Ustad Asep Asobari
Mutiara Andalusia Bagian 02
Jakarta, 04 Juni 2016
Kajian Sejarah Andalusia sebelumnya Bagian 01 (klik disini)
Pada masa pemerintahan Al Mulk Ath Thawa'if terjadi konflik internal, bahkan ada dari raja-raja kecil tersebut meminta bantuan pada kerajaan raja-raja kristen. Disintegrasi muslim mengakibatkan semakin gencarnya ekspansi kerajaan kristen ke wilayah kekuasaan muslim. Meskipun situasi politik tidak stabil pada rezim propensial, masyarakat spanyol tidak terpecah, hukum islam dan identitas muslim tetap diterima, peradapan dan ilmu pengetahuan/pendidikan, kesenian dan budaya terus berkembang karena para sarjana dan sastrawan terlindungi.
Meskipun terpecah dalam beberapa propensial/kerajaan kecil, terdapat kekuasaan yang dominan yakni Dinasti Murabithun (didirikan oleh Yusuf bin Tasyfin dari Afrika Utara) dan setelahnya digantikan Dinasti Muwahhidun (didirikan oleh Muhammad bin Tumart).
Yusuf bin Tasyfin dari afrika utara memenuhi undangan raja Mu'tamid untuk menghadapi pasukan raja Alfonso VI. Peperangan zallaqoh terjadi pada 12 rajab 479H (1086 M) di Zalllaka , kekuatan gabungan muslim spanyol dan maroko dapat mengalahkan pasukan Alfonso VI. Yusuf bin Tasyfin bergelar Amir Al Muslimin. Tatapi pada akhirnya Yusuf bin Tasyfin melakukan invasi ke spanyol dapat menaklukan murcia dan berencana menuju Seville. Karena ingin mempertahankan Seville maka Al Mu'tadi meminta bantuan kerajaan kristen alfonso VI. Dalam peperangan tersebut Yusuf bin Tasyfin menang dapat menguasai Seville dan memilih Seville sebagai ibukota. Dinasti Murabittun melakukan invansi ke Badajoz dan akhirnya seluruh Andalus dikuasai dalam waktu 3 tahun, kecuali wilayah Saragoza dan La Sahla karena mendapat perlindungan eropa. Mahzab yang dianut dinasti Murabitun adalah maliki. Yusuf bin Tasyfin (wafat 1106M), digantikan dengan Ali Ibnu Yusuf (wafat 1143M), digantikan Ishaq Ibnu Tasyfin (wafat 1147M), akhirnya dinasti ini berakhir dengan ditaklukan oleh ekspansi Abdul Mu'min (Dinasti Muwahhidin) pada tahun 1170M.
Dinasti Muwahhidin mencapai kemenangan pada pertempuran Alarcos memerangi raja Alfonso VIII (1195M) yang menjadi puncak kekuatan politiknya. Bani Marin membantu Dinasti Muwahhidin. Pada Dinasti Muwahhidin juga melahirkan tokoh filsafat dan ilmu pengetahuan dan lagi tumbuh ilmu arsitektur yang bercorak muslim spanyol. Desain interior dan eksterior masjid Muwahhidin di rabat (dapat melihat samudra atlantik, ke kanan ada lembah marakez maroko, dan disekitarnya ada kebun jeruk).
Tetapi tak lama umat islam mendapat serangan dari pasukan kristen terjadi pertempuran di Las Navas de Tolosa (1212M), pertempuran kaum muslimin (dipimpin Sultan Al Nashir Muhammad Ibnu Al Manshur-Penguasa ke-4 Dinasti Muwahhidin) dengan kerajaan Alfonso VIII, Pedro II, Sancho VI, Alfonso XI. Peperangan ini memaksa Sultan Muwahhidin meninggalkan Iberia. Kaum muslimin kalah sehingga sampai saat ini diadakan perayaan mengenang kemenangan/kebangkitan Spanyol dan runtuhnya Andalus. Umat islam kembali terpecah dan dengan mudah di kuasai, ini merupakan satu kekalahan dalam sejarah umat islam dan sekaligus awal terjadinya gerakan pemusnahan muslim di Spanyol. Kota-kota di Spayol bergiliran dikuasai, seperti Cordoba, Sevilla, Toledo, Murcia jatuh pada tahun 1243, Algarve 1249, dan hanya tersisa Granada (ujung selatan spanyol) yang dipimpin Bani Nasri.
Akibat kekalahannya dalam pertempuran Teba (1330 M) akhirnya Sultan Bani Nasri (Muhammad IV) di Granada meminta pertolongan Abdul Hasan dari Bani Marin di Maroko.
Bani Marin mengalahkan armada kerajaan kristen dalam pertempuran Gilbatar dan mereka menuju sungai Salado dekat Tarifa disinilah mereka bertemu dengan pasukan kristen, sehingga terjadi pertempuran Rio Salado (30 Oktober 1340 M), pasukan kaum muslimin Alfonso XI yang dibantu Alfonso IV. Kaum muslimin mengalami kekalahan. Tetapi juga terjadi pertikaian antara para raja kristen dan Raja Alfonso XI dibinasakan oleh wabah pes yang membuat posisi Granada aman dari serangan kaum kristen. Permasalahan internal Granada juga terjadi karena tidak ada kesamaan antara elit politik dan masyarakat.
Pada akhirnya pun kerajaan Granada runtuh pada 21 Muharam 897H (1492 M) dimasa pemerintahan Abu Abdulah. Maka adzan terakhir kalinya di bumi Andalus dikumandangkan di menara masjid Bayazin Granada. Selain itu keindahan istana Alhamra (bangunan yang dari bata merah) yang berdiri kokoh di La Sabica Granada Spanyol. Hasil peradapan kaum muslimin yang tersisa di granda tidak kalah hebat dengan di Cordoba. Dibelakang istana Al hamra ada pemukiman penduduk berlatar belakang gunung dengan es abadi. Ada kolam air yang memiliki air macur yang diwaktu tertentu bisa mengeluarkan air berdasarkan waktu (tapi sekarang jam air ini fisiknya ada tapi telah rusak) dijendelanya terdapat mozaik indah. Di istana Alhamra ada kaligrafi " la gholiba ilallah ", Jumlah kalimatnya sebanyak 8000 sekian terhias disepanjang dinding istana Alhamra, kalimat ini yang kemudian dijadikan motto para penguasa Granada. Selain itu peninggalan bersejarah lainnya adalah masjid cordoba abad ke-9 M, sekarang telah menjadi gereja Cathedral. Masjid Cordoba menginspirasi bangunan masjid nabawi (karena pendirian masjid nabawi zaman turki ustmani setelah abad ke-13 M jauh setelah masjid cordoba). Di valencia / zatifa (cadiv) tempat lahirnya imam safi'i. Saat itu para ilmuan di Andalus menciptakan kebutuhan mereka sendiri, tanpa impor dari luar. Valencia saat itu memiliki pabrik kertas terbaik. Kertas yang biasa dipergunakan untuk menulis para murid dan kertas terbaik dari kulit rusa digunakan oleh para ulama dan bangsawan untuk menulis perjanjian, peraturan pemerintahan dan kitab kitab. Sebelum peradapan muslim hadir di Andalus, masyarakat eropa belum mengenal peradapan bahkan mereka masih makan menggunakan bejana dari perunggu, logam dan perak. Ibnu bernas (menciptakan kaca dari pasir) dan akhirnya gelas dan piring dapat terbuat kaca yang menggantikan alat makan orang eropa sebelumnya.
Saat itu konstantinopel telah berhasil dikuasai kerajaan turki ustmani, dan di Spanyol kerajaan kristen ingin juga menguasai Granada akibat fasilitas yang ditawarkan raja vatikan Roma. Pada akhirnya Granada berhasil dikuasai oleh kerajaan kristen tahun 1492 M (karena raja Ferdinand II dan putri Isabel yang sengaja menggabungkan kekuatan militer mereka untuk melawan kaum muslimin melalui pernikahan mereka tahun 1469M). Meskipun demikian masyarakatnya tetap kaum muslimin tetapi yang sudah dijinakan/dibawah penguasaan kaum nasrani. Saat itu Raja Abu Abdullah menandatangani Perjanjian penyerahan Granada kepada kerajaan salibis (67 poin), antara lain isi perjanjian tersebut adalah menjamin keamanan beragama kaum muslimin, menjamin keamanan harta, aqidah dan kebebasan beribadah. Tak satupun poin diterapkan malah kaum muslimin yang tidak sejalan dengan peraturan gereja mereka dibantai. Kaum muslimin tidak dapat bertahan jika dalam kondisi muslim, benar benar terjadi penyiksaan dan ada sebagian dari mereka berpindah ke Maroko.
Perkembangan Keilmuan dan Politik :
Dimasa kejayaan Andalus estetika keindahan sangat mereka tonjolkan dalam kehidupan mereka. Pendidikan keilmuan juga mereka perhatikan. Industri kertas pertama di Andalus, kertas mereka jaman dulu berasal dari kulit rusa. Kertas biasa digunakan untuk para murid dan kertas dengan kualitas baik digunakan para bangsawan untuk membuat kitab dengan level kualitas yang baik, atau perjanjian para raja di Andalus, atau untuk kertas penulisan baible. Penyebaran Islam berdampak pada kekuasaan islam di berbagai wilayah dunia yang bertujuan untuk mencerahkan manusia dari jahiliyah menuju hidayah Allah (min azh zhulumat ila an nur), termasuk penyebaran islam di Andalus. Misi kekuasaan islam adalah memberikan perubahan dari masa kegelapan menuju kecemerlangan. Pelopor Futuhat Andalus adalah para mujahidin generasi ta'biin yang sangat memahami misi risalah islam.
Berkuasa itu penting tetapi merebut kekuasaan menjadi bagian dari hasil yang dipetik dari hasil sebelumnya. Proses pematangan masyarakat yang benar yakni dengan mengajarkan ilmu. Futuhat membawa kekuasaan militer, lalu siapa yang membawa kekuatan militer itu ? Karena yang memimpin peperangan adalah ahli perang dan didalamnya juga terdapat pasukan yang terdiri dari para ulama. Panglima yang memimpin peperangan jika ingin berhasil adalah panglima yang berilmu.
Kepemimpinan Uqbah bin Nafi adalah kepemimpinan sebelum Musa bin nushair (putra dari Nushair bin Abdurahman bin Yasid). Uqbah bin Nafi memiliki pola kepemimpinan yang tergesa gesa dalam menaklukan daerah baru, dimana daerah kekuasaan yang lama belum stabil sudah menaklukan daerah baru. Perebutan kekuasaan tidak memproses wilayah yang dikuasainya hingga betul-betul menjadi islami (mereka hanya bersifat mengalahkan, sehingga kekuasaan tidak menambah perluasan wilayah). Uqbah bin Nafi memiliki kesalahan dalam kepempinannya yakni :
Jangan mengukur peradapan islam dari kalangan elit politiknya saja, peradapan islam lebih luas dari itu. Ketika kekuatan politik umat islam lagi berantakan seperti itu, adakah kekuatan lainnya yang mendukung pencapaian umat islam dalam peradapan. Masalah kekuasaan itu tidak akan habis untuk dibahas. Penilaian perdapan islam banyak dituliskan mengenai perebutan kekuasaannya saja, tetapi tidak membahas bagaimana umat ini membangun peradapannya itu harus ditonjolkan. Perebutan kekuasaan itu adalah sebagian kecil dari perdaban islam
Kekuasaan membutuhkan legitimasi politik
Ulama besar di Andalusia yakni :
Keberadaan ulama selain memberikan legitimasi, menstabilkan , merangkul umat dan sebagai tempat rujukan. Sehingga ketika kita memahaminya, hall ini bisa menjadi proses pembelajaran. Catatan yang menarik tentang ulama Andalus, tercatat data Jumlah Ulama Andalus menurut :
PEMBELAJARAN YANG BISA DIAMBIL
Kualitas ilmu agama yang kokoh melahirkan stabiliatas sosial, politik dan budaya, itu yang memberikan peluang/kesempantan/kenyamanan kepada siapapun yang memiliki kemampuan untuk menggali dan mengembangkan semua disipllin ilmu. Hal ini tidak mudah, penelitian dilakukan dalam keadaan kondisi masyarakat sedang ceos/tidak stabil. Tetapi disaat itulah ada sesuatu yang baru yang dilahirkan oleh para ilmuan di Andalus. Andalus dapat berkembang menjadi besar meskipun banyak persoalan yang mereka hadapi dan selesaikan, karena mereka ditopang oleh ide gagasan penemuan yang bisa memenuhi kebutuhan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Mereka tidak menyelesaikan masalah dengan mendatangkan dari pihak luar (impor). Mereka membuat sesuatu untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya sendiri, tidak tergantung kepada pihak lain ataupun pemerintah, seperti inilah manusia berperadapan adalah selalu mau untuk menganalisa kebutuhan dan berfikir kita butuhkan kita cukupi. Manusia akan berperadapan maju seperti itu ketika ada stabilitas didalam negerinya. Maka di negara maju manapun pasti akan membela kepentingan dalam negeri mereka dan mereka akan menjaga agar permasalahan dalam negeri tidak keluar, dan mereka membelanjakan dana untuk urusan keluar negeri untuk menjaga ketahanan dalam negeri. Negara tidak akan pernah berkembang dan tidak memiliki jati diri yang baik, jika mengorbankan kepentingan dalam negerinya untuk hubungan luar negerinya (inilah yang terjadi dimasa Thawa'if). Pada masa Thawa'if mereka menggunakan kekuatan pasukan khatolik untuk menghabisi saudaranya.
Gerakan ke ilmuan begitu masif sekali di Andalus. Andalus sebagai pelopor dibidang keilmuan. Maka kaum muslimin berfikir untuk menciptakan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, antara lain seperti :
Persoalan terberat itu sebenarnya menyelesaikan masalah di Internal, jika dapat diselesaikan dengan baik, maka permasalahan eksternal akan lebih mudah juga untuk diselesaikan (Sejarah dapat berulang). Ketika ceos telah terjadi masalah saling terkait satu sama lain, dan sampai akhirnya timbul fitnah maka siapapun tidak akan bisa menyelesaikan (tidak dapat lagi diatur oleh sebuah aturan), sehingga timbullah perang. Maka jangan sampai ketika ceos terjadi fitnah, karena fitnah itu dapat menyebabkan saling membunuh. Perang itu kalau tidak membela diri yakni membunuh lawan. Proses kedzaliman di masyarakat yang dilakukan pemerintahan adalah suatu permasalahan yang telah mengakar bertahun tahun dan akan menjadi bom waktu. Ketika masyarakat sudah mulai tidak suka atau membenci pemerintahannya, maka sebaiknya dilakukan perombakan. Sebagaimana yang dilakukan Umar bin katab, yakni mencopot gubernur bukan karena kesalahan karena pelanggaran syariah tetapi karena masyarakatnya mulai tidak suka dengan pemerintahan gubernur tersebut. Ini menghindari permasalahan kepemimpinan di kemudian hari. Hal ini dapat sebagai pembelajaran buat pemerintahan saat ini. Ketika ceos kemajuan materi tidak disikapi dengan benar, maka akan mempengaruhi kekuasaan, kemunduran umat islam di Andalus salah satu faktornya adalah salah dalam bersikap menanggapi kemajuan materi. Ketika hal itu melupakan tujuan utamanya. (kekayaan negara di jaman umar melimpah, tetapi umar tidak tergoda sedikitpun. Beliau fokus terhadap tujuan). Kekuasaan itu digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakatnya dan memfasilitasi masyarakat dengan infrastruktur yang baik (konsep pemerintahan islam).
Share link Youtobe
Kemenangan kaum muslimin di bulan Ramadhan (klik disini)
Bersambung dikajian Sejarah Andalusia Bagian ke-03 (klik disini)
Mutiara Andalusia Bagian 02
Jakarta, 04 Juni 2016
Kajian Sejarah Andalusia sebelumnya Bagian 01 (klik disini)
Islam masuk ke Spanyol tahun 711M. Pada periode ini Spanyol berada di bawah pemerintahan yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayah yang berpusat di Damaskus.
Thariq bin Ziyad dan Musa bin Nushair, berhasil menunaikan tugas melebarkan sayap Islam pada masa pemerintah Khalifah Walid bin Abdul Malik. Ada beberapa alasan Walid bin Abdul Malik menarik mundur Thariq bin Ziyad dan Musa bin Nushair kembali ke Damaskus pada tahun 95H dan membawa Ganimah. Karena Walid bin Abdul Malik memiliki kekawatiran dari pergerakan Thariq bin ziyad dan Musa bin Nushair yang telah dengan cepat selama 3.5 tahun menguasai Andalus melebar jauh ke Prancis (itu membuat mereka semakin jauh, dan membahayakan kaum muslimin), tetapi alasan ini tidak memuaskan yang menyatakan mengapa Thariq dan Musa ditarik ke Damaskus. Ini adalah pengalaman terpait diwaktu itu.
Kembalinya mereka berdua ke Damaskus, tidak berselang lama khalifah Walid bin Abdul Malik tergantikan oleh Sulaiman bin Abdul Malik. Pada saat Thariq dan Musa meninggalkan Andalus, maka Abdul Aziz Ibnu Musa menggantikan posisi Musa bin Nushair (713 M) yang berpusat di Seville. Abdul Aziz adalah anak dari Musa bin Nushair adalah penguasa adil yang dicintai rakyatnya. Abdul Aziz telah berhasil menguasai spanyol bagian barat sampai timur, dimana sebelumnya utara dan selatan telah berhasil dikuasai Thariq dan Musa. Praktis seluruh daratan Spanyol dikuasai pasukan Muslim pada 86 H (715 M), tetapi masa pemerintahan Abdul Aziz berakhir (716M) setelah dikepung Raja Ferdinand III.
Tahun 750 M kekuasaan khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus digantikan dengan kekuasaan Bani Abbasiyah yang berpusat di Baghdad. Ketika abaisyah meruntuhkan bani umayah maka wilayah islam yang terutama di diujung barat (maroko dan spanyol), tidak seluruhnya berada di bawah kendali abasiyah. Abasiyah tidak dapat menjangkau wilayah maroko dan spayol. Abasiyah mentok hanya sampai tunis dan alzazair. Ulama Andalus tidak meyulut pertikaian bani abasiyah untuk menyingkirkan bani umayah di andalus, betul memang terjadi pertikaian tapi bukan itu penyebabnya, meskipun pernah ada upaya dari baghdad untuk menggulingkan kekuasaan bani umayah.
Pada saat itu Bani Abasiyah membantai seluruh keluarga Bani Umayah, walaupun Bani umayah dan Abasiyah sama-sama berasal dari bangsa quraish mereka masih saudara tetapi mereka saling memerangi. Salah seorang keluarga Bani Umayah (Abdurahman I) berhasil lolos dari ancaman Bani Abasiyah. Abdurahman I (Abdurahman bin Mu'awiyah bin Hisyam bin Abdul Malik) adalah Khalifah ke-10 Bani Umayah di Damaskus yang mendapat gelar Ad Dhakil, gelar ini terkait dengan keberhasilan menaklukan dan memasuki Spanyol. Beliau telah melakukan perjalanan menuju Palestina, Mesir, Afrika utara, dan akhirnya memasuk ke Andalus.
Masa pemerintahan dari Abdurahman I sampai Abdurahman III dapat menyaingi kekhalifahan Abasiyah di Baghdad
Thariq bin Ziyad dan Musa bin Nushair, berhasil menunaikan tugas melebarkan sayap Islam pada masa pemerintah Khalifah Walid bin Abdul Malik. Ada beberapa alasan Walid bin Abdul Malik menarik mundur Thariq bin Ziyad dan Musa bin Nushair kembali ke Damaskus pada tahun 95H dan membawa Ganimah. Karena Walid bin Abdul Malik memiliki kekawatiran dari pergerakan Thariq bin ziyad dan Musa bin Nushair yang telah dengan cepat selama 3.5 tahun menguasai Andalus melebar jauh ke Prancis (itu membuat mereka semakin jauh, dan membahayakan kaum muslimin), tetapi alasan ini tidak memuaskan yang menyatakan mengapa Thariq dan Musa ditarik ke Damaskus. Ini adalah pengalaman terpait diwaktu itu.
Kembalinya mereka berdua ke Damaskus, tidak berselang lama khalifah Walid bin Abdul Malik tergantikan oleh Sulaiman bin Abdul Malik. Pada saat Thariq dan Musa meninggalkan Andalus, maka Abdul Aziz Ibnu Musa menggantikan posisi Musa bin Nushair (713 M) yang berpusat di Seville. Abdul Aziz adalah anak dari Musa bin Nushair adalah penguasa adil yang dicintai rakyatnya. Abdul Aziz telah berhasil menguasai spanyol bagian barat sampai timur, dimana sebelumnya utara dan selatan telah berhasil dikuasai Thariq dan Musa. Praktis seluruh daratan Spanyol dikuasai pasukan Muslim pada 86 H (715 M), tetapi masa pemerintahan Abdul Aziz berakhir (716M) setelah dikepung Raja Ferdinand III.
Tahun 750 M kekuasaan khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus digantikan dengan kekuasaan Bani Abbasiyah yang berpusat di Baghdad. Ketika abaisyah meruntuhkan bani umayah maka wilayah islam yang terutama di diujung barat (maroko dan spanyol), tidak seluruhnya berada di bawah kendali abasiyah. Abasiyah tidak dapat menjangkau wilayah maroko dan spayol. Abasiyah mentok hanya sampai tunis dan alzazair. Ulama Andalus tidak meyulut pertikaian bani abasiyah untuk menyingkirkan bani umayah di andalus, betul memang terjadi pertikaian tapi bukan itu penyebabnya, meskipun pernah ada upaya dari baghdad untuk menggulingkan kekuasaan bani umayah.
Pada saat itu Bani Abasiyah membantai seluruh keluarga Bani Umayah, walaupun Bani umayah dan Abasiyah sama-sama berasal dari bangsa quraish mereka masih saudara tetapi mereka saling memerangi. Salah seorang keluarga Bani Umayah (Abdurahman I) berhasil lolos dari ancaman Bani Abasiyah. Abdurahman I (Abdurahman bin Mu'awiyah bin Hisyam bin Abdul Malik) adalah Khalifah ke-10 Bani Umayah di Damaskus yang mendapat gelar Ad Dhakil, gelar ini terkait dengan keberhasilan menaklukan dan memasuki Spanyol. Beliau telah melakukan perjalanan menuju Palestina, Mesir, Afrika utara, dan akhirnya memasuk ke Andalus.
Masa pemerintahan dari Abdurahman I sampai Abdurahman III dapat menyaingi kekhalifahan Abasiyah di Baghdad
Setelah pemerintahan Abdurahman III (921-961M) berakhir karena beliau wafat, pemerintahan digantikan dengan dengan anaknya yakni Al Hakam II, dikarenakan usia Al Hakkam II masih belia maka jabatan pemangku kekuasaan dijabat oleh (sepupu saudara bapaknya Al hakkam II) yakni Amir Mughairah Ibnu Abdurahman III (kekuasaan islam masih kokoh di spanyol, hanya saja mengalami perubahan struktur pemerintahan yang mengakibatkan awal runtuhnya kekhalifahan Bani Umayah. Amir Mughairah tidak lama berkuasa karena gugur dalam perebutan kekuasaan digantikan dengan Wasir Muhammad Ibnu Abi Amir (mendapat gelar Mulk Al Mansur)
Sepeninggal Mulk Al Mansur (976-1003 M) maka terjadilah kemelut yang berkelanjutan didalam perebutan kekuasaan sampai Daulah Bani Umayah runtuh. Bani umayah sebelum diruntuhkan itu mereka sudah tidak layak lagi memimpin.
Walaupun di syam Bani umayah bagus. Tetapi dimasa kehancurannya hubungan dengan
rakyat menjadi tidak bagus, kedzaliman marak, beban ekonomi yang mempengaruhi
kehidupan sosial tinggi, semua membuat rakyat tidak simpati. Sehingga demikian
gerakan apapun yang akan menjatuhkan akan mendapatkan dukungan rakyat. Klimaks Bani umayah itu umar bin abdul aziz mengalami kejayaan, tetapi setelahnya itu
pemimpinnya tidak ada yang cakap. Sekitar 30 tahun setelah umar bin abdul aziz
berkuasa bani umayah mengalami goncangan. Memenangkan hati rakyat itu mudah
kenyangkan perutnya, mudahkan urusannya, dengan begitu saja rakyat sudah
senang.
Bani abasiyah membuktikan bisa lebih baik dari Bani Umayah. Sebenarnya
bukan karena mereka bertikai sesama muslim, tapi terjadinya kedzaliman di
wilayah internal Bani Umayah (ini bukan ahlaq muslim), sehingga tergantikan dengan Bani Abasiyah.
Bani Abasiyah masa
pemerintahannya lama karena pemerintahannya hanya menjadi simbol saja.
Kesultanan sebelum shalahudin al ayyubi pemerintahannya independen. Mereka ke
Baghdad cuman membayar pajak saja. Kekuatan syiah mengerogoti abasiyah.
Khilafah pernah kosong 1 tahun karena dibunuh oleh para gerakan syiah, sampai
turki masuk saljuk, yang mengembalikan kedaulatan abasiyah tapi perdana mentri
ditangan saljuk. Abasiyah totalnya memimpin 500 tahun. Tetapi memengang
kekuasaan hanya sekitar 100 tahun saja, sisanya pemerintahan dipegang yang lain
tetapi kedaulatannya masih berdiri.
Kehancuran Bani Umayah di spanyol merupakan awal dari terbentuknya Mulk al Thawa'if. Tahun 1031M Cordoba menghapus Khalifah, menggantikan sebuah pemerintahan imperial pusat dengan rezim propensial/kerajaan yang kecil disebut Ta'ifa (1031-1492) yang terbagi menjadi terbagi dalam 30 negara kecil yang memiliki otonomi masing masing, sehingga rentan diserang kerajaan kristen di wilayah utara dan selatan. Kerjaaan kecil tersebut dipimpin oleh Mulk Thawa'if (raja-raja kecil), sehingga masa pemerintahannya disebut Al Mulk Ath Thawa'if.
Kehancuran Bani Umayah di spanyol merupakan awal dari terbentuknya Mulk al Thawa'if. Tahun 1031M Cordoba menghapus Khalifah, menggantikan sebuah pemerintahan imperial pusat dengan rezim propensial/kerajaan yang kecil disebut Ta'ifa (1031-1492) yang terbagi menjadi terbagi dalam 30 negara kecil yang memiliki otonomi masing masing, sehingga rentan diserang kerajaan kristen di wilayah utara dan selatan. Kerjaaan kecil tersebut dipimpin oleh Mulk Thawa'if (raja-raja kecil), sehingga masa pemerintahannya disebut Al Mulk Ath Thawa'if.
Pada masa pemerintahan Al Mulk Ath Thawa'if terjadi konflik internal, bahkan ada dari raja-raja kecil tersebut meminta bantuan pada kerajaan raja-raja kristen. Disintegrasi muslim mengakibatkan semakin gencarnya ekspansi kerajaan kristen ke wilayah kekuasaan muslim. Meskipun situasi politik tidak stabil pada rezim propensial, masyarakat spanyol tidak terpecah, hukum islam dan identitas muslim tetap diterima, peradapan dan ilmu pengetahuan/pendidikan, kesenian dan budaya terus berkembang karena para sarjana dan sastrawan terlindungi.
Meskipun terpecah dalam beberapa propensial/kerajaan kecil, terdapat kekuasaan yang dominan yakni Dinasti Murabithun (didirikan oleh Yusuf bin Tasyfin dari Afrika Utara) dan setelahnya digantikan Dinasti Muwahhidun (didirikan oleh Muhammad bin Tumart).
Yusuf bin Tasyfin dari afrika utara memenuhi undangan raja Mu'tamid untuk menghadapi pasukan raja Alfonso VI. Peperangan zallaqoh terjadi pada 12 rajab 479H (1086 M) di Zalllaka , kekuatan gabungan muslim spanyol dan maroko dapat mengalahkan pasukan Alfonso VI. Yusuf bin Tasyfin bergelar Amir Al Muslimin. Tatapi pada akhirnya Yusuf bin Tasyfin melakukan invasi ke spanyol dapat menaklukan murcia dan berencana menuju Seville. Karena ingin mempertahankan Seville maka Al Mu'tadi meminta bantuan kerajaan kristen alfonso VI. Dalam peperangan tersebut Yusuf bin Tasyfin menang dapat menguasai Seville dan memilih Seville sebagai ibukota. Dinasti Murabittun melakukan invansi ke Badajoz dan akhirnya seluruh Andalus dikuasai dalam waktu 3 tahun, kecuali wilayah Saragoza dan La Sahla karena mendapat perlindungan eropa. Mahzab yang dianut dinasti Murabitun adalah maliki. Yusuf bin Tasyfin (wafat 1106M), digantikan dengan Ali Ibnu Yusuf (wafat 1143M), digantikan Ishaq Ibnu Tasyfin (wafat 1147M), akhirnya dinasti ini berakhir dengan ditaklukan oleh ekspansi Abdul Mu'min (Dinasti Muwahhidin) pada tahun 1170M.
Dinasti Muwahhidin mencapai kemenangan pada pertempuran Alarcos memerangi raja Alfonso VIII (1195M) yang menjadi puncak kekuatan politiknya. Bani Marin membantu Dinasti Muwahhidin. Pada Dinasti Muwahhidin juga melahirkan tokoh filsafat dan ilmu pengetahuan dan lagi tumbuh ilmu arsitektur yang bercorak muslim spanyol. Desain interior dan eksterior masjid Muwahhidin di rabat (dapat melihat samudra atlantik, ke kanan ada lembah marakez maroko, dan disekitarnya ada kebun jeruk).
Tetapi tak lama umat islam mendapat serangan dari pasukan kristen terjadi pertempuran di Las Navas de Tolosa (1212M), pertempuran kaum muslimin (dipimpin Sultan Al Nashir Muhammad Ibnu Al Manshur-Penguasa ke-4 Dinasti Muwahhidin) dengan kerajaan Alfonso VIII, Pedro II, Sancho VI, Alfonso XI. Peperangan ini memaksa Sultan Muwahhidin meninggalkan Iberia. Kaum muslimin kalah sehingga sampai saat ini diadakan perayaan mengenang kemenangan/kebangkitan Spanyol dan runtuhnya Andalus. Umat islam kembali terpecah dan dengan mudah di kuasai, ini merupakan satu kekalahan dalam sejarah umat islam dan sekaligus awal terjadinya gerakan pemusnahan muslim di Spanyol. Kota-kota di Spayol bergiliran dikuasai, seperti Cordoba, Sevilla, Toledo, Murcia jatuh pada tahun 1243, Algarve 1249, dan hanya tersisa Granada (ujung selatan spanyol) yang dipimpin Bani Nasri.
Akibat kekalahannya dalam pertempuran Teba (1330 M) akhirnya Sultan Bani Nasri (Muhammad IV) di Granada meminta pertolongan Abdul Hasan dari Bani Marin di Maroko.
Kala itu Bani Marin dipimpin Abdul Haq Ibnu Mahyu berhasil menduduki Bani Muwahhidin di marakesh (1269M). Bani Marin mencapai masa kegemilangan (1331-1351 M). Bani Marin adalah kekuatan terhebat di Maroko, yang saat itu diundang untuk mempertahankan Granada, kemenangan membuat Bani Marin mendapat penghargaan dari masyarakat. Granada itu merasa tersaingi oleh Bani marin (ini kesalahan Granada). Akhirnya mereka berpolemik. Dari pada berpolemik maka Bani Marin kembali ke maroko (di maroko saat itu juga sedang memiliki persoalan agak berat). Perlakuan buruk Granada terhadap Bani Marin yang membuat Bani Marin di Maroko tidak membantu saat Granada diserang pasukan salib. Bani marin sampai tidak berfikir untuk membantu karena masalah internal di maroko juga sedang berat. Tetapi ketika masyarakat granada hijrah pindah ke maroko, bani marin menerima mereka.
Pada akhirnya pun kerajaan Granada runtuh pada 21 Muharam 897H (1492 M) dimasa pemerintahan Abu Abdulah. Maka adzan terakhir kalinya di bumi Andalus dikumandangkan di menara masjid Bayazin Granada. Selain itu keindahan istana Alhamra (bangunan yang dari bata merah) yang berdiri kokoh di La Sabica Granada Spanyol. Hasil peradapan kaum muslimin yang tersisa di granda tidak kalah hebat dengan di Cordoba. Dibelakang istana Al hamra ada pemukiman penduduk berlatar belakang gunung dengan es abadi. Ada kolam air yang memiliki air macur yang diwaktu tertentu bisa mengeluarkan air berdasarkan waktu (tapi sekarang jam air ini fisiknya ada tapi telah rusak) dijendelanya terdapat mozaik indah. Di istana Alhamra ada kaligrafi " la gholiba ilallah ", Jumlah kalimatnya sebanyak 8000 sekian terhias disepanjang dinding istana Alhamra, kalimat ini yang kemudian dijadikan motto para penguasa Granada. Selain itu peninggalan bersejarah lainnya adalah masjid cordoba abad ke-9 M, sekarang telah menjadi gereja Cathedral. Masjid Cordoba menginspirasi bangunan masjid nabawi (karena pendirian masjid nabawi zaman turki ustmani setelah abad ke-13 M jauh setelah masjid cordoba). Di valencia / zatifa (cadiv) tempat lahirnya imam safi'i. Saat itu para ilmuan di Andalus menciptakan kebutuhan mereka sendiri, tanpa impor dari luar. Valencia saat itu memiliki pabrik kertas terbaik. Kertas yang biasa dipergunakan untuk menulis para murid dan kertas terbaik dari kulit rusa digunakan oleh para ulama dan bangsawan untuk menulis perjanjian, peraturan pemerintahan dan kitab kitab. Sebelum peradapan muslim hadir di Andalus, masyarakat eropa belum mengenal peradapan bahkan mereka masih makan menggunakan bejana dari perunggu, logam dan perak. Ibnu bernas (menciptakan kaca dari pasir) dan akhirnya gelas dan piring dapat terbuat kaca yang menggantikan alat makan orang eropa sebelumnya.
Saat itu konstantinopel telah berhasil dikuasai kerajaan turki ustmani, dan di Spanyol kerajaan kristen ingin juga menguasai Granada akibat fasilitas yang ditawarkan raja vatikan Roma. Pada akhirnya Granada berhasil dikuasai oleh kerajaan kristen tahun 1492 M (karena raja Ferdinand II dan putri Isabel yang sengaja menggabungkan kekuatan militer mereka untuk melawan kaum muslimin melalui pernikahan mereka tahun 1469M). Meskipun demikian masyarakatnya tetap kaum muslimin tetapi yang sudah dijinakan/dibawah penguasaan kaum nasrani. Saat itu Raja Abu Abdullah menandatangani Perjanjian penyerahan Granada kepada kerajaan salibis (67 poin), antara lain isi perjanjian tersebut adalah menjamin keamanan beragama kaum muslimin, menjamin keamanan harta, aqidah dan kebebasan beribadah. Tak satupun poin diterapkan malah kaum muslimin yang tidak sejalan dengan peraturan gereja mereka dibantai. Kaum muslimin tidak dapat bertahan jika dalam kondisi muslim, benar benar terjadi penyiksaan dan ada sebagian dari mereka berpindah ke Maroko.
Perkembangan Keilmuan dan Politik :
Dimasa kejayaan Andalus estetika keindahan sangat mereka tonjolkan dalam kehidupan mereka. Pendidikan keilmuan juga mereka perhatikan. Industri kertas pertama di Andalus, kertas mereka jaman dulu berasal dari kulit rusa. Kertas biasa digunakan untuk para murid dan kertas dengan kualitas baik digunakan para bangsawan untuk membuat kitab dengan level kualitas yang baik, atau perjanjian para raja di Andalus, atau untuk kertas penulisan baible. Penyebaran Islam berdampak pada kekuasaan islam di berbagai wilayah dunia yang bertujuan untuk mencerahkan manusia dari jahiliyah menuju hidayah Allah (min azh zhulumat ila an nur), termasuk penyebaran islam di Andalus. Misi kekuasaan islam adalah memberikan perubahan dari masa kegelapan menuju kecemerlangan. Pelopor Futuhat Andalus adalah para mujahidin generasi ta'biin yang sangat memahami misi risalah islam.
Berkuasa itu penting tetapi merebut kekuasaan menjadi bagian dari hasil yang dipetik dari hasil sebelumnya. Proses pematangan masyarakat yang benar yakni dengan mengajarkan ilmu. Futuhat membawa kekuasaan militer, lalu siapa yang membawa kekuatan militer itu ? Karena yang memimpin peperangan adalah ahli perang dan didalamnya juga terdapat pasukan yang terdiri dari para ulama. Panglima yang memimpin peperangan jika ingin berhasil adalah panglima yang berilmu.
Kepemimpinan Uqbah bin Nafi adalah kepemimpinan sebelum Musa bin nushair (putra dari Nushair bin Abdurahman bin Yasid). Uqbah bin Nafi memiliki pola kepemimpinan yang tergesa gesa dalam menaklukan daerah baru, dimana daerah kekuasaan yang lama belum stabil sudah menaklukan daerah baru. Perebutan kekuasaan tidak memproses wilayah yang dikuasainya hingga betul-betul menjadi islami (mereka hanya bersifat mengalahkan, sehingga kekuasaan tidak menambah perluasan wilayah). Uqbah bin Nafi memiliki kesalahan dalam kepempinannya yakni :
- Uqbah bin Nafi’ dalam menaklukkan kawasan baru tanpa memperhitungkan konsekuensinya dari sisi lain. Hal ini dilakukan tanpa mempertimbangkan untuk menyiapkan dan lebih menyempurnakan basis perlindungan terhadap kepentingan di wilayah-wilayah yang mereka taklukkan sebelumnya.
- Masyarakat di kawasan yang telah dikuasai sebelumnya mudah sekali melakukan pemurtadan, dikarenakan iman mereka masih begitu rapuh dan mereka belum mendapatkan kesempatan untuk lebih mempelajari islam. Mereka belum mengenal agama Islam dengan baik.
Jangan mengukur peradapan islam dari kalangan elit politiknya saja, peradapan islam lebih luas dari itu. Ketika kekuatan politik umat islam lagi berantakan seperti itu, adakah kekuatan lainnya yang mendukung pencapaian umat islam dalam peradapan. Masalah kekuasaan itu tidak akan habis untuk dibahas. Penilaian perdapan islam banyak dituliskan mengenai perebutan kekuasaannya saja, tetapi tidak membahas bagaimana umat ini membangun peradapannya itu harus ditonjolkan. Perebutan kekuasaan itu adalah sebagian kecil dari perdaban islam
Kunci kekuatan Andalus :
Integrasi visi islam elit politik dan masyarakat, (terutama simpul jejaring sosial masyarakat Andalus seperti para ulama dan tokoh masyarakat) yakni :
- Para pemimpin harus visoner dan memiliki kemampuan manajerial yang mumpuni.
- Mampu menjaga kedaulatan dan wilayah perbatasan yang strategis (zaragoza di utara, toledo di tengah, gilbatar diselatan, lisbon di barat)
- Mampu menjaga hubungan baik dengan kekuatan islam di maroko dan afrika utara.
Sikap ijtihad para ulama sangat menentukan stabilitas politik, sosial, ekonomi di Andalus. Kesepakatan para ulama untuk mengamalkan mahzab Maliki menggantikan mahzab Auza'i, sebagai landasan dan kerangkan pemikiran dan praktik keagamaan masyarakat Andalus yang berperan besar terhadap stabilitas Andalus di berbagai bidang.
Kekuasaan membutuhkan legitimasi politik
- Kondisi politik dan kekuasaan di Andalus menjadi isu unik dalam wacana keilmuan dam fiqih islam, sejak priode imarah Andalus menjadi wilayah yang terpisah secara hukum dengan daulah Abasiyah (ketika Abasiyah berkuasa tidak wilayah maroko dan spanyol tidak serta merta milik Dauroh Abasiyah)
- Pemerintahan Andalus sangat membutuhkan legitimasi syar'i dari para ulama untuk eksis dan berkembang. Ijtihad para ulama pada priode ini sangat menentukan kelangsungan pemerintahan Bani Umayah di Andalus.
- Fondasi ilmu agama yang kokoh, stabilitas politilk dan sosial dapat mendorong perkembangan keilmuan di semua bidang seperti fisika, matematika, astronomi, kedokteran (semua disiplin ilmu pengetahuan)
- Kaum muslimin telah memiliki konsep yang kuat tentang hubungan manusia dengan alam semesta dan tujuan peradapan pada risalah islam, hal ini mendorong mereka untuk terus berkembang seiring dengan persentuhan dengan peradapan yang telah lebih dulu eksis.
- Warisan keilmuan masyarakat timur dan barat diserap dan dikembangkan oleh para ilmuan di Andalus , sehingga Andalus menjadi pelopor dalam banyak bidang keilmuan dan memberi sumbangan tidak terhingga kepada peradapan barat.
- Hisyam bin Adburahman menerapkan paraturan penggunaan bahasa arab sebagai pengantar sekolah yahudi dan nasrani di Andalus.
Syuyukh Al Ashr (Ulama Besar) di Andalus.
- Muhammad bin Wadhdhah (202-272H), abad ke-3 masih masa imarah, belum khilafah
- Baqi bin Makhlad (201-276H), berkuasa dari abad ke-3 sampai abad ke-4
- Qasis bin Ashbugh Al Bayani (244-340H), abad ke-4
- Ahmad bin Khalid bin Yasid (246-322H), abad ke-4
- Ahmad bin Muhammad al Ma'afiri (340-429H), abad ke-4
- Sulaiman bin Khalaf Abu Al Walid Al Baji (403-474H), abad ke-4 ke abad ke-5 sudah abad yang mulai kacau,
- Abu Ali Ash Shadafi (454-514H),
- Muhammad Ibn Rusyd (450-520H),
Ketika kondisi umarah tidak ideal (abad ke-5) keberadaan ulama dengan umarah bersifat meminimalisir suatu kemungkaran. Ketahuilah ketika kemungkarang tidak dapat dimusnahkan sama sekali, sebaiknya diminimalisir. Ketika Thawa'if terjadi di spanyol dan murabitthin masuk, disitulah peran para ulama. Murabitthin adalah suatu daulah yang bermula dari majelis ilmu (majelis taklim), maka ulama bisa membawa murabitthin ke Andalus dan menyatukan kembali andalus meskipun tidak seperti sebelumnya. Ulama Asobari adalah ulama yang berperan besar dalam masa fitnah/masa kacau (masa Thawa'if) untuk perang melawan kerajaan katolik di Spanyol, dialah yang sanggup memimpin pasukan sehingga terjadi perang besar di quturda. Beliau bersama muridnya yakni Abubakar ibnu Ar'arabi untuk berperang dan sinalah Asobari gugur. Abubakar ibnu Ar arabi menuntut ilmu di baghdad dan damaskus, dan ketika berumur 26 tahun kembali ke Sevilla untuk mulai mengajar sehingga kemudian menjadi ulama yang terpandang di Andalus. Selama proses peperangan di berbagai wilayah yang sedang berkonflik, sebelumnya Asoabri mengajar dulu, terus berperang lagi belajar lagi perang lagi (silih berganti). Saat itu pemerintahan sudah tidak sanggup mempertahankan. Pada masa Tha'if ulama perperan sangat penting. Ulama mengalami perjuangan yang sangat berat, karena pada masa itu terlahir karya sirah nabawiyah, termasuk Asobari menulis sirah nabawiyah, ketika umat membutuhkan figur yang dapat menguatkan Asobari hadir menguatkan.
" Sehingga untuk menghargai karya kaum muslimin dijaman tersebut sebaiknya para kaum muslimin selain dirumahnya terdapat al quran dan buku hadist juga memiliki buku sirah nabawiyah "
" Sehingga untuk menghargai karya kaum muslimin dijaman tersebut sebaiknya para kaum muslimin selain dirumahnya terdapat al quran dan buku hadist juga memiliki buku sirah nabawiyah "
Keberadaan Tradisi ulama besar tidak terikat dengan hubungan formal dengan penguasa (tetapi tidak juga beroposisi/ melawan penguasa), Tradisi ulama besar mendukung pengayaan materi keagamaan dan penguatan posisi ulama sebagai panutan dan sentra masyarakat. Ulama Andalus memiliki otoritas sosial yang tidak kalah dengan para penguasa`
Keberadaan ulama selain memberikan legitimasi, menstabilkan , merangkul umat dan sebagai tempat rujukan. Sehingga ketika kita memahaminya, hall ini bisa menjadi proses pembelajaran. Catatan yang menarik tentang ulama Andalus, tercatat data Jumlah Ulama Andalus menurut :
- Ibnu Al Faradhi, telah mencatat terdapat 1766 ulama besar dalam rentang waktu 400 tahun dari masa awal Andalus (400 ulama besar setiap 100 tahun)
- Ibnu Basykuwal, telah mencatat terdapat 1440 ulama besar dari awal abad ke-5 hingga pertengahan abad ke-6 Hijriah.
- Ibnu Al Abbar, telah mencatat terdapat 2500 ulama besar, dari pertengahan abad ke-6 hingga pertengahan abad ke-7 Hijriah. (Menariknya peradapan Andalus yakni keberadaan ulama pasca masa Thawa'if semakin banyak).
PEMBELAJARAN YANG BISA DIAMBIL
Kualitas ilmu agama yang kokoh melahirkan stabiliatas sosial, politik dan budaya, itu yang memberikan peluang/kesempantan/kenyamanan kepada siapapun yang memiliki kemampuan untuk menggali dan mengembangkan semua disipllin ilmu. Hal ini tidak mudah, penelitian dilakukan dalam keadaan kondisi masyarakat sedang ceos/tidak stabil. Tetapi disaat itulah ada sesuatu yang baru yang dilahirkan oleh para ilmuan di Andalus. Andalus dapat berkembang menjadi besar meskipun banyak persoalan yang mereka hadapi dan selesaikan, karena mereka ditopang oleh ide gagasan penemuan yang bisa memenuhi kebutuhan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Mereka tidak menyelesaikan masalah dengan mendatangkan dari pihak luar (impor). Mereka membuat sesuatu untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya sendiri, tidak tergantung kepada pihak lain ataupun pemerintah, seperti inilah manusia berperadapan adalah selalu mau untuk menganalisa kebutuhan dan berfikir kita butuhkan kita cukupi. Manusia akan berperadapan maju seperti itu ketika ada stabilitas didalam negerinya. Maka di negara maju manapun pasti akan membela kepentingan dalam negeri mereka dan mereka akan menjaga agar permasalahan dalam negeri tidak keluar, dan mereka membelanjakan dana untuk urusan keluar negeri untuk menjaga ketahanan dalam negeri. Negara tidak akan pernah berkembang dan tidak memiliki jati diri yang baik, jika mengorbankan kepentingan dalam negerinya untuk hubungan luar negerinya (inilah yang terjadi dimasa Thawa'if). Pada masa Thawa'if mereka menggunakan kekuatan pasukan khatolik untuk menghabisi saudaranya.
Gerakan ke ilmuan begitu masif sekali di Andalus. Andalus sebagai pelopor dibidang keilmuan. Maka kaum muslimin berfikir untuk menciptakan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, antara lain seperti :
- kaum muslimin di andaluslia memiliki ide untuk menyatukan pena dan tinta menjadi satu (bukan lagi menggunkan pena dicelup ke tinta lagi).
- kertaspun juga demikian dibuat oleh kaum muslimin (bahkan ada kertas dari kulit rusa).
- Abbas Ibnu Firnas (beliau belajar di cordoba) membuat gelas kaca hasil eksperimen ilmu kimia, kaca dapat mengganti perabotan makan dari perunggu.
- Abbas Ibnu Firnas memiliki keilmuan dibidang geografi mengukur kecepatan angin mengapa burung terbang, manusia juga bisa terbang dengan mengepakan tangannya seperti burung (ide penemu pesawat terbang)
- Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad seorang navigator muslim dari Cordoba di Andalusia, telah sampai ke benua Amerika pada tahun 889M pada masa kekalifahan Abdullah Ibnu Muhammad dan dicatatat oleh tokoh geografi Abul Hassan Ali Ibnu al-Hussain al-Masudi. Benua amerika tersebut ditemukan sebelum 300tahun colombus menemukan. Al Ba'hri di Andalus menemukan koordinat amerika jauh sebelum colombus, dan mencoba menembusnya. Ada tiga ahli geografi muslim saat itu mengatakan bahwa ada daratan amerika.
- Kaum muslimin sebenarnya memiliki hubungan yang kuat dengan alam semesta, kaum muslimin bukanlah orang orang yang kaget ketika menerima warisan intelektual Eropa, India, China, Mesir, Yunani. Karean kaum muslimin saat itu selalu berinteraksi bersama Al quran, Al aquran banyak menjelaskan keilmuan. Penjelasan yang mereka peroleh dari Al quran mereka kembangkan menjadi kelimuan baru, dimana teori dan praktek secara islami, teori dan praktek tidak dibenturkan.
- Menerapkan bahasa arab sebagai sekolah sekolah di Andalusia baik sekolah kristen dan islam saat itu, ini bukan bentuk intimidasi. Supaya yahudi dan nasrani yang saat itu tinggal di Andalus dapat mencerna konsep islam dan praktek islam. Sehingga setelah mereka menjadi bagian dari masyarakat islam, dengan menggunakan bahasa arab mereka akan mudah untuk berinteraksi.
Persoalan terberat itu sebenarnya menyelesaikan masalah di Internal, jika dapat diselesaikan dengan baik, maka permasalahan eksternal akan lebih mudah juga untuk diselesaikan (Sejarah dapat berulang). Ketika ceos telah terjadi masalah saling terkait satu sama lain, dan sampai akhirnya timbul fitnah maka siapapun tidak akan bisa menyelesaikan (tidak dapat lagi diatur oleh sebuah aturan), sehingga timbullah perang. Maka jangan sampai ketika ceos terjadi fitnah, karena fitnah itu dapat menyebabkan saling membunuh. Perang itu kalau tidak membela diri yakni membunuh lawan. Proses kedzaliman di masyarakat yang dilakukan pemerintahan adalah suatu permasalahan yang telah mengakar bertahun tahun dan akan menjadi bom waktu. Ketika masyarakat sudah mulai tidak suka atau membenci pemerintahannya, maka sebaiknya dilakukan perombakan. Sebagaimana yang dilakukan Umar bin katab, yakni mencopot gubernur bukan karena kesalahan karena pelanggaran syariah tetapi karena masyarakatnya mulai tidak suka dengan pemerintahan gubernur tersebut. Ini menghindari permasalahan kepemimpinan di kemudian hari. Hal ini dapat sebagai pembelajaran buat pemerintahan saat ini. Ketika ceos kemajuan materi tidak disikapi dengan benar, maka akan mempengaruhi kekuasaan, kemunduran umat islam di Andalus salah satu faktornya adalah salah dalam bersikap menanggapi kemajuan materi. Ketika hal itu melupakan tujuan utamanya. (kekayaan negara di jaman umar melimpah, tetapi umar tidak tergoda sedikitpun. Beliau fokus terhadap tujuan). Kekuasaan itu digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakatnya dan memfasilitasi masyarakat dengan infrastruktur yang baik (konsep pemerintahan islam).
- Runtuhnya Dauroh Andalus
- Sejarah Islam di Andalus
- Tragedi Muslim di Spanyol di Andalus
- Khilafah Islam 1 - Jejak awal Dinasti Andalus
- Khilafah Islam 2 - Maroko dan Benua Eropa
- Khilafah Islam 3 - Pembangunan Peradaban di Eropa
- Khilafah Islam 4 - Peradapan Islam di Spanyol
- Khilafah Islam 5 - Andalus Pusat Budaya
- Khilafah Islam 6 - Saksi bisu Sejarah Peradapan Islam di Andalus
- Khilafah Islam 7 - Saksi bisu sejarah peradapan Islam di Andalus
- Khilafah Islam 8 - Saksi bisu Sejarah Peradapan lslam di Andalus
- Khilafah Islam 9 - Cordoba kota seribu masjid
- Khilafah Islam 10 - Cordoba kota yang pernah dikumandangkan adzan
- Khilafah Islam 11 - Granda Benteng Terakhir
- Khilafah Islam 12 - Granada Pertahanan Muslim Terakhir
- Khilafah Islam 13 - Akhir Peradapan Muslim di spanyol
Kemenangan kaum muslimin di bulan Ramadhan (klik disini)
Bersambung dikajian Sejarah Andalusia Bagian ke-03 (klik disini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar