Kajian Sirah Nabawiyah Periode Mekah
Sirah Community Indonesia
Madrasah Sirah / Pertemuan 04 ( sesi 01 )
Madrasah Sirah / Pertemuan 04 ( sesi 01 )
Tanggal : 7 April 2018
Materi Madrasah Sirah Nabawiyah Pertemuan 03 (sesi 02) (klik disini)
Mukadimah
Pokok pembahasan :
1. Tantangan Internal
2. Tantangan Eksternal
3. Cara quraish menghalangi dakwah Rasulullah
1. Dukungan Keluarga - Bani Hasyim (secara umum) dan Bani Abdul Mutholib (secara khusus)
Tantangan internal pertama adalah dalam lingkungan keluarga, apakah saat berdakwah Rasulullah mendapatkan dukungan keluarga atau tidak.
Secara pribadi Rasulullah adalah pribadi yang kuat, secara fisik juga kuat, beliau punya wibawa dan karisma. Seberapa besar orang yang memusuhi Rasulullah di mekah, tetapi yang benar-benar memusuhi Rasulullah hanya segelintir orang. Kasus ketika Rasulullah di intimidasi, dihina, menyiksa dan memukuli tidak dilakukan banyak orang. Maka orang-orang yang benar benar melakukan perlawanan terhadap dakwah Rasulullah, sampai benar benar menyiksa hanya sekitar 30 orang (salah satunya Abu Lahab, Abu Jahal, Abu syufyan bin Al Harist). Dukungan keluarga menjadi penting saat Rasulullah berdakwah.
Saat itu, siapa yang tidak ingin menegakan syariat islam.
Dalam sikapnya Rasulullah sangat idealisme, dimana saat itu orang asobiyah (sekelompok orang yang bersuku-suku) di mekah masih belum beriman tetapi Rasulullah tidak mempermasalahkan justru memanfaatkan kondisi kesukuan itu untuk menyebarkan dakwahnya.
Bagaimana Rasulullah mendapat dukungan dari keluarga,
Kesadaran umat islam untuk membiayai dakwah penyebaran agama islam jangan sampai melemah, karena ketika muslim bersatu akan menyelesaikan masalah umat (kemiskinan). Cara pandang orang kaya muslim haruslah islami, supaya sadar menggunakan harta mereka untuk dakwah. Sumber dana dan pembiayaan dakwah dari para sahabat terkumpul dengan nilai yang sangat fantastis.
Contoh :
Sikap ini menarik, karena saat ini Rasulullah sebenarnya berhadapan dalam sebuah sistem asobiyah (kesukuan) bukan individual personal. Bisa saja Rasulullah melabrak abu jahal, tetapi tidak dilakukan. Jika dilakukan maka Rasulullah dianggap perusak tatanan kehidupan/ tatanan kehiudupan sosial di Mekah. Abu jahal menyiksa amru dan keluarga, amru adalah keluarga bani mahzum begitu juga dengan abu jahal (suka suka lah ini urusan keluarga kami), jadi Rasulullah tidak memiliki peran karena ia dari bani hasyim dan ini adalah masalah internal keluarga bani mahzum.
Dari masalah eksternal ini harus ada kepercayaan dari pimpinan hingga masyarakat.
2. Kendati sistem politik, sosial (Darul Nadwah)
Kendati sistem politik dan sosial saat itu berada dibawah pengaruh kaum quraish (musyrik) dan tempatnya adalah Darul Nadwah.
Dimana Darul arqom berlawanan dengan Darul Nadwah.
Abdurahman bin Auf tidak menjadi khalifah, merupakan penasehat utamanya abu bakar selain umar bin khatab, setelah umar bin khatab menjadi khalifah yang memberikan kritik internal adalah Abdurahman bin auf. Said bin Zaid tidak berada di medan perang.
3. Kepemimpinan quraish atas bangsa arab
Ini adalah tantangan artinya suku quraish dianggap sebagai leader dari suku suku diarab. Ketika quraish menjadi leader sama halnya menarik semua bangsa arab untuk memusuhi Rasulullah.
4. Golongan al Mala'(Pembesar quraish)
Ini juga menjadi masalah eksternal dakwah Rasulullah, karena pembesar quraish adalah pemegang kebijakan publik di bidang ekonomi dan sosial. Kebijakan publik dan ekonomi berada dibawak kendali golongan al Mala' (pembesar quraish).
Al mala memiliki kendali publik, sehingga merupakan musuh terbesar Rasulullah. Orang orang yang saat itu memiliki kendali publik terus memusuhi, ia akan menggunakan semua perangkat yang dimiliki untuk menggagalkan/menghabisi dakwah Rasulullah.
Bagaimana Rasulullah menghadapi pembesar quraish. (nanti akan dibahas)
5. Nilai Jahiliyah
Nilai jahiliyah adalah pemberhalaan dan kemusyrikan. Sehingga tantangan dakwah ini harus dihadapi dengan penuh kesabaran. Merubah keyakinan mitos yang tidak berlandaskan kepada wahyu (klik disini pemahaman nilai jahiliyah)
Resume Kajian Madrasah Sirah - Mekah
Materi Madrasah Sirah Nabawiyah Pertemuan 03 (sesi 02) (klik disini)
Mukadimah
Pokok pembahasan :
1. Tantangan Internal
2. Tantangan Eksternal
3. Cara quraish menghalangi dakwah Rasulullah
Dakwah yang pertama kali dilakukan Rasulullah adalah dakwah terbatas, dakwah yang dibatasi oleh Rasulullah (klik disini) dilakukan sembunyi-sembunyi. Istilah merahasiakan artinya agar orang lain tidak tahu dan tidak terlihat/tidak tampak. Istilah sembunyi-sembuyi tidaklah tepat, karena Rasulullah tidak melakukan dakwahnya sembunyi-sembunyi. Maka istilah yang lebih tepat yakni dakwah terbatas.
Dakwah terbatas yang dibatasi Rasulullah untuk orang-orang tertentu. Dakwah terbatas inilah yang melahirkan output berupa generasi awal (As Shabiqun Al awwalu). Rasulullah memiliki modal awal untuk memulai pertarungan dakwah. Dakwah terbatas belum ada persinggungan yang berarti. Tetapi setelah 3 tahun memiliki generasi as shabiqun al awwalu, maka dengan demikian Rasulullah telah memiliki waktu dan SDM yang sudah dianggap cukup untuk menerima tantangan yang lebih real dan nyata di lapangan (untuk berhadapan dengan orang orang yang belum menerima dakwah beliau)
Otomatis setelahnya Rasulullah memasuki fase terbuka, sehingga disitulah Rasulullah mulai menemukan tantangan yang sangat nyata. Ketika dakwah terbuka maka tantangan yang dihadapinya semakin nyata. Rasulullah fokus untuk dapat membaca tantangan tersebut dan mencoba menyelesaikannya.
Tantangan Dakwah Terbuka
Menggambarkan tantangan dakwah terbuka
Maka saat ini kita akan menggambarkan tantangan real tersebut, dari awal sampai akhir (sampe masa pemboikotan). Mengungkap tantangan dakwah Rasulullah di Mekah setelah itu baru membahas bagaimana Rasulullah menyelesaikan tantangan itu (bentuk tantangannya seperti apa dan prograsenya seperti apa). Pada sebuah tantangan akan selalu ada keragaman bentuk dan ada proses tahapan dari tantangan ini, tidak semua muncul di waktu yang sama dan dalam kasus yang sama, yang memiliki tingkat permasalahan dan kesulitan yang tidak sama.
Ini terkait erat terhadap sikap Rasulullah untuk menyelesaikannya satu persatu (bertahab) sesuai dengan urutan kejadian tantangan tersebut. Rasulullah sangat fokus terhadap apa yang beliau kerjakan dan mencari penyelesaiannya. Dalam penyelesaian permasalahan secara fokus sehingga tidak akan menyisakan beban kepada beliau, sehingga tidak terakumulasi menjadi masalah yang menjadi besar.
Cara kerjanya Rasulullah menyelesaikan tantangan
Cara kerja Rasulullah menyelesaikan tantangan yakni Rasulullah dengan sangat fokus, sehingga ketika beliau keluar dari fase permasalahan tidak meninggalkan jejak masalah yang berarti. Tantangan yang di hadapi beraneka ragam dan memiliki bentuk dan tahapan berproses yang berbeda. Tantangan ini bertahap dan Rasulullah menghadapinya satu persatu. Disinilah kita melihat pribadi Rasulullah yang sebenarnya ketika beliau menghadapi setiap tahapan prosesnya. Ketika terjadi permasalahan beliau menyelesaikannnya dengan baik sebelum beranjak ke masalah berikutnya untuk diselesaikan.
Tantangan Dakwah di Mekah (Internal & Eksternal)
Secara umum tantangan itu terbagi dua yakni tantangan internal dan eksternal, hal ini menjadi fokus kita. Sebenarnya istilah tantangan internal dan eksternal ini tidak ada dalam literatur sirah, hanya saja seperti halnya :
Tantangan Internal
Dakwah terbatas yang dibatasi Rasulullah untuk orang-orang tertentu. Dakwah terbatas inilah yang melahirkan output berupa generasi awal (As Shabiqun Al awwalu). Rasulullah memiliki modal awal untuk memulai pertarungan dakwah. Dakwah terbatas belum ada persinggungan yang berarti. Tetapi setelah 3 tahun memiliki generasi as shabiqun al awwalu, maka dengan demikian Rasulullah telah memiliki waktu dan SDM yang sudah dianggap cukup untuk menerima tantangan yang lebih real dan nyata di lapangan (untuk berhadapan dengan orang orang yang belum menerima dakwah beliau)
Otomatis setelahnya Rasulullah memasuki fase terbuka, sehingga disitulah Rasulullah mulai menemukan tantangan yang sangat nyata. Ketika dakwah terbuka maka tantangan yang dihadapinya semakin nyata. Rasulullah fokus untuk dapat membaca tantangan tersebut dan mencoba menyelesaikannya.
Tantangan Dakwah Terbuka
Menggambarkan tantangan dakwah terbuka
Maka saat ini kita akan menggambarkan tantangan real tersebut, dari awal sampai akhir (sampe masa pemboikotan). Mengungkap tantangan dakwah Rasulullah di Mekah setelah itu baru membahas bagaimana Rasulullah menyelesaikan tantangan itu (bentuk tantangannya seperti apa dan prograsenya seperti apa). Pada sebuah tantangan akan selalu ada keragaman bentuk dan ada proses tahapan dari tantangan ini, tidak semua muncul di waktu yang sama dan dalam kasus yang sama, yang memiliki tingkat permasalahan dan kesulitan yang tidak sama.
Ini terkait erat terhadap sikap Rasulullah untuk menyelesaikannya satu persatu (bertahab) sesuai dengan urutan kejadian tantangan tersebut. Rasulullah sangat fokus terhadap apa yang beliau kerjakan dan mencari penyelesaiannya. Dalam penyelesaian permasalahan secara fokus sehingga tidak akan menyisakan beban kepada beliau, sehingga tidak terakumulasi menjadi masalah yang menjadi besar.
Cara kerjanya Rasulullah menyelesaikan tantangan
Cara kerja Rasulullah menyelesaikan tantangan yakni Rasulullah dengan sangat fokus, sehingga ketika beliau keluar dari fase permasalahan tidak meninggalkan jejak masalah yang berarti. Tantangan yang di hadapi beraneka ragam dan memiliki bentuk dan tahapan berproses yang berbeda. Tantangan ini bertahap dan Rasulullah menghadapinya satu persatu. Disinilah kita melihat pribadi Rasulullah yang sebenarnya ketika beliau menghadapi setiap tahapan prosesnya. Ketika terjadi permasalahan beliau menyelesaikannnya dengan baik sebelum beranjak ke masalah berikutnya untuk diselesaikan.
Tantangan Dakwah di Mekah (Internal & Eksternal)
Secara umum tantangan itu terbagi dua yakni tantangan internal dan eksternal, hal ini menjadi fokus kita. Sebenarnya istilah tantangan internal dan eksternal ini tidak ada dalam literatur sirah, hanya saja seperti halnya :
- Tantangan Internal merupakan masalah internal masalah Rasulullah sendiri dengan internalnya.
- Tantangan Eksternal merupakan masalah eksternal/datang dari luar.
Tantangan internal dan eksternal adalah murni hasil analisa yang membedakan beragam permasalahan yang dihadapi Rasulullah. Rasulullah sangat pandai membaca tantangan internal dan eksternal.
Pada kondisi saat ini kita cenderung mengatakan masalah yang timbul dikarenakan masalah eksternal. Seakan akan tidak ada masalah yang berasal dari internal. Kita tidak mengevaluasi internal, sehingga itu membuat bobot masalah menjadi berat. Jika kita memiliki internal yang solid, maka permasalahan dari luar dianggap menjadi lebih ringan (dalam menyelesaikan masalah jangan dibalik menyelesaikan masalah eksternal tetapi internalnya ancur ancuran). Meskipun memang mengevaluasi diri sendiri lebih berat dan menyakitkan, tapi apa boleh buat jika kita ingin menyelesaikan masalah yang ada.
Rasulullah pada saat dakwah terbuka, dapat kita lihat ketika Rasulullah melakukan berdakwah secara terbuka untuk mengajak semua orang mengenal islam, beliau membaca kekuatan internal dulu. Setelah Rasulullah membaca kekuatan internal barulah beliau menghadapi masalah eksternal. Dengan demikian Rasulullah dapat mengatasi masalah internal maka akan lebih mudah setelahnya menyelesaikan masalah eksternal.
Jangan terbalik menyelesaikannya selesaikan tantangan dari dalam baru beralih menyelesaikan tantangan eksternal.
Rasulullah pada saat dakwah terbuka, dapat kita lihat ketika Rasulullah melakukan berdakwah secara terbuka untuk mengajak semua orang mengenal islam, beliau membaca kekuatan internal dulu. Setelah Rasulullah membaca kekuatan internal barulah beliau menghadapi masalah eksternal. Dengan demikian Rasulullah dapat mengatasi masalah internal maka akan lebih mudah setelahnya menyelesaikan masalah eksternal.
Jangan terbalik menyelesaikannya selesaikan tantangan dari dalam baru beralih menyelesaikan tantangan eksternal.
Quraish menghalangi dakwah Rasulullah, mereka memiliki beragam cara untuk menghalangi dakwah Rasulullah. Rasulullah dihina dan diintimidasi oleh orang quraish. Mereka menyatakan permusuhan sampai melakukan tindakan yang menyakitkan Rasulullah. Orang quraish melakukan pendekatan-pendekatan untuk menghalangi dakwah Rasulullah.
Sikap mereka bertentangan dengan sikap Rasulullah yang benar benar mengajarkan tauhid. Hanya segelintir orang yang melakukan penyiksaan saat itu kepada Rasulullah ( Abu jahal, abu lahab, Muayah, dll) hanya sekisaran 30 orang. Ketika pribadi Rasulullah (kuat, karismatik dan berwibawa), tetapi Rasulullah menganggap dukungan keluarga menjadi sangat penting.
Sikap mereka bertentangan dengan sikap Rasulullah yang benar benar mengajarkan tauhid. Hanya segelintir orang yang melakukan penyiksaan saat itu kepada Rasulullah ( Abu jahal, abu lahab, Muayah, dll) hanya sekisaran 30 orang. Ketika pribadi Rasulullah (kuat, karismatik dan berwibawa), tetapi Rasulullah menganggap dukungan keluarga menjadi sangat penting.
Tantangan Internal
1. Dukungan Keluarga - Bani Hasyim (secara umum) dan Bani Abdul Mutholib (secara khusus)
Tantangan internal pertama adalah dalam lingkungan keluarga, apakah saat berdakwah Rasulullah mendapatkan dukungan keluarga atau tidak.
Secara pribadi Rasulullah adalah pribadi yang kuat, secara fisik juga kuat, beliau punya wibawa dan karisma. Seberapa besar orang yang memusuhi Rasulullah di mekah, tetapi yang benar-benar memusuhi Rasulullah hanya segelintir orang. Kasus ketika Rasulullah di intimidasi, dihina, menyiksa dan memukuli tidak dilakukan banyak orang. Maka orang-orang yang benar benar melakukan perlawanan terhadap dakwah Rasulullah, sampai benar benar menyiksa hanya sekitar 30 orang (salah satunya Abu Lahab, Abu Jahal, Abu syufyan bin Al Harist). Dukungan keluarga menjadi penting saat Rasulullah berdakwah.
Saat itu, siapa yang tidak ingin menegakan syariat islam.
Dalam sikapnya Rasulullah sangat idealisme, dimana saat itu orang asobiyah (sekelompok orang yang bersuku-suku) di mekah masih belum beriman tetapi Rasulullah tidak mempermasalahkan justru memanfaatkan kondisi kesukuan itu untuk menyebarkan dakwahnya.
Bagaimana Rasulullah mendapat dukungan dari keluarga,
- Dukungan dari bani Hasyim, sementara kita tahu bahwa tidak semua bani hasyim itu muslim (yang masuk islam di awal awal dalam 3 tahun pertama berdakwah : Ali bin Abi Thalib, ja'far, Ubaidah ibnu Haris). Ketika dakwah Rasulullah baru 3 tahun yang masuk islam dari Bani Hasyim baru segelintir. Maka ketika Rasulullah berkeinginan dakwah secara terbuka, Rasulullah perlu mendapatkan dukungan dari keluarga, karena yang dihadapi nanti adalah orang quraish dengan sistem kesukuannya. Dimana perang keluarga sangat menentukan. Maka Rasulullah membutuhkan kepasatian Bani Hasyim mendukung Rasulullah. Sehingga diharapkan musuh islam tidak hanya berhadapan dengan pribadi Rasulullah saja tepi juga berhadapan dengan Bani Hasyim.
- Rasullullah memanfaatkan sistem kesukuan (asobiyah dalam jahiliyah) tetapi tentu saja Rasulullah tidak dapat merubah kesukuan yang telah mendarah daging dalam jahiliyah. Maka yang beliau hanya bisa lakukan hanyalah bagaimana memanfaatkan sistem yang sudah berjalan untuk kemudian tidak mengganggu dakwah tapi menguatkan dakwah. Ketika kita bicara idealisme maka idelisme ini harus ditunjang oleh perangkat yang mendukung.
- Rasulullah ketika berdakwah di mekah jelas (prinsip kesukuan/ asobiyah dalam jahiliyah) bertentangan dengan islam, tapi Rasulullah tidak mungkin mengubah asobiyah jahiliyah. Maka Rasulullah tidak mengembor gemborkan masalah ini. Tetapi Rasulullah menunggangi asobiyah jahiliyah untuk kepentingan dakwah.
- Rasulullah mendapat dukungan dari bani hasyim, meskipun saat itu kehidupan bani hasyim bertentangan dengan syariat islam (bani hasyim menganut kepecayaan jahiliyah), meskipun demikian tidak penting karena orang jahiliyah kehormatan keluarga jauh lebih penting, dan Rasulullah masih garis keturunan bani hasyim.
Pada saat ini untuk memahami ajaran islam melalui pendekatan fiqih, seakan akan semua masalah yang berkaitan dengan " dien (agama)" pendekatannya hanya melalui fiqih. Tetapi sebenarnya dalam memahami agama islam tidak selamanya menggunakan pendekatan fiqih. Fiqih itu intinya asal syah (syah atau tidak syah). Ketika fiqih diterapkan maka dalam tahap implementasinya belum tentu seperti pendekatan fiqih minimalnya. Jika masalah hidup hanya menggunakan pendekatan fiqih maka akan kacau. Karena ada pendekatan aqidah, pendekatan dakwah yang juga harus diperhatikan.
Sampaikanlah sesuatu itu dari orang terdekatmu, sebagaimana Rasulullah melakukannya. Dimana yang terdekat dengan orang quraish adalah Bani Hasyim.
Mengapa Rasulullah perlu mendapatkan dukungan ?
Karena saat itu Rasulullah akan berhadapan dengan kaum quraish (jahiliyah), dimana yang dihadapinya bukan lagi secara personal orang per orang tapi langsung juga akan berhadap hadapan dengan keluarganya, yang nantinya membuat musuh musuh Rasulullah yang ingin menghancurkan dakwah beliau akan berfikir bahwa dibelakang Rasulullah ada dukungan bani Hasyim.
Pendekatan dakwah berbeda dengan pendekatan aqidah dan fiqih, kalau seperti ini tidak perlu mempermasalahkan mana hadistnya. Ini adalah analisis dari tindakan Rasulullah, yang dimana tindakan Rasulullah ini adalah refleksi dari ajaran islam, dimana beliau menyampaikan ajaran islam lebih dulu kepada keluarganya.
Allah berpesan, ya Rasulullah sampaikan semua beritaku terlebih dahulu kepada keluarga terdekatmu ", Rasulullah merubah gaya pendekatannya yang semula hanya kepada orang orang yang ingin mengenal islam tetapi dimulai dari yang terdekat. Secara umum quraish adalah keluarga besar Rasulullah, dan diantara kelompok yang ada, maka yang terdekat dengan Rasulullah adalah keluarganya (bani hasyim). Maka Rasulullah berupaya mengumpulkan keluarganya terkait dengan perlindungannya nanti, maka Rasulullah menunjuk pamannya yang memilki peran karena paling senior. Senioritas menjadi penting didalam kesukuan arab saat itu.
Saat itu beliau mengumpulkan keluarganya dengan alasan menyampaikan hal yang serius yakni dengan apa yang keputusan yang diambil oleh beliau dalam dakwahnya maka secara tidak langsung keluarganya siap menerima segala resikonya.
Peran Keluarga Rasulullah (bani hasim secara umum dan bani abdul mutholib secara khusus).
Rasulullah saat itu sifatnya mengundang makan. Undangan dalam islam itu sebenarnya intinya makan. Hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, adalah ketika muslim lain mengundangmu maka kau harus memenuhi undangannya (undangan yang dimaksud bukan kondangan jaman sekarang), memenuhi undangan untuk bersyukur atas yang Allah berikan. Mengundang untuk makan maka harus datang memenuhi udangan saudara muslimnya.
Langkah selanjutnya setelah mendapat restu keluarga yakni :
Sampaikanlah sesuatu itu dari orang terdekatmu, sebagaimana Rasulullah melakukannya. Dimana yang terdekat dengan orang quraish adalah Bani Hasyim.
Mengapa Rasulullah perlu mendapatkan dukungan ?
Karena saat itu Rasulullah akan berhadapan dengan kaum quraish (jahiliyah), dimana yang dihadapinya bukan lagi secara personal orang per orang tapi langsung juga akan berhadap hadapan dengan keluarganya, yang nantinya membuat musuh musuh Rasulullah yang ingin menghancurkan dakwah beliau akan berfikir bahwa dibelakang Rasulullah ada dukungan bani Hasyim.
Pendekatan dakwah berbeda dengan pendekatan aqidah dan fiqih, kalau seperti ini tidak perlu mempermasalahkan mana hadistnya. Ini adalah analisis dari tindakan Rasulullah, yang dimana tindakan Rasulullah ini adalah refleksi dari ajaran islam, dimana beliau menyampaikan ajaran islam lebih dulu kepada keluarganya.
Allah berpesan, ya Rasulullah sampaikan semua beritaku terlebih dahulu kepada keluarga terdekatmu ", Rasulullah merubah gaya pendekatannya yang semula hanya kepada orang orang yang ingin mengenal islam tetapi dimulai dari yang terdekat. Secara umum quraish adalah keluarga besar Rasulullah, dan diantara kelompok yang ada, maka yang terdekat dengan Rasulullah adalah keluarganya (bani hasyim). Maka Rasulullah berupaya mengumpulkan keluarganya terkait dengan perlindungannya nanti, maka Rasulullah menunjuk pamannya yang memilki peran karena paling senior. Senioritas menjadi penting didalam kesukuan arab saat itu.
Saat itu beliau mengumpulkan keluarganya dengan alasan menyampaikan hal yang serius yakni dengan apa yang keputusan yang diambil oleh beliau dalam dakwahnya maka secara tidak langsung keluarganya siap menerima segala resikonya.
Peran Keluarga Rasulullah (bani hasim secara umum dan bani abdul mutholib secara khusus).
Rasulullah saat itu, menyampaikan apa yang diinginkan dengan cara mengundang makan. Tindakan Rasulullah ini dapat dibaca abu lahab pamannya sebelum Rasulullah menyampaikan maksud dan tujuannya. Abu lahab berkata "janganlah berfikir untuk merubah apapun dan silahkan melakukan apa yang selama ini kamu lakukan, jika kau lakukan itu sama saja kau akan menyeret semua anggota keluargamu kedalam sesuatu yang sangat pelik dan akan menjadi seorang yang sangat buruk karena menarik keluarga besar untuk berpolemik berhadap hadapan dengan semua ". Rasulullah diam dan acara makannya pun bubar.
Ini sangat menarik, karena apa yang dilakukan Rasulullah sudah terbaca.
Maka tidak mudah melakukannya, Rasulullah sekali lagi mengundang keluarganya untuk mengundang makan. Dengan harapan di acara kedua ini Abu Lahab tidak mengambil alih acaranya untuk berbicara sebagaimana di acara makan bersama sebelumnya. Abu lahab pun tahu diri, ia tidak ingin dibilang yang mendominasi acara yang digelar Rasulullah. Setelah para undangan (keluarga) makan beliau menjelaskan ke halayak bahwa beliau adalah utusan Allah, maka dengan begitu Rasulullah harus menyampaikan dakwah kepada semua orang, dan kalian adalah saudaraku dan paman-pamanku yang nantinya akan melindungi ku, katika aku berdakwah dan mengalami bentrok maka posisi kalian sebagai keluarga berada dimana.
Rasulullah telah menyampaikan maksud beliau, Rasulullah sudah meminta kepada keluarganya untuk bersikap. Disitulah Abu lahab berkomentar lagi dengan begitu pedas, " Ya Muhammad kalau itu yang kau akan lakukan, kau telah menjadi orang yang buruk karena telah menimpakan sesuatu yang buruk kepada keluargamu, apakah engkau tidak berfikir bahwa kami semua akan terancam ketika memerangi quraish sama saja kita memerangi yang lainnya".
Karena saat itu yang sebagai orang yang dituakan adalah Abu Thalib, maka Abu thalib memiliki peranan penting dalam keluarga bani hasyim yang mengatakan akan memberikan garansi perlindungan kepada Rasulullah. (Apapun yang terjadi nanti akan menjadi tanggung jawab bersama, maka lanjutkanlah apa yang ingin kamu lakukan). Rasulullah saat itu telah merasakan telah mendapatkan dukungan keluarga.
Dari sinilah Rasulullah berani bertolak ketahap berikutnya untu melawan orang quraish dan mewujudkan perluasan dakwahnya karena telah mendapatkan dukungan. Mayoritas bani hasyim memberikan pembelaan kepada Rasulullah, sehingga peran abu jahal, abu lahab dan abu syofiyan tidak berpengaruh. Sekuat kuatnya abu lahab tidak akan pernah bisa mengadapi abu tholib. sehingga tidak ada permasalahan yang menyisakan masalah semua telah clear. Dari situlah Rasulullah bergerak ketahab berikutnya yakni dengan mengumpulkan tokoh quraish, untuk melanjutkan mensosialisasikan dakwah.
- Rasulllah mengumpulkan tokoh-tokoh quraish untuk melanjutkan upaya beliau untuk melakukan dakwa secara terbuka. Tidak ada masalah yang tersisa karena Abu Lahab tidak memiliki peran yang lebih kuat dari abu tholib. Sehingga masalah ini clear sampai terjadi pemboikotan.
2. Koordinasi Manajemen
Tantangan berikutnya adalah koordinasi manajemen, pada saat itu jumlah kaum muslimin hanya sekitar 20-30 orang saja, tapi beliau yakin dalam waktu yang akan datang akan terus bertambah. Tapi saat itu beliau pikirkan "bagaimana dengan jumlah para sahabat yang saat itu telah memeluk muslim masih sedikit, tetapi para sahabat tersebut aman."
Kepada para sahabatnya Rasulullah memberikan :
Tantangan berikutnya adalah koordinasi manajemen, pada saat itu jumlah kaum muslimin hanya sekitar 20-30 orang saja, tapi beliau yakin dalam waktu yang akan datang akan terus bertambah. Tapi saat itu beliau pikirkan "bagaimana dengan jumlah para sahabat yang saat itu telah memeluk muslim masih sedikit, tetapi para sahabat tersebut aman."
Kepada para sahabatnya Rasulullah memberikan :
- Rasulullah memberikan jaminan rasa nyaman kepada para sahabat yang pertama memeluk islam, para sahabat diharapkan tidak mendapatkan imbas dari orang quraish akibat dakwah terbuka Rasulullah.
- Rasulullah memberikan jaminan harus tetap bisa berhubungan dengan para sahabat untuk menyampaikan wahyu yang telah didapatkannya. Padahal dalam penyampaiannya harus tersembunyi supaya tidak ketahuan quraish dan timbul penyiksaan kepada para sahabat.
Karena itulah dibutuhkan koordinasi manajemen (darul arqomah)
Manajemen darul arqomah adalah merupakan pendekatan koordinasi manajemen untuk memanage dakwah, agar tetap efektif maka Rasulullah lebih mengoptimalkan pertemuan darul arqomah untuk koordinasi. Pada saat dauroh di darul arqom minimal Rasulullah bisa bertemu dengan sahabatnya, setelah menjelaskan pembelajaran aqidah dan wahyu, baru setelahnya para sahabat malam harinya menyebar menyampaikan apa yang telah didapatkan dari Rasulullah kepada masyarakat sekitar mekah. Kelihatanya seperti kegiatan silahturahim saja, padahal para sahabat menerima pelajaran / wahyu baru dari Rasulullah yang nantinya disampaikan kepada yang lainnya. (sehingga tidak tampak bahwa sedang menyebar luaskan ajaran islam)
Ini memperlihatkan bahwa Rasulullah telah memiliki manajemen yang canggih saat itu, Manejeman dibutuhkan agar permasalahan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien, dan semua dapat berjalan. Pada akhirnya tantangan yang ditemukan akan semakin berat sehingga mereka tidak mampu lagi menangani sehingga mereka diungsikan Rasulullah ke Abasyah.
Adanya darul arqom dan hijarah para sahabat adalah bagian dari koordinasi manajemen Rasulullah.
Manajemen darul arqomah adalah merupakan pendekatan koordinasi manajemen untuk memanage dakwah, agar tetap efektif maka Rasulullah lebih mengoptimalkan pertemuan darul arqomah untuk koordinasi. Pada saat dauroh di darul arqom minimal Rasulullah bisa bertemu dengan sahabatnya, setelah menjelaskan pembelajaran aqidah dan wahyu, baru setelahnya para sahabat malam harinya menyebar menyampaikan apa yang telah didapatkan dari Rasulullah kepada masyarakat sekitar mekah. Kelihatanya seperti kegiatan silahturahim saja, padahal para sahabat menerima pelajaran / wahyu baru dari Rasulullah yang nantinya disampaikan kepada yang lainnya. (sehingga tidak tampak bahwa sedang menyebar luaskan ajaran islam)
Ini memperlihatkan bahwa Rasulullah telah memiliki manajemen yang canggih saat itu, Manejeman dibutuhkan agar permasalahan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien, dan semua dapat berjalan. Pada akhirnya tantangan yang ditemukan akan semakin berat sehingga mereka tidak mampu lagi menangani sehingga mereka diungsikan Rasulullah ke Abasyah.
Adanya darul arqom dan hijarah para sahabat adalah bagian dari koordinasi manajemen Rasulullah.
3. Posisi Kaum Lemah
Tantangan internal dakwah yang disebabkan posisi kaum lemah (budak, maula, mawali dan wanita) yang masuk islam. Seorang maula (budak yang dimerdekakan). Wanita adalah sosok yang lemah.
Tantangan dakwah Rasulullah yang disebabkan oleh kaum yang lemah :
Tantangan dakwah Rasulullah yang disebabkan oleh kaum yang lemah :
- Ketika mereka kaum yang lemah masuk islam maka diperlukan upaya untuk memerdekakan mereka dari tuannya/majikannya, supaya mereka dapat terbebas dari siksaan majikannya. Memerdekakan budak yang masuk islam, karena jika tidak para budak itu masih terikat dengan majikannya yang sewaktu waktu bisa mendapatkan siksaan.
- Memerdekakan kaum yang lemah membutuhkan modal (sehinga timbul masalah ekonomi).
- Setelah Rasulullah memerdekakan kaum lemah akan menimbulkan masalah lagi yakni bagaimana penghidupan mereka setelahnya, kepada siapa mereka akan bergantung karena selama ini mereka bergantung kepada pemiliknya. Ini adalah tantangan. Masalah ekonomi Rasulullah lainnya adalah mencari sumber dana untuk dakwah beliau.
Dari sinilah dapat diambil kesimpulan bahwa dakwah itu memerlukan biaya, Rasulullah selain menyelesaikan dengan hartanya juga melibatkan para sahabat untuk berperan. Begitu juga dengan kekayaan istri Rasulullah.
4. Ekonomi, sumber dana dan pembiayaan dakwah
Rasulullah berfikir mencari sumber dana dakwah, akhirnya beliau memiliki jalan keluar yakni bagaimana membuat para sahabat yang telah masuk islam, berkeinginan menyisihkan harta mereka sebagai sumber dana dakwah Rasulullah. Hal ini tidaklah mudah karena masuk keranah pribadi. Sumber dana dakwah Rasulullah sangatlah luar biasa dari para sahabatnya dan dari istrinya (contoh kekayaan abu bakar, usman bin affan dan khadijah ludes).
Rasulullah berfikir mencari sumber dana dakwah, akhirnya beliau memiliki jalan keluar yakni bagaimana membuat para sahabat yang telah masuk islam, berkeinginan menyisihkan harta mereka sebagai sumber dana dakwah Rasulullah. Hal ini tidaklah mudah karena masuk keranah pribadi. Sumber dana dakwah Rasulullah sangatlah luar biasa dari para sahabatnya dan dari istrinya (contoh kekayaan abu bakar, usman bin affan dan khadijah ludes).
- Kekayaan Abu bakar saat itu seperti yang dikisahkan Aisyah (putrinya/istri Rasulullah), bahwa ayahnya memiliki kekayaan satu juta ukiyah (perak/emas yang seberat 14 gram, jadi kalau kekayaannya 1 juta berarti menjadi 14 juta gram). Itung saja jumlah kekayannya, Tapi ketika hijrah kekayaannya menjadi beberapa yakni sekitar 400 dinar saja (kekayaannya abu bakar ludes) untuk dakwah Rasulullah
- Kekayaan Usman bin Affan, dimasa jahiliyah setiap pekan ia memerdekakan setiap budak.
Kesadaran umat islam untuk membiayai dakwah penyebaran agama islam jangan sampai melemah, karena ketika muslim bersatu akan menyelesaikan masalah umat (kemiskinan). Cara pandang orang kaya muslim haruslah islami, supaya sadar menggunakan harta mereka untuk dakwah. Sumber dana dan pembiayaan dakwah dari para sahabat terkumpul dengan nilai yang sangat fantastis.
Tantangan Eksternal (dari luar)
1. Fanatisme suku (ashabiyah)
Rsulullah dalam pergerakannya sebenarnya sudah menarik bagi induk kesukuan masing masing. Tindakan Rasulullah ini dipandang sebagai ancaman. Karena tindakan Rasulullah dianggap mengerogoti orang orang didalamnya untuk menjadi musyrik sebagaimana mereka nantinya akan tidak menjadi royal kembali kepada keluarga mereka.
Fanatisme menimbulkan rasa loyal terhadap keluarganya. Masalah fanatisme merupakan tantangan besar.
Ketika sumayah gugur, maka Rasulullah melakukan tindakan apa (sebagaimana Rasulullah sebagai Rasul bukan sebagai pemmpin mereka) ? (sumayah istrinya yasir). Sikap Rasulullah "sabarlah keluarga yasir kita akan berjumpa di surga". (tidak ada tindakan kongkrit yang Rasulullah lakukan, padahal abu jahal telah membunuh sumayah saat itu).
tetapi melabrak abu jahal tidak dilakukan karena akan merusak tatanan yang sudah ada. Masalah internal bani masyum yang tidak mungkin dicampuri Rasulullah (bani hasyim). Maka akan mengancam keberadaan bani hasyim dan mengancam dakwah Rasulullah. Maka stigma negatif dakwah akan dibangun.
Dari masalah eksternal ini harus ada kepercayaan dari pimpinan hingga masyarakat.
Yang dilakukan Musuh musuh islam saat ini sama seperti dulu :
- Lumpuhkan integritas, keteladanan dan kepiawaian tokoh tokoh muslim, bangun stigma buruk, bongkar aibnya dan lain sebagainya. Ungkap semua di media sehingga kepercayaan umat luntur dan tokoh muslim yang diusung tidak layak menjadi teladan
- Selain itu saat ini yang diinginkan musuh islam adalah umat yang meruntuhkan integritas kaumnya sendiri sehingga tidak akan ada kepercayaan lagi antara satu dengan lain, maka dengan mudah akan runtuh. Sehebat hebatnya seorang tokoh maka ketika kita cari aibnya maka akan didapatkan aibnya. Kerjaannya nyari aib pasti akan ketemu aibnya. Lalu apa yang dilakukan ketika kita tahu aib dari seorang tokoh ? (haruskah kita ungkap aib mereka). Ketika mengungkap aib dari seorang tokoh ini akan meruntuhkan fundamental kekuatan kita sendiri. Ketika kita tahu aib aib dari setiap tokoh tersebut, Apakah tokoh baru tidak memiliki aib ? Ketika aibnya ada apakah tidak ada kebaikannya, apabila kita fokus kepada aibnya saja maka sebagian besar yang kita dapatkan adalah aibnya. Itu masalah besar saat ini.
Umat muslim digerogoti dari dua sisi oleh musuh islam, yakni dari lawannya dan dari orang jahil yang tidak mengetahui. Umat muslim harus ada dibawah pengaruh pemimpinnya yang berahlaq.
2. Kendati sistem politik, sosial (Darul Nadwah)
Kendati sistem politik dan sosial saat itu berada dibawah pengaruh kaum quraish (musyrik) dan tempatnya adalah Darul Nadwah.
Dimana Darul arqom berlawanan dengan Darul Nadwah.
Kumpul kumpul untuk menyuarakan kebenaran. Umat muslimin butuh dapur untuk menampung permasalahan umat. Darul Arqom itu memliki peran yang jelas dalam dakwah Rasulullah, tidak semua pemasalahan diselaikan oleh satu orang saja, tapi diselesaikan bersama. Maka saat ini umat butuh Darul arqom.
Abdurahman bin Auf tidak menjadi khalifah, merupakan penasehat utamanya abu bakar selain umar bin khatab, setelah umar bin khatab menjadi khalifah yang memberikan kritik internal adalah Abdurahman bin auf. Said bin Zaid tidak berada di medan perang.
3. Kepemimpinan quraish atas bangsa arab
Ini adalah tantangan artinya suku quraish dianggap sebagai leader dari suku suku diarab. Ketika quraish menjadi leader sama halnya menarik semua bangsa arab untuk memusuhi Rasulullah.
4. Golongan al Mala'(Pembesar quraish)
Ini juga menjadi masalah eksternal dakwah Rasulullah, karena pembesar quraish adalah pemegang kebijakan publik di bidang ekonomi dan sosial. Kebijakan publik dan ekonomi berada dibawak kendali golongan al Mala' (pembesar quraish).
Bagaimana Rasulullah menghadapi pembesar quraish. (nanti akan dibahas)
5. Nilai Jahiliyah
Nilai jahiliyah adalah pemberhalaan dan kemusyrikan. Sehingga tantangan dakwah ini harus dihadapi dengan penuh kesabaran. Merubah keyakinan mitos yang tidak berlandaskan kepada wahyu (klik disini pemahaman nilai jahiliyah)
Bersambung Materi Madrasah Sirah - Pertemuan 04/02 (klik disini)
Resume Kajian Madrasah Sirah - Mekah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar