Pengikut

Senin, 21 Mei 2018

Amalan Bulan Dzulhijah - Haji Wada (1)

Amalan Bulan Dzulhijah 

Ustad Asep Asobari 
23/06/2017

Bulan harom adalah bulan dimana tidak boleh untuk membunuh bahkan berbuat yang tidak baik (Dzulqaidah, Dzulhijah, Muharom, Rajab) sebagaimana surah At Taubah ayat 36 dan Hadist nabi 

" Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah diwaktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantara empat bulan harom. Itulah ketetapan agama yang lurus maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam empat bulan itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang yang bertaqwa (At Taubah 36) "


Setahun berputar sebagaimana keadaan sejak Allah menciptakan langit dan bumi, satu tahun itu ada dua belas bulan. Diantaranya ada empat bulan harom (suci). Tiga bulannya berturut turut yaitu Dzulqaidah, Dzulhijah, Muharom dan bulan Rajab yang terletak di antara Jumadil akhir dan Sya'ban (HR Bukhari no 3197 dan muslim 1679) "


Bulan Dzulhijah adalah Bulan yang sangat istimewa, terhimpun semua amalan di dalamnya, yakni : 
1.      Sholat
2.      Puasa Arafah 9 dzulhijah
3.      Sodaqoh (qurban)
4.      Ibadah Hajj 

Bulan Dzulhijah adalah hari yang sangat teristimewa sebelum tutup tahun, dan mengawalinya kembali di bulan Muharom. Bulan Dzulhijah sangatlah teristimewa sebagai mana bulan suci Ramadhan. Bulan dzulhijah adalah bulan yang didalamnya terdapat hari istimewa. 

Sebagaimana Hadist Rasulullah, sebagai berikut

Allah ‘Azza wa Jalla telah memilih satu waktu, dan waktu yang paling Allah ‘Azza wa Jalla cintai ialah Dzulhijjah, dan waktu yang paling Allah ‘Azza wa Jalla cintai di bulan Dzulhijjah ialah sepuluh hari awal.

Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.




Dari hadist tersebut dapat dipahai bahwa amalan di bulan dzulhijah ini terikat faktor keistimewaan waktu.  
  • Pada bulan dzulhijah ada 1-10 hari pertama yang merupakan faktor keistimewaan waktunya. Serangkaian amalam 1-10 hari pertama yang biasa menjadi luar biasa (waktu ini tidak dapat disetarai dengan waktu yang lainnya).
  • Perlu diketahui bahwa jihad adalah amalan soleh yang tingkatannya paling tinggi. Amalan jihad dijalan Allah tidak bisa menandingi amalan soleh yang dilakukan 1-10 hari pertama bulan dzulhijah. Jadi sebenarnya yang membuat amalan 1-10 hari pertama bulan dzulhijah istimewa adalah faktor waktu. Amalan bulan dzulhijah tidak dapat disetarakan dengan amalan jihad, bahkan pahalanya melebihi amalan jihad di luar bulan dzulhijah. Waktu pelaksanaannya inilah yang membuat teristimewa, karena waktu inilah yang tidak bisa disetarakan dengan waktu-waktu yang lain. 

Amalan Bulan Dzulhijah 

Seharusnya setiap pribadi kaum muslimin dapat menspesialkan waktu 1-10 hari dari  353 hari (menurut kalender Hijriah). Kesampingkan semua kegiatan dunia yang tidak begitu penting untuk dapat fokus di 1-10 hari pertama bulan dzulhijah. Mari berlomba memperoleh pahala di akhir tahun sebelum bulan Muhamrom. Perbanyaklah quantitas dalam beribadah dengan mempertahankan qualitas, maka yang dapat dilakukan adalah :

  • Bertaubat kepada Allah, Bertaubat kepada Allah termasuk yang ditekankan pula di awal Dzulhijah adalah bertaubat dari berbagai dosa dan maksiat serta meninggalkan tindak zholim terhadap sesama.
  • Berdzikir kepada AllahIbnu ‘Abbas berkata, “Berdzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu 10  hari pertama Dzulhijah dan juga pada hari-hari tasyriq.” Ibnu ‘Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin ‘Ali pun bertakbir setelah shalat sunnah".
  • Melakukan amalan soleh, Sebagaimana keutamaan hadits Ibnu ‘Abbas yang kami sebutkan di awal tulisan, dari situ menunjukkan dianjurkannya memperbanyak amalan sunnah seperti shalat, puasa, sedekah/berqurban, membaca Al Qur’an, dan beramar ma’ruf nahi mungkar. Selain itu amalan soleh lainnya berumroh dan berhaji, yakni yang paling afdhol ditunaikan di sepuluh hari pertama Dzulhijah adalah menunaikan haji ke Baitullah. 
  • Silahturahmi tanpa memiliki kepentingan apapun, Kita bersilahturahmi mengunjungi teman dan keluarga, sebaiknya tidak memiliki kepentingan dibalik semua kunjungan. Tidaklah benar ketika kita membutuhkan bantuan baru kita bersilahturahmi. Silahturahmi yang sangat luar biasa adalah silahturahmi ke orang yang memusuhi kita, orang yang jahat kepada kita (karena dengan demikian dapat mencairkan suasana). Seorang muslim tidak baik melakukan suatu hal yang dapat memutuskan hubungan silahturahmi, karena memutuskan hubungan silahturahmi sesama muslim tidak dianjurkan. 

1. Esensi berpuasa di Bulan Dzulhijah

Disunnahkan untuk memperbanyak puasa dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijah karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendorong kita untuk beramal sholeh ketika itu dan puasa adalah sebaik-baiknya amalan sholeh. Di antara sahabat yang mempraktekkan puasa selama sembilan hari awal Dzulhijah adalah Ibnu ‘Umar. Ulama lain seperti Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin dan Qotadah juga menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya


2. Esensi Berkorban  di bulan Dzulhijah 

Di hari Nahr (10 Dzulhijah) dan hari tasyriq disunnahkan untuk berqurban sebagaimana ini adalah ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Esensi berkorban adalah meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah. 

Mengapa Allah perintahkan berkurban di bulan dzulhijah ? 

Karena pada bulan dzulhijah di tanggal 1-9 dzulhijah umat muslim telah melaksanakan puasa, dan ditanggal 10 dzulhijah diharamkan untuk berpuasa, saat itulah Allah menginginkan suplay makanan cukup, semua umat muslim dapat merayakan kebahagiaan, sebagaimana ensensi zakat fitrah setelah sebulan berpuasa ramadhan maka di tanggal 1 syawal diharamkan untuk berpuasa, sehingga adanyanya zakat fitrah umat muslim yang merayakan kemenangan pada 1 syawal memiliki makanan yang dapat mereka makan dan sajikan. Inilah hakekat berqurban dibulan dzulhijah agar kita dapat berbagi kebahagiaan selain meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah 


Menyikapi Persiapan 1-10 hari bulan dzulhijah yakni 
  • Target pencapaian harus segera dibuat dan direalisasikan dengan meningkatkan quantitas dan mempertahankan qualitas
  • Harus ada checklist yang harus setiap pribadi persiapkan untuk mencapai target tujuan yang ingin dicapai. Jangan sampai hari-hari di 1-10 bulan dzulhijah ini berlalu begitu saja sama seperti hari hari lainnya
  • Usahakan melakukan amal soleh sampai diri ini kepayahan dan kelelahan, karena akan ada balasan dari Allah untuk setipa perbuatan. Berlombalah untuk mencapainya. 

Kisah Said bin Zubair

Said bin zubair memiliki guru Abdullah bin Abas, pada saat perang hajjaj beliau akan dipancung, tetapi meminta ijin untuk solat dua rekaat. Ia berdoa kepada Allah "jadikalan aku adalah korban terakhir dari Hajj bin Yusuf ats-Tsaqafi" , dan setelah dua bulan dari peristiwa itu Hajj bin Yusuf ats-Tsaqafi meninggal karena sakit. Amalan yang dilakukan oleh Said bin Zubair yakni selalu bersusah payah untuk beribadah di 1-10 hari bulan dzulhijah, berbadah/ beramal soleh yang dilakukannya sampai ia pun kelelahan. 

Kisah Jabir bin Abdilah  (Fadilah Jihad)

Jabir bin Abdillah putra dari Amru bin Harun, pada perang uhud ayah dan anak ini berselisih paham untuk siapa yang layak menemani Rasulullah untuk berperang. Ayahnya mengatakan bahwa Jabir masih muda umurnya masih panjang masih dapat melakukan amalan yang lain dan masih mampu untuk menjaga saudara perempuannya, bairlah ayah yang menemani Rasulullah. Tapi Jabir berkata kepada ayahnya, jika dirinya lah yang layak karna tenaganya lebih dapat Rasulullah butuhkan ketimbang ayahnya yang sudah tua. Pada akhirnya kesepakatan itu membuahkan hasil, ayahnya yang menemani Rasulullah berperang. Ayah Jabir gugur di medan perang terbunuh oleh pasukan  muslim sendiri karena perang uhud saat itu menjadi kacau karena ketidak taatan pemimpin dengan komando yang diberikan Rasulullah. Sehingga pasukan muslim tidak mengenali temannya sendiri. 

Jabir sangat sedih sepeninggal ayahnya. ayahnya meninggal dengan memberikan dua tanggungan utang dan saudara perempuannya yang harus dia rawat. Rasulullah mendatangi Jabir dan membantu kesulitan yang jabir alami, Rasulullah mengumpulkan para sahabat untuk patungan melunasi utang ayah jabir. Tapi kesedihan jabir tak kunjung berkurang, karena ia ingin berjumpa dengan ayahnya. Rasulullah mengatakan jangan bersedih karena arwah ayahmu ada di surga, ruh para syuhada langsung ada di surga. 

Bersambung - Pesan Rasulullah - Haji Wada (klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar