Sebuah kisah dipenghujung tahun yang merupakan rangkaian aksara tak berkata namun bermakna. Manusia bisa berencana tapi tetaplah Allah yang Maha Menentukan. Ketika rangkaian aksara yang mengisahkan keindahan pertemuan karena takdirNya.
Rintik hujan tidak menyurutkan keinginan gadis periang yang telah cukup menikah ini untuk menuju stasiun senin dari stasiun tanah abang, untuk membeli tiket kereta jurusan yogyakarta. Betapa terkejutnya ketika ia melihat antrian untuk membeli tiket kereta malam itu telah panjang mengekor seperti ular.
Ehm... menghela napas lah yang ia dapat lakukan malam ini. Ternyata muka masemnya gadis ini dilihat bapak satpam yang kala itu sedang bertugas dan satpam tersebut berkata lirih "antrian ini sudah dari tadi siang mbak, harapannya sangat tipis mbak untuk bisa dapet tiket, emangnya mbak mau beli tiket jurusan mana ? ". Dengan melempar senyum ke satpam tersebut , gadis manis berkata "saya mau ke yogyakarta pak, semoga saja saya masih kebagian tiket untuk bisa liburan". Wajarlah antrian tiket dadakan ini sangat panjang karena beberapa hari kedepan adalah musim liburan natal yang disambung dengan liburan tahun baru. Jadi tidak menutup kemungkinan para pekerja di jakarta akan mengambil cuti dihari liburan ini.
Gadis berbalut hijab ini tak pantang menyerah untuk menembus antrian panjang yang penuh sesak. Dalam hati gadis ini berdoa " ya Rabb ijinkan bisa pulang liburan buat ketemu orang tua ku". Langkah kakinya pun dilangkahkan menuju loket tiket , meskipun masih beberapa langkah lagi untuk sampai di depan loket. Langkahnya pun dihentikan karena tak bisa lagi melangkah. Tapi tetap tidak meyurutkan usahanya. Lalu ia pun berteriak memanggil seseorang di depan loke "Mas.. Mas .. Mas yang pakai baju ungu". Alangkah terkejutnya pria yang di depan loket tadi ketika dirinya dipanggil dari kejauhan oleh seorang gadis yang pasti akan membutuhkan pertolongannya. Lalu dijawabnya dengan sedikit berteriak juga " iya mbak, saya kah. Ada yang bisa saya bantu". Dengan terhalang oleh bahu bahu orang lain didepannya, gadis tersebut berusaha menjawab kembali " iya mas bener sampean, tolong mas antrikan saya tiket kereta jurusan mana saja yang penting saya dapat pulang ke yogyakarta. Ini uang dan KTP nya ". Dengan sigap pria itu meminta tolong orang orang dibelakangnya untuk mengoperkan uang dan KTP yang diberikan gadis tadi. "Insyaa allah mbak saya bantu, bantu doa saja dari tadi saya sendiri saja belum dapat" keluh pria ini dengan sopan. "Tolong juga mbak bawakan tas saya, mbak tunggu saja di kursi biar saya yang mengantri di depan", kata pria tersebut sambil melepaskan tas punggung yang dari tadi sore di gendong oleh pria ini. Gadis ini kembali melempar senyum manisnya sebagai tanda berterimakasih kepada pria di depan loket tadi dan ia sambil berusaha meraih tas yang diberikan pria tadi, sambil berucap " baiklah mas saya akan tunggu mas dikursi ".
Waktu pun berjalan dan sampai hampir keberangkatan kereta terakhirpun, pria di depan loket itu tak kunjung kembali. Gadis ini pun hanya dapat membantu denga doa saja. Suasana mulai agak melonggar satu persatu orang yang mengantri bubar. Salah satunya berkata "sepertinya akan susah mendapatkan pembatalan tiket dimusim liburan seperti ini, sepertinya saya harus pulang dan mengambil kendaraan", Bapak berseragam kerja lengkap pun berkata " kalau saya mengambil kendaraan dirumah kira kira ada yang mau bareng tidak ya". Dengan spontan dan cepat juga orang orang disekitarnya yang mendengar pun membalas komentar spontan dari bapak tadi " baiklah pak kami ikut, patungan bensin juga kami tidak masalah". Akhirnya 7 orang dari yang mengantri tiket tadi mengikuti bapak ini keluar dari tempat pembelian loket. Gadis ini hanya bisa memperhatikan dan ia berharap teman prianya tadi dapat memeperoleh tiket. Bertepatan dengan kejadian itu, ada orang yang menyebar berita jika ada bus pariwisata membuka rute ke yogyakarta dengan harga 200 ribu per orang. Kawatir tidak dapat tiket kereta, kali ini gadis yang mukanya terlihat agak lelah ini kembali berteriak " mas kalau tidak memungkinkan keluar aja dari antrian kita pakai bis saja, ini ada yang nawarin ke saya tadi". Pria di depan loket tadipun sudah mulai lelah, dan sambil melambaikan tangan tanda dirinya telah menyerah ia berkata" baiklah mbak, saya menyerah dan akan keluar dari barisan antrian".
Mereka berdua akhirnya berjalan menuju kursi diruang tunggu. Lalu gadis yang dari tadi penuh harap dan ia berusaha untuk dapat tersenyum, memberikan botol minum ke pada pria yang juga tampak lelah karna telah berdiri hampir 5 jam tadi. Sambil menerima botol minum itu pria menyandarkan badannya ke kursi dan menghela napas panjang agar lelahnya berkurang, dengan lirih ia berkata " maaf ya mbak tiketnya belum dapat, sekarang gimana apa kita putuskan untuk naik bis pariwisata tadi dan siapa tadi yang menarkan?" Berniat menghibur dibalaslah perkataaa pria tadi " tidak mengapa mas, mungkin belum rejeki kita naik kereta, tapi Allah mentakdirkan pakai kendaraan lain". Air dari botol minum itu mulai ditenggak perlahan oleh pria berparas wajah jawa ini, "ehm dari tadi kita mgobrol kita belum kenalan, saya ryan", sambil menjulurkan tangan ke arah gadis yang menemaninya dari tadi. Uluran tangan tadi tidak disambut gadis cantik ini " maaf mas, nama saya anisa". Terlihat canggung wajah pria ini karena mengalihkan rasa malunya, ia berdiri dari tempat duduknya " mbak anisa tunggu disini dulu, saya akan check kondisi bis tadi". Tak lama setelah itu, ryan sesegera mungkin beranjak pergi meninggalkan ruang tunggu. Anisa mencoba memahami ryan yang meninggalkannya kembali di kursi ruang tunggu.
Setelah 30 menit akhirnya ryan kembali dari kejauhan ia berkata "mbak anisa mari kita siap siap, kita jadi pulang ke yogkarta malam ini". Muka lelah anisa berubah dengan wajah ceria, sambil berkemas ia menjawab "baiklah mas, akhirnya kendaraan apa yang kita pakai?" Dengan spontan ryan menjawab " kita pakai mobil panter touring mbak". Anisa berusaha tenang meskipun kebingungan kenapa akhirnya jadi pakai mobil panter. Mereka bergegas menuju mobil panter tadi diluar stasiun.
Ryan membantu membukaka pintu depan mobil panter yang dari tadi sudah menunggu mereka berdua. "Selamat datang mbak Anisa " sapa pria setengah baya didalam mobil tersebut. Alangkah terkejutnya anisa karena pria tersebut adalah bapak berpakaian kerja lengkap tadi. Setelah anisa dan ryan masuk, tak menunggu lama mobil pun bergegas menuju yogyakarta.
Suasana didalam mobilpun larut dalam kebersamaan para perantau yang ingin bergegas sampai di yogyakarta. Sebagai pembukaan obrolan awal dimulai dengan saling bekenalan dan menginformasikan profesi masing masing. Dimulai dengan yang mengendarai mobil beliau adalah pak hadi, dan yang diduduk disebelah ryan ada pak yan dan pak yadi, dideretan belakang ada pak sugi, pak oji, pak sri. Pak hadi pun berkisah " kalau tadi tidak ada dua orang yang melakukan pembatalan, ryan dan anisa pasti tidak akan naik mobil ini. Dan pasti masih di stasiun nunggui tiket kereta.
Kami semua saling tertawa entah karena senang kami bisa pulang atau karena kami menghilangkan rasa cemas kami tadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar