Kajian sebelumnya Shalahudin Al Ayyubi (klik disini)
Pembebasan Baitul Maqdis
Dalam resume Buku
- Shalahuddin Al Ayyubi - Pahlawan Islam Pembebas Baitul Maqdis
Karya : Profesor DR. Ali Muhammad Ash Shalabi
Setelah perang Hittin maka Shalahuddin menaklukan Akka pada hari jumat 2 jumadil akhir 583 (1187M). Akka merupakan jalan penghubung ke Baitul Maqdis.
Baitul Maqdis milik Umat Muslim
Shalahuddin dan tentara muslim lainnya memasuki Baitul Maqdis setelah Balian memberikan perintah kepada penjaga kota untuk melepaskan senjata dan menyerahkan ke tentara islam.
Perbaikan yang dilakukan selepas kaum salibis meninggalkan Baitul Maqdis
2. Menguasai wilayah utara
- Shalahuddin Al Ayyubi - Pahlawan Islam Pembebas Baitul Maqdis
Karya : Profesor DR. Ali Muhammad Ash Shalabi
Perang Hittin (4 juli 1187) antara kerajaan Yarusalem (para tentara salib) dengan kekuatan pasukan muslim dibawah pimpinan Shalahuddin Al Ayyubi. Perang Salib ini terjadi di wilayah Tiberias (yang saat ini menjadi wilayah Israel). Setelah kekalahan tentara salib pada perang Hittin, maka tidak ada lagi kekuatan kaum salib yang dapat dibanggakan di Syam.
Setelah perang Hittin maka Shalahuddin menaklukan Akka pada hari jumat 2 jumadil akhir 583 (1187M). Akka merupakan jalan penghubung ke Baitul Maqdis.
Setelah penaklukan Asqalan dan Gaza, Shalahuddin bertolak ke Al Quds untuk melakukan penaklukkan. Sebagian besar Fuqaha dan ulama yang ikut bersama melakukan penaklukkan Baitul Maqdis itu berasal dari Mesir dan Syam.
Bersatulah mesir dan syam sebagai permulaan untuk membebaskan Al Quds.
Bersatulah mesir dan syam sebagai permulaan untuk membebaskan Al Quds.
" Bagaimana mungkin aku bisa bahagia, menikmati makanan dan nyenyak tidur jika Baitul Maqdis masih berada di tangan pasukan salib ".
Berkat karunia Allah strategi militer yang diterapkan Shalahuddin berhasil menguasai daerah pesisir dan mengisolasi Baitul Maqdis.
Perjalanannya ke Baitul Maqdis :
1. Diawali dengan Ekspansi informasi keseluruh penjuru dunia Islam.
Ekpansi informasi keseluruh penjuru dunia islam dengan tujuan mengajak kaum muslimin bersiaga menyambut jihad akbar. Hal ini membangkitkan tekad kaum muslimin diseluruh penjuru dunia, mereka berduyun duyun datang untuk bergabung dalam barisan jihad suci.
2. Meminta bantuan kekuatan
Dalam uapaya melancarkan penaklukan, Shalahuddin mendatangkan kekuatan mujahiddin mesir untuk menguasai kota/benteng kaum salib. Pasukan Malik Aziz Utsman bergabung. Shalahuddin juga memutuskan jalur kapal laut salibis, sehingga bantuan kekuatan dari mesir sampe ke syam dengan melalui jalur darat dan laut.
Shalahuddin juga mendatangkan peralatan tempur untuk menghujam dinding benteng yang telah dilengkapi tentara,
3. Melalukan Blokade pertempuran
Shalahuddin dan tentaranya maju ke arah tembok yang melindungi Baitul Maqdis (26 September 1187). Pasukannya memakai selimut tebal dengan membawa 12 alat pelontar batu, dibawah perlindungan pelontar batu majulah para penggali untuk membuat lubang di dinding. Para pemanah disiapkan untuk melindungi para pelontar batu dari serangan tentara salib dari atas tembok.
Terjadi kecambuk peperangan yang sangat ganas. Karena kedua pasukan memandang bahwa pertempuran ini adalah tuntunan agama dan kewajiban yang harus ditunaikan.
Sehingga akhirnya tanggal 29 September 1187M tentara Shalahuddin mampu membuka celah besar ditembok yang mengelilingi Baitul Maqdis.
4. Perundingan dan Penyerahan Al Quds ke tangan Shalahuddin
Kaum salib mengirimkan utusannya untuk menemui Shalahuddin untuk meminta jaminan keamanan. Tetapi Shalahuddin tidak memenuhi keinginan kaum salib, ia mengatakan akan tetap melakukan penawanan jika kaum salib tidak mau meninggalkan Baitul Maqdis. Keinginan melakukan serangan mendadak kaum salib kepada kaum muslimin tidak disetujui oleh Patrick Hiraklius, sebab jika ia melakukan itu dan ia kalah maka banyak kaum wanita dan anak anak yang akan tetap menjadi tawanan.
Kemudian di utuslah kembali Balian de Abelian kepada Shalahuddin untuk melakukan perundingan jaminan keamanan atas penduduk salibis sebagai penggantian penyerahan Baitul Maqdis secara damai. Ini disetujui oleh Shalahuddin. Balian akan membayar yang tebusan kaum salibis sehingga dapat dilepaskan sebagai tawanan.
Shalahuddin membagi harta dari tebusan kaum salib (sekitar 1.300.000 dinar) kepada par amir ulama, fuqaha dan mujahiddin yang ikut serta melakukan penaklukkan.
Baitul Maqdis milik Umat Muslim
Dengan ijin Allah kota Baitul Maqdis diserahkan pada Jumat, 12 Oktober 1987 M (12 Rajab 583H oleh Patrick Hiraklius sesuai kesepakatan. Penaklukkan Baitul Maqdis ini bertepatan dengan malam isra mi'raj dan perlu diketahui juga bahwa empat tahun sebelum penaklukkan Baitul Maqdis sekitar 579H (1183M) telah terjadi penaklukkan Alepo.
Shalahuddin dan tentara muslim lainnya memasuki Baitul Maqdis setelah Balian memberikan perintah kepada penjaga kota untuk melepaskan senjata dan menyerahkan ke tentara islam.
Blokade Shalahuddin berlangsung 12 hari, dengan jatuhnya Al Quds ditangannya maka jatuh pula ketangganya sebagian kota dan wilayah yang masih dalam penguasaan kaum salib di wilayah syam.
Penduduk salibis meninggalkan Baitul Maqdis, setelah pemerintahan di Baitul Maqdis stabil dan memerintahkan untuk mengembalikan kondisi semula al quds sebelum dikuasai kaum salibis.
Perbaikan yang dilakukan selepas kaum salibis meninggalkan Baitul Maqdis
Hanya saja Shalahuddin melakukan pembongkaran banguan dan tembok yang dibuat kaum salib, yang menutupi mihrab dan kubah batu (Qubbatus Shakhrah) dalam tugas ini Shalahuddin memerintahkan Dhiyauddin Al Hikari.
Shalahudin memugar semua bangunan bidah yang dulu dibangun kaum salibis. Mulailah dirinya membenahi Al Aqsha menguatkan dan meratakan lantainya, mendatangkan bahan banguan dari konstatinopel, banguan renovasi dilakukan secara cepat, penghapusan arca arca di dinding. Raja Al Afdhal (anak shalahuddin) juga membantu merenovasi dan membersihkan.
Shalahuddin juga mendatangkan mimbar yang menyerupai masjid di Alepo yang dibuat Nuruddin Mahmud Zanki untuk Baitul Maqdis. Selain itu Shalahuddin juga mendatangkan mushaf terbaik dalam jumlah banyak. Merubah beberapa gereja untuk menjadi madrasah,
Sikap Toleransi Shalahuddin terhadap Tawanannya
Kaum salibis yang tidak dapat membayar tebusan selama 40 hari dari batas yang ditentukan tetap menjadi tawanannya. Mereka umumnya adalah tentara amatir yang berkelanan ke negeri timur untuk melepaskan diri dari perbudakan kaum feodal di eropa dimasa itu. Karena kaum salibis yang kaya sangat sedikit membantu kaum salibis yang miskin untuk memberikan tebusan. Inilah yang menjadi kesenjangan dan sikap memalukan dijamannya.
Ada 1000 orang kaum salibis miskin yang menjadi tawanannya, dan dibebaskan oleh Shalahuddin tanpa harus membayar uang tebusan. Termasuk kemurahan hatinya untuk ratu romawi, istri raja tertawan, dan princes humphrey,
Gereja masih dibiarkan berdiri tidak dihancurkan untuk tempat beribadat sebagian umat kristiani yang meminta ijin tinggal di Al Quds setelah membayar uang tebusan dan berjanji untuk tidak mengganggu dan akan ikut membangun kota Al quds. Shalahuddin memberikan ijin dengan mengajukan beberpa syarat yang harus mereka patuhi.
Situs situs sejarah umat kristiani di Al Quds yang masih tersisa sekarang adalah peninggalan dari toleransi Shalahuddin dimasanya.
Sikap toleransi Shalahuddin ini mencotoh sikap Rasulullah yang saat itu membebaskan warga Mekkah dalam peristiwa Fathu Makkah, saat itu Rasulullah mengajarkan sikap toleransi, pengasih dan pemaaf.
Dari Shalahuddin Al Ayyubi inilah kita mengenal makna Toleransi sebenarnya dalam islam, Rasa toleransi ia wujudkan setelah memerangi peperangan berjihad. Bukan ketika akan berjihad memperbanyak toleransi sehingga tidak pernah terjadi kemenangan.
Jangan sampai kita keliru memahami makna toleransi sebagaimana yang disebarkan oleh paham pluralisme dan didengungkan kaum liberalisme dan sekulerisme. Karena toleransi mereka membawa ke arah ke kufuran. Mereka mengajak umat islam untuk toleransi terhadap agama lain dengan mengajak kaum muslimin untuk akidah mereka (Islam bukan satu satunya versi kebenaran, kebenaran ajaran agama islam sama dengan yang lain)
Maka lihatlah Shalahuddin Al Ayyubi beliau meyakini Tauhid, membenci kemusrikan, beriman kepada Allah dan Rasulullah, menyakini syariat islam, menghajar akidah sesat, membenci kekufuran, meninggikan kalimat Allah, sehingga lahirlah manisnya iman, ketenangan jiwa, lapang dada, kemurahan dan kebahagiaan. Ketenangan jiwa dan bersihnya hati melahirkan sikap toleransi yang tiada duanya.
Sholat Jumat pertama di Baitul Maqdis
Shalat Jumat pertama di Baitul Maqdis 8 hari setelah penaklukan, 4 sya'ban 583H, dengan katib sholat Qadhi Muhyiddin bin Az Zaki.
Beliau membuka kutbahnya dengan surah
" Maka orang orang yang dzalim itu akan dimusnahkan sampai akar akarnya, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam " (Al An-am 45)
Wasiat dalam kubah Jumatnya :
Penyempurnaan penaklukan setelah menguasai Baitul Maqdis
1. Menguasai Benteng Kurk dan Syaubak
Terdapat Benteng Kurk dan Syaubak ( di wilayah belakang sungai yordania ) yang bersebelahan dengan Baitul Maqdis. Benteng itu adalah milik seorang wanita yang anaknya menjadi tawanan Shalahuddin (humphrey). Wanita itu mengajak untuk melakukan barter dengan membebaskan anaknya maka Shalahuddin akan diberikan benteng itu. Tapi sekali lagi Shalahuddin menolak dia membebaskan anak dari wanita itu.
Tak lama dari peristiwa itu Shalahuddin melakukan pengepungan ke kedua benteng itu dan akhirnya setelah setahun berlangsung benteng itu akhirnya dapat dimiliki Shalahuddin di Rabiul Awal 584 H (mei 1188M)
Dari Shalahuddin Al Ayyubi inilah kita mengenal makna Toleransi sebenarnya dalam islam, Rasa toleransi ia wujudkan setelah memerangi peperangan berjihad. Bukan ketika akan berjihad memperbanyak toleransi sehingga tidak pernah terjadi kemenangan.
Jangan sampai kita keliru memahami makna toleransi sebagaimana yang disebarkan oleh paham pluralisme dan didengungkan kaum liberalisme dan sekulerisme. Karena toleransi mereka membawa ke arah ke kufuran. Mereka mengajak umat islam untuk toleransi terhadap agama lain dengan mengajak kaum muslimin untuk akidah mereka (Islam bukan satu satunya versi kebenaran, kebenaran ajaran agama islam sama dengan yang lain)
Maka lihatlah Shalahuddin Al Ayyubi beliau meyakini Tauhid, membenci kemusrikan, beriman kepada Allah dan Rasulullah, menyakini syariat islam, menghajar akidah sesat, membenci kekufuran, meninggikan kalimat Allah, sehingga lahirlah manisnya iman, ketenangan jiwa, lapang dada, kemurahan dan kebahagiaan. Ketenangan jiwa dan bersihnya hati melahirkan sikap toleransi yang tiada duanya.
Sholat Jumat pertama di Baitul Maqdis
Shalat Jumat pertama di Baitul Maqdis 8 hari setelah penaklukan, 4 sya'ban 583H, dengan katib sholat Qadhi Muhyiddin bin Az Zaki.
Beliau membuka kutbahnya dengan surah
" Maka orang orang yang dzalim itu akan dimusnahkan sampai akar akarnya, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam " (Al An-am 45)
Wasiat dalam kubah Jumatnya :
- Kemenangan Baitul Maqdis terjadi karena Allah maka hendaklah kita bersyukur
- Kemangan ini adalah anugrah dari Allah maka bertaqwalah kalian dijalan Allah, hindari mengikuti hawa nafsu, berjihadlah dijalan Allah dengan sebenar benarnya berjihad.
- Setelah Allah memuliakan kalian dengan penaklukan mulia ini, maka hindarilah melakukan dosa besar, hindarilah melakukan maksiat.
- Seruan untuk membebaskan tanah suci yang tersisa dengan mengambil pelajaran dari surah Al Anfal 65 " Jika ada 20 orang sabar diantaramu maka mereka niscaya akan mengalahkan dua ratus orang musuh " dna surah al imran 160 " Jika Allah menolongmu maka tidak ada orang yang dapat mengalahkanmu, jika Allah membiarkanmu maka siapakah gerangan yang dapat menolongmu selain Allah "
Penyempurnaan penaklukan setelah menguasai Baitul Maqdis
1. Menguasai Benteng Kurk dan Syaubak
Terdapat Benteng Kurk dan Syaubak ( di wilayah belakang sungai yordania ) yang bersebelahan dengan Baitul Maqdis. Benteng itu adalah milik seorang wanita yang anaknya menjadi tawanan Shalahuddin (humphrey). Wanita itu mengajak untuk melakukan barter dengan membebaskan anaknya maka Shalahuddin akan diberikan benteng itu. Tapi sekali lagi Shalahuddin menolak dia membebaskan anak dari wanita itu.
Tak lama dari peristiwa itu Shalahuddin melakukan pengepungan ke kedua benteng itu dan akhirnya setelah setahun berlangsung benteng itu akhirnya dapat dimiliki Shalahuddin di Rabiul Awal 584 H (mei 1188M)
2. Menguasai wilayah utara
- Berhasil menghancurkan Baqiah setelah mendapat bantuan mujahiddin sinjar
- Menyerang benteng orang kurdi yang berada dibawah kekuasaan kaum Dawiyah (rabiul akhir)
- Menyerang Antartus (jumadil awal)
- Mengepung benteng Maqab
- Menaklukan Buyas
- Merebut benteng Laziqah (benteng terbesar Antokhia)
- Merebut benteng Beksrael
- Merebut benteng milik zionis di Isbararia
- Merebut benteng Sarmin dan Burziah (dekat dengan sungai Al Ashi)
- Berhasil menundukkan Darbisak yang terletak dibukit Alomanus dan benteng pegras
Hasil penaklukan ini membuat Antokhia dan Tripoli kehilangan sebagian besar wilayahnya. Selain itu genjatan senjata selama 8 bulan atas permintaan Bohemond III memberikan peluang Shalahuddin menyisir bagian selatan. Menyerang benteng Dawiyah (di Shafad) dan benteng Isbataria (di Kaukib).
Penaklukan kedua benteng
- Benteng Dawiyah - bulan syawal 584 ( November 1188)
- Benteng Isbataria - bulan zulqaidah 584H ( Desember 1189)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar