarah ini, karena masih adak kelanjutan Kisah yang menceritakan perubahan fase dari ketertindasan menuju fase kebangkitan yang dialami Bani Israel. Kisah perubahan yang terjadi ditengah masyarakat bani Israel digambarkan di surah Ar A’raf, surah taha, surah al qasas, surah Al Maidah.

Musa berkata kepada Bani Israel “mintalah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah" (bersabar disini adalah pasrah terhadap takdir Allah). Bahwa sesuatu yang terjadi tidak ada yang luput dari takdir Allah. Dimana Allah memberikan pilihan untuk berproses / bergerak untuk mendapatkan takdir baik, bukan hanya diam pasrah dan mengatakan semua sudah menjadi takdir Allah. 

Saat itu nabi musa sangat optimis dengan kehidupan bani Israel dimasa depan, rasa optimis ini merupakan wahyu dari Allah. Tetapi mendapatkan perintah itu dari nabi musa, bani Israel tidak mempercayainya. Mereka cenderung untuk belum bisa keluar dari pengaruh Fir’aun (dimana mereka tidak memiliki rasa optimisme dan terbiasa pasrah dengan keadaan) Mentalisme rasa ketidak optimisan ini seperti telah mendarah daging dipola pikiran mereka. Waktu itu mereka berkata kepada musa, “wahai musa bagaimana kita bisa mengalahkan fir’aun sedangkan kehadiranmu saja tidak memberikan perubahan terhadap kehidupan kami” (mentalitas layak kalah)

Rasa optimisme nabi musa dsebenarnya beralasan, rasa optimisme kehidupan bani israel dimasa depan. 

Karena saat itu nabi musa mengetahui bahwa (meskipun saat itu kendali ditangan fir’aun. tetapi sebenarnya fir’aun tidak bisa berbuat banyak dengan mukzizat musa). Situasi ini dapat dibaca oleh nabi musa, Fir’aun sebenarnya hanya menggunakan hegemoni kekuasannya untuk ditakuti dan berharap untuk diakui dirinya sebagai tuhan. Nabi musa terus memberikan motivasi menumbuhkan rasa optimisme, “yakinlah suatu saat nanti kalian akan dapat mengalahkan fir’aun, biarlah nanti Allah yang menilai dan mengukur apa yang telah kita lakukan setelah nantinya dapat menguasai peradapan.”

Sebagai seorang mukmin kita tidak layak untuk memiliki mental kalah

Tetapi yang harus kita lakukan ketika kita kalah, cukup akui saja kita kalah, bukan terus pesimis untuk menjadi pemenang. Dalam surah Al A’raf disampaikan bahwa bumi milik Allah dan apabila kalian bertaqwa pasti akan menang.  Karena ketika kita frustasi maka sebenarnya kita tidak akan bisa befikir jernih. Sikap frustasi bukanlah cara berfikir seorang mukmin, mukmin haruslah optimis.


Dalam surah Ar A’raf atas kecongkakan atas diri Fir'aun, 




Fir'aun mengganggap dirinya sebaga tuhan. Fir'aun bukanlah nama raja tetapi sebutan untuk para pemimpin dijamannya. Maka ganjaran dari Alah yakni menimpakan krisis untuk pemerintahan fir’aun (menggerogoti system perekonomian Fir’aun) Tahun ini disebut tahun krisis (bisinin). Pada tahun ini sebenarnya firaun sudah tidak bisa berbuat apa apa lagi, dirinya mendatangi musa untuk meminta pertolongan. Fir’aun bekta kepada musa,, “musa mintalah kepada tuhanmu untuk menghentikan krisis ini”, sebenarnya permintaan ini bukanlah murni permintaan tolong fir’aun. Dirinya berharap jika tidak ada perubahan maka fir’aun akan menghinakan nabi musa dan Allah. Nabi musa berdoa kepada Allah dan dengan mudah Allah menyelesaikan masalah krisis ini. Tetapi setelahnya Fir’aun bukannya beriman kepada Allah, tetapii dirinya tetap durhaka dan tidak mau mengakui Allah (tuhan nabi musa) sebagai tuhan yang sebenarnya. Allah murka dan menenggelamkan fir’aun di tengah lautan, ketika dirinya dan pasukannya mengejar nabi musa dan pengikutnya. Tetapi meskipun jasadnya ditenggelamkan tetapi jasadnya dibuat utuh sama Alllah dan pastilah ada pembelajaran didalanya. Jasad Firaun utuh untuk menggambarkan kepada umat setelahnya dn menjadi pembelajaran berharga bagi penerusmu.

Jangan pernah berfikir bahwa janji Allah akan luput, tanda tandanya sudah jelas. Lalu mengapa kalian tidak bertaubat dan kembali dijalan Allah.

Kami akan menjadikan mereka sebagai pemimpin, ialah bani Israel

Bani Israel sudah terbiasa dengan pemikiran yang diperintahkan firaun (tidak bisa lepas dari budaya mentalisme yang ditanamkan fir’aun. Bani Israel setelah diselamatkan Allah tidak membuat diri mereka beriman tetapi mereka tetap fasiq. Mereka menantang musa untuk menunjukan wujud tuhannya. Mereka sebenarnya berharap hal itu tidak dapat dipenuhi musa. Sehinga mereka dapat merendahkan tuhan musa, dan mereka tetap sebagai penantang ajaran musa.
Ketika Allah memerintahkan musa untuk pergi ke Tursina (untuk menerima wahyu - taurat) selama 30 – 40 hari kedepan. 

Selama itu nabi musa menyerahkan pemerintahannya dan pengawasan terhadap masyarakatnya (bani israel). Selama musa pergi ke tursina, maka bani Israel diawasi nabi harun. Tetapi karena bani Israel tidak memiliki kekuatan emosional maka keberadan nabi harun tidak dihargai, sehingga tidak membawa perubahan yang banyak. . Selain itu Bani Israel memojokan nabi Harun. Bani Israel beranggapan kedatangan musa sangat lama. Kesempatan ini dimanfaatkan sekelompok orang untuk merebut kepemimpinan nabi harun. Dikabarkan oleh Al quran ialah samirin.





Samirin memiliki keahlian untuk membuat patung anak sapi dan atas mentalisme materialism yang dimiliki bani Israel untuk mentaati pemimpinnya untuk menyembah patung anak sapi. (ahlaq bani Israel masih lemah, mudah dipengaruhi) Maka bani Israel terpecah menjadi pengikut musa dan pengikut samiri. Sosok samiri dikabarkan di al quran pada surah Toha.

Dalam kisahnya di al quran, diungkapkan bahwa bani Israel pernah kalah, tetapi selalu mendapat pertolongan Allah tetapi setelahnya berkhianat kembali. Kisah tersebut dimana musa memerintahkan bani Israel memasuki kota palestina (surah al maidah), “wahai kaumku masuklah kamu ke tanah palestina”. Perintah ini diberikan kepada bani Israel yang masih tetap sebagai pengikut musa bukan pengikut samiri. Tetapi bani Israel menolak, bani Israel malah meminta nabi musa, “wahai musa masuklah kamu bersama tuhanmu ke palestina, bukanlah Allah akan melindungimu, biarlah kami menunggumu disini”. Allah murka dan bani Israel di hukum untuk tidak bisa memasuki kota palestina salama 40 tahun. Gemblengan hidup terhadap bani Israel terjadi semala itu. Maka selama 40 tahun ini pasti para pengikutnya ada yang telah meninggal (tidak bisa melanjutkan tongkat estafet merebut peradapan) tetapi diharapkan dari generasi penerus dari mereka kelak sebagai pemimpin peradapan. Pembelajaran yang dapat diambil “ untuk menyiapkan generasi penerus peradapan, maka tidak focus melakukan perbaikan kepada yang tua (untuk merubah yang tua, tetapi kita juga harus focus terhadap memperbaiki generasi penerus”.

Generasi baru dari bani Israel tersebutlah yang dapat menikmati sebagai pencetus kebangkitan, yakni dimasa pemerintahan yusak bin nun (saat itu musa dan harus sudah meninggal). Bermula dari terpuruknya bani Israel di mesir saat pemerintahan fir’aun, tetapi ditengah kegelisahan itu musa hanya meminta mereka berdoa untuk meminta pertolongan Allah dan bersabar. Generasi Bani Israel baru dari generasi bani Israel sebelumnya yang nantinya akan menjadi pemimpin peradaban (pencetus kebangkitan umat). Generasi yang digembleng nabi musa selama 40 tahun. Generasi ke-2 sebagai pelopor kebangkitan dimulai dari syam. Hasil kesabaran bani Israel untuk mencapai cita citanya merupakan sebuah proses (digembleng nabi musa). Hal ini dapat digunakan sebagai pembelajaran bagi umat Rasulullah. Allah berfirman, “wahai Muhammad janganlah kau ragu akan kebenaran al quran, karena digunakan sebagai petunjuk oleh musa untuk merubah bani Israel”, pada masa pemerintahan Rasullah di mekah, dimana saat itu masyarakat mekah adalah masyarakat quraish jahiliyah. Rasulullah diutus sebagai Nabi dan Rasul untuk mereka.

Hakekat islam / risalah islam para nabi dan rasul telah ada sejak para nabi dan Rasul diangkat. Tetapi ilsam disebut sebagai ajaran/agama setelah al quran diturunkan. Saat itu para pengikut nabi / rasul yang tunduk terhadap perintah Allah adalah orang yang mengikiti ajaran atau risalah nabi/rasul tetapi waktu itu belum dikatakn sebagai identitas ajaran (muslim). Hanya saja sebagian bani Israel yang menjadi pecahan dari mereka setelah musa dan harun tiada menyelewengkan ajaran musa.
Al Maidah ayat 21,
·  
   Allah memerintahkan bani Israel sebagai representative untuk  memakmurkan bumi dengan ajaran Allah sampai nabi sulaiman berkuasa
·        
    Palestina menjadi titik awal kebangkitan bani Israel, tetapi peahamannya bukan menjadi tanah palestina adalah pemberian dariAllah kepada bani Israel. Allah akan menjanjikan tanah palestina sebagai tempat untuk kalian (bani Israel) untyk memulai risalah Allahmelalui nabi musa dan  diawali dari tanah palestina, Janganlah mengikuti pemikiran zionisme bahwa tanah pasletina adalah tanah pemebrian kepada bani Israel dari tuhannya. Sama halnya ketika Allah memerintaha nabi Muhammad dan dimulai dari mekah untuk menjalankan rialah. 

    Bersambung ke halaman (klik disini) 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar