Pertemuan 1 - Kajian bersama PPA Institute ( 2 Juli 2020 )

Pembahasan sebelumnya (klik disini)
Model Kabangkitan Umat (singkatnya) dalam memahami isi dari buku ini.
Model Kabangkitan Umat (singkatnya) dalam memahami isi dari buku ini.
Pahami dengan baik permasalahan isu yang ada dalam buku ini.
"Adanya upaya 50 tahun dalam merebut Palestina"
Permasalahanya :
"Adanya sebuah proses yang berjalan selama 50 tahun yang ingin menampilkan kondisi umat islam yang mengalami keterpurukan / telah mecoreng wajah umat islam dengan terjadinya perebutan Al quds (palestina)"
Hal tersebut diatas menujukan bahwa :
- Umat islam begitu rapuh dengan peristiwa Palestina telah berhasil direbut oleh kaum salibis tanpa adanya perlawanan dari umat islam saat itu. Ini adalah suatu hal yang tidak membanggakan (40 ribu umat muslim dibantai dalam perebutan Al quds dari tangan kaum muslimin) Umat islam dipandang sebagai umat yang lemah saat itu
- Munculah sosok Shalahudin Al Ayyubi, yang merebut kembali Al quds (palestina) dengan penaklukan yang ideal dan sangat elegant (kemenangan yang elegant) Sejarah berhasil mencatat Shalahudin memberikan jaminan keamanan bagi orang (kaum salibis) untuk menginggalkan al quds apabila tidak berkenan untuk hidup berdampingan dengan kaum muslimin, tidak ada tindakan pembantaian kaum salibis saat itu. Begitulah yang dilakukan Shalahudin Al Ayyubi saat itu terhadap musuh musuh islam. Wajar apabila kemenangannya disebut elegant. Barat pun dibuat menjadi segan akan peristiwa perebutan Al quds.
Fenomena perebutan Alquds oleh Shalahudin dapat berjalan dengan baik, sebenarnya tidak semudah membalikan telapak tangan. Fenomena yang sebenarnya telah diciptakan selama kurang lebih 50 tahun (umat islam berproses). Disinilah pesan penulis "bahwa adanya proses dibalik kebangkitan umat untuk merebut kembali Al Quds"

Ada dua periode dibahas dalam buku ini yakni
- Periode masa terpuruknya umat islam
- Periode masa kegemilangan umat islam
Perlu kita ingat bahwa keterpurukan umat islam bukanlah sesuatu yang baru dirasakan atau sesuatu yang baru ditemui. Gejolak permasalahan umat sepanjang sejarah umat islam hampir selama 1441 tahun sudah sering terjadi dan bahkan bisa berulang kali. Tetapi yang terpenting bukanlah meratapi permasalahan yang terjadi atau keterpurukan umat.
Tetapi yang harus dipikirkan adalah "bagaimana umat dari generasi ke generasi ini ketika mengalami keterpurukan dapat segera keluar dari masalah/sanggup menyelesaikan masalahnya memperoleh kegemilangan"
ini adalah sebuah proses yang manusiawi bukan semata mata turun dari langit. Allah hanyalah memberikan risalah melalui para Nabi dan RasulNya, tetapi setelah nabi/rasul tidak ada semua adalah proses manusiawi. Kita sebagai manusia sangat mungkin dapat melakukan hal yang sama/mengulangi peristiwa sejarah. Lebih tepatnya bahwa peristiwa sejarah itu ada aturannya dari Allah. (sunatullahnya). Aturan itulah yang harus kita jalani dengan mengikuti aturan itulah, maka ketika umat islam mengalami keterpurukan dan akan bangkit kembali dapat dilakukan kapanpun dari masa ke masa.
Maka pesan yang disampaikan dalam buku ini adalah :
- "Ketika kita harus menjalani kehidupan sesuai sunatullahnya maka ketika kita mengalami keterpurukan. Setelahnya kita harus bangkit kembali kapan pun jua dari masa ke masa dengan mereview kejadian dimasa lampau sebagai pembelajaran (agar tidak mengulangi kesalahan)"
- "Janganlah kita terpuruk dalam keadaan keadaan kesedihan yang mendalam yang menimbulkan sikap frustasi dengan merenungi nasib hidup periode akhir zaman". Frustasi akibat keterpurukan disebabkan kitanya tidak sabar dalam menjalani proses. Tanpa kita sadari sebenarnya saat ini, kita berada di generasi instant yang belum berbuat banyak tapi ingin mendapatkan hasil optimal. Keterpurukan bukanlah ending dalam segalanya.
Dalam menjalani sunatullah tersebut biasanya memiliki beberapa tantangan (dimana tantangan inilah merupakan hal yang keliru yang sebaiknya dihindari), adapun diantaranya sebagai berikut :
- Rasa tidak sabar dalam menghadapi prosesnya (kita belum banyak berbuat banyak tetapi kita sudah terburu ingin menikmati hasilnya)
- Berfikir bahwa kegagalan adalah akhir dari segalanya tanpa kita sadari ini adalah hal yang keliru dan sebaiknya tidak dilakukan)
Isu Kebangkitan Umat
Tetapi ketika kita berbicara tentang isu kebangkitan umat dari keterpurukan, artinya harapan yang jelas bukan hanya sebuah harapan yang masih ada. Umat ini dibekali dengan modal yang sangat mahal, hidup ini ada aturan mainnya dan semua aturan itu datangnya dari Allah, yang hanya diberikan kepada umat islam. Umat islam yang diamanahi/dibekali dengan petunjuk hidup dari Allah. Maka ketika kita mengikuti pentunjuk hidup itu sudah dapat dipastikan Hidup kita akan lebih terarah dan kehidupan kita berada dalam genggaman kita
Jika kita mengikuti aturan main/petunjuk dari Allah didalam kehidupan ini, berarti kehidupan ini ada ditangan kita (berada ditangan hamba-hambaku yang soleh).
Jangan pernah berfikir bahwa dengan kemampuan yang dimiliki umat islam saat ini. kalian berfikir bahwa kemampuan umat islam baru hanyalah sebagai pengguna saja atau umat islam sebagai umat yang terbelakang dibandingkan umat yang lain. Ingatlah ini semua bukanlah takdir tetapi ini adalah pilihan hidup kita, " apakah kita akan menjadi hamba yang taat atau hamba yang dimurkai Allah "
1. Kehidupan Muslim harus Dinamis
Kehidupan muslim harus dinamis, ketika kita sebagai seorang muslim kita harus paham bahwa kita harus berkomitmen untuk sebisa mungkin menjadi muslim yang tidak selalu berada didalam zona nyaman. Kehidupan seorang muslim tidak boleh berhenti di suatu titik (kita bisa hanya memilih satu posisi kita harus sepertu ini) Muslim harus mau untuk berkembang, seorang muslim tidak seharusnya selalu berada di zona nyaman.
Muslim harus keluar dari zona nyamannya, inilah acuan yang dapat dipergunakan agar dirinya dapat keluar dari zona nyaman tersebut.
- Seorang muslim harus berfikir "Apakah amalan yang kita lakukan itu akan menghantarkan ke khusnul khotimah atau tidak ?", jika penentunya adalah khusnul qotimah seharusnya kita tidak boleh merasa nyaman dengan amalan yang sudah kita lakukan. Rasulluah selalu merasa gelisah tidak pernah berhenti untuk bergerak dan tidak pernah berhenti untuk berkarya. Karena beliau dibekali dengan " Walaa tamnun tastaksir " (Dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak). Jangan pernah kau merasa telah banyak memberi dengan apa yang telah kau beri dan korbankan. Masih banyak yang harus dikejar
- Seorang muslim harus paham bahwa ada pesan Allah saat ketika Fathul Mekah pun Allah mengingatkan kepada Rasulullah " Fasabbih bihamdu rabbika waastaghfirhu innahi kaana tauwaaba " (maka bertasbihlah dengan memuji Allah, dan mohonlah ampun kepadaNya, sesungguhnya Allah Maha penerima taubat). Jangan pernah merasa engkau yang telah melakukannya, ingatlah kebesaran Allah maka pujilah Allah, karena Allah lah engkau dapat memperoleh semua ini. Dan mintalah ampun kepadaNya atas segala kekuranganmu.
Maka dari sinilah seorang muslim tidak seharusnya merasa cukup dan merasa nyaman berada di zona nyaman.
Para ulama mengingatkan "berapapun amalan kita jangan pernah merasa bangga dengan amalan yang pernah kita lakukan, karena engkau tidak pernah tahu apakah amalanmu itu akan diterima atau tidak"
2. Kehidupan Muslim harus memiliki Dinamika dan harus Bergerak
Sosok muslim hidupnya harus memiliki dinamika dan kita harus bergerak. Kebangkitan yang dibahas dalam buku ini bukan hanya untuk sekedar membangkitkan semangat untuk berbuat baik tetapi diharapkan kita dapat menyadari bahwa kita pernah mengalami keterpurukan. Dengan keterpurukan ini kita tidak boleh diam. Kita harus bangkit, bangkit ini adalah sebuah proses yang harus disadari dan dirancang. Umat muslim harus merancang sebuah perubahan untuk membuktikan bahwa akan adanya kebangkitan umat, apabila kita bangkit hanya sekedar berdiri tidak ada suatu dorongan untuk melakukan perubahan dalam keterpurukan.
3. Dalam Menjalani Kehidupan Muslim mendapatkan Amanah dari Allah
Manusia mendapatkan Amanah dari Allah "Bagaimana seharusnya kehidupan di dunia ini berjalan sesuai dengan petunjuk Allah , sebagaimana yang diberikan pertama kali kepada Adam (sebagai manusia pertama di bumi). Dalam hal ini manusia diberikan amanah untuk menjalani kehidupan sesuai dengan petunjuk Allah. Kita yang mengemban amanah itu saat ini, tetapi saat ini umat sedang berada dipinggiran percaturan dunia, berbeda ketika zama khulafur rasyidin dimana umat islam sebagai penentu percaturan dunia (penentu peradaban), umat islam yang menentukan warna dunia. Ini telah ditorehkan sejarah disepanjang fase sejarah kebangkitan umat islam. Apabila kita ingin melakukan serangkaian kebangkitan umat kita harus berada di posisi itu. Adanya kebangkitan karena adanya kesadaran untuk bergerak dan berhenti (jangan frustasi dengan keadaan)
Tenaga dan pikiran yang telah dikeluarkan saat ini, jangan sampai hanya sebatas level memenuhi hajat dasar hidup kita saja (sangat sayang sekali). Lalu apa bedanya dengan binatang yang Allah ciptakan apabila kita hidup hanya untuk memenuhi hajat dasar hidup saja. Padahal Allah telah membekali kita dengan akal pikiran, panca indra, hati (inilah modal dasar manusia yang membedakan dirinya dengan binatang ciptaan Allah)
Kebangkitan bukanlah suatu hal yang mustahil untuk diperoleh, dan yang menjadi masalah hanyalah kita menjadi sosok pribadi yang kurang sabar untuk melihat hasil. Sebenarnya apabila kita menyadari bahwa kita berada didalam proses, tanpa kita harus memastikan kita menikmati hasil (jangan mengukurnya dengan standar umur kita) Ingatlah bahwa setiap generasi memiliki tantangan tersendiri, Allah tidak mungkin membebani kita dengan permasalahan yang melampaui batas kemampuan kita (inilah sunatullahnya)
Dimasa para sahabat Rasulullah maka masalah yang timbul selaras dengan adanya potensi yang dimiliki oleh para sahabat. Jadi tidak selayaknya membandingkan situasi jaman para sahabat dengan situasi sekarang (semua ujian/permasalahan menyesuaikan dengan tingkat kemampuan dijamannya)
Berbicara tentang Kebangkitan
1. Kebangkitan merupakan sebuah Proses dan Perubahan
Apabila kita berbicara dengan kebangkitan maka kita sepakat bahwa kita berbicara tentang proses dan perubahan. Karena adanya kebangkitan karena adanya sebuah proses dan perubahan. Kebangikitan dikarenakan dari keterpurukan menuju ke gemilangan (ada proses disini)
Perubahan adalah sesuatu yang mutlak yang terjadi dalam hidup ini, terkadang kita tidak siap menjalani perubahan, bahkan ada yang terlena dalam menjalani keterpurukan. Bahkan ada orang yang sudah terlalu nyaman disatu posisi dan mereka tidak mau mendobrak dirinya dari perasaan nyaman ke perasaan tidak nyaman (hal yang tidak mudah). Padahal proses inilah yang menghasilkan suatu perubahan.
Allah memanggil Rasulnya dengan sebutan "wahai orang yang berselimut, bangunlah" Selimut disini identik dengan kenyamanan, 40 tahun Rasulullah merasakan kenyamanan karena berhasil meraih semua kebahagiaan dan telah berhasil memberikan semuanya bahkan beliau tidak memikirkan selama 40 tahun itu telah mendapatkan apa. Beliau sangat diakui dan diapresiasi oleh lingkungannya di mekah dan madinah.
Dengan Risalah ini Allah berharap Rasulullah keluar dari zona nyamannya "bangkitlah" (siapkan dirimu). Kebangkitan itu seharusnya diiringi dengan adanya sesuatu yang perubahan, dimana perubahan bahkan menimbulkan rasa kurang nyaman. Ketika kita menyadari saat kita berada di posisi terpuruk sebagai umat (bukan terpuruk sebagai pribadi), maka ini menuntut kita harus bisa keluar dari zona nyaman dan melakukan perubahan. Orang orang yang telah berhijrah adalah orang orang yang berani keluar dari zona nyaman.
Keluar dari zona nyaman bukan hanya sampai pada zona peralihan saja, tetapi kita harus ada sasaran /tujuan yang dicapai. Maka ketika kita berbicara tentang kebangkitan umat maka sasaran yang harus kita capai untuk dapat menciptakan kebangkitan umat itu apa? Buku ini arahnya kesana.
2. Kebangkitan Menghasilkan Pencapaian / Karya Umat Islam
Kebangkitan itu akan menghasilkan pencapaian atau karya umat islam dalam merebut kembali al quds. Ini sebenarnya simbul dari pencapaian itu. Buku ini bukan hanya menceritakan tentang kemenangan umat islam, tetapi menjelaskan umat yang awalnya terpuruk di semua sektor lalu kemudian mencapai kegemilangan disemua sektor, yang dimana akan mempengaruhi kemampuan militernya sehingga dapat merebut al quds dengan sangat elegan. Kebangkitan disini targetnya bukan hanya merebut al quds, tetapi yang mendasari kebangkitan disini adalah kegemilangan disemua sektor (dimana mereka mengembalikan semua risalah islam di semua sektor)
Berbicara tentang Perubahan
1. Perubahan itu MUTLAK
Dalam kehidupan kita akan ada dinamika atau ada proses perubahan yang harus kita lalui. Kita harus memahami semua ini bahwa ketika Allah melakukan perubahan dari waktu ke waktu dalam kehidupan kita, maka kita harus mencocokan dengan perubahan ini, bukan terus menarik seharusnya perubahan yang Allah lakukan sesuai dengan keinginan kita (ini adalah salah besar, kita akan gagal dalam hal ini)
Dalam doa manusia sehari harinya "minta pembaharuan hidayah" (dalam al fatihah- ihdinasirotol mustaqim). Kita membacanya setiap rekaat solat, disini kita meminta diberikan hidayah oleh Allah. Hidayah yang kita minta ini adalah hidayah taufik agar kita dapat menjalani kehidupan yang terus terbarukan dari waktu ke waktu, sehingga ketika ada terjadi perubahan kita selalu dalam bingkai petunjuk dari Allah dan tidak melenceng.
Perubahan akan terus mutlak terjadi yang dapat kita lakukan adalah terus berkeinginan memperbaharui ilmu. Sehingga kita mendapatkan pembaruan hidayah untuk menjalani kehidupan.
Pembaharuan yang terkait dalam proses kebangkitan terkait dengan semua ini.
Kondisi suatu Kaum akan berubah apabila mereka melakukan Perubahan
Surah Al Ar'rad ayat 11, "Allah tidak merubah kondisi suatu kaum (bukan hanya perorangan) kecuali kaum itu berkeinginan merubah apa yang ada dalam diri mereka"
Sehingga kita harus menyadari apa yang ada dalam diri kita, (apa apa yang melekat dalam diri kita seperti, cara berfikir kita, keyakinan kita, sistem nilai kita, pilihan hidup kita, dll) kalau semua itu tidak terbangun atas dasar petunjuk Allah maka akan terjadi sesuatu penyimpangan, jelas perubahan yang terjadi hanyalah dari kondisi baik ke kondisi terpuruk.
Umat islam telah lahir dan tampak sebagai generasi gemilang di akhir masa Rasulullah dan dilanjutkan oleh generasi khulafaur rasyidin, kurang lebih memakan waktu selama 25-30 tahun. Hitungnya dari saat setelah Rasulullah hijrah ke madinah (di madinah kelahiran sebuah umat, di mekah kemunculan islam) hingga masa akhir umar bin khatab/awal usman bin affan. Saat itu umat islam sudah membuktikan dari titik nol hingga masa kegemilangan (umat islam sudah menjadi roll model dalam kehidupan). Roll model kehidupan yang sebelumnya berasal dari Romawi dan persia sudah lenyap (umat islam sudah menenggelamkan roll model kehidupan itu).Karena umat islam membawa petunjuk Allah.
Ketika umat islam melenceng dari ketetapan Allah, maka lama kelamaan merosot dan terus merosot sampai yang seperti kita lihat saat ini. Perubahan inilah yang sebenernya menjadi tantangan buat kita, kita mampu tidak membangun semua apa yang kita miliki sebagai modal untuk bangkit dari situasi terpuruk menjadi gemilang (ada aturan Allah disini yang harus kita penuhi)
Allah sangat menyayangi UmatNya
Bukti Allah telah menyayangi UmatNya, :
- Allah selalu membingkai umat ini dengan Al Quran sebagai petunjuk dan sumber kebenaran (digaransi oleh Allah tidak akan terkontaminasi sampai hari akhir sebagai sumber kebenaran yang tidak akan berubah sedikitpun, sedangkan umat yang lain yang tidak bersumber pada kebenaran Al Quran akan terombang ambing tanpa ketidak pastian) Contohnya Barat pernah mengakui masa kegegelapan (kebenaran diukur secara empirik) sampai mereka tercerahkan (fase modern hingga post modern)
- Allah memberikan Rool Model kepada Umat Islam (Acuan), Allah memunculkan pada umat ini, dalam setiap penghujung 100 tahun akan ada pembaharuan yang memperbaharui agama ini (hadist). Akan ada suatu proses dimana agama akan dilihat sebagai suatu harapan yang jelas (hanya saja berkesinambungan atau tidaknya, tergantung dari generasi berikutnya yang akan melanjutkan). Pada 100 tahun pertama umur umat islam saat 100 Hijriah Umar bin Abdul Aziz (layak sebagai tokoh yang menyandang sebagai pembaharuan umat), menurut Ijma semua ulama. Apabila kita mempelajari bahwa pembaharuan umat saat itu adalah Umar bin Abdul Aziz (mujadid/tokoh pembaharu umat), maka kita akan tahu bentuk keterpurukan umat sebelum umar bin adul aziz dan apa pembaharuan umat setelah dipimpin oleh beliau (lalu bentuk dari pembaharuan itu akan sepertu apa, dan prosesnya bagaimana) Roll model inilah yang membuat umat islam tidak meraba-raba saat menjalani kehidupan tidak sekedar teori saja.
Generasi Pembaharu Umat
Buku ini membahas Proses Pembaharuan Umat di abad ke 5 masuk ke 6. Lalu apa yang terjadi di awal abad ke-5 (pertengahan abad ke-5) harus kita pahami. Kita yang saat ini hidup di abad 1941 H tidak menutup kemungkinan dapat berkaca dari peristiwa yang terjadi di masa lalu untuk menghadapi permasalahan yang ada saat ini, dan sebagaimana rool modelnya akan ada mujahid/tokoh yang akan membawa pembaharuan umat diakhir atau penghujung 100 tahun.
Sehingga genarasi kita saat ini adalah genarasi penghantar generasi setelah kita, maka yuk kita hantarkan mereka (karena 40-45 tahun generasi kita yang akan datang, akan sebagai generasi yang membawa pembaharuan) Bisa saja yang sebagai pembaharu di 40-45 tahun yang akan datang itu bukan hanya satu orang saja, tetapi bisa berarti sekelompok orag (sebagai pembaharu), sebagaimana yang dipaparkan dalam buku ini. Gerakan itu bisa melahirkan generasi pembaharu bukan sekedar seseorang pembaharu.
Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang ??
Maka untuk menemukan jawabannya maka kita harus mau bercermin dari apa apa yang terpapar dijelaskan dalam buku ini. Ini adalah bagian dari fakta sejarah, yang bisa saja dapat berulang di saat ini. Sehingga untuk menghadapinya tidak ada alasan untuk frustasi atau pesimistis, mendorong kita untuk bisa terus bergerak secara dinamis, terarah dan terukur untuk menghantarkan.
Tanya Jawab
1. Harus seperti apa ukuran Pendidikan kita menuju kebangkitan Umat ?
Apabila kita melakukan pemetaan dimulai dari yang global (permasalahan umat) sampai mengerucut kepada (apa yang kita bisa lakukan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan kita/individu) Dari permasalahan yang diangkat dibuku ini bermuara pada isu pendidikan, karena pendidikan paling berpengaruh terhadap proses perubahan (terkait dengan sumber keilmuan yang membekali manusia yang akan berinteraksi dengan ilmu itu). Secara otomatis pendidikan sangat berpengaruh
Sehingga tema yang diangkat dalam buku ini " Upaya 50 tahun gerakan pendidikan yang melahirkan generasi Shalahudin "
Apabila kita tarik pendidikan kita sudah sampai mana saat ini, kita harus lihat lagi pendidikan yang dibangun saat ini berdasarkan apa ? Apabila dibangun atas dasar rutinitas berarti kita sudah mewarisi yang sudah ada, dan apa yang sudah diwariskan belum tentu semuanya positif (karena bisa jadi juga negatif, dimana negatif bukan berarti hakekatnya buruk. Tetapi bisa jadi warisan yang negatif ini belum/tidak secara efektif menyelesaikan permasalahan secara terbarukan).
lalu apakah ada upaya perbaikan ?
Seharusnya apabila ingin adanya kebangkitan umat harus ada pembaharuan, dan semua harus berproses dan tidak saling menyalahkan. (Bab 6) Perubahan itu harus menyentuh semua lembaga yang berkontribusi terhadap aspek pendidikan dari masa kecil anak-anak sampai anak-anak tumbuh dewasa, yang dimulai pendidikan dari rumah (keluarga). Masalahnya setelahnya setelah itu "apa yang paling bisa kita lakukan yang terjangkau oleh kita/ sesuai dengan kapasitas kita / apa yang dapat kita kembangkan untuk memberikan kontribusi menyelesaikan masalah umat"
2. Apakah menggunakan Hitungan Hijrah atau hitungan Masehi untuk masa 100 tahun masa pembaharuan umat ?
Jelas menggunakan hitungan hijriah, umar bin abdul aziz sebagai rool model 100 tahun pertama hijriah. Beliau wakat 101 Hijriah. Berarti sebelumnya beliau melakukan pembaharuan umat saat menjabat sebagai khalifah yang memimpin seluruh wilayah umat islam, ulama, dll.
Abad berikutnya adalah imam syafii (pembaharuan di pemikiran), karyanya menujukan pembaharuan, beliau wafat 204 Hijriah.
Pemahaman dalam hadist bahwa akan ada pembaruan umat di Penghujung abad 100 tahun, bisa diartikan sebagai di akhir abad, bisa awal abad berikutnya.
Bersambung di kajian selanjutnya (klik disini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar