Ustad Asep Asobari
Mukadimah
1. Bentuk Tabliyaah mereka berbeda.
Tabliyah Hajj adalah bacaan seseorang yang telah berniat hajj. Rasulullah Shallallah A'laihi Wassalam pada tahun ke-10 H berhaji dan mengatakan " maka ikutilah aku, bagaimana kalian bermanasik haji (tabliyah,tawaf,sa'i,wukuf, lempar jumroh) ".
Tarbiyah ini dirusak dengan ditambahkan kalimat yang pada akhirnya malah merusak niat
Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memuhi panggilan-Mu tidak ada sekutu bagi-Mu, aku dating memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu
Tanggal, 23 Agustus 2017
Kajian " Pentingnya bulan Dzulhijah (klik disini)
Kajian " Pentingnya bulan Dzulhijah (klik disini)
Mukadimah
Haji telah ada sejak zaman nabi Ibrahim AS, haji yang menurut syariat islam, tetapi seiring perkembangan Mekah juga silih berganti kekuasaan, hingga Mekah menjadi pusat kemusyrikan kembali sehingga ajaran nabi Ibrahim terkontaminasi. Sebelum tahun ke-10 H Rasulullah Shallallah A'laihi Wassalam telah berhaji berkali-kali setiap tahun, bersamaan dengan haji yang dilakukan oleh kaum quraish, tetapi secara rukun dan kewajibannya berbeda dengan kaum quraish.
Kegiatan Ibadah Haji :
- (Sebelum 8 Dzulhijah) - Umat islam berbondong bondong datang ke mekah untuk melakukan Tawaf Haji di masjidil Haram (sebelum 8 dzulhijah) yang sebelumnya para jamah melakukan mikod.
- (Pada 8 Dzulhijah) - Umat Islam bermalam di mina.
- (Pada 9 Dzulhijah) - Umat Islam wukuf di arafah, di arafah berdiam diri dan berdoa hingga magrib datang, ketika malam datang jemaah menuju muzdalifah untuk bermalam
- (Pada 10 Dzulhijah) - Dari musdalifah jamaah menuju ke mina, untuk melakukan lempar jumroh (jumroh aqobah) setelah matahari terbit, setelahnya kembali ke mekah untuk melakukan tawaf dan mencukur rambut. Setelahnya kembali ke mina untuk ke esokan harinya melakukan lempar jumroh sambungan. Umat Islam melakukan lempar jumroh pada tanggal 10 Dzulhijah (tetapi masyarakat lazim menyebutnya Idul Adha yang bersamaan dengan perayaan ibadah haji - lempar jumroh)
- (Pada 11 Dzulhijah) - melempar jumroh sambungan
- (Pada 12 Dzulhijah) - melempar jumroh sambungan
- Sebelum kembali pulang ke negara masing masing melakukan tawaf wada
Keistimewaan bulan Dzulhijah
Penetapan bulan dzuljiah berdasarkan hisabnya, karena pada bulan dzulhijah merupakan musim haji. Bulan dzulhijah adalah salah satu bulan yang dimuliakan Allah
" Sesungguhnya bilangan bulan disisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan ALlah di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Diantaranya terdapat 4 bulan harom. Itulah agama yang lurus, maka janganlah kamu mendzalimi dirimu dalam 4 bulan itu, dan pergilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kalian semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah bersama orang-orang yang bertaqwa " (Surah At Taubah :36)
Rasulullah bersabda :
" Sesungguhnya waktu itu berputar sebagaimana keadaan ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun terdapat 12 bulan diantaranya terdapat 4 (empat) bulan harom, yakni 3 bulan berturut Dzulqa'dah, Dzulhijah, Muharom, dan yang terakhir Rajab diantara bulan jumaada dan sya'ban ."
(HR Bukhari)
" Tidak ada hari yang amal solehnya lebih dicintai Allah dari pada kesepuluh hari pertama di bulan dzulhijah. Para sahabat bertanya apakah lebih baik dari berjihad fisabilillah ? Beliau bersabd, Iya lebih baik dari jihad fii sabilillah, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwa kemudia ia tidak akan pernah kembali (mati syahid). " (HR Bukhari)
Bulan Dzulhijah hari istimewa karena pada hari ini terhimpun amalan amalan utama yakni solat, puasa arafah, sedekah dalam bentuk kurban dan ibadah haji, dimana tidak bisa di lakukan di pada hari hari lain. Penyembelihan kurban dan haji tidak bisa dilakukan dibulan lain hanya dibulan dzulhijah. Oleh sebab itu Rasulullah bersabda bahwa 10 hari pertama merupakan hari yang istimewa.
Tidak ada hari hari lain dimana amal amal soleh lebih dicintai Allah ketimbang amalan yang dilakukan di 10 hari pertama dzulhijah. Ketika Rasulullah menyampaikan ini para sahabat bertanya mengapa hal ini bisa terjadi ? Amal soleh yang dilakukan pada hari ini dari amal soleh yang biasa menjadi amal soleh yang luar biasa. Karena faktor keistimewaan waktu itulah yang membuat amal soleh biasa menjadi luar biasa. Sehingga yang menjadi titik keutamaannya adalah pada "waktunya" Waktu inilah yang tidak dapat disandingkan dengan waktu waktu yang lain.
Para sahabat meminta penjelasan dari Rasulullah mengenai hal ini, Ya Rasulullah apakah jihad dijalan Allah yang dilakukan diluar waktu dzulhijah, tidak bisa menandingi amalan soleh dibulan dzulhijah ? Rasulullah mengungkapkan jihad adalah amalan utama seorang mukmin. Tetapi amalan tersebut masih dapat dikalahkan dengan amalan soleh yang dilakukan di bulan dzulhijah. Dalam hal ini secara keutamaan jika kita bersedekah sebesar apapun di hari hari dzulhijah, keafdolannya akan lebih utama dari jihad. Itu baru sedekah bagaiman dengan amalan lain seperti silahturahim, melakukan kebaikan lainnya.
Yang membuat amalan tersebut istimewa adalah faktor waktu, waktu ini terbatas hanya 10 hari pertama dzulhijah.
Jihad bisa mengungguli jika jihad yang dilalakukan yakni jihad seseorang tersebut mengorbankan harta dan nyawa, jihad ini bisa menyetarakan amalannya dengan amalan di bulan dzulhijah. Pulang berjihad gugur dan tidak membawa gonimah. Maka oleh karena itu kita harus dapat menempatkan 10 hari pertama bulan dzulhijah sebagai hari yang istimewa (hanya 10 hari pertama saja)
Dalam satu tahun kita memiliki 365 hari (masehi) atau 353 hari (hijriah) beda 12hari. Dipotong 10 hari masih punya 343 hari, manfaatkan 10 hari ini. Allah menyiapkan 10 hari dzulhijah ini istimewa. (selain itu ada 10 hari terakhir ramadhan, 10 hari pertama muharam)
Ladang amal di akhir tahun (karena awal tahunnya muharam dan dzulhijah di akhir tahun) - Berdzikirlah kepada Allah di 10 hari pertama dzulhijah. Maka diperlukan perlakukan yang berbeda.
Sepenggal kisah amalan di bulan dzulhijah
Zaid bin zabir (melawan kedzaliman hajaj yang diktator), gurunya abdullah ibn abbas. Siapapun yang akan menjadi lawan politiknya dia meminta ijin sebelum dipancung untuk diberikan waktu untuk solat. Lalu ia solat 2 rekaat lalu berkata kepada hajaj "jika aku takut dengan pancung aku akan memperlama solatku, Ya allah jadikan aku orang terakhir korban al hajaj. Setelah itu hanya beberapa bulan dimana al hajaj mati dalam kondisi sakit yang tidak diketahui sakitnya. Kata para panglima perang setelah zaid berkata bahwa kita tertolong oleh doanya zaid (ulama, pejuang, aktivis, soleh, amalannya), Zaid bin zabir memiliki amalan soleh untuk melakukan amalan sampai kepayahan di 10 hari pertama bulan dzulhijah. Sehingga doanya tidak tertolak oleh Allah.
Keistimewaan bulan Dzulhijah (klik disini)
Keistimewaan bulan Dzulhijah (klik disini)
Pengertian Haji Wada
Pada saat haji wada Rasulullah menyampaikan pesan kepada umatnya. Sehingga haji wada menurut pemahamannya adalah haji perpisahan. Haji perpisahan ini bukanlah suatu acara perpisahan yang sengaja Rasulullah lakukan bersama umatnya. Tetapi dikarenakan ada sesuatu hal yang tersirat dari ucapan Rasulullah dan disimpulkan oleh para ulama bahwa momentum Haji pada waktu itu merupakan isyarat perpisahan kepada umatnya.
Rasulullah mengucapkan dari awal pembukaan pidatonya dengan kutipan seperti ini :
" Barangkali setelah tahun ini aku tidak lagi berjumpa dengan kalian "
Maka ditarik kesimpulan oleh sebagian ulama bahwa Rasulullah memberikan isyarat secara tak langsung pada umatnya bahwa umatnya diharapkan dapat lebih cermat/seksama memperhatikan pesan yang disampaikan. Pesan yang disampaikan Rasulullah selain tata cara ibadah haji ada pesan yang lainnya juga. Pesan ini tersampaikan karena kemungkinan tahun depan beliau sudah tidak ada lagi sehingga tidak ada waktu untuk berjumpa kembali.
Maka dengan demikian haji terakhir Rasulullah ini disebut dengan haji wada.
Haji wada disebut haji pertama dan terakhir dijaman islam yang dilakukan Rasulullah, tetapi pada saat jahiliyah pun Rasulullah tetap melakukan ibadah haji sama seperti yang dilakukan orang quraish saat berhaji, hanya saja secara tata cara pelaksanaan manasiknya berbeda. Dapat kita lihat perbedaannya dipenjelesan nanti antara perbedaan haji orang quraish dan haji Rasulullah.
Dan ternyata firasat itu benar, setelah 3 bulan (kurang) dari peristiwa haji wada (bulan dzulhijah) umatnya mendapatkan kabar bahwa Rasulullah wafat (Rabiul awal)
Peristiwa ini (haji wada) adalah momentum yang paling berharga, karena sebelum beliau melakukan haji wada beberapa bulan sebelumnya beliau mengirimkan surat kepada seluruh kelompok yang ada di jaziarah arab untuk datang berhaji (tepatnya di tahun 10 Hijriah). Saat itu sudah mulai banyak orang yang memeluk agama islam hanya saja mereka masih terkotak kotak, sudah ada yang muslim dalam setiap kelompok meskipun belum keseluruhan. Dengan begitu tiap kelompok dapat mengirimkan perwakilannya.
Sehingga nantinya apa yang diterima pada saat haji wada (10Hijriah) itu dapat mereka sampaikan kepada keluarga/teman/suku/koleganya yang belum datang berhaji saat itu. Pemerataan informasi dakwah ini harus sesuai dengan tujuan awal, bagaimana supaya dakwah ini sampai ke orang orang yang didakwahi dan orang orang yang tidak datang saat itu.
Haji merupakan momentum terbesar dan penting karena dilakukan setiap tahun dari sejak jaman nabi ibrahim. Pada masa Rasulullah memimpin mekah maka dimanfaatkan betul momentum dalam berhaji dimana ketika melakukan ibadah haji.
Pembelajaran dari Haji wada
Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan haji wada adalah tidak ada kemusyirikan lagi disaat pelaksaan haji di tahun 10 Hijriah. Sebelum diberlakukan perintah untuk mensterilkan kemusyirikan pada saat berhaji di tahun 9H, maka terjadi beberapa peristiwa diantaranya :
2. Tidak ada lagi Orang yang sudah berikhram kalau masuk rumah lewat jendela.
3. Orang Quraish wukuf di musdalifah
Perbedaan haji Quraish dan haji Rasulullah
Pada saat haji wada Rasulullah menyampaikan pesan kepada umatnya. Sehingga haji wada menurut pemahamannya adalah haji perpisahan. Haji perpisahan ini bukanlah suatu acara perpisahan yang sengaja Rasulullah lakukan bersama umatnya. Tetapi dikarenakan ada sesuatu hal yang tersirat dari ucapan Rasulullah dan disimpulkan oleh para ulama bahwa momentum Haji pada waktu itu merupakan isyarat perpisahan kepada umatnya.
Rasulullah mengucapkan dari awal pembukaan pidatonya dengan kutipan seperti ini :
" Barangkali setelah tahun ini aku tidak lagi berjumpa dengan kalian "
Maka ditarik kesimpulan oleh sebagian ulama bahwa Rasulullah memberikan isyarat secara tak langsung pada umatnya bahwa umatnya diharapkan dapat lebih cermat/seksama memperhatikan pesan yang disampaikan. Pesan yang disampaikan Rasulullah selain tata cara ibadah haji ada pesan yang lainnya juga. Pesan ini tersampaikan karena kemungkinan tahun depan beliau sudah tidak ada lagi sehingga tidak ada waktu untuk berjumpa kembali.
Maka dengan demikian haji terakhir Rasulullah ini disebut dengan haji wada.
Haji wada disebut haji pertama dan terakhir dijaman islam yang dilakukan Rasulullah, tetapi pada saat jahiliyah pun Rasulullah tetap melakukan ibadah haji sama seperti yang dilakukan orang quraish saat berhaji, hanya saja secara tata cara pelaksanaan manasiknya berbeda. Dapat kita lihat perbedaannya dipenjelesan nanti antara perbedaan haji orang quraish dan haji Rasulullah.
Dan ternyata firasat itu benar, setelah 3 bulan (kurang) dari peristiwa haji wada (bulan dzulhijah) umatnya mendapatkan kabar bahwa Rasulullah wafat (Rabiul awal)
Peristiwa ini (haji wada) adalah momentum yang paling berharga, karena sebelum beliau melakukan haji wada beberapa bulan sebelumnya beliau mengirimkan surat kepada seluruh kelompok yang ada di jaziarah arab untuk datang berhaji (tepatnya di tahun 10 Hijriah). Saat itu sudah mulai banyak orang yang memeluk agama islam hanya saja mereka masih terkotak kotak, sudah ada yang muslim dalam setiap kelompok meskipun belum keseluruhan. Dengan begitu tiap kelompok dapat mengirimkan perwakilannya.
Sehingga nantinya apa yang diterima pada saat haji wada (10Hijriah) itu dapat mereka sampaikan kepada keluarga/teman/suku/koleganya yang belum datang berhaji saat itu. Pemerataan informasi dakwah ini harus sesuai dengan tujuan awal, bagaimana supaya dakwah ini sampai ke orang orang yang didakwahi dan orang orang yang tidak datang saat itu.
Haji merupakan momentum terbesar dan penting karena dilakukan setiap tahun dari sejak jaman nabi ibrahim. Pada masa Rasulullah memimpin mekah maka dimanfaatkan betul momentum dalam berhaji dimana ketika melakukan ibadah haji.
Alur peristiwa sampai terjadinya haji wada
- Setelah mekah berhasil ditaklukan di tahun 8 Hijriah pada peristiwa Fathul Mekah, Dimana semula mekah sebagai tempat kemusyrikan tetapi oleh Rasulullah di rubah menjadi tempat bertauhid.
- Setelah peristiwa Fathul mekah mereka belum bersatu dan masih hidup terkotak kotak / kesukuan. Sebelum musim berhaji ditahun 9 Hijriah datang maka Rasulullah mengirimkan surat kepada seluruh pemimpin kabilah di jazirah arab untuk melakukan ibadah haji atau mereka mengirimkan delegasinya. Karena diharapkan para pemimpin kabilah/delegasinya nanti dapat menyampaikan pesan Rasulullah kepada keluarganya/kerabatnya. Sehingga diharapkan dakwah Rasulullah dapat mencapai seluruh umatnya. Alhamdulillah para para pemimpin kabilah mengutus salah seorang delegasi mereka. Pada saat itu Rasulullah berpidato didepan para pemimpin kabilah atau para delegasi sebanyak 100ribu-140 ribu orang.
- Rasulullah pada tahun 9Hijriah sudah memberikan amanah kepada Abu Bakar as shidiq untuk memimpin haji (Amirul Hajj). Saat itu bukan Rasulullah yang memimpin karena Rasulullah ada di madinah. Penyebab Rasulullah tidak berhaji di tahun 9H, walaupun pada tahun tersebut Rasulullah membentuk kelompok haji dan mengangkat Abu Bakar Shidiq sebagai pemimpin.
Rasulullah pada pidatonya menyampaikan pesan tentang haji wada.
Pembelajaran dari Haji wada
Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan haji wada adalah tidak ada kemusyirikan lagi disaat pelaksaan haji di tahun 10 Hijriah. Sebelum diberlakukan perintah untuk mensterilkan kemusyirikan pada saat berhaji di tahun 9H, maka terjadi beberapa peristiwa diantaranya :
- Pelaksanaan haji telah menjadi budaya bagi orang quraish karena perintah berhaji telah ada sejak nabi ibrahim. (Hanya saja orang quraish memiliki rukun dan syarat haji yang berbeda dari tuntunan nabi ibrahim)
- Jazirah arab pernah menjadi pusat ke musyrikan, dimana mekah menjadi titik perhatian (center kemusyrikan). Bagi kaum muslimin haji merupakan rangkaian ibadah yang harus dijalani. Tetapi pada jaman jahiliyah haji juga memiliki kepentingan lain yang harus diwaspadai oleh kaum muslimin yang saat itu masih sama sama berhaji, karena saat itu tata cara berhaji masih tercampur dengan kemusyrikan orang jahiliyah. Dimana masih terdapat mitos mitos haji yang disakralkan oleh orang quraish. Selain itu orang quraish memanfaatkan momentum berhaji untuk kepentingan ekonomi mereka / mensejahterakan sekelompok orang quraish
- Niat berhaji orang quraish mendapatkan keuntungan yang besar dari para jemaah. Memang berdagang saat berhaji itu diperbolehkan tetapi bagi seorang muslim itu bukanlah tujuan utama saat mereka berhaji. Karena seorang sedang berhaji boleh melakukan jual beli untuk mengumpulkan keuntungan, supaya bisa menyambung kehidupan mereka selama berhaji, karena berdagang hukumnya mubah.
Dari berbagai peristiwa yang telah terjadi dimekah pada saat berhaji maka Pada tahun 9Hijriah haji yang dilakukan disterilkan dari perbuatan kemusyrikan dan kejahiliyahan. Pada tahun 9H maka dibuatlah peraturan bahwa inilah haji terakhir bagi orang musyrik.
Permasalahan kemusyirikan :
- Masalah kemusyrikan / mitologi (mitos) dijaman jahiliyah adalah tidak memiliki petunjuk yang pasti. Karena lawan dari jahiliyah adalah ilmiah maka jahiliyah tidak melandaskan sesuatu dengan ilmu. Orang musyrik itu tidak memakai ilmu dalam merumuskan sesuatu dan dalam melakukan sesuatu. Mereka sebenarnya tidak memiliki landasan ilmu yang kuat untuk membenarkan mitos yang mereka yakini. Mitos inilah yang kemudian mereka sakralkan sebagai landasan mereka untuk tetap melaksanakan apa yang menjadi tradisi nenek moyang mereka. Cara mereka supaya mitos mereka dapat diterima yakni dengan cara menakut nakuti.
Berbeda dengan wahyu yang disampaikan Rasulullah, wahyu merupakan aturan kehidupan yang pada akhirnya akan mengkikis mitos dengan cara melakukan pendekatan wahyu dan memperkuat ilmunya.
Sehingga orang menjalankan kehidupan dengan berlandaskan ilmu bukan mitos lagi. Ini dilakukan Rasulullah dengan melakuakn pendekatan. Pada waktu itu orang jahiliyah kemana mana membawa serta tuhan mereka (Pada saat berbisnis, bertani, berperang). Rasulullah melakukan pendekatan bahwa ketika mereka melakukan aktivitas tidak perlu membawa tuhan tuhan itu, semula mereka ragu tapi setelah mereka melihat Rasulullah bisa sukses dalam segala hal barulah mereka yakin. Pada akhirnya wahyu dapat diterapkan dalam aplikasi kehidupan mereka. Sehingga mitos itu hilang terkikis.
Bertawakal kepada Allah hasilnya akan lebih baik, dari pada percaya kepada mitos. Jika seseorang memahami qada dan qadarnya dengan baik maka ia akan menjadi pribadi yang lebih menerima takdir Allah dari pada percaya akan mitos. Orang yang salah memahami qada dan qadarnya maka ia akan mengalami gangguan pada kejiwaannya dan tidak percaya akan segala hal yang telah ditetapkan kepadanya,
Beberapa Hal yang diluruskan dari kepercayaan orang musyrik sebelumnya antara lain :
1. Tidak boleh ada tawaf telanjang
Tawaf telanjang adalah bentuk penyimpangan jahiliyah, sebenarnya ini adalah ritual yang disakralkan sehingga diyakini. Sebenernya maksud mereka adalah mencari keuntungan dari para jemaah haji yang akan melakukan tawaf.
Tawaf telanjang pemahamannya bukanlah tawaf sambil telanjang.
Tawaf telanjang tetap menggunakan pakaian yang para jamaah haji miliki, tetapi para jemaah haji tidak menggunakan pakaian yang diperjual belikan di mekah. Bagi kepercayaan orang quraish bahwa menggunakan pakaian yang berasal dari luar masjidil haram (tidak dibeli disekitar masjidil haram) maka pakaian tersebut menjadi tidak suci. Kesucian itu tidak lagi dari perkara terkenan najis tetapi penentuan kesucian dari asal pakaian itu dibeli.
Pakaian yang suci adalah pakaian yang dibeli disekitar masjidil haram, sehingga apabila para jamaah tidak membeli maka mereka dikatakan melakukan tawaf dengan telanjang.
Kemampuan mereka membeli pakaian tidak akan sama antara satu orang dengan yang lain, tetapi para kaum quraish memanfaatnya peristiwa berhaji ini dengan menjual pakaian dengan harga yang tinggi, sehingga hanya sebagian orang yang dapat membeli. Beberapa orang yang tak mampu membeli menggunakan pakaian yang mereka bawa dari rumah. Meskipun bersih dan suci tapi pakaian itu dikatakan tidak suci oleh orang quraish.
Sehingga pada saat tawaf ada sebagian dari mereka tidak mengucapkan tahmid tetapi malah sumpah serapah " hari ini tubuhku yang terlihat tidak akan aku halalkan bagi kalian". Sebenarnya anggapan kesucian pakaian yang dibeli hanya di mekah menjadi hukum yang tidak tertulis dan akhirnya menjadi disepakati dan menjadi mitos kesakralan.
Mitos itu sebuah kemusyrikan sehingga nantinya wahyu yang disampaikan oleh Rasulullah akan merubah cara pandang masyarakat jahiliyah, Maka oleh karena itu umat islam dilarang untuk hidup dengan kepercayaan mitologi (mitos) supaya hidupnya tidak kacau.
Maka pada tahun 10Hijriah tidak ada lagi tawaf telanjang, hal ini sudah mulai disosialisasikan ditahun 9 Hijriah. Rasulullah menuntun mitos orang jahiliyah untuk kembali ke jalan yang benar.
2. Tidak ada lagi Orang yang sudah berikhram kalau masuk rumah lewat jendela.
Hal ini sampai mebuat Allah memberikan larangan bahwa untuk memasuki rumah tidak melalui jendela tapi melalui pintu. Turunlah wahyu Allah untuk meluruskan peristiwa ini
" Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit, katakanlah bulan sabit itu adalah tanda waktu bagi manusia dan bagi ibadah haji, dan bukanlah kebajikan memasuki rumah dari belakangnya tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertaqwa. Dan masuklah kamu ke rumah rumah itu dari pintu pintunya dan bertakwalah kepada Allah agar kalian beruntung "
(Al baqarah 189)
3. Orang Quraish wukuf di musdalifah
Karena orang quraish pada jaman jahiliyah masih gila kekuasaan, dan masih menganggap dirinya penduduk tanah suci. Batas tanah suci adalah musdalifah bukan arafah. Maka dikarenakan keyakinan mereka sebagai penduduk tanah suci makanya tidak mau keluar dari mekah sehingga mereka hanya sampai kota musdalifah. Setelah wukuf semua orang melakukan ifadah semua orang bergerak menuju mina (urutannya untuk lebih mudah memahami mekah, mina, musdalifah, arafah).
Maka jika bergerak menuju mina orang orang di musdalifah ini menjadi urutan pertama, dengan demikian mereka mengklaim mereka adalah pemimpin umat (ini hanya akal akalan orang quraish)
Komersialisasi haji telah dilakukan orang quraish meskipun saat itu Rasulullah juga berhaji. Beberapa riwayat mengatakan bahwa Rasulullah berhaji setiap musim haji. Saat itu masih dibawah kuasa orang jahiliyah sehingga beliau belum memiliki kuasa untuk merubah. Pada setiap musim haji Rasulullah mendatangi kabilah kabilah.
Tata cara haji orang quraish banyak terjadi penyimpangan dan harus diluruskan.
Maka pada tahun 9H oleh Abu bakar shidiq melakukan pemurnian haji tahun ini untuk haji tahun depan. Dimana pada tahun 10 H tidak ada lagi kemusyrikan yang dibawa oleh para jemaah haji.
Pada tahun 10 Hijriah dimana saat itu sekali kalinya Rasulullah berhaji disaat islam mulai kembali ditegakkan. Tetapi haji haji sebelumnya tetap Rasulullah lakukan hampir setiap tahunnya. Hanya saja haji haji sebelumnya di jaman jahiliyah. Meskipun demikian Rasulullah menunjukan penolakan bahwa haji yang beliau lakukan berbeda rukun dan syaratnya dengan haji orang quraish. Haji orang quraish melakukan wukuf di musdalifah dan Rasulullah wukuf di arafah.
Bagi Rasulullah unsur kemurnian haji sangatlah penting, Hal ini beliau sampaikan saat haji wada dan setelahnya Rasulullah menjadi teladan untuk bermanasik haji.
" Ikutilah apa yang telah aku ajarkan untuk bagaimana kalian bermanasik "
Karena manasik dan tarbiyah sebelumnya adalah campuran, tercampur dengan budaya jahiliyah.
1. Bentuk Tabliyaah mereka berbeda.
Tabliyah Hajj adalah bacaan seseorang yang telah berniat hajj. Rasulullah Shallallah A'laihi Wassalam pada tahun ke-10 H berhaji dan mengatakan " maka ikutilah aku, bagaimana kalian bermanasik haji (tabliyah,tawaf,sa'i,wukuf, lempar jumroh) ".
" Labbaikallaahumma labbaika, labbaika laa syariika laka labbarika, innal hamda wan-ni’mata laka wal-mulka laa syariika laka "
" Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memuhi panggilan-Mu tidak ada sekutu bagi-Mu, aku dating memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu ".
Berikut yang diucapkan kaum quraish dalam bertabliyah
Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memuhi panggilan-Mu tidak ada sekutu bagi-Mu, aku dating memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu
2. Tempat wukuf mereka berbeda
Kaum quraish beranggapan musdalifah adalah tempat yang pantas untuk berwukuf sebelum menuju ke mina. Padahal musdalifah masih termasuk kawasan mekah (belum keluar mekah). Kaum quraish membuat aturan sendiri dengan berdiam diri di musdalifah karena mereka mengklaim mereka adalah penduduk tanah suci sehingga tidak boleh meninggalkan mekah, padahal intinya mereka ingin menjadi yang terdepan sewaktu berada di mina. Dengan harapan setelah wukuf mereka bergerak ke mina, dan disinilah kaum quraish berada di urutan terdepan (karena urutan letaknya mina, musdalfah dan arafah). Sehingga kaum quraish sengaja memilih berada di musdalifah ketimbang di arafah
ketika wukuf esensi sebenarnya adalah meninggalkan tanah suci yakni menuju ke arafah (ini yang dilakukan Rasulullah menuju ke arafah).
3. Niat Berhaji mereka berbeda
Kaum quraish dijaman jahiliyah berniat selama musim haji mereka berdagang/berjualan (memenuhi kebutuhan ekonomi) karena tujuan utama mereka berhaji adalah ini. Kaum quraish mengklaim bahwa baju yang dibawa para jemaah haji dari luar itu kotor dan tidak suci (najis). Sehingga para jemaah haji wajib membeli baju di kawasan area mekah yang dijual oleh kaum quraish dengan harga yang sangat mahal. Jika para jamaah haji tidak membelii pakaian (karena uang saku mereka terbatas) maka kaum quraish akan beranggapan bahwa " jamah haji tersebut beribadah dengan dengan telanjang/tidak berbusan (tawaf telanjang)". Inilah dampak dari peraturan yang mereka tetapkan sehingga munculah mitos dan menganggap sesuatu menjadi sakral. Baju-baju kaum quraish saat itu masih memperlihatkan lekuk tubuh dan selama tawaf mereka tidak bertasbih dan bertahmid. Mereka melakukan puja dan puji bagi berhala dan melakukan sumpah serapah.
Hal ini diluruskan oleh umar bin khatab, berjualan di musim haji boleh saja untuk mendukung biaya berhaji, bukan sebagaimana kaum quraish lakukan.
Esensi niat haji sebenarnya adalah memenuhi panggilan Allah.
Kaum quraish beranggapan musdalifah adalah tempat yang pantas untuk berwukuf sebelum menuju ke mina. Padahal musdalifah masih termasuk kawasan mekah (belum keluar mekah). Kaum quraish membuat aturan sendiri dengan berdiam diri di musdalifah karena mereka mengklaim mereka adalah penduduk tanah suci sehingga tidak boleh meninggalkan mekah, padahal intinya mereka ingin menjadi yang terdepan sewaktu berada di mina. Dengan harapan setelah wukuf mereka bergerak ke mina, dan disinilah kaum quraish berada di urutan terdepan (karena urutan letaknya mina, musdalfah dan arafah). Sehingga kaum quraish sengaja memilih berada di musdalifah ketimbang di arafah
ketika wukuf esensi sebenarnya adalah meninggalkan tanah suci yakni menuju ke arafah (ini yang dilakukan Rasulullah menuju ke arafah).
3. Niat Berhaji mereka berbeda
Kaum quraish dijaman jahiliyah berniat selama musim haji mereka berdagang/berjualan (memenuhi kebutuhan ekonomi) karena tujuan utama mereka berhaji adalah ini. Kaum quraish mengklaim bahwa baju yang dibawa para jemaah haji dari luar itu kotor dan tidak suci (najis). Sehingga para jemaah haji wajib membeli baju di kawasan area mekah yang dijual oleh kaum quraish dengan harga yang sangat mahal. Jika para jamaah haji tidak membelii pakaian (karena uang saku mereka terbatas) maka kaum quraish akan beranggapan bahwa " jamah haji tersebut beribadah dengan dengan telanjang/tidak berbusan (tawaf telanjang)". Inilah dampak dari peraturan yang mereka tetapkan sehingga munculah mitos dan menganggap sesuatu menjadi sakral. Baju-baju kaum quraish saat itu masih memperlihatkan lekuk tubuh dan selama tawaf mereka tidak bertasbih dan bertahmid. Mereka melakukan puja dan puji bagi berhala dan melakukan sumpah serapah.
Hal ini diluruskan oleh umar bin khatab, berjualan di musim haji boleh saja untuk mendukung biaya berhaji, bukan sebagaimana kaum quraish lakukan.
Esensi niat haji sebenarnya adalah memenuhi panggilan Allah.
Peristiwa Haji Wada
Haji wada ditahun ke 10 hijriah, dimana sekelompok umat mengirimkan delegasinya untuk mengikuti ibadah haji. Jumlah mereka cukup banyak 100ribu-140ribu. Merupakan jumlah terbesar
Suatu yang perlu diapresiasi dengan berkumpulnya jumlah delegasi perwakilan yang dikirimkan untuk mengikuti ibadah haji, sebagaimana kita diketahui bahwa jazirah arab masih memiliki kekurangan sehingga tak mudah mempersatukan mereka.
Permasalahan umat di jazairah arab saat itu antara lain :
Haji wada ditahun ke 10 hijriah, dimana sekelompok umat mengirimkan delegasinya untuk mengikuti ibadah haji. Jumlah mereka cukup banyak 100ribu-140ribu. Merupakan jumlah terbesar
Suatu yang perlu diapresiasi dengan berkumpulnya jumlah delegasi perwakilan yang dikirimkan untuk mengikuti ibadah haji, sebagaimana kita diketahui bahwa jazirah arab masih memiliki kekurangan sehingga tak mudah mempersatukan mereka.
Permasalahan umat di jazairah arab saat itu antara lain :
- Masyarakat arab saat itu masih dibawah komando ke khufuran, maka apabila sudah dapat berkumpul dengan jumlah sekian ribu tersebut merupakan jumlah yang terbesar (jumlah peserta yang hadir sudah cukup lumayan)
- Masyarakat arab saat itu tidak berada dalam suatu komando yang sama. Dengan adanya kepentingan masing masing kabilah, dan tidak adanya satu komando kusus tetapi masing masing dari mereka dapat datang untuk mewakili kelompoknya. Rasulullah telah berhasil menyatukan mereka dengan pernyataan bahwa meskipun mereka berbeda kepentingan tapi mereka semua bersaudara karena muslim. Muslim satu dengan muslim lainnya adalah bersaudara.
- Masyarakat arab saat itu masih terpetak petak karena kesukuan mereka, masyarakat kesukuan itu memiliki keyakinan dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dari kelompok / suku yang lainnya. Inilah fanatisme kesukuan yang masih kental dikalangan mereka. Meskipun demikian fanatisme tersebut dapat tekan.
Jika Rasulullah bukanlah Rasul Allah yang memiliki mukjizat maka tak seorangpun tergerak hatinya untuk memenuhi undangan berhaji itu.
Itulah sebabnya mengapa jazirah arab tidak bergabung membentuk suatu kekuatan besar yang disegani kelompok lain, sehingga dapat menandingi kekuatan romawi dan persia.
Jazirah arab tidak dapat menandingi kekuasaan romawi dan perisa karena saat itu jazirah arab tidak bersatu membentuk suatu koalisi besar (satu kesatuan). Mereka cenderung lebih memilih berpencar dan berdiri sendiri dimana satu sama lain tidak saling mengenal dan tidak saling support. Sehingga mereka tidak mudah untuk membentuk satu federasi. Fanatisme kesukuanlah yang membuat mereka terpecah pecah, tidak membentuk suatu kekuatan yang berarti.
Maka Pada Tahun 10 Hijriah Rasulullah menyatukan semua kabilah meskipun saat itu kabilah tersebut masih dalam pendirian mereka masing masing. Tetapi setidaknya mereka menjadi satu komando dan satu payung sebagai umat islam. Sehingga ketika Rasulullah mengajak mereka berhaji mereka langsung mengirimkan delegasi mereka masing masing. Hal ini akan mustahil disatukan jika dilakukan oleh orang lain.
Pencapaian Rasulullah selama 10 tahun ini sangatlah luar biasa
Memanfaatkan Momentum Haji Wada
Momentum haji wada digunakan untuk
Awal penyampaian pidato menyampaikan pesan supaya para jamaah yang hadir mendengar dengan cara seksama sehingga sepulang dari haji wada dapat meneruskan pesan ini kepada keluarga/kerabat yang belum dapat hadir. Karena belum tentu tahun depan Rasulullah dapat kembali berkumpul bersama mereka.
Untik dapat mendengar pidato Rasulullah dengan sangat baik, maka Rasulullah telah mempersiapkannya dengan menempatkan para sahabat untuk menjadi transmiter yang mengulang apa yang telah Rasulullah sampaikan. Sehingga melalui media transmiter inilah pidato Rasulullah dapat didengar oleh para peserta yang berada di belakang atau yang duduk berjauhan dengan Rasulullah. Tentulah para sahabat yang ditunjuk sebagai transmiter ini memiliki keunggulan, antaralain keunggulan mengingat, memiliki daya ingat yang baik. Sehingga setelah mendengar apa yang disampaikan Rasulullah, maka oleh transmiter ini disampaikan apa adanya tanpa ada yang kurang dan ditambahkan. (kalau sekarang pengganti transmiter ini adalah alat rekam.
Pidato/Kutbah Rasulullah
Kutbah/Pidato Rasulullah berisi pesan-pesan Rasulullah kepada umatnya. Kutbah ini terangkum dalam kitab hadist, tetapi dalam satu hadist tidak ada yang mencantumkan secara utuh. Hanya beberapa dari 4 (empat) kutbah yang ada. Penjelasan yang diberikan hanya singkat singkat (pendek-pendek) padahal sebenarnya 1 (satu) kutbah Rasulullah isinya panjang.
Iftitah Pidato/Kutbah Rasulullah
Iftitah adalah kata pembuka yang dimana mengawali pidato/kutbah Rasulullah. Untuk iftitah ini juga memiliki berbagai versi dikarenakan banyaknya kutbah Rasulullah (4 kali kutbah) maka disinyalir yang membuat kata pembuka dari kutbah itu sendiri menjadi berbeda.
Dikarenakan redaksi dari iftitah itu berbeda maka kata pembukaan kutbahnya menjadi tidak sama. Walaupun berbeda tapi intinya sama yakni mengandung pujian kepada Allah.
Bentuk kata pembuka dari pidato Rasulullah
" Aku berpesan kepda kalian wahai seluruh hamba Allah, agar kalian bertaqwa kepada Allah. Aku menegaskan kepada kalian untuk taat kepada Allah, dan aku akan memulai pembicaraan ini dengan suatu yang baik. Wahai seluruh manusia yang hadir simaklah kata-kata ku dengan baik, karena sesungguhnya aku tidak pernah tahu apakah suatu saat nanti aku masih bisa berjumpa dengan kalian, ditahun yang akan datang di tempat yang sama dan diwaktu yang sama (berhaji). "
Kata pembuka ini seperti telah mengisyaratkan bahwa beliau akan meninggalkan umatnya, Beliau memiliki firasat bahwa beliau sudah menjelang akhir hayatnya.
Allah berfirman bahwa jauh sebelum menjelang haji wada, Aku (Allah) telah memberikan peringatan / isyarat kepada Rasulullah bahwa waktu sudah selesai.
Pesan ini dapatkan setelah Fathul Mekah pada surah An Nashr :
Wahai Muhammad akan datang pertolongan Allah kepadamu, pertolongan yang sangat besar. Kamu akan melihat orang berbondong bondong mengikuti ajaran islam (agama Allah). Meskipun saat itu Rasulullah memperkenalkan islam dengan cara jemput bola, dan banyak orang yang mencibir, menghina, menertawakan tetapi akan ada dari mereka yang menerima. Ketika Rasulullah hijrah ke madinah orang lain berbondong bondong ke madinah untuk menemuinya.
Maka Rasulullah banyak berdzikir kepada Allah (bertasbih, bertahmid, beristighfar, dan bertaubat)
subhanakallahumma wabihamdika asyhadu an laa ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika.
Mahasuci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Engkau, aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu
Pada saat haji wada turunlah surah
Maka ikutilah cara manasik yang aku lakukan, karena aku tidak tahu apakah ini adalah haji terakhirku
Pesan Rasulullah
Dalam Riwayat Lain Rasulullah berpesan
Fiqih secara bahasa berarti paham atau mengetahui, sedangkan Faqih adalah orang yang paham akan syariat agama.
Perbedaan Fiqih (Fiqh) dan Ushul Fiqih
Itulah sebabnya mengapa jazirah arab tidak bergabung membentuk suatu kekuatan besar yang disegani kelompok lain, sehingga dapat menandingi kekuatan romawi dan persia.
Jazirah arab tidak dapat menandingi kekuasaan romawi dan perisa karena saat itu jazirah arab tidak bersatu membentuk suatu koalisi besar (satu kesatuan). Mereka cenderung lebih memilih berpencar dan berdiri sendiri dimana satu sama lain tidak saling mengenal dan tidak saling support. Sehingga mereka tidak mudah untuk membentuk satu federasi. Fanatisme kesukuanlah yang membuat mereka terpecah pecah, tidak membentuk suatu kekuatan yang berarti.
Maka Pada Tahun 10 Hijriah Rasulullah menyatukan semua kabilah meskipun saat itu kabilah tersebut masih dalam pendirian mereka masing masing. Tetapi setidaknya mereka menjadi satu komando dan satu payung sebagai umat islam. Sehingga ketika Rasulullah mengajak mereka berhaji mereka langsung mengirimkan delegasi mereka masing masing. Hal ini akan mustahil disatukan jika dilakukan oleh orang lain.
Pencapaian Rasulullah selama 10 tahun ini sangatlah luar biasa
Memanfaatkan Momentum Haji Wada
Momentum haji wada digunakan untuk
- Membangun dasar islam yang kokoh dalam jiwa individu insan seorang muslim yang hadir, sehingga dalam penyampaian pesan-pesan dalam pidato Rasulullah.
- Membentuk kerangka dasar yang bisa menyatukan umatMeskipun setelah peristiwa Fathul Mekah (terjadi tahun ke-8 H), dan mereka belum bersatu (masih terkotak kotak). Masyarakat masih terkotak kotak karena maslah kesukuan. Mereka masih beranggapan suku merekalah yang paling kuat sehingga tidak membutuhkan bantuan dari suku yang lain (Fanatisme kesukuan). Jaziarah arab itu tidak seperti Romawi dan Persia yang sempat pernah besar dan berjaya. Jazirah arab tidak pernah terdengar besar karena masyarakat jazirah arab terpencar berdiri sendiri sendiri dan tidak mudah membentuk koalisi satu dengan yang lainnya.
- Memikirkan cara bagaimana kita dapat mengkokohkan umat. Berbeda dengan saat ini orang berhaji tidak merasakan adanya momentum berhaji.
- Agar orang orang yang mengikuti haji wada dapat mendengarkan dan mendapatkan manfaat dengan mendengarkan pesan Rasulullah. Inilah esensi berhaji selain dari manasiknya. Pesan Rasulullah tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan haji wada.
Pidato Rasulullah dilakukan 4 kali kutbah yang dilakukan di arafah dan di mekah dekat kabah. Pidato ini sangatlah indah meskipun saat itu tidak ada pengeras suara, tetapi dapat dipastikan dapat didengar oleh 140 ribu orang jemaah haji yang hadir. Dapat dibayangkan sebanyak apa jemaahnya dan berapa luas area yang dibutuhkan untuk menampung mereka, pastilah sangat luas.
Awal penyampaian pidato menyampaikan pesan supaya para jamaah yang hadir mendengar dengan cara seksama sehingga sepulang dari haji wada dapat meneruskan pesan ini kepada keluarga/kerabat yang belum dapat hadir. Karena belum tentu tahun depan Rasulullah dapat kembali berkumpul bersama mereka.
Untik dapat mendengar pidato Rasulullah dengan sangat baik, maka Rasulullah telah mempersiapkannya dengan menempatkan para sahabat untuk menjadi transmiter yang mengulang apa yang telah Rasulullah sampaikan. Sehingga melalui media transmiter inilah pidato Rasulullah dapat didengar oleh para peserta yang berada di belakang atau yang duduk berjauhan dengan Rasulullah. Tentulah para sahabat yang ditunjuk sebagai transmiter ini memiliki keunggulan, antaralain keunggulan mengingat, memiliki daya ingat yang baik. Sehingga setelah mendengar apa yang disampaikan Rasulullah, maka oleh transmiter ini disampaikan apa adanya tanpa ada yang kurang dan ditambahkan. (kalau sekarang pengganti transmiter ini adalah alat rekam.
Pidato/Kutbah Rasulullah
Perawai hadist pada hadistnya hanya menerangkan satu titik pembahasan saja, tetapi meskipun demikian tidak dibahas dengan detail. Seperti yang kita ketahui dalam penjelasan hadist biasanya dibagi per bab, untuk membedakan topik pembahasannya. Bab yang akan dibahas apa sehingga isi pesan yang Rasulullah sampaikan hanya untuk menjelaskan bab yang akan dibahas.
Dikutiblah dari pidato tersebut yang terkait dalam bab hadist yang akan dibahas. Sehingga isi pidato terkesan singkat tetapi sebenarnya yang diambil adalah seperlunya saja. Maka jarang mendapatkan kelengkapan pidato /kutbah Rasulullah secara lengkap dalam satu riwayat hadist. Dalam kitab hadist yang sohihpun tidak tercantum secara lengkap/utuh.
Maka jika ingin mengetahui pidato/Kutbah Rasulullah secara lengkap maka kita harus berusaha merangkum dari berbagai sumber dan mencoba untuk menyatukan temanya, bukan sanadnya.
Beberapa ulama telah berusaha menghimpunnya dan menyampaikannya dalam setiap kutbahnya tentang pesan terakhir Rasulullah di haji wada. Himpunan pesan Rasulullah di haji wada terangkum dalam sebuah buku "wasiat Rasulullah untuk umatnya selama haji wada"
(berbahasa arab)
Cobalah untuk menggoogling apakah ada versi indonesianya.
Ulama tersebut mengumpulkan dan menyatukan kutbah Rasulullah dalam sebuah sub tema sehingga terangkum sebanyak 50 sub tema lebih (sangatlah panjang)
Dikutiblah dari pidato tersebut yang terkait dalam bab hadist yang akan dibahas. Sehingga isi pidato terkesan singkat tetapi sebenarnya yang diambil adalah seperlunya saja. Maka jarang mendapatkan kelengkapan pidato /kutbah Rasulullah secara lengkap dalam satu riwayat hadist. Dalam kitab hadist yang sohihpun tidak tercantum secara lengkap/utuh.
Maka jika ingin mengetahui pidato/Kutbah Rasulullah secara lengkap maka kita harus berusaha merangkum dari berbagai sumber dan mencoba untuk menyatukan temanya, bukan sanadnya.
Beberapa ulama telah berusaha menghimpunnya dan menyampaikannya dalam setiap kutbahnya tentang pesan terakhir Rasulullah di haji wada. Himpunan pesan Rasulullah di haji wada terangkum dalam sebuah buku "wasiat Rasulullah untuk umatnya selama haji wada"
(berbahasa arab)
Cobalah untuk menggoogling apakah ada versi indonesianya.
Ulama tersebut mengumpulkan dan menyatukan kutbah Rasulullah dalam sebuah sub tema sehingga terangkum sebanyak 50 sub tema lebih (sangatlah panjang)
Pesan yang tersampaikan adalah pesan pesan yang mengandung penegasan aturan aturan islam.
Iftitah Pidato/Kutbah Rasulullah
Dikarenakan redaksi dari iftitah itu berbeda maka kata pembukaan kutbahnya menjadi tidak sama. Walaupun berbeda tapi intinya sama yakni mengandung pujian kepada Allah.
Bentuk kata pembuka dari pidato Rasulullah
" Aku berpesan kepda kalian wahai seluruh hamba Allah, agar kalian bertaqwa kepada Allah. Aku menegaskan kepada kalian untuk taat kepada Allah, dan aku akan memulai pembicaraan ini dengan suatu yang baik. Wahai seluruh manusia yang hadir simaklah kata-kata ku dengan baik, karena sesungguhnya aku tidak pernah tahu apakah suatu saat nanti aku masih bisa berjumpa dengan kalian, ditahun yang akan datang di tempat yang sama dan diwaktu yang sama (berhaji). "
Kata pembuka ini seperti telah mengisyaratkan bahwa beliau akan meninggalkan umatnya, Beliau memiliki firasat bahwa beliau sudah menjelang akhir hayatnya.
Allah berfirman bahwa jauh sebelum menjelang haji wada, Aku (Allah) telah memberikan peringatan / isyarat kepada Rasulullah bahwa waktu sudah selesai.
Pesan ini dapatkan setelah Fathul Mekah pada surah An Nashr :
Wahai Muhammad akan datang pertolongan Allah kepadamu, pertolongan yang sangat besar. Kamu akan melihat orang berbondong bondong mengikuti ajaran islam (agama Allah). Meskipun saat itu Rasulullah memperkenalkan islam dengan cara jemput bola, dan banyak orang yang mencibir, menghina, menertawakan tetapi akan ada dari mereka yang menerima. Ketika Rasulullah hijrah ke madinah orang lain berbondong bondong ke madinah untuk menemuinya.
Maka Rasulullah banyak berdzikir kepada Allah (bertasbih, bertahmid, beristighfar, dan bertaubat)
subhanakallahumma wabihamdika asyhadu an laa ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika.
Mahasuci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Engkau, aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu
Pada saat haji wada turunlah surah
Maka ikutilah cara manasik yang aku lakukan, karena aku tidak tahu apakah ini adalah haji terakhirku
Pesan Rasulullah
Dalam Riwayat Lain Rasulullah berpesan
"Simaklah baik baik apa yang aku sampaikan kepada kalian, (dengan tujuan bahwa yang hadir dapat menyerap dan menyampaikan apa yang telah Rasulullah sampaikan). Maka sampaikanlah pesan ini kepada orang lain yang tidak hadir saat ini "
Dari pesan ini dapat diartikan bahwa sharelah ilmu yang didapat kepada orang lain yang belum mengetahuinya, sampaikanlah ilmu yang didapat tanpa mengurangi atau menambahkan. Penambahannya jangan sampai mengarang sehingga akan berantakan. Penambahan ilmu yang didapat dapat dilakukan dengan beberapa syaratan.
Perlu diperhatikan bahwa tingkat kecerdasan orang lain dalam menyerap ilmu berbeda beda.
Tidak sedikit orang yang dapat menyerap / menerima penyampaian dengan baik dari orang yang telah memberikan penjelasan kepadanya dan akhrinya dapat menyampaikan apa yang diserapnya ( orang yang tidak hadir tetapi bisa menyerap dari penyampaian orang lain ). Orang seperti ini akan lebih mudah mengerti dan memahami. Karena orang yang tidak hadir ini sebelumnya telah memiliki ilmu dari sumber lain yang pernah ia baca dan pelajari. Kemudian dengan penjelasan yang didapat maka ia seperti terhubung dengan apa yang disampaikan.
Jika bisa menghubungkan ilmu satu dengan ilmu yang lainnya maka perluasan pemahaman keilmuan akan semakin luas dan berkembang. Yang tidak tahu akan menjadi tahu dan yang baru tahu akan lebih paham dari narasumber awal karena memiliki bekal ilmu. Karena orang pertama yang menerima langsung belum tentu dapat memahami, dan orang pertama belum tentu lebih mengerti dari orang lain yang nantinya dijelaskan olehnya.
Maka diperlukan kecakapan dalam penerimaan dan penyampaian, karena sangatlah penting untuk tersampaikan pesan pesan dari Rasulullah tersebut.
Bersama memahami segala sesuatu yang tersampaikan Rasullullah.
Banyak kalangan yang dalam penyampaian materi disampaikan materi sebanyak banyaknya, supaya penyampaian materinya yang banyak dapat diselesaikan, tanpa harus mengerti apakah seseorang yang menerima materi tersebut paham.
Dalam penyampaian materi harus diuraikan supaya yang menerima materi menjadi paham. Jangan sampai banyak memiliki ilmu tetapi tidak paham dengan ilmu yang dimiliki. Sehingga nantinya tidak benar dalam penyampaiannya dan pengaplikasiannya.
Setiap orang diberikan kesempatan untuk menjadi baik dalam hidupnya.
Ya Faqih ya Fiddhin " Memahamkan agamanya "
Rasulullah bersabda
"Siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya maka Allah akan memfaqihkannya (memahamkan) dalam agama " (HR Bukhari)
Diantara manusia ada yang Allah ketahui kebaikan di hatinya maka Allah akan memberikannya taufik, dan diantara mereka ada yang Allah ketahui kejelekan dihatinya maka Allah akan menghinakan dan merendahkannya. Orang yang Allah ketahui kebaikannya berarti Allah sedang menginginkan kebaikan untuknya dan sebaliknya jika Allah menghendaki kebaikannya maka Allah akan Faqih kan dia dalam agamanya dan Allah berikan padanya ilmu tentang syariatNya yang tidak diberikan kepada seorang pun dari manusia. Hal ini menunjukan sepantasnya manusia itu bersemangat dan bersungguh sungguh memahami dan mempelajari agama Allah.
Dalam hal ini sebenarnya Rasulullah sedang berpesan kepada umatnya agar terus Bertafaqquh fiddin (mengkaji islam), mempelajari kaidah dasar islam dan mengetahui masalah umat, masalah halal-haram. Karena disitulah letak kebaikan umat.
Dalam menyampaikan pesan Rasulullah, hal yang diperhatikan :
Ada dua tipe manusia dalam menyampaikan pesan
- Seseorang tersebut sebagai wadah yang menampung ilmu (dia akan tahu apa yang akan disampaikan). Orang ini akan menampung ilmu yang didapatkannya, dalam pemahamannya untuk menyerap ilmu bisa lebih tinggi dari orang yang menyerap ilmu darinya. Atau bisa jadi orang yang menampung ilmu itu justru dapat menjelaskan kepada orang lain yang sudah memahami ilmu itu sebelumnya. Tidak sedikit orang yang menampung ilmu tersebut memahami akan ilmu yang ditampungnya. Dalam hal ini diharapkan kepada kita untuk tidak asal baca dan asal hapal karena tidak akan memberikan output yang baik. Sehingga untuk mendapatkan output yang baik yakni dengan membaca, menghafal dan memahami. Menghafalkan itu mudah yang sulit itu memahami karena pemahaman tersebut harus dapat dipertanggung jawabkan. Menghafal belum tentu mengerti akan apa yang dihafalkannya. Fenomena yang terjadi sekarang baru belajar sedikit tapi sudah berani menfatwakan sesuatu. Mereka dengan mudah untuk mengkafirkan dan membid'ahkan saudaranya.
- Orang yang mengenal ilmu belum tentu memahami apa yang dipelajari, Orang yang dapat menghafal maka yang dibanggakan adalah berapa banyak hafalannya, tapi sudahkah hapalan itu di implementasikan dalam kehidupannya. Memahami esensi menghafal hadist yakni sebegai penegasan dalam kita beramal. Hafal quran akan lebih baik jika yang dihafalkannya juga diamalkannya. Dengan menghafal maka akan mudah dalam pelaksanaannya menuju level berikutnya. Jangan merasa puas dalam satu titik pencapaian saja. Buatlah suasana belajar itu nikmat. Lihatlah imam bukhari ia tidak mau menulis karena ia telah menghafal hadist. Menghapal dengan cara pengulangan akan jauh lebih baik. Belajar dengan cara mengajarkankan hasilnya akan lebih baik.
Ketika seseorang telah paham akan agama, maka pengaplikasiannya akan lebih mudah.
Orang kawarij tidak memahami al quran tanpa unsur Fiqih.Mereka belajar al quran dan dengan mudah menyimpulkan sendiri tafsir dari ayat ayat al quran tersebut. Kesimpulan itu mereka ambil tanpa memahami metode al quran yang telah digunakan ulama. Kesimpulan tersebut dibuat dengan seenak kemauan mereka. Orang kawarij dapat membaca dan dengan mudah menghafal al quran tetapi tidak memiliki kesimpulan yang benar. Mereka memposisikan sahabat nabi itu adalah kafir. Mereka juga mengatakan yang membunuh ali bin abu tholib akan akan masuk surga dan ali masuk neraka. Menempatkan ayat untuk orang kafir difungsikan untuk orang muslim, dan sebaliknya.
Dalam bermajelis ilmu sebaiknya melakukan pendekatan materi dan pendekatan fiqih (pemahamannya dapat)
Perbedaan Fiqih (Fiqh) dan Ushul Fiqih
- Fiqih (Fiqh) : aplikasi hukumnya, Ushul Fiqih : Dasar Hukumnya
- Contoh : fiqih : Obat dan Ushul Fiqih : ramuan Obat Bagaimana menjadikan obat bisa efektif menyembuhkan maka kita harus mempelajari ushul fiqh nya dulu baru belajar fiqihnya.
- Dalam kaidah fiqih hadist dan sunah memiliki pengertian yang berbeda. Hadist yang bersumber dari Rasulullah (segalanya dari perkataan, perbuatan sifat dan sikap) dan menjadi sumber hukum kita untuk melakukan suatu amalan tetapi Rasulullah belum tentu melaksanakannya). Tapi sunah dalam kaidah fiqih pemahamannya (segala yang bersumber dari nabi muhammad, tapi nabi melaksanakannya)
- Tahyatul masjid ada sumber hukumnya, tetapi selama hidupnya Rasulullah tidak melakukannya karena Rumah Rasulullah di masjid nabawi. Ini disebut sebagai hadist dan bahasanya disebut sebagai sunah kauniyah.
- Dalam wudhu (4 lokasi yang perlu dibasuh), membasuh wajah, basuh tangan sampai siku,usap kepala kalian (bukan rambut), kaki sampai mata kaki. nabi melakukannya.
- Ketika hadist dan sunah bertemu mana yang lebih didahulukan dalam mengerjakannya ? ketika selesai salam antara salaman dan dzikir mana yang didahulukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar