Pengikut

Senin, 26 Maret 2018

Kajian Tokoh - Ahmad Bin Muhammad Al Razi

kajian Tokoh sebelumnya (klik disini)

Ustad Asep Asobari
30/10/2017

Kali ini akan mengankat tokoh islam bukan dari sisi popularitasnya, kalau secara popularitas beliau (Ahmad bin Muhammada Al Razi) sosoknya kurang populer tidak sepopuler Jarir At Thabari. Maksudnya kurang populer bagi kita karena kitanya yang tidak mengenal sosok beliau. Tidak banyak juga yang membahas beliau di sosial media atau pada buku literature di Indonesia, lainnya karena banyak yang belum mengenal.

Untuk mengenal tokoh islam dengan cara mengetahui 
  • Ketokohannya (sangat menonjol dimasanya)
  • Kepoloporannya (berpengaruh pada masa kepemimpinnya) 
  • Kontribusinya
Sudah ada 14 tokoh yang sudah dibahas. 

Kajian tokoh ini adalah selain mengangkat keilmuan agamanya, kepakarannya dibidang internal dan eksternal. Dari kajian yang telah dibahas belum pernah dibahas tokoh diluar bidang keagamaan. Padahal itu bukanlah merupakan hal yang tidak penting tetapi sangat penting sekali. Kalau kita membicarakan masalah peradaban. Berarti kita seharusnya membicarakan semua laspek kehidupan, karena satu dengan yang lainnya akan saling menunjang dalam kemajuan peradaban. 


Asal Muasal Geografi Andalus 

Ketika mengangkat geografi Andalus berarti sebenarnya kita sedang membicarakan Karya Ahmad bin Muhammad Al Razi, bisa dikatakan menjadi rujukan ulama Eropa Modern (dari masa abad pertengahan) sampai Ahmad bin Muhammad al Razi memetakan geografi eropa khususnya semenanjung Iberia. Dalam aministrasi pemerintahan dan aministrasi wilayah ke uskuban. Pernah terjadi perdebatan di abad ke13 tentang wilayah valensia, secara administrasi adalah wilayah keuskupan gereja dan apakah secara administrasi pemerintahan masuk ke wilayah toledo atau kewilayah lain (perdebatan sengit antara uskup uskup yang ada diwilayah spanyol pada waktu itu). Mereka tidak bisa menyelesaikannya, mereka membutuhkan sandaran ilmiah untuk membagi tetapi mereka tidak mengetahui caranya dan mereka tidak memiliki satupun dokumentasi tentang pembagian wilayah sebelum datangnya islam, sampai dalam sebuah persidangan, sehingga dipakailah 4 buku geografi untuk menyelesaikan permasalahan yang ditulis dalam bahasa arab, 2 buku diantaranya tercatat karya Ahmad bin Muhammad Al Razi dan karya Ubaidah bakri. Berdasarkan empat buku ini yang dikarenakan dapat memberikan informasi secara detail. Meskipun buku Ubaidah bakri sebagian mengutip dari buku sebelumnya yakni Muhammad Al Razi. 



Jadi dari sini saja sudah terlihat peran Ahmad bin Muhammad Al Razi, 
  1. Beliau  memahami suatu wilayah bukan hanya dari administrasinya, tetapi memetakan suatu daerah itu penghasilannya apa, tergantung kepada apa dan apakah memiliki sumber daya manusia yang mendukung, pengaruh musim bagi daerah tersebut apa, tanaman apa yang cocok untuk tumbuh di wilayah tersebut. Al Razi yang paling bisa mencatatnya. 
  2. Beliau sangat memahami sumber-sumber kekuatan dari setiap daerah (sumber daya alamnya, manusianya, iklim, benteng bentengnya). Al Razi adalah orang pertama yang memetakan itu dan mencatat itu dalam karya geografinya dengan sangat detail dan sangat baik, sangat menguasai dua wilayah saat itu (spanyol dan portugal). Apabila saat ini orang membaca hasil karyanya tentang spanyol dan portugal kesalahannya sangat kecil sekali. 
  3. Dalam karyanya tercatat ketika ia berjalan dari satu kota ke kota lain ia paparkan membutuhkan waktu berapa lama untuk berjalan berapa km, apa saja kendala yang ditemuinya, itu semua ada pemetaannya. Sehingga jika pemerintah/penguasa dapat membaca karya Ahmad bin Muhammada Al Razi, mengetahui banyak hal seperti mengenai berapa dibutuhkan berapa lama mengusai daerah itu, berapa pasukan yang dibutuhkan untuk menguasainya, mana yang nantinya akan menjadi pertahanan mereka, daerah mana yang akan menjadi sumber pangan mereka. 

Saat ini peta yang memetakan wilayah (minimal mendekati) yang digambarkan Ahmad bin Muhammad Al Razi tidak ditemukan. Tetapi justru yang ada peta yang memetakan wilayah dari para sejarawan setelah dirinya, seperti sejarawan (organes), meringkas keterangan Ahmad bin Muhammad al Razi. 

Keahlian dalam pemetaan geografi yang memariskan adalah dari Ahmad bin Amr dapat dari ayah dan guru besarnya Ahmad bin khalid dan Qasim bin Azbag.  Gurunya sebagai jembatan yang paling penting Ahmad bin Muhammad al Razi.  Qasim bin Azbag adalah ulama besar dan ahli sejarah dan juga ahli geografi (mualai dikenal dari abad ke-9M hingga abad ke-10M). Sehingga Ahmad bin Muhammad Al Razi itu dapat warisan ilmu dari ayahnya dan guru besarnya.  Abad ke-10 M Ahmad bin Muhammad Al Razi mulai dikenal. 

Ketika orang berbicara semenanjung Iberia (portugal dan spanyol), maka karya geografi yang sangat penting adalah karya Orosius. Orosius menulis geografi Eropa pada awal ke-5 M (masih dalam kekuasaan romawi). Buku ini bertahan sampai 500 tahun, tidak ada karya geografi lainnya yang dapat menjelaskan secara detail milik Orosius. Tapi ketika abad ke-10  Ahmad bin Muhammad Al Razi menulis karya, tulisan Ahmad bin Muhammad al Razi bisa melampaui karya geografi Orosius. Banyak hal yang dikembangkan dan dikritisi didalam karya Ahmad bin Muhammad Al Razi. 

Qasim bin Azbag ketika memasuki abad ke-10 M. Ia ditugaskan oleh Al Hakam al Munthasir (al Hakam II), waktu itu al Hakam II posisinya masih putra mahkota. Puncak era ke emasan Andalus, karena dimasa Abdurahman al nasir (Abdurahman III) dengan putranya Al Hakam Al Munthasir, Andalus mengalami puncak dari segala Maha Karya dan menyaingi Baghdad, sekitar 100 tahun dari  tahun 300an - 350an. Al Hakam Al Munthasir kutu bukunya melebihi para penguasa dan kualitas bukunya membuat tidak rendah. Aktivitas beliau dengan dunia keilmuan jauh lebih melekat. Sejak sebelum menjadi khalifah agak telat karena ayahnya masih menjabat dalam usia 73 tahun usia ayahnya dan 23 tahun menjabat. Pada usia ke-50 tahun ia menjadi khalifah. Abdurahman Al Nasir pada usia 23 tahun menjadi pemimpin dan pada usia ke-50 tahun menjadi khalifah. Anaknya tahun 350 SM menjadi khalifah. tetapi jauh sebelum lengsernya Abdurahman Al Nasir, banyak proyek proyek penting yang telah diserahkan ke anaknya (Al Hakam Al Munthasir)

Stabilitas, keamanan, hubungan pemerintah dan ulama, politik semua bagus. Perpustakan pribadi Al Hakam Al Munthasir bisa menyimpan koleksi sebanyak 477 judul buku. Saat itu orang yang memiliki perpustakan pribadi belum bangga jika perpustakaan pribadinya belum memiliki apa yang dimiliki perpustakaan lain. 

Kalau berbicara tentang geografi, Al Hakam Al Munthasir itu mencari karya barat/eropa, karena cuman ada dua karya yang terpenting. Karya lama latin (Corerius) dan Orosius. Crosius lebih banyak membicarakan sisi geografi dari horokatnya (lebih banyak ilmiahnya saling campur aduk), tetapi  orosius adalah yang paling ilmiah. Maka dimulailah proyek penerjemahan Orosius yang berbahasa arab. Dua orang yang bekerja disitu yang ditunjuk sekelas Qasim bin Azbag. Dalam hal ini yang mampu menjermemahkan adalah seseorang yang memiliki keahlian diberbagai bidang keilmuan, seperi keilmuan agama, keilmuan tata bahasa, dan keilmuan geografi. Jika tidak memiliki skill tersebut maka akan berantakan. Saat itu juga dibantu oleh uskup. Qasim bin azbag selain menerjemahkan juga mengkritisi. 

Orosius dalam membahas masalah geografi untuk kepentingan kekuasaan romawi yang datang ke semenajung Iberia sebagai penakluk. Sehingga informasi yang didapat, bagaimana pemetaan dikategorikan berdasarkan kekuasaan romawi pada saat itu. Pembagian wilayah semata pembagian administrasi kekuasaan romawi sebagai penjajah. Sementara Qosim bin Azbag saat itu sedang ingin memahamkan orosius itu kepada al hakam al munthasir dan kepada kaum muslimin sebagai petunjuk negeri ituWaktu itu Andalus merupakan negeri islam yang berkembang, terjadi peristiwa muzarabes istilah spanyol dari bahasa arab, dimana orang kristen yang tinggal di wilayah islam dan semua corak hidupnya ke arab-araban (tata bahasanya, pakaiannya, pergaulannya) selain masalah keyakinan.  

Penentuan Arah Mata Angin 


Arah mata angin "tenggara" antara selatan dan timur, penentuan arah selatan dari arah mana ? Qasim bin Azbag membuat istilah mata angin. Beliau menentukan titik selatan dari arah kiblat (lokasi kabah). Inilah buku geogragi berbahasa arab pertama yang memiliki karya ilmiah, diambil dari terjemahan buku eropa 500 tahun sebelumnya. Barat Daya adalah antara kiblat dan barat (barat itu dihitung dari tempat tenggelamnya matahari, disebut maghrib), tenggara adalah antara kiblat dan timur (timur itu dihitung dari tempat terbitnya matahari). Ini menunjukan bahwa sebuah proses penerjemahan itu tidak semata mata mengandalkan sanad, Istilah yang membentuk opini kita dibentuk secara islami (kaum muslimin menggunakan bahasa ini). 

Penentuan Wilayah Kekuasaan 

Wilayah dalam bahasa arab disebut wali (penguasa), Qasim bin Azbag menyebutnya dengan istilah khuro, wilayah menjadi pusat administrasi disebutnya dengan madinah. Madinah itu dulu membedakan wilayah beradab dan wilayah tidak beradab. Tidak ada inovasi tidak ada perkembangan (kawasan Badui kawasan yang tidak ada peradaban) Kata Madinah di spanyol samp ( saat ini tidak hilang, ketika mereka menyebut madinah (kota) tapi dulu yang disebut kawasan madinah itu ini ini dan ini

Ketika gurunya (Qasim bin Azbag) menerjemahkan karya orosius, maka muridnya Ahmad bin Muhammad al Razi, terjemahan yang diberkan gurunya tidak asal dia terima. Sedangkan al hasam al munthasir tidak pernah main main dengan karyanya, ia sendiri ulama (khalifah) dan ilmuan, orangnya sangat perfect ini adalah bagian dari proyek, dimana perpustakaannya memiliki buku geografi yang paling hebat dari hasil buku geografi yang diterjemahkan. Yang menerjemahkan buku dibayar dua kali lipatnya dari baghdad. Sehingga diharapkan masyarakatnya paham tentang geografi andalus. 

Penyempurna Buku Orosius 

Buku Orosius yang diterjemahkan itu memuat informasi abad ke-5 tentang andalus. Maka kelanjutan dari buku terjemahan Orosius itu harus ada buku baru tentang semenanjung Iberia. Proyek itu ada di tangan ahmad bin muhammad al Razi. Ada tiga sudut utama yang dibahas dalam buku Orosius,  lebih memetakan Andalus berdasarkan wilayah kekuasaan Pemerintahan Romawi. 

Ahmad bin Muhammad Al Razi membagi wilayahnya tidak lagi berdasarkan kekuasaan pemerintahan Romawi, karena tidak ada lagi kepentingan administrasi dengan romawi, sehingga Andalus dibagi menjadi (dua) yakni :
  1. Andalus barat (sungai bermuara ke atlantik)
  2. Andalus timur (sungai bermuara di mediterania)
Pembagian Andalus itu berdasarkan kondisi cuaca suhu curah hujan dan kondisi sungainya, karena sungainya ada yang mengalir ke barat dan ketimur. Ke barat muaranya masuk ke atlantik dan ke timur masuk ke mediterania. Ini yang kemudian dijadikan dasar orang eropa disaat membagi spanyol yakni
  • spanyol mediterania
  • spayol atlantik

Cara analisa Ahmad bin Muhammad al Razi 

  • Amad bin Muhammad Al Razi, sengaja mengelilingi semua daerah untuk mendapatkan data yang akurat. Kalau datanya meleset hanya 5-10% saja.
  • Setelah menentukan arah aliran sungai akan bermuara kemana (contoh ungai yang bermuara ke mediterania), lalu sungai-sungai mana yang bermuara ke Mediterania, panjang dan lebarnya sungainya berapa, curah hujan tertinggi kemana (ini adalah untuk kepentingan irigasi), sehingga negara akan memanfaatkan informasi ini. Apa saja yang dapat tumbuh diwilayah/daerah ini, pohon-pohonya apa saja, dll, begitu juga yang atlantik ia telaah satu persatu seperti dibagian timur. 
  • Sebelum karya ahmad bin Muhammad al Razi ada satu sumber karya tentang Spanyol, bahwa sampai pada masa sebelum itu, didaerah yang kita kenal (terutama daerah selatan dimulai dari al gaziraz, sampai kesebelum madrid ), disitu tumbuh zaitun. Zaitun ini ditanam kaum muslimin hingga saat ini zaitun tumbuh subur di spanyol dan spayol menjadi pusat penghasil zaitun terbesar. Saat itu sebelum mereka menanam zaitun mereka hanya menanam gandum, tapi kemudian pertanian di wilayah andalus berkembang pesat dari keilmuan yang diperkenalkan orosius dan Ahmad bin Muhammad bin Al Razi. Beliau tidak hanya berbicara masalah alammnya saja tetapi berbicara sumber daya manusianya, diwilayah ini targetnya apa, keahlian SDA nya apa saja, ini bagi pemerintah penting, untuk mengubah ketahanan negara dari meningkatkan sumber daya swasembada pangannya informasi tersebut sangatlah penting.
  • Ahmad bin Muhammad al razi berbicara tentang benteng benteng ada dimana saja, apa pentingnya benteng itu, Inilah karya dari Ahmad bin Muhammad al Razi. Ini salah satu rahasia mengapa saat itu kaum muslimin bisa bertahan saat itu cukup lama di Andalus. Membaca bukunya sama seperti membaca dongeng mengenai wilayah Andalus. Banyak hal yang bisa diambil manfaatnya dari sini. 
Pentingnya Sejarah Geografi dan Pemetaan 

Pentingnya sejarah geografi dan pemetaan bahkan setelah Ahmad bin Muhammad Al Razi, ada ibnul Khordi, Abul ubaidah al bakri, al Idrisi, dalam masa 300-500 tahun setelah Ahmad bin muhammad al Razi, muncul pengembang pengembang geografi tentang Andalus jumlahnya lebih dari 10 karya penting lainnya. Dari abad ke-5 sampai ke-10 hanya karya orosius dan Ahmad bin Muhammad Al Razi saja (keilmuan mandul eropa saat itu). 

Al Husain Tunis mengambil beberapa pembanding dari tulisan yang berkait tentang spanyol sebelum masa Ahmad bin Muhammad al Razi. Sebelum al razi ada satu sumber tentang spanyol, sampai pada masa sebelum itu, didaerah daerah bagian selatan (al gazaziras, madrid).


Buku Geografi dan Ahli Geografi, terjemahan sudah ada

Mengenal Ahmad ibn Muhammad Al Razi

Tambahan dari website berbahasa spanyol (klik disini

Ahmad ibn Muhammad al-Razi (888-955), juga dikenal oleh orang Kristen sebagai Moor Rasis , adalah sejarawan Muslim dari al-Andalus , yang Semenanjung Iberia dari waktu dominasi Islam. 
Lahir di Cordoba untuk keluarga pedagang, ia dikenal telah menulis beberapa risalah tentang geografi dan sejarah Al-Andalus selama pemerintahan Khalifah Abderraham III . Tak satu pun dari karya-karyanya bertahan hidup sampai hari ini, tapi nya sejarah Emirs Spanyol ( Akhbar Muluk al-Andalus ) diterjemahkan ke dalabahasa Portugis pada abad keempat belas di pengadilan manor dari Aboim-Portel, atas perintah Raja D. Dinis dari Portugal , dan Hari ini dikenal sebagai Crónica do Mouro Rasis . Terjemahan ini, yang tidak tetap patut dicontoh, digunakan sebagai sumber beberapa kronik yang dipertahankan, seperti General Chronicle of Spain of 1344 dan turunan dari ini, yang memungkinkan untuk mengetahui secara langsung isi karya al-Razi.

Karya sejarah dan geografi Al-Andalus , termasuk deskripsi topografi kota Córdoba dan Alistiyab , sebuah buku yang mengacu pada silsilah Andalusia yang terkenal dalam lima jilid. Tapi dia diingat terutama karena Sejarah Raja-raja Al-Andalus ( Ajbār mulūk Al-Andalus ), sebuah kisah tentang kehadiran orang Arab di Semenanjung Iberia sejak invasi yang dilakukan oleh Táriq ibn Ziyad dan Musa ibn Nusair sampai masa pemerintahan Abderramán. III , emir ke delapan dan khalifah pertamadari dinasti Umayyah. Karya ini membuatnya dikenal dan dikutip oleh sejarawan kemudian, baik Muslim ( Ibn Hayyan , Ibn Bassam , Al-Humaydi , Ibn Bashkuwal , Ibn al-Abbar , Ibn al-Khatib , Al-Maqqari ) dan orang-orang Kristen, yang mengetahui pekerjaannya. sebagai « Chronicle of the Raso moro ». Komposisi karya ini diselesaikan oleh anaknya Isa bin Ahmad al-Razi di Córdoba setelah tahun 977, Khalifah Hisyam II . Berkat fragmen yang ditulis oleh sejarawan Arab kemudian, terutama terjemahan mereka ke bahasa Portugis dan Spanyol, adalah satu-satunya karya Rasis yang dilestarikan.


The Akhbar Al-Andalus Muluk ( Berita raja-raja al-Andalus ), yang pekerjaan utama dari Al-Razi, awalnya terdiri dari tiga bagian: geografi Al-Andalus; sejarah pra-Islam di Semenanjung Iberia; dan sebuah catatan tentang pemerintahan Rodrigo , penaklukan Muslim dan sejarah para emir. 2 Selama Abad Pertengahan, sejarawan Kristen sering menggunakan akun Razi, yang mereka sebut sebagai " Chronicle of the Moor Rasis " atau " Rasis Moro ." Jadi, ini banyak dikutip dalam De rebus Hispaniae (1243) oleh Uskup Agung Toledo Rodrigo Jiménez de Rada . Pada awal abad ke 14 sang rajaDionysius I dari Portugal menugaskan terjemahan ke Portugis dari kaisar Portugis Gil Peres (1279-1325). Penulis General Chronicle of Espanha dari tahun 1344 , ditugaskan oleh Count of Barcelos , Pedro Alfonso dari Portugal , yang mentranskripsikan keseluruhan bagian , menyajikan terjemahan Rasis mouro ini dengan berlimpah 3
The Chronicle telah diterjemahkan ke dalam bahasa Castilia pada abad kelima belas dan direkonstruksi sebagai pengantar sarkina Chronicle (sekitar 1430) Pedro del Corral . Namun, terjemahannya sebagian, hanya terbatas pada bagian yang berhubungan dengan geografi dan sejarah semenanjung primitif. Selanjutnya, terjemahan asli bahasa asli Gil Peres hilang. Saat ini, hanya tiga manuskrip yang ditulis dalam bahasa Spanyol pada abad ke-16 yang diawetkan 4
Sudah di abad keenam belas mulai meragukan keaslian kronik Portugis, mengingat karya aslinya, bukan terjemahan, dari Gil Peres. 5 Selama berabad-abad, para sarjana dan kritikus sebagai Ambrosio de Morales , Gregorio Mayans , 6 Miguel Casiri , José Antonio Conde dan Diego Clemencín 7 membantah tanggung jawab Arab atau komposisi pada awal abad kesepuluh .
Kepentingan untuk kroniknya terbukti, karena ia menawarkan volume berita yang lebih besar yang tersedia pada waktu invasi dan abad pertama kekuasaan Muslim di semenanjung tersebut. Penelitian ilmiah itu mengambil arahan baru di abad ke-19 berkat perkembangan metodologi historis . Pada tahun 1850, orang -orang Arab Pascual de Gayangos mendemonstrasikan, dalam sebuah ingatan yang dibacakan di hadapan Royal Academy of History , pertama, ada seorang sejarawan Cordoban pada abad kesepuluh yang disebut Al-Razi dan, kedua, bahwa dia adalah seorang penulis sebuah deskripsi geografis dan sejarah Semenanjung Iberia. Selain itu, dia menuangkan beberapa fragmen dalam bahasa Spanyol di "Lampiran" untuknyaKenangan tentang keaslian Babad yang disebut Moor Rasis , yang kemudian dilengkapi dengan bantuan manuskrip yang tersimpan di Perpustakaan Istana Kerajaan dan dipelajari oleh Pedro José Pidal .
Meskipun Gayangos mengakui keaslian deskripsi geografis dan sejarah Muslim, dia mengemukakan keberatannya mengenai kepengarangan Rasis di bagian yang didedikasikan untuk sejarah pra-Islam, dengan alasan bahwa ini adalah kompilasi dari sumber lain oleh Gil Pérez. 8 Orang Arab lain pada masanya, seperti Reinhart Dozy Belanda , berbagi pendapat yang sama ini. Saat itu di awal abad ke-20 ketika ahli waris Ramón Menéndez Pidal , yang tidak senang dengan penilaian ini, menunjukkan bahwa bagian yang mengacu pada Rodrigo di Chronicle of 1344 didasarkan, secara efektif, pada Rasis de Gil Pérez dan bahwa itu berasal dari sejarah -Razi. 9 Akhirnya, sejarawan Claudio Sánchez-Albornozdia berhasil membuktikan bahwa Gil Vicente menerjemahkan, sebagai akibatnya, Sejarah raja-raja Al-ndndusoleh Ahmad al-Razi, sehingga memberi validitas dan keaslian ke semua bagian yang dilestarikan, termasuk sejarah pra-Islam. 


Kajian tokoh berikutnya (klik disini) 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar