Pengikut

Rabu, 04 April 2018

Sirah Nabawiyah (Periode Madinah) - Membuka Gerbang Madinah ( 1/2 )

Kajian sebelumnya - Periode Mekah (klik disini) 

Periode Madinah 
Tanggal 26 Mei 2018 (Pertemuan ke-2)


Mukadimah 

Apa yang dilakukan Ali bin Abi Thalib setelah Rasulullah meninggal, ada keterangan dari dari sebuah riwayat bahwa Ali bin Abi Thalib mengembalikan titipan orang quraish yang dititipkan kepada Rasulullah dulu. Mengembalikan titipan orang quraish yang saat itu menitipkan barangnya dalam kurun waktu dari sebelum Rasulullah hijrah ke madinah sampai menjelang beliau wafat. Inilah sisi unik kehidupan masyarakat Jahiliyah. Orang kaya quraish saat itu selalu menitipkan barang kekayaannya meskipun saat itu antar kafilah dagang membentuk konsorsium (hubungan dagang) dan mereka saling menitipkan kekayaan mereka satu sama lain. Mereka menyimpan kekayaan ini untuk kepentingan dagang yang akan datang. Mereka saat mau menitipkan mereka memilih orang yang amanah, dan tidak ada yang mereka percaya kepada Rasulullah. Padahal meskipun secara keyakinan mereka bertentangan dengan keyakinan Rasulullah tapi merke lebih mempercayai kepada Rasulullah.  Padahal kalau dipikir Rasulullah saat itu adalah musuh mereka. 

Masalah menitipkan kekayaan adalah masalah kepercayaan, bukan masalah keyakinan. Mereka menyakini perbedaan keyakinan tidak akan menodai kepercayaan mereka kepada pribadi Rasulullah yang amanah. Rasulullah dikenal jauh terlebih dahulu sebagai pribadi yang amanah sebelum masa jahiliyah. Rasulullah dipercaya untuk menjaga harta orang kaya Quraish yang dimana suatu saat akan diambil, maka harus diberikan. Jika ada resiko hilang atau rusak maka resiko kepada orang yang dititipkan harta tersebut harus mengganti. 

Kenapa Rasulullah mau ? karena saat itu yang ingin didapatkan Rasulullah bukanlah materi tapi kepercayaan kaum quraish kepadanya. Orang yang dipercaya saat itu akan memiliki status sosial yang sangat tinggi, dan terlihat integritas seseorang yang merupakan nilai tambah tersendiri. Setelahnya kepercayaan tersebut akan menghantarkan kehormatan seseorang (mereka layak untuk dihormati). Tidak ada keuntungan materi yang ada keuntungan kepercayaan, keuntungan amanah, dan keuntungan integritas, dan itu sangat berarti. Maka dengan demikian Rasulullah bisa membuktikan kepada orang Quraish bahwa meskipun mereka bertentangan aqidah bahwa amanah adalah bagian penting dalam islam. 

Tidak ada iman pada orang yang tidak amanah,  iman terkait dengan kata "aman", yang artinya amanah, jaminan dan keamanan. Amanah adalah kepercayaan. 
  • Apabila seorang itu mukmin maka apabila ia sudah masuk level mukmin, maka dia akan dipercayai semua orang bahkan oleh orang yang tidak beriman sekalipun dalam hal harta dan darah mereka. Mukmin itu definisinya sudah sangat luas. Saat itu orang yang tidak beriman (kafir) akan melihat islam dalam pribadi yang mukmin tadi sehingga akhirnya ia tertarik untuk menjadi muslim. 
  • Apabila seseorang itu muslim, maka sebenarnya ia berada pada posisi level terendah orang islam, setidaknya ia dilingkungan muslim dulu. Sehingga ia tidak menjadi masalah di tengah lingkungan muslimnya. Orang muslim ketika ia berada ditengah lingkungan muslim ia tidak membahayakan, tidak menyakiti dengan lidah dan tangannya. 
Rasulullah ketika di mekah dimusuhi oleh orang quraish, secara fisik. tapi Rasulullah sebagai sosok yang dipercayai oleh orang quraish untuk menitipkan harta kekayaan mereka. Maka setelah Rasulullah meninggal, Ali bin Abi Thalib  membutuhkan waktu tiga hari untuk mengembalikan harta orang quraish. 


Membuka Gerbang Madinah. 

Sebelum kita memahami aktivitas Rasulullah di Madinah, kita harus memiliki gambaran atau mampu memetakan setiap kondisi yang terjadi di Madinah. Karena tidak akan bisa mengerti mengapa Rasulullah melakukan ini dan itu, dikarenakan kita tidak memahami latar belakang kondisi masyarakat madinah. Sehingga secara otomatis apa yang dilakukan Rasulullah adalah suatu upaya untuk membangun Madinah setidaknya apabila ada yang tidak baik akan diperbaiki, dan apa bila ada yang perlu dikembangkan maka harus dikembangkan. 

Maka kita perlu mengetahui bagaimana kondisi madinah ketika sebelum Rasulullah hijrah. Sebelumnya kita akan mempelajari : 
  • Kondisi demografi masyarakat madinah 
  • Potensi dan tantangan dakwah di Madinah. (bagaimana mengoptimalkan potensi yang ada, dan setelahnya bagaimana menyelesaikan tantangan yang ada)

Demografi Masyarakat Madinah 

1. Secara Etnik 

Secara etnik masyarakat madinah terdiri dari dua macam (yang utama) yakni :
  • Masyarakat arab : Aus, Khazraj,
  • Orang non muslim  (orang bani israel) : Qainuqa, Nadhir, Quraizhah.
Dua kelomok ini dikatakan yang utama karena masih ada suku suku lain yang tinggal di madinah tetapi jumlah mereka tidak banyak dibanding kedua yang tadi. 

Dimana antar sesama kelompik etnik memiliki hubungan aliansi sehingga kelompok kecil tersebut ada yang bergabung dengan kelompik Aus atau Khazraj. Dimana Aus dan Khazraj adalah sama sama keturunan dari Ads (Ads adalah pecahan dari Saba (yaman)). Saba pernah menjadi bangsa yang sangat besar dan maju. Maka ketika hancurnya dan jebolnya bendungan maghrib (barat) menjadi ancaman perekonomian yaman saat itu. Waktu itu negeri saba ditinggalkan oleh orang orangnya. Sehingga kemudian bangsa saba menjadi sebuah bangsa yang merupakan etinik baru yang tidak lagi mewakili identitas saba. Aus dan Khazraj inilah yang datang ke madinah jauh sebelu Rasulullah datang ke madinah (sekitar 300 tahun sebelum Rasulullh hijrah ke madinah). 

Lalu ketika aus dan khazraj tiba di madinah apakah madinah kosong sebelumnya ? tidak, karena orang yahudi (bani israel) sudah terlebih dahulu eksis di madinah. Yahudi lebih dulu dari Aus dan Khazraj, tetapi apakah hal tersebut yang membuat orang yahudi dapat mengklain bahwa madinah adalah tanah mereka. Tidak bisa demikian juga karena jauh sebelum orang yahudi datang sudah ada penduduk dari etnik arab yang lain yang ada di madinah. Dimana saat orang yahudi dari syam (baitul maghdish dan sekitarnya), mereka ada yang ke hijaz dan ke madinah. Maka tidak heran yahudi berada disekitar hijaz (tanah yang subur untuk mereka berkebun)

Ketika Yahudi (bani israel) masuk ke madinah, mereka mengalahkan kelompok arab yang sebelumnya ada disitu, dan akhirnya mereka menjadi penguasa madinah, sampai aus dan khazraj datang. 

Orang Aus dan Khazraj tidak kalah dengan yahudi mereka juga pandai bertani (orang yang paling perpengaruh masalah pertanian saat itu adalah yaman). Bahkan pertanian zaitun di andalus dimulai orang orang yaman yang datag ke andalus saat itu. Sehinga sampai akhirnya auz dan khazraj akhirnya dapat mengalahkan orang bani israel. Maka auz dan khazraj lebih dominan keeksisannya (karena kekuatannya), sampai akhirnya Rasulullah hijrah sehingga seakan akan penguasanya adalah aus dan khazraj. 

Tapi memang benar, secara kenyataannya memang benar penguasa madinah adalah aus dan khazraj secara quality dan defacto (kenyataannya), tetapi dari beberapa sisi yahudi lebih dominan. Maka kelompok arab yang lain bergabung dengan Aus atau Khazraj. Seolah mereka berbeda dikenal dua individu padahal sebenarnya mereka sama sama pecahan bangsa Saba. 

Kita sebagai muslim harus mengetahui latar belakang etnis di madinah.

Musnahnya suatu bangsa besar disebabkan oleh : 
  • Musnahnya suatu bangsa besar bukan berarti karena tertepa bencana, tetapi dikarenakan corak dan budaya bangsa itu mulai ditinggalkan masyarakatnya karena faktor ekonomi. 
Jangan bernah befikir bangsa besar akan dapat bertahan apabila kita sebagai masyarakat didalamnya melakukan apa yang dilakukan masyarakat saba ketika terguncang masalah fakto ekonomi. Maka yang perlu dilakukan pemerintah adalah menstabilkan perekonomian negara.  

contohnya negara yogoslavia dulu ada didalam peta, sekarang tidak ada yang ada Serbia dan Bosnia. Maka sangat mungkin sebuah negara /peradapan akan hilang karena permasalahan ekonomi, yang saat itu bisa dikarenakan hutang luar negeri, tidak ada pengakuan dan perlindungan dari negara lain tentang keberadaan negaranya (contoh saat ini palestina). 

Saat itu orang orang Yahudi yang berada di wilayah arab, tidak bisa menjaga murni budaya mereka bani israel. Dimana alkulturasi budaya dapat terjadi dimanapun. Maka ketika Yahudi di Madinah maka nama etnik mereka banyak yang menggunakan nama arab, bahasa mereka juga menggunakan bahasa arab. Mereka (orang yahudi) tidak menggunakan bahasa ibrani, karena dalam tradisi orang yahudi bahwa bahasa ibrani adalah bahasa suci mereka. Sehingga bahasa ibrani digunakan bahasa pendidikan dan bahasa keilmuan agama yahudi. Tetapi kesehariannya mereka menggunakan bahasa arab. Maka orang yahudi menjadi penyair bahasa arab itu biasa. Pada masa itu orang yahudi mengikiuti budaya arab. Orang yahudi di maroko tidak merasa dirinya orang yahudi tetapi malah menjadi orang maroko, berbeda dengan orang yahudi di palestina yang terkontaminasi paham zionisme. Orang yahudi di maroko merasa tidak memiliki masalah dengan orang muslim di maroko. Saat ini bahkan dibelakang masjid Cordoba spayol dibelakangnya terdapat disrik atau perkampungan orang yahudi yang juga menggunakan bahasa arab, mereka tidak merasa sebagai orang yahudi zionis, 

2. Jumlah penduduk madinah 

Jumlah penduduk masyarakat arab dan bani israel seimbang, meskipun sebenarnya orang yahudi itu hanya segelintir orang (kekuatannya tidak akan besar). Pada masa itu kekuatan tentara adalah 1/3 dari kekuatan masyarakatnya. Maka untuk dapat mengetahui jumlah masyarakat saat itu bisa dikalkulasi dengan cara perhitungan seperti itu, karena saat itu tidak ada sensus penduduk. 

3. Tidak ada kepemimpinan yang kuat dan dominan di Madinah. 

Tidak ada penguasa tunggal di madinah, bedanya dengan mekah secara lisensi lebih teratur, ada perwakilan dalam setiap kelompok dalam satu wadah, setelahnya keputusan di tetapkan berdasarkan perwakilan masing kelompok. Berbeda dengan di madinah kekuasaan berada di Aus dan Khazraj, karena tidak memiliki lisensi perwakilan kelompok. Maka dari itu  Aus dan Khazraj dari waktu ke waktu kerjaannya bentrok terus. Saat itu madinah dibawah kekuasaan Aus dan Khazraj, tetapi pemegang kendali dan kekuasan Aus dan Khazraj adalah kaum Anshar sehingga sering terjadi bentrokan antar sesamanya. 

Di Madinah tidak ada kepentingan tunggal dan tidak ada satu dewan kota seperti Mekah,  ini sebenarnya yang membuat masalah madinah lebih sulit. Kalau bukan karena perang mut'ah maka sulit sekali kepemimpinan di madinah itu disatukan. Perang masbuk adalah perang terakhir aus dan khazraj untuk menghadapi tokoh senior mereka. Maka secara kepemimpinan beralih ke tokoh junior seperti mereka. Tokoh junior yang selalu ingin mencari jalan tengah dan saat itu mereka berjumpa dengan Rasulullah. 

4. Hubungan antar sesama etnik di Madinah

Hubungan antar sesama etnik di Madinah juga bermasalah. Meskipun demikian sebenarnya juga terjadi konflik mewarnai hubungan arab dan bani israel, serta hubungan antar sesama etnik, seperti : 
  • Pertikaian antara Aus dan Khazraj, sangat diharapkan orang yahudi. Pemikiran orang yahudi apabila kelompok mereka lemah sebagaimana mungkin mereka akan memicu konflik keduanya (Aus dan Khazraj). Saat itu kaum yahudi juga terpecah, maka apabila tidak demikian akan membuat Aus dan Kazraj akan kalah karena Auz dan Khazraj memiliki konflik yang berkepanjangan. Sebelum Aus dan Khazraj tiba di madinah itu kaum yahudi juga terjadi perpecahan. 
  • Pertikaian anatara bani Qainuqa vs bani Nadhir & Quraizhah, bahkan ketiak akuran juga terjadi diantara bani Nadhir dan Quraizhah. Dapat terlihat bahwa kelompok yahudi sendiri terjadi konflik. Kelompok ini dari dulunya tidak pernah akur. Konflik bani qainuqa selalu melibatkan Nadhir dan Quraizah, tetapi konflik internal juga terjadi antara bani nadhir dan bani Quraizhah (karena hati mereka tidak mau bersatu).  
  • Pertikaian antara bani Nadhir dan bani Quraizhah, disebabkan karena perpecahan kaum yahudi, dimana nanti nadhir meminta perlindungan kepada Khazraj dan quraizhah meminta bantuan pada Aus. Orang yahudi pun tidak ingin Aus dan Khazraj akur sebagai mana mereka dulu datang ke madinah. Yahudi selalu memanas manasi Aus dan Khazraj supaya terjadi konflik. Kalau Aus dan Khazraj bertikai (lemah) maka kaum yahudi akan semakin kuat.
5. Kaum Yahudi di Madinah 

Kaum yahudi di madinah tidak ingin kaum muslimin menjadi kuat. Orang yahudi (bani israel) saat itu adalah orang yang munafik, kemunafikan mereka saat itu adalah mereka pada siang hari beraktifitas fisik di masjid nabawi dan mereka menyatakan diri mereka masuk islam. Tapi ketika pulang ke pemukiman mereka kembali ke kepercayaan mereka, mengimani islam untuk menyerap informasi dari kaum muslimin. Bagaimana saat itu Rasulullah menghadapi orang yahudi yakni Rasulullah menemui semua etinik yahudi satu persatu, maka untuk menghadapi yahudi masa kini, maka kita seharusnya mengikuti pola strategi seperti dijamaman Rasululah.  

Kemunafikan mereka juga terlihat dengan mempersenjatai dan membiayai perang diantara aus dan khazraj. Mereka butuh modal untuk perang sampai akhirnya aset yang dimiliki Aus dan Khazraj banyak yang disita oleh orang yahudi.  Sebagai mana Allah telah mengingatkan dalam firmanNya, apakah hati mereka satu. Ingatlah bahwa sampai kapan pun hati mereka satu sama lainnya tidak pernah menyatu. Masalah orang yahudi hanyanyalah mereka tidak ingin kaum muslimin menjadi kuat. 

6. Kaum Muda Aus dan Khazraj

Maka disaat itulah kaum muda dari Aus dan Khazraj berfikir "bagaimanakah membangun negara kita", sejak itulah Aus dan Khazraj mulai bersama membenahi negara dengan mendatangi Rasulullah. Sebenarnya mereka sendiri tidak bisa menyelesaikan konflik diantara mereka tetapi mereka berkeinginan mengokohkan kekuatan mereka. Kuam Muda Aus dan Khazraj saat itu juga tidak mudah untuk dapat mengalahkan kaum yahudi. Sampai kapan pun kaum musliin tidak bisa mengalahkn yahudi, jika belum dapat menyelesaikan masalah internal.

Potensi Madinah 

Tantangan yang dihadapi oleh Rasulullah ditentukan dari potensi yang dimiliki Madinah. Rasulullah akan memanfaatkan potensi yang dimiliki madinah untuk menghadapi tantangan. 

Pemetaan tersebut menjadi penting , karena pada dasarkan tidak mungkin tidak ada satu tantangan yang tidak bisa diselesaikan. "Allah tidak akan memberikan suatu ujian diluar batas kemampuan hambanya". Ini berarti semua tantangan ujian yang terjadi itu dalam jangkauan manusia. Apabila kita pesimis berarti kita tidak bisa memetakan masalah kita dan termasuk lemah membaca potensi yang kita miliki. Kunci permasalahan yang dihadapi akan dapat diselesaikan dengan potensi diri kita sendiri. Dengan potensi yang dimiliki kita akan dapat menyelesaikan masalah diri kita. 

Bagaimana menghadapi tantangan/permasalahan.

1. Mampu memetakan potensi kita untuk memecahkan masalah atau tantangan
2. Mengembangkan potensi yang dimiliki. 

1. Potensi Madinah - di bidang Ekonomi 

Potensi ekonomi Madinah yang saat itu harus dipertahankan agar tidak musnah dan akhirnya hilang ditangan kaum yahudi. Potensi madinah oleh Rasulullah ditingkatkan, seperti :
  • Madinah merupakan pasar transit yang sangat strategis di Hijaz, menghubungkan jalur selatan (Yaman dan Mekah) ke utara (syam) dan timur (Najed). Perlu diketahui 1/3 bagian zazirah arab terdiri dari gurun yang tidak dapat ditinggali (daerah kosong). Dapat dilihat dalam peta dimana Hizaj ? Hijaz berada ditengah jalur transportasi perdagangan mekah dan madinah. (Hijaz berada dibagian barat jazirah arab. Kota Hijaz ini tidak mungkin dapat dilalui lewat jalur selatan (yaman) kecuali menuju madinah. Jalur utama menuju syam ke  pasar pasar transit itu juga melalui madinah. Sehingga  madinah merupakan jalur transit perdagangan yang sangat strategis, baik itu perdagangan dari syam ke yaman (atau sebaliknya). Orang madinah cenderung lebih suka bercocok tanam. Tetapi berbada dengan Rasulullah yang adalah penduduk kota mekah yang suka dengan berdagang
  • Perkebunan dan pertanian : hasil perkebunan dan pertanian (kurma, gandum, buah buahan, dan sayuran). Kurma sebenarnya lebih dari cukup memenuhi kebutuhan orang Madinah bahkan surplus. Kurma madinah di ekspor karena dari luar juga membutuhkan kurma madinah. Cuman kebun kurma banyak yang dibeli Madinah. Setiap tanah yang tertanam pohon kurma akan selalu subur dan dekat dengan air. Orang yahudi yang memperkenalkan perkebunan dan pertanian syam kepada orang madinah. Tetapi hasil pertanian gandum sebanyak 1/5 dari kurma. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan gandum, maka Madinah perlu impor dari tetangganya yang berpenghasilan gandum. 
  • Perternakan : unta, sapi, kambing, domba. Pertenakan disini artinya bukan pertenakan dalam arti sebenarnya. Binatang binatang itu dipelihara oleh satu rumah penduduk dan dikembang biakkan. 
  • Keterampilan : peralatan, pertanian, pakaian dan senjata, 
  • Pasar : Madinah memiliki 5 (lima) pasar penting di madinah, yang diramaikan oleh pedagang lokal dan asing. Pasar besar / penting di madinah untuk memenuhi kebutuhan dagang. Didekat pasar terdapat madrasah dan masjidnya masing masing.  

Potensi Umum 
  • Kepemimpinan generasi muda, Ketika Rasulullah tiba di Madinah pada saat itu perang mut'ah telah terjadi selama tiga tahun sebelum Rasulullah hijrah ke madinah. Dalam perang mut'ah menghabiskan tokoh senior, sehingga yang tersisa adalah tokoh juniornya. Di madinah diperlukan kepemimpinan muda. Tokoh muda lebih ringan mengambil keputusan berbeda dengan tokoh senior, yang biasanya saling menjegal satu sama lainnya dan biasanya tokoh senior (abdullah bin ubai) lebih memikirkan balas budi. Sehingga mempengaruhi keputusan. 
  • Kekuatan militer, potensi umum (dimana seperti yang kita ketahui tidak ada kekuatan militer). Kekutan militer diperoleh dari royalitas para sahabat dan pengikut Rasulullah saat itu. 
  • Kemandirian Ekonomi, mereka orang orang punya tanah dan kebun. Rasulullah mengalahkan mekah melalui jalur perdagangannya. Semua akses jalur perdagangan Rasulullah tutup.  Hanya membutuhkan waktu lima tahun meruntuhkan kekuasaan mekah dijalur perdagangan. Karena saat itu kaum muslimin di madinah memiliki kemandirian ekonomi yang menguatkan posisi perdagangan mereka. 
  • Potensi strategis madinah sebagai jalur perdagangan, untuk menggantikan jalur perdagangan yang semula dipegang mekah. 

Tantangan dakwa Rasulullah 

Tantangan yang Rasulullah hadapi ketika Rasulullah ingin membangun kota madinah berlandaskan keislaman, dimana saat itu masih ada orang musyrik.  Orang arab yang ada di madinah ketika Rasulullah tiba di madinah masih ada beberapa yang musyrik. Maka tantangan yang dihadapi " Bagaimana Rasulullah dapat memperkenalkan islam secara utuh disaat ada kaum musyrik."

Dua keyakinan ini sampai kapanpun tidak dapat disatukan, sehingga pada akhirnya Rasulullah membuat batasan-batasan yang mengatur aturan yang membatasi kelompok etnik musli dan musyrik. Sehingga aturannya jelas. Sehingga hubungan mereka nanti diatur oleh aturan yang jelas, sehingga hubungan satu sama lainnya menjadi jelas. Batasan antara mukmin dan kafir jelas batasannya. sehingga muslim menjadi tahu bagaimana batasan berteman dengan orang kafir. Dalam islam tidak ada pendeskrimisasian terhadap orang kafir itu tidak benar yang ada hanyalah kaum mulimin memiliki batasan dalam segala hal jika menjalin hubungan baik dengan orang kafir. 

Orang kafir kebanyakan yang beranggapan tidak benar saat ini, mereka tidak berkenan dikatakan kafir. Tetapi ketahuilah bahwa kafir menurut islam ketika ia tidak bersaksi bahwa tuhan mereka satu dan Rasulullah adalah utusan Allah (syahadat). Sebutan kafir dan muslim hanya sebuah istilah untuk pembeda kewajiban kepada Allah, tetapi saat ini perbedaan muslim dan kafir dikaburkan dengan pemahaman prulalisme (sehingga tidak ada perbedaan muslim dan kafir). Sebenarnya yang membuat ceos umat muslim dan non muslim sekarang adalah pemahaman pluralisme. Paham Pluralisme ini tidak ada batasan sehingga tidak memuliki aturan yang jelas. 

Seharusnya ada batasan yang jelas antara mukmin dan kafir. Sehingga kita tahu bagaimana selayaknya kita boleh berteman dengan orang kafir dengan batasan iman kita. Jadi janganlah orang yang tidak tahu mempergunakan "batasan mukmin dan kafir" untuk mengadu domba, bahwa muslim sangat sentimen terhadap orang kafir sehingga tidak memberi ruang terhadap orang kafir. Pemikiran ini juga keliru. Sehingga dengan adu domba yang dilakukan mengakibatkan orang kafir akan tersinggung dikatakan sebagai orang yang tidak beriman. Ini suatu hal yang lucu untuk dibenturkan muslim beranggapan orang kafir itu orang yang tidak beriman dari prespektif muslim karena tidak mengakui Allah adalah Tuhan itu Esa dan Rasulullah adalah utusan Allah. Bagi muslim jika tidak mengimani hal tersebut di katakan kafir. Muslim pun tidak bisa dipaksakan untuk membenarkan keyakinan orang kafir, sebagaimana orang kafir tidak bisa dibenarkan untuk menerima keyakinan orang muslim sehingga aturannya harus jelas. 

Tidak bisa dibenarkan bahwa kaum muslimin harus membenarkan keyakinan orang kafir (Lakum Dinukum Waliadin), dari dulu kaum muslimin hidup berdampingan dengan non muslim. Tidak usah meragukan kemampuan umat muslim untuk menjalin hubungan interaksi dengan orang non musim didalam lingkungan mayoritas muslim (muslimin di cordoba). 

Aturan ini dikenal dengan Piagam Madinah.  

Kehidupan bermasyarakat sebenarnya membutuhkan aturan yang membatasi, tetapi batasan itu membuat hubungan kaum muslimin dan musyrikin (yahudi) menjadi jelas satu sama lainnya memiliki aturan. 

 Isi Piagam Madinah adalah : 

  • Kaum yahudi bersama kaum muslimin wajib turut serta dalam peperangan
  • Kaum Yahudi dari bani Auf diperlakukan sama oleh kaum muslimin
  • Kaum Yahudi tetap dengan agama yahudi demikian kaum muslimin tetap beragama islam.
  • Semua kaum yahudi dari semua suku dan kabilah di madinah diperlakukan sama dengan kaum yahudi bani auf
  • Kaum yahudi dan muslimin harus saling tolong menolong dalam memerangi atau menghadapi musuh
  • Kuam yahudi dan kaum muslimin harus senantiasa berbuat kebajikan dan saling mengingatkan ketika terjadi penganiayaan atau kedzaliman. 
  • Kota madinah dipertahankan bersama dari serangan pihak luar
  • Semua penduduk Madinah dijamin keselamatannya kecuali bagi yang berbuat jahat.

Tantangan Dakwah Rasulullah  : 
  • keberadaan kaum muslimin yang hidup berdampingan dengan orang yahudi di madinah, sehingga mereka mumbutuhkan aturan yang jelas yang membedakan mereka adalah orang yahudi dan mereka kaum muslimin di madinah. 
  • Perpecahan akibat kultur kekuasaan dan dendam, perpecahan ini bagaikan api dalam sekam yang setiap saat bisa dikobarkan kembali. Berulang kali orang yahudi berupaya mengobarkan siapa dirinya ke kaum Aus dan Khazraj. Maka jika Raasulullah tidak segera mengambil alih kota madinah akan menjadi tantangan besar bagi kaum muslimin.
  • Mayoritas lahan subur dan pasar besar milik yahudi, bani nadir dan  Quraizhah merupakan kawasan yang subur. Dari lima pasar terbesar di madinah yakni terdapat di sini, ini adalah tantangan besar bagi kaum muslimin. 
  • Keterbatasan logistik sebagaimana yang kita ketahui madinah adalah penghasil kurma terbaik tetapi tidak mencukupi kebutuhan masyarakat di madinah, karena banyak dipermainkan oleh orang yadudi. 
Ini adalah tantangan yang harus dihadapi Rasulullah, bagaimana Rasulullah menyelesaikan tantangan ini dengan mengoptimalkan potensi madinah. 

Pertanyaan : 

1. Penyelesaian masalah saat ini lebih tepat penyelesaiannya dengan berkiblat kepada fase mekah atau madinah ? 
  • Membaca sejarah tidak bisa seperti membaca teks book, kita terbiasa untuk membaca masalah dengan fikihnya (ini dalilya apa, dalil ini dari siapa). Masalah sejarah tidak bisa disamakan dengan cara itu, karena banyak unsur yang terlibat untuk mengungkap sejarah. Tidak bisa kita mengatakan jika masalah mekah belum selesai tidak bisa dikatakan fase tersebut termasuk kedalam fase madinah. Pertanyaanya " ketika Rasulullah masuk ke madinah (lepas dari fase mekah dan masuk ke fase madinah) memangnya di mekah sudah tidak ada masalah aqidah lagi yang harus diselesaikan. Tidak demikian pemahamannya karena ada masalah aqidah di mekah ada di madinah. Masalah orang munafik itu ada di madinah tidak ada di mekah. Masalah aqidah itu dimanapun dan sampai kapanpun tidak pernah berhenti. Memahami sejarah pembagian fase mekah tidak demikian. Berbicara pada kurun waktu saat ini dengan membaca sejarah kita dapat mengambil bagian dari sejarah tersebut sebagai inspirasi, ibrah, yang dicocokan dengan permasalahan kita. Sehingga bisa jadi ada pendekatan terhadap suatu masalah yang kita hadapi sama dengan permasalahan yang pernah terjadi sebelumnya (fase mekah atau fase madinah). Dalam beberapa hal yang dapat dilakukan melalui pendekatan menggunakan fase madinah atau fase mekah, tetapi lebih utama yakni melakukan pendekatan individual (jangan seperti yang kita lakukan saat ini yakni dengan pendekatan publish, miirp dengan penyelesaian masalah di fase madinah semua di publish, berbeda dengan fase mekah semua dibatasi). Untuk masalah umat sebaiknya tidak perlu dipublish, tetapi untuk permasalahan lain kita membutuhkan publikasi. Dua pendekatan bisa dilakukan sekaligus tergantung permasalahannya apa dan misinya seperti apa (bisa menggunakan penyelesaian masalah fase mekah atau madinah atau bahkan keduanya). Maka yang terpenting saat ini adalah pemetaan masalah kita, ketika kita gagal memetakan masalah maka kita akan gagal dalam segala hal apapun. 
  • Pada fase mekah mengalami masa dengan pembagian : 3 tahun terbatas, 3 tahun terbuka, 3 tahun masa pemboikotan dan 3 tahun mencari alternatif diluar mekah, apapun yang terjadi semua adalah bagian perencanaan Rasulullah. Pada fase madinah mengalami masa : 2 tahun mengokohkan pondasi utama di madinah, 3 tahun fokus menghadapi masalah, 2 tahun berikutnya mekah sudah dibawah kendali madinah, 3 tahun berikutnya Rasulullah sudah mulai keluar dari jazirah arab, dan 3 tahun berikutnya sebelum Rasulullah wafat yakni jazirah arab sudah menjadi basis modal kekuatan umat islam untuk berhadapan dengan mesir romawi persia. Ini adalah perencanaan perencanaan yang matang.
  • Semua butuh perencanaan yang matang bukan berarti semua akan beres jika ada khilafah dan hanya beribadah tanpa usaha. Mengambil pembelajaran dari sirah tidak bisa seperti mengambil kesimpulan dalam teks book. 

2. Didalam surah azumar tentang perintah hijrah, apakah perintah hijrah hanya ditujukan kepada Rasulullah saja saat itu

Yang menghadapi masalah saat itu bukan hanya Rasulullah saja tetapi juga para sahabat, tetapi Rasulullah mendapatkan perintah khusus untuk menyampaikan dakwah di umul kuro disebutkan secara khusus untuk Rasulullah. 


3. Apa yang dapat kita lakukan dalam pemataan masalah saat ini ?

Dalam mempelajari siroh, seharusnya terlebih dahulu dapat melakukan pemetaan masalah umat yang dihadapi Rasulullah. Ibrahnya kita dapat menemukan solusi tentang permasalahan umat saat ini. Pemetaan masalah umat saat ini merupakan stategis umat untuk dapat menyelesaiakan masalah internal umat terlebih dahulu.  

Pemetaan masalah umat saat ini dimulai dari : 
  • Umat ini harus memiliki kelompok kecil sebagai dapur umat, merekalah yang akan membaca secara intensif permasalahan umat dan memetakan permasalahannya apa. Dimulai dari internal terlebih dahulu. Sebagai mana yang kita ketahui kebijakan suatu pemerintahan berasal dari sekelompok pembuat kebijakan. Maka sebagai umat kita harus dapat duduk di kelompok pembuat kebijakan itu sehingga kita dapat menyampaikan permasalahan yang telah tersampaikan dari kelompok kecil dapur umat sebelumnya. Permasalahan umat tidak akan selesai dengan melakukan takbir akbar saja tanpa ada usaha untuk berada dijajaran sekelompok pembuatan kebijakan. Kaum muslimin harus bergotong royong untuk mewujudkan cita cita umat dengan meberikan bantuan dana dan tenaga. 
  • Dalam kelompok kecil dapur umat kita bisa saling bersilahturahmi dan melakukan diskusi sehat tentang perencanaan apa yang akan diambil dan segera untuk mengeksekusi 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar