Ustad Adian Husaini
INSISTS, 17 Oktober 2017
Aplikasi Adab dan Kurikulum Pendidikan.
Problem pendidikan dunia sekarang adalah siswa hanya dijadikan sebagai customer, dimana siswa hanya dijadikan obyek pembelajar saja. Hal ini harus menjadi perhatian khusus, karena dalam islam, ilmu, guru dan murid adalah tiga hal yang saling terkait. Ketiganya merupakan rangkaian yang tak terpisahkan.
Manusia secara komprehensif mempunyai jasad, akal dan ruh. Pendisiplinan jasad, akal dan ruh dalam sebuah proses pendidikan itu yang dinamakan ta’dib yang menjadikan manusia beradab, dan menjauhkan manusia dari biadab atau bidunil adab.
Manusia yang sudah beradab pasti mengenal dan mengakui Allah Subhanahu Wata’ala. Mengenal maksudnya sudah berilmu dengan ilmu yang komprehensif, apakah ilmu yang level rendah, menengah dan tinggi, sebagaimana disebut di atas, sehingga tahu hakekat kebenaran (haqiqatul asya’) dan mengakui dengan artian ia berkomitmen menjalankan atau mengamalkan ilmunya sesuai yang diinginkan oleh Sang Pencipta sistem kedisiplinan (adab), baik dalam mikrokosmos (manusia) ataupun dalam makrokosmos (alam raya). Itulah yang disebut pendidikan sebenarnya dalam Islam.
Apa Peran Guru dalam Ilmu yakni mampu mentransfer ilmu seutuhnya, baik yang level bawah (sensible knowledge), menengah (theoretical knowledge) maupun atas (spiritual knowledge), hanyalah guru sejati. Orang boleh saja berkilah bisa mendapatkan ilmu sendiri secara otodidak atau mengatakan mau belajar saja dari pengalaman (experience is the best teacher), namun yakinlah tidak akan sempurna ilmunya. Bahkan, sangat besar potensinya untuk sesat bahkan menyesatkan.
Maka misi pendidikan pada zaman Khulafaur Rasyidin, sebagai berikut:
Maka misi pendidikan pada zaman Khulafaur Rasyidin, sebagai berikut:
- Pertama, menetapkan dan menguatkan keyakinan dan kepatuhan kepada ajaran islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dengan cara memahami, menghayati, mengamalkan secara konsisten, usaha ini diperkuat dengan sikap tegas yang ditujukan Abu bakar yang memerangi orang yang ingkar dan murtad terhadap ajaran islam.
- Kedua, menyediakan sarana, prasarana, fasilitas yang memungkinkan terlaksananya ajaran agama, usaha ini dilakukan oleh khulafur rasyidin dengan mengumpulkan al quran yang berserakan (dijaman khalifah abu bakar) dan menyalin kembali dijaman Usman bin affan, membentuk lembaga dan pranata sosial.
- Menumbuhkan semangat cinta tnaah air dan bela negara yang memungkinkan islam dapat berkembang di seluruh dunia, dengan memperluas wilayah dakwah islam
- Melahirkan para kader pemimpin umat, pendidik, dai yang tangguh dalam mewujudkan syiar islam, upaya ini dilkukan dengan menyelenggarakan halaqoh dengan mengkaji al quran dan hadist, hukum islam dan fatwa.
Sukses seorang muslim orentasinya adalah sukses akhirat,
Jangan sampai kita meletakan kepetingan dunia diatas kepentingan akhirat. sebagaimana jika kita meletakan tujuan pendidikan kita yakni menggapai kesuksesan dunia dan berharap kesuksesan untuk akhirat mengikuti (ini merupakan kesalahan), tujuan utamanya dari pendidikan itu adalah berkarier yang hebat syukur-syukur ahlaqnya juga baik (yang hanya sebuah tambahan). Karena yang dikejar adalah kesuksesan dunia, maka akan mengesampingkan yang fardhu ain dan bisa jadi dia akan menghalalkan sesuatu yang tidak boleh, mengajarkan materi materi yang bertentangan dengan islam.
Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai” (QS. Ar Rum:7)
Beberapa orang memandang bahwa kesuksesan itu adalah dengan nilai duniawi. Inilah tanda kehancuran mereka, dan hanyalah insan yang beriman dan berilmu lah yang dapat meletakan kepentingan dunia untuk kepentingan akhirat (meninggalkan kepentingan dunia untuk akhirat)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya:
“Sesungguhnya Allah membenci setiap orang yang pandai dalam urusan dunia namun bodoh dalam urusan akhiratnya.” (Shahih Jami’ Ash Shaghir)
Gambaran al quran terhadap orang orang yang sukses
Gambaran al quran terhadap orang orang yang sukses adalah orang orang yang berjuang (orang yang mau berjuang bukanlah orang lemah), sahabat nabi itu berjuang dan sukses karena mereka kuat (kuat ekonomi, kuat ilmu, kuat fisiknya). Sukses dunia itu digambarkan punya rumah mewah, mobil mewah, populer. Saat dia terkenal karena kesolehannya dan dia gunakan popularitasnya itu untuk kebaikan untuk perjuangan itu dapat dikategorikan sebagai sukses akhirat. Tapi jika mengunakan popularitas untuk mencari keuntungan dunia itu tidak dibenarkan.
Dalam islam, kita meletakkan fiqih dalam konsep keislaman adab dalam ilmu sebgaai berikut :
1. Meletakan Adab di lingkungan Pendidikan
Pada lingkungan pendidikan sebaiknya meletakan Adab terlebih dahulu. Lalu bagaimana indikator dari mukmin yang beradab.
Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai” (QS. Ar Rum:7)
Beberapa orang memandang bahwa kesuksesan itu adalah dengan nilai duniawi. Inilah tanda kehancuran mereka, dan hanyalah insan yang beriman dan berilmu lah yang dapat meletakan kepentingan dunia untuk kepentingan akhirat (meninggalkan kepentingan dunia untuk akhirat)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya:
“Sesungguhnya Allah membenci setiap orang yang pandai dalam urusan dunia namun bodoh dalam urusan akhiratnya.” (Shahih Jami’ Ash Shaghir)
Gambaran al quran terhadap orang orang yang sukses
Gambaran al quran terhadap orang orang yang sukses adalah orang orang yang berjuang (orang yang mau berjuang bukanlah orang lemah), sahabat nabi itu berjuang dan sukses karena mereka kuat (kuat ekonomi, kuat ilmu, kuat fisiknya). Sukses dunia itu digambarkan punya rumah mewah, mobil mewah, populer. Saat dia terkenal karena kesolehannya dan dia gunakan popularitasnya itu untuk kebaikan untuk perjuangan itu dapat dikategorikan sebagai sukses akhirat. Tapi jika mengunakan popularitas untuk mencari keuntungan dunia itu tidak dibenarkan.
Dalam islam, kita meletakkan fiqih dalam konsep keislaman adab dalam ilmu sebgaai berikut :
- Meletakan ilmu fardu ain harus lebih tinggi dari fardhu khifayah.
- Meletakan ilmu wahyu (Islamic Revealed knowledge) harus lebih tinggi dari emperical knowledge dan harus lebih tinggi diletakkan dari pada rasional knowledge
- Meletakan ilmu yang pasti harus diletakan lebih tinggi dari ilmu yang tidak pasti.
Bagaimana kita harus beradap kepada ilmu ketika masuk bulan Ramadhan.
Apakah rasional knowledge dan empirical knowledge harus diletakan, ketika beradapan dengan Islamic Revealed knowledge, contoh :
" Berpuasalah kamu ketika melihat hilal, dan beridul fitrilah kamu ketika hilal telah terlihat " ,
Saat itu seluruh ahli astronomi Indonesia secara hisab dan rukiyah tidak mungkin dilihat karena letaknya masih rendah, dan tokoh islam yang memiliki alat secanggih apapun belum bisa melihat hilal. Tiba-tiba seseorang mengaku melihat hilal (disumpah secara syar'i), secara syari ini adalah telah syah. Sedangkan yang dewan pusat sepakat dengan sidang isbat pemerintah. Dimana cara meletakannya. Secara fiqih syah tetapi selain fiqih (rasional knowledge dan empirical knowledge) tidak mungkin terlihat. Berdebatan biasanya sering terjadi
Lalu bagaimana meletakannya sesuai dengan aplikasi adab.
Fiqih adalah kumpulan hukum amal perbuatan manusia yang diambil dari dalil-dalil terperinci, amal perbuatan manusia adalah segala amal perbuatan orang mukalaf yang berhubungan dengan bidang ibadat, muamalat, dll. Sedangkan suatu dalil terperinci adalah satuan dalil yang masing masing menunjuk hukum tertentu.
Rasional knowledge adalah pengetahuan rasional atau pengetahuan yang bersumber dari akal adalah suatu pengetahuan yang dihasilkan dari proses belajar dan mengajar, diskusi ilmiah, pengkajian buku, pengajaran seorang guru, dan sekolah.
Empirical knowledge adalah pengetahuan yang dengan panca indranya memiliki kemampuan dalam mengetahui suatu realitas secara partikular.
Islam telah meletakan sendi sendi adab bagi seorang muslim yang berjalan di manhaj Ahlul sunnah wal jama'ah dalam pergaulannya bersama saudaranya ketika berselisih paham dalam masalah ijtihadiyah :
- Lapang Dada Menerima Kritik Yang Sampai Kepada Anda Untuk Membetulkan Kesalahan.
- Hendaklah Memilih Ucapan Yang Terbaik Dan Terbagus Dalam Berdiskusi Dengan Sesama Saudara Muslim
- Hendaklah Diskusi Yang Dilakukan Terhadap Saudara Sesama Muslim, Dengan cara-cara Yang Bagus Untuk Menuju Suatu Yang Lebih Lurus.
Contoh aplikasi adab dalam kehidupan kita
1. Meletakan Adab di lingkungan Pendidikan
Pada lingkungan pendidikan sebaiknya meletakan Adab terlebih dahulu. Lalu bagaimana indikator dari mukmin yang beradab.
Di lingkungan pendidikan sebaiknya "Ta'dib (pendidikan adab)" lebih dulu diterapkan, karena pendidikan adab dalam konsepsi islam membentuk manusia yang baik secara ahlaq, Adab adalah kemampuan dan kemauan untuk mengenali segala sesuatu sesuai dengan martabatnya. Istilah adab bisa ditemukan dalam sejumlah Hadits Nabi Muhammad SAW. Misalnya, Anas ra. meriwayatkan, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: “Akrimuu auladakum, wa-ahsinuu adabahum”, muliakanlah anak-anakmu dan perbaikilah adab mereka (HR. Ibnu Majah).
Dalam Islam, tanpa adab dan perilaku yang terpuji maka apa pun amal ibadah yang dilakukan seseorang tidak akan diterima di sisi Allah Swt. (sebagai satu amal kebaikan), baik menyangkut amal qalbiyah (hati), badaniyah (badan), qauliyah (ucapan), maupun fi’liyah (perbuatan). Dengan demikian, dapat kita maklumi bahwa salah satu indikator amal ibadah seseorang diterima atau tidak di sisi Allah Swt. adalah melalui sejauh mana aspek adab disertakan dalam setiap amal perbuatan yang dilakukannya.
Saidina Umar bin khatab, berkata " Fatadhahu summa Fa'alamu" inilah yang melahirkan genarasi sahabat, generasi shalahudin al ayyubi, dan generasi muhamad al fatih. Yang menjadi masalah dalam menanamkan adab itu adalah faktor guru.
- Generasi para sahabat gurunya Rasulullah Shallallah A'laihi Wassalam.
- Generasi Shalahudin Al Ayyubi gurunya kualitasnya Imam Al Gozali.
- Generasi Muhammad Al Fatih gurunya kualitas syeikh Aaq syamsudin.
Fiqih syafii itu matang ditangan imam al gozali, kalau tasawuf juga matang ditangan imam al gozali.
" Perlu dilakukan pengkajian lebih dalam bagaimana kebangkitan generasi Shalahudin al Ayyubi dan bagaimana kembalinya al quds ".
A. Genarasi para sahabat dan Genarasi Shalahudin Al Ayyubi
Pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq (632-634 M), tidak terjadi kontak dengan wilayah kekuasaan Bizantium. Generasi sahabat ( Umar bin Khattab ) menaklukan kota yarusalem hanya 5 tahun sepeninggal Rasulullah (637M). Terlihat dimasa kepemimpinan Umar bin kathab Madinah mulai serius mengekspansi ke wilayah Utara menuju area kekuasaan Bizantium. Umar mengirim pasukan yang terdiri dari jawara-jawara Arab seperti Khalid bin Walid dan Amr bin Ash menuju Kekaisaran Romawi Timur ini. Perang ini dikenal dengan perang Yarmuk, perang yang terjadi tahun 636 M. Perang ini merupakan pukulan telak bagi Bizantium, sejumlah kota di Suriah berhasil jatuh ke tangan umat Islam, termasuk kota utama Damaskus. Pembebasan yarusalem dijaman Umar bin khatab, saat itu Umar bin khatab datang ke yarusalem untuk membuat perjanjian dengan pemimpin umat kristen (Uskup Sophronius sebagai perwakilan Bizantium) di yarusalem. Pada tahun 1187 Salahuddin Al Ayyubi mulai memobilisasi tentaranya menyeberangi sungai Yordan untuk merebut Yerusalem, saat itu kekuatan romawi bisa dikalahkan Shalahudin al ayyubi tanpa harus membantai masyarakat yarusalem. Kepemimpinan Umar Ibn Khattab dan Shalahuddin al-Ayyubi yang menghormati sesama (penduduk yahudi dan nasrani), bermuara dari ajaran Islam yang berlandaskan pada konsep cinta, kasih, sayang, kerendahan hati, pengorbanan, toleransi, dan perdamaian.
Para sahabat nabi adalah pemimpin yang hebat, seperti amru bin ash, muawiyah bin abu sofiyan, (hebat secara politik dan pemerintahan)
B. Generasi Muhammad Al Fatih menaklukan konstantinopel
" Perlu dilakukan pengkajian lebih dalam bagaimana kebangkitan generasi Shalahudin al Ayyubi dan bagaimana kembalinya al quds ".
A. Genarasi para sahabat dan Genarasi Shalahudin Al Ayyubi
Pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq (632-634 M), tidak terjadi kontak dengan wilayah kekuasaan Bizantium. Generasi sahabat ( Umar bin Khattab ) menaklukan kota yarusalem hanya 5 tahun sepeninggal Rasulullah (637M). Terlihat dimasa kepemimpinan Umar bin kathab Madinah mulai serius mengekspansi ke wilayah Utara menuju area kekuasaan Bizantium. Umar mengirim pasukan yang terdiri dari jawara-jawara Arab seperti Khalid bin Walid dan Amr bin Ash menuju Kekaisaran Romawi Timur ini. Perang ini dikenal dengan perang Yarmuk, perang yang terjadi tahun 636 M. Perang ini merupakan pukulan telak bagi Bizantium, sejumlah kota di Suriah berhasil jatuh ke tangan umat Islam, termasuk kota utama Damaskus. Pembebasan yarusalem dijaman Umar bin khatab, saat itu Umar bin khatab datang ke yarusalem untuk membuat perjanjian dengan pemimpin umat kristen (Uskup Sophronius sebagai perwakilan Bizantium) di yarusalem. Pada tahun 1187 Salahuddin Al Ayyubi mulai memobilisasi tentaranya menyeberangi sungai Yordan untuk merebut Yerusalem, saat itu kekuatan romawi bisa dikalahkan Shalahudin al ayyubi tanpa harus membantai masyarakat yarusalem. Kepemimpinan Umar Ibn Khattab dan Shalahuddin al-Ayyubi yang menghormati sesama (penduduk yahudi dan nasrani), bermuara dari ajaran Islam yang berlandaskan pada konsep cinta, kasih, sayang, kerendahan hati, pengorbanan, toleransi, dan perdamaian.
Para sahabat nabi adalah pemimpin yang hebat, seperti amru bin ash, muawiyah bin abu sofiyan, (hebat secara politik dan pemerintahan)
B. Generasi Muhammad Al Fatih menaklukan konstantinopel
Penaklukan konstantinopel tahun 1453. Muhammad Al Fatih, gurunya adalah syeikh Aaq syamsudin, dimana keilmuannya, syuhudnya, luar biasa kualitas gurunya. Muhammad al-Fatih dilahirkan pada 27 Rajab 835 H/30 Maret 1432 M di Kota Erdine, ibu kota Daulah Utsmaniyah saat itu. Ia adalah putra dari Sultan Murad II yang merupakan raja keenam Daulah Utsmaniyah. Akhirnya Muhammad al fatih menemukan ide yang ia anggap merupakan satu-satunya cara agar bisa melewati pagar tersebut. Ide ini mirip dengan yang dilakukan oleh para pangeran Kiev yang menyerang Bizantium di abad ke-10, para pangeran Kiev menarik kapalnya keluar Selat Bosporus, mengelilingi Galata, dan meluncurkannya kembali di Tanduk Emas, akan tetapi pasukan mereka tetap dikalahkan oleh orang-orang Bizantium Romawi. Sultan Muhammad melakukannya dengan cara yang lebih cerdik lagi, ia menggandeng 70 kapalnya melintasi Galata ke muara setelah meminyaki batang-batang kayu. Hal itu dilakukan dalam waktu yang sangat singkat, tidak sampai satu malam. Di pagi hari, Bizantium kaget bukan kepalang, mereka sama sekali tidak mengira Sultan Muhammad dan pasukannya menyeberangkan kapal-kapal mereka lewat jalur darat. 70 kapal laut diseberangkan lewat jalur darat yang masih ditumbuhi pohon-pohon besar, menebangi pohon-pohonnya dan menyeberangkan kapal-kapal dalam waktu satu malam adalah suatu kemustahilan menurut mereka, akan tetapi itulah yang terjadi. Akhirnya kerajaan besar yang berumur 11 abad itu jatuh ke tangan kaum muslimin. Peperangan besar itu mengakibatkan 265.000 pasukan umat Islam gugur. Pada tanggal 20 Jumadil Awal 857 H bersamaan dengan 29 Mei 1453 M, Sultan Muhammad Al fatih berhasil memasuki Kota Konstantinopel. Setelah itu, ia menuju Gereja Hagia Sophia dan memerintahkan menggantinya menjadi masjid. Konstantinopel dijadikan sebagai ibu kota, pusat pemerintah Kerajaan Utsmani dan kota ini diganti namanya menjadi Islambul yang berarti negeri Islam, lau akhirnya mengalami perubahan menjadi Istanbul.
C. Posisi Imam al gozali di Yarusalem
Imam al gozali pada tahun 1096 datang, iktikaf di damaskus. Lalu 3 tahun kemudian pasukan romawi (pasukan salib) kembali datang ke yarusalem. Begitu dahsyatnya pembantaian terhadap kaum Muslim ketika itu. Karena itulah, banyak yang kemudian mempertanyakan sikap dan posisi al-Ghazali dalam Perang Salib dan juga konsepsinya tentang jihad, dalam makna qital (perang) melawan musuh yang jelas-jelas sudah menduduki negeri Muslim. Saat itu meskipun imam al-Ghazali sempat berkunjung ke berbagai tempat suci Islam, termasuk Masjid al-Aqsha pada tahun 1096, tetapi ia tidak pernah menyebut tentang masalah pasukan Salib dalam berbagai tulisannya. Dan bukan berarti imam al gozali tidak menyuarakan berjihad kala itu (Manuskrip kitab al gozali juga banyak yang hilang). Posisi imam al gozali saat itu dipertanyakan karena tidak menyerang dan tidak mendukung. Tetapi dalam karya terbesarnya, IÍya’ ‘Ulum al-Din, al-Ghazali justru menekankan pentingnya jihad al-nafs. Walaupun tidak menempatkan satu bab khusus tentang jihad dalam Ihya’, al-Ghazali menekankan pentingnya jihad bagi kaum Muslim. Ia mengutip sejumlah ayat al-Quran yang menyebu tentang kewajiban jihad bagi kaum Muslim, seperti firman Allah SWT: “Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk.” (QS al-Nisa:95). Dalam bab al-Amr bi al-Ma‘ruf wa an-nahyu ‘an al-Munkar al-Ghazali menyebutkan sejumlah hadits atau atsar (perkataan sahabat Nabi) tentang jihad. Dalam bab ini, al-Ghazali juga menekankan, bahwa aktivitas amar ma’ruf dan nahi munkar, adalah yang menentukan hidup-matinya umat Islam. Dalam karya-karyanya yang lain, al-Ghazali telah banyak menjelaskan makna jihad dalam arti perang, seperti dalam al-Wajiz fi Fiqh Madzhab al-Imam as-Shafi‘i. Ini dapat disimpulkan bahwa sebagai pakar fiqh, al-Ghazali sangat memahami kewajiban jihad, dan ia telah banyak menulis tentang hal ini.
2. Mempersiapkan generasi Shalahudin Al Ayyubi-Muhammad Al Fatih
Kualitas guru dari Shalahudin Al Ayyubi dan Muhammad Al Fatih jauh dengan kualitas guru saat ini. Kuncinya untuk melahirkan generasi sekalas mereka ini yakni tugas kita ini saat ini. Poros pendidikan yang harus diperhatikan adalah pembersihan jiwa (bangunlah jiwanya, bangunlah badannya)
Pembersihan jiwa adalah pensucian jiwa. Tahap mensucikan jiwa :
Satu satunya solusi yang dapat menyelamatkan wilayah muslim yakni menyeru kepada jihad. Ada kondisi yang harus dipersiapkan sebelum berjihad yakni :
3. Kemauan orang tua terhadap anaknya
Semua anak memang diwajibkan untuk berbakti kepada orang tuanya, tetapi untuk mengikuti kemauan orang tuanya dilihat lagi apakah kemauan orang tua tersebut akan mendatangkan mudarot, meskipun tidak ada orang tua yang berniat untuk menyakiti anaknya. Tidaklah akhsan juga orang tua memaksakan kehendak atau keinginannya (hal ini dapat mendzalimi anak)
Masing masing anak memiliki kecerdasan intelektual yang berbeda beda. Orang tua bersifat hanya mengarahkan anaknya didunia pendidikan, anak diarahkan sesuai dengan passion yang dimiliki. Kewajiban orang tua hanyalah memberikan pendidikan dan fasiliatas pendidikan yang baik untuk anaknya.
Kalau seorang anak memiliki kecerdasan diatas rata-rata, sebaiknya harus dididik ilmu-ilmu fardu khifayah secara proposional dan profesional. Mendidik secara proposional dan beradab yakni
Ditengah keberagaman ini kita harus saling mengenal dan yang terbaik diantara kamu adalah orang yang bertaqwa. Nilai ketaqwaan ini yang harus ditampilkan. Adab itu porsinya jangan terlalu berlebihan, jangan terlalu dipaksa dan jangan terlalu dikendalikan.
Pertanyaan
1. Adab memilih pendidikan antara univeristas muslim dan non muslim
Sekarang dilapangan grade universitas itu mempengaruhi didunia pekerjaan, grade univ rendah akan kalah bersaing dengan grade univ tinggi (ini konsekuensinya) Kampus negeri di Indonesia memiliki kualiatas pengajarnya bagus dan mahasiswanya juga pilihan. Selama masih ada univeristas islam yang kualitasnya tidak terlalu jauh gradenya maka pilihlah yang univ islam. Karena faktornya adalah keselamatan aqidah, kekuatan iman, keselamatan pergaulan (ini yang utama). Jika siswa tersebut tidak lagi diragukan kualitas kepribadiannya dan jurusan itu memang ga ada kecuali disitu (di univ non muslim) maka dengan sangat terpaksa tetapi dengan syarat pengalaman. Jika siswa itu tidak kuat akan menjadi pluralisme atau bahkan akan menikah dengan non muslim (orang itu sangat terpengaruh dengan lingkungannya) kecuali memang siswa tersebut adalah anak yang kuat, walaupun hidup di barat. Tidak direkomendasikan untuk jenjang S-1 mengambil pendidikan diluar, tetapi jika diluar sana ia mengikuti komunitas muslim, bergaul dengan komunitas yang baik, ada keluarga bisa dipertimbangkan.
Secara umum tetep aqidah dan ahlaq tetep harus diutamakan. Ini adalah tantangan di dunia pendidikan dimana sekolah non muslim akan menyaingi sekolah muslim. Untuk level perguruan tinggi univ muslim swasta juga ada beberapa yang baik kualitasnya (tergantung dosen dan mahasiswanya).
Kita jangan menjadikan kampus hanya memiliki sekonsep spesialisasi dibidang tertentu. Karena konsep pendidikan dalam islam, konsep keilmuannya harus integral. Tujuannya membentuk manusia yang sempurna sesuai dengan namanya yang universal (jami'ah) dan sifatnya kuliyah dan barulah spesialisasi (choose it). Sehingga diharapkan ahli dari berbagai bidang keilmuan tetapi dia orang yang soleh, jangan terbalik maka menjadi manusia yang parsial.
Perlu untuk mengundang kampus islam yang kecil untuk menyamakan visi kedepan. Sehingga kualitas sekolah mereka stara dengan LIPIA.
2. Memilihkan pendidikan anak untuk usia balita, karakter apa yang diperkenalkan ke anak oleh Rasulullah
Karakter itu bagaikan topeng, orang dapat memerankan berbagai karakter (secara segi pemahamannya). Karakter itu ada yang tidak baik dan baik, karakter baik (jujur, pemberani, penolong) itu terdapat dalam ahlaq. Rasulullah juga mencintai kebersihan, kepedulian (huminity). Memperkuat karakter dengan kebudayaan,peneladanan.
Adab itu lebih mendasar, basis adab itu iman.
Mengapa orang tidak membuang sampah sembarangan, ini menjadi alkulturasi pembiasaan, islam tidak menolak untuk tidak membuang sampah sembarangan karena basicnya iman (kebersihan sebagian dari iman) jadi bukan karena kebiasaan.
Adab dalam konsep dalam penanaman pemahaman ilahiah,
" Barang siapa yang mengenal Allah maka sungguh ia tidak akan mengenal yang lain, barang siapa mengenal dirinya sungguh ia telah mengenal tuhannya yang satu. Barang siapa yang mengenal dunia sungguh ia yang terpedaya. Barang siapa mengenal akhirat maka ia mengenal dunia itu mudarot "
Adab berbeda dengan penanaman karakter yang diajarkan
Adab Muslim terdiri dari (27 adab)
Adab yang harus diperkenalkan kepada anak adalah
Diantara adab orang berilmu adalah ia bertanya dan belajar tiada jemu. (Adab berilmu para sahabat dimana rasa ingin tahu dan bertanyanya tinggi). Belajarlah bersikap lembut sebelum mempelajari ilmu
Dengan memahami adab tersebut maka ia akan paham kapan dia harus jujur, (dia tahu kalau dia jujur tapi malah menyebabkan perkelaian antar temen ya ga boleh). Maka ia perlu memahami tiga kebohongan yang diperbolehkan adalah :
" Cara menanamkan karakter pada anak yakni dengan metode cerita, karena sudah kita ketahui Al quran kan isinya cerita "
Beberapa negara hanya menerapkan konsep karakter saja, sehingga mereka menonjol berdasarkan karakater yang menjadi ciri khas mereka. Tetapi jika konsep adab diterapkan maka keyakinan akan tumbuh. Karakter abu bakar sidiq dan umar bin khatab kan beda.
Karakter, Ahlaq dan Adab Menurut Imam Al Gozali,
Imam al-Ghazali ditakdirkan hidup pada saat dunia Islam diuji dengan ‘Perang Salib’.
3. Memilihkan menempatkan abab atau ilmu duluan
Adab dan ilmu tidak bisa dipisahkan, semua dimulai dari ilmu tapi ilmu tentang adab. adab itu bukan wawasan tapi ilmu itu bisa wawasan/knowledge. sedangakan adab itu action/amalan. Sehingga untuk beramal betul itu perlu ilmu. Maka mana yang lebih dulu "ilmu" maksudnya jangan sampai diberikan wawasan ilmu yang fardu kifayah sebelum adabnya baik (Tidak diajarkan ilmu apapun dulu sebelum adabnya baik). Karena nanti jika seseorang telah memiliki adabnya kalau sudah baik, dapat dengan mudah diberikan ilmu pengetahuan untuk bekal hidupnya.
Yang harus diterapkan lebih dahulu adalah Adab dulu baru ilmu, karena ilmu harus diberikan kepada orang yang beradab. Adab itu salah satunya adanya kemampuan meletakan ilmu pada tempatnya. Begitu masuk ilmu ia akan petakan.
Orang yang beradab maka akan mampu menggunakan ilmu dengan tepat. Kalau orang tidak punya adab maka ia tidak akan tahu syariat, tidak punya iman dan tidak mengakui tauhid. Mereka yang tidak memiliki adab maka tidak akan mengerti menempatkan syariat. Sebenarnya proses pendidikan adalah proses penanaman adab terus menerus, kita akan semakin paham memahami sesuatu dengan adab.
Masalah adab itu sangat luas skopnya. Mendidik anak-anak dengan adab dan ibadah.
C. Posisi Imam al gozali di Yarusalem
Imam al gozali pada tahun 1096 datang, iktikaf di damaskus. Lalu 3 tahun kemudian pasukan romawi (pasukan salib) kembali datang ke yarusalem. Begitu dahsyatnya pembantaian terhadap kaum Muslim ketika itu. Karena itulah, banyak yang kemudian mempertanyakan sikap dan posisi al-Ghazali dalam Perang Salib dan juga konsepsinya tentang jihad, dalam makna qital (perang) melawan musuh yang jelas-jelas sudah menduduki negeri Muslim. Saat itu meskipun imam al-Ghazali sempat berkunjung ke berbagai tempat suci Islam, termasuk Masjid al-Aqsha pada tahun 1096, tetapi ia tidak pernah menyebut tentang masalah pasukan Salib dalam berbagai tulisannya. Dan bukan berarti imam al gozali tidak menyuarakan berjihad kala itu (Manuskrip kitab al gozali juga banyak yang hilang). Posisi imam al gozali saat itu dipertanyakan karena tidak menyerang dan tidak mendukung. Tetapi dalam karya terbesarnya, IÍya’ ‘Ulum al-Din, al-Ghazali justru menekankan pentingnya jihad al-nafs. Walaupun tidak menempatkan satu bab khusus tentang jihad dalam Ihya’, al-Ghazali menekankan pentingnya jihad bagi kaum Muslim. Ia mengutip sejumlah ayat al-Quran yang menyebu tentang kewajiban jihad bagi kaum Muslim, seperti firman Allah SWT: “Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk.” (QS al-Nisa:95). Dalam bab al-Amr bi al-Ma‘ruf wa an-nahyu ‘an al-Munkar al-Ghazali menyebutkan sejumlah hadits atau atsar (perkataan sahabat Nabi) tentang jihad. Dalam bab ini, al-Ghazali juga menekankan, bahwa aktivitas amar ma’ruf dan nahi munkar, adalah yang menentukan hidup-matinya umat Islam. Dalam karya-karyanya yang lain, al-Ghazali telah banyak menjelaskan makna jihad dalam arti perang, seperti dalam al-Wajiz fi Fiqh Madzhab al-Imam as-Shafi‘i. Ini dapat disimpulkan bahwa sebagai pakar fiqh, al-Ghazali sangat memahami kewajiban jihad, dan ia telah banyak menulis tentang hal ini.
2. Mempersiapkan generasi Shalahudin Al Ayyubi-Muhammad Al Fatih
Kualitas guru dari Shalahudin Al Ayyubi dan Muhammad Al Fatih jauh dengan kualitas guru saat ini. Kuncinya untuk melahirkan generasi sekalas mereka ini yakni tugas kita ini saat ini. Poros pendidikan yang harus diperhatikan adalah pembersihan jiwa (bangunlah jiwanya, bangunlah badannya)
Pembersihan jiwa adalah pensucian jiwa. Tahap mensucikan jiwa :
- At Tathahharu, mengangkat dan membersihkan jiwa dari penyakitnya. Pembersihan jiwa diawali dengan taubat.
- At Takhalluq, memasukan/menghiasi kedalam jiwa segala sesuatu yang selayaknya berada dalam jiwa. Setelah jiwa dibersihkan kemudian dihiasi dengan sesuatu selayaknya ada dalam jiwa sehingga bisa kembali ke fitrah dan ber-akhlaqul karimah.
- Al Iqtida' , meneladani prilaku yang bersumber dari Allah selayaknya prilaku Rasulullah
Satu satunya solusi yang dapat menyelamatkan wilayah muslim yakni menyeru kepada jihad. Ada kondisi yang harus dipersiapkan sebelum berjihad yakni :
- Revolusi moral (reformasi jiwa), untuk mengakhiri degradasi spiritual dengan mengingatkan untuk kaum muslim bersatu dan berjihad.
- Pengendalian hawa nafsu menjadi penting
Kekalahan kaum muslimin saat itu disebabkan ke-alpaan menjalankan jihad (berjihadlah kamu dengan hartamu, jiwa/dirimumu dan lisanmu) dan ke-alpaan menjalankan kewajiban agama. Jihad tidak hanya memerangi kaum kafir /munafik/yang memerangi agamamu, tetapi juga jihad melawan hawa nafsu dan jihad memerangi kedzaliman, kebatilan dan kemungkaran
Islam selain menaklukan juga membangun peradaban muslim
Rasulullah mewajibkan umatnya mencari Ilmu
Karena menurut imam al gozali ada dua ilmu yakni ilmu nafi' (ilmu yang bermanfaat) dan ilmu ghoiru nafi' (ilmu yang tidak bermanfaat).
Di dalam satu doa Nabi Muhammad SAW mengucapkan “Allâhumma innî as’aluka ‘ilman nafi‘an, wa a’ûdzu bika min ‘ilmin lâ yanfa’.” Artinya “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat dan aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat”(HR Ibn Hibbân).
Di dalam satu doa Nabi Muhammad SAW mengucapkan “Allâhumma innî as’aluka ‘ilman nafi‘an, wa a’ûdzu bika min ‘ilmin lâ yanfa’.” Artinya “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat dan aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat”(HR Ibn Hibbân).
Rasulullah saw bersabda: “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan”
Rasulullah mewajibkan umatnya untuk mencari ilmu, ilmu yang wajib dicari adalah ilmu yang nafi' (ilmu yang bermanfaat) atau ilmu khulu mudi' (ilmu yang lahir dari al quran dan sunah) atau Revealed knowledge.
Allah memberikan keutamaan dan kemuliaan bagi orang-orang yang berilmu dalam firman-Nya dalam Al-Qur`an surat Al-Mujaadilah ayat 11 : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.
3. Kemauan orang tua terhadap anaknya
Semua anak memang diwajibkan untuk berbakti kepada orang tuanya, tetapi untuk mengikuti kemauan orang tuanya dilihat lagi apakah kemauan orang tua tersebut akan mendatangkan mudarot, meskipun tidak ada orang tua yang berniat untuk menyakiti anaknya. Tidaklah akhsan juga orang tua memaksakan kehendak atau keinginannya (hal ini dapat mendzalimi anak)
Masing masing anak memiliki kecerdasan intelektual yang berbeda beda. Orang tua bersifat hanya mengarahkan anaknya didunia pendidikan, anak diarahkan sesuai dengan passion yang dimiliki. Kewajiban orang tua hanyalah memberikan pendidikan dan fasiliatas pendidikan yang baik untuk anaknya.
Kalau seorang anak memiliki kecerdasan diatas rata-rata, sebaiknya harus dididik ilmu-ilmu fardu khifayah secara proposional dan profesional. Mendidik secara proposional dan beradab yakni
- Diharapkan orang tua/pendidik harus melihat potensi dan kebutuhan.
- Ilmu sains harus diimbangi dengan ilmu agama, sehingga tidak timpang. (doktor tapi dia juga ahli ilmu tafsir)
- Ilmu fardu khifayah disesuaikan dengan kecerdasan anaknya (tidak perlu dipaksakan)
- Menempatkan ilmu fardu ain (ilmu tauhid, mempelajari siroh, mempelajari sejarah nabi dan para sahabat) baru setelahnya ilmu fardhu khifayah.
Pemimpin kedepan harus memiliki gelar doktor di bidang sains dan doktor dibidang sosial sains. Sebagai orang tua selayaknya tetap mau belajar untuk mengetahui bagaimana menjadi orang tua yang baik dan mendidik anak anaknya dengan pola pendidikan yang baik, sehingga orang tua paham bagaimana melahirkan genarasi yang hebat
Ditengah keberagaman ini kita harus saling mengenal dan yang terbaik diantara kamu adalah orang yang bertaqwa. Nilai ketaqwaan ini yang harus ditampilkan. Adab itu porsinya jangan terlalu berlebihan, jangan terlalu dipaksa dan jangan terlalu dikendalikan.
Pertanyaan
1. Adab memilih pendidikan antara univeristas muslim dan non muslim
Sekarang dilapangan grade universitas itu mempengaruhi didunia pekerjaan, grade univ rendah akan kalah bersaing dengan grade univ tinggi (ini konsekuensinya) Kampus negeri di Indonesia memiliki kualiatas pengajarnya bagus dan mahasiswanya juga pilihan. Selama masih ada univeristas islam yang kualitasnya tidak terlalu jauh gradenya maka pilihlah yang univ islam. Karena faktornya adalah keselamatan aqidah, kekuatan iman, keselamatan pergaulan (ini yang utama). Jika siswa tersebut tidak lagi diragukan kualitas kepribadiannya dan jurusan itu memang ga ada kecuali disitu (di univ non muslim) maka dengan sangat terpaksa tetapi dengan syarat pengalaman. Jika siswa itu tidak kuat akan menjadi pluralisme atau bahkan akan menikah dengan non muslim (orang itu sangat terpengaruh dengan lingkungannya) kecuali memang siswa tersebut adalah anak yang kuat, walaupun hidup di barat. Tidak direkomendasikan untuk jenjang S-1 mengambil pendidikan diluar, tetapi jika diluar sana ia mengikuti komunitas muslim, bergaul dengan komunitas yang baik, ada keluarga bisa dipertimbangkan.
Secara umum tetep aqidah dan ahlaq tetep harus diutamakan. Ini adalah tantangan di dunia pendidikan dimana sekolah non muslim akan menyaingi sekolah muslim. Untuk level perguruan tinggi univ muslim swasta juga ada beberapa yang baik kualitasnya (tergantung dosen dan mahasiswanya).
Kita jangan menjadikan kampus hanya memiliki sekonsep spesialisasi dibidang tertentu. Karena konsep pendidikan dalam islam, konsep keilmuannya harus integral. Tujuannya membentuk manusia yang sempurna sesuai dengan namanya yang universal (jami'ah) dan sifatnya kuliyah dan barulah spesialisasi (choose it). Sehingga diharapkan ahli dari berbagai bidang keilmuan tetapi dia orang yang soleh, jangan terbalik maka menjadi manusia yang parsial.
Perlu untuk mengundang kampus islam yang kecil untuk menyamakan visi kedepan. Sehingga kualitas sekolah mereka stara dengan LIPIA.
2. Memilihkan pendidikan anak untuk usia balita, karakter apa yang diperkenalkan ke anak oleh Rasulullah
Karakter itu bagaikan topeng, orang dapat memerankan berbagai karakter (secara segi pemahamannya). Karakter itu ada yang tidak baik dan baik, karakter baik (jujur, pemberani, penolong) itu terdapat dalam ahlaq. Rasulullah juga mencintai kebersihan, kepedulian (huminity). Memperkuat karakter dengan kebudayaan,peneladanan.
Adab itu lebih mendasar, basis adab itu iman.
Mengapa orang tidak membuang sampah sembarangan, ini menjadi alkulturasi pembiasaan, islam tidak menolak untuk tidak membuang sampah sembarangan karena basicnya iman (kebersihan sebagian dari iman) jadi bukan karena kebiasaan.
Adab dalam konsep dalam penanaman pemahaman ilahiah,
" Barang siapa yang mengenal Allah maka sungguh ia tidak akan mengenal yang lain, barang siapa mengenal dirinya sungguh ia telah mengenal tuhannya yang satu. Barang siapa yang mengenal dunia sungguh ia yang terpedaya. Barang siapa mengenal akhirat maka ia mengenal dunia itu mudarot "
Adab berbeda dengan penanaman karakter yang diajarkan
Adab Muslim terdiri dari (27 adab)
- Adab hamba kepada Tuhannya
- Adab anak kepada orang tuanya
- Adab orang kecil terhadap orang besar
- Adab orang muda kepada orang tua
- Adab bapak mengajarkan anaknya
- Adab murid kepada gurunya
- Adab mengkaji ilmu
- Adab perlakuan guru yang mengajar
- Adab beribadah kepada Allah
- Adab pergi supaya pulang
- Adab pergi setelah hari raya
- Adab pergi menengok orang sakit
- dst
Adab yang harus diperkenalkan kepada anak adalah
- Adab anak supaya mencintai Allah dan Rasulnya,
- Adab yang baik (adab dirinya, adab terhadap lingkungannya, adab kepada orang tuanya, adab kepada saudaranya),
- Adab berguru untuk mendapatkan ilmu (tidak boleh tertinggal untuk diperkenalkan), dari situ yang lain akan bertahap. Jika adab ilmu benar akan muncul question yang ingin dia ketahui dan dia akan paham kewajiban dia sebagai hamba Allah yakni menuntut ilmu, pahala mencari ilmu sudah dia pahami, sehingga motivasi mencari ilmunya akan beda.
Diantara adab orang berilmu adalah ia bertanya dan belajar tiada jemu. (Adab berilmu para sahabat dimana rasa ingin tahu dan bertanyanya tinggi). Belajarlah bersikap lembut sebelum mempelajari ilmu
Dengan memahami adab tersebut maka ia akan paham kapan dia harus jujur, (dia tahu kalau dia jujur tapi malah menyebabkan perkelaian antar temen ya ga boleh). Maka ia perlu memahami tiga kebohongan yang diperbolehkan adalah :
- Berbohong demi menyenangkan hati orang lain dan kebaikan
- Berbohong dalam situasi perang
- Berbohong untuk mendamaikan saudara yang bertikai
" Cara menanamkan karakter pada anak yakni dengan metode cerita, karena sudah kita ketahui Al quran kan isinya cerita "
Beberapa negara hanya menerapkan konsep karakter saja, sehingga mereka menonjol berdasarkan karakater yang menjadi ciri khas mereka. Tetapi jika konsep adab diterapkan maka keyakinan akan tumbuh. Karakter abu bakar sidiq dan umar bin khatab kan beda.
Karakter, Ahlaq dan Adab Menurut Imam Al Gozali,
Imam al-Ghazali ditakdirkan hidup pada saat dunia Islam diuji dengan ‘Perang Salib’.
- Karakter, Karakter atau watak adalah sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya. Menurut Imam al-Ghazali (Ihya ‘Ulum al-Din, III/119), manusia memiliki empat macam karakter, yaitu:
Al-Rubu’iyah, yaitu sifat “ketuhanan” yang terdapat pada diri manusia yang apabila telah menguasai diri manusia maka ia ingin menguasai, menduduki jabatan yang tinggi, menguasai ilmu apa saja, suka memaksa orang lain dan tak mau direndahkan, maunya hanya dipuji. Al-Syaithaniyah, yaitu sifat “kesetanan” yang ada pada diri manusia yang apabila telah menguasai dirinya ia akan suka merekayasa dengan tipu daya dan meraih segala sesuatu dengan cara-cara yang jahat. Di sini mansia suka mengajak pada perbuatan bid’ah, kemunafikan dan berbagai kesesatan lainnya. Al-Bahimiyah, yaitu sifat manusia berupa “kehewanan” yang apabila telah menguasai dirinya ia akan rakus, tamak, suka mencuri, makan berlebihan, tidur berlebihan dan bersetubuh berlebihan, suk berzina, berprilaku homoseks dan lain sebagainya. Al-Sabu’iyah , merupakan sifat “kebuasan” yang dapat menguasai diri manusia ia akan suka bermusuhan, berkelahi, suka marah, suka menyerang, suka memaki, suka berdemo, anarkis, cemburu berlebihan dan lain sebagainya.
- Ahlaq, sikap jiwa yang kokoh yg sudah menyatu dan mengakar dalam diri, baik dari ilmu dan perbuatan. Perbuatan yang otomatis keluar dari dalam dirinya baik otomatis ahlaqnya baik. Ahlaq suatu perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa seseorang dan merupakan sumber timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya, secara mudah dan ringan, tanpa perlu dipikirkan atau atau direncanakan sebelumnya.
- Adab, penjelasan adab terdapat dalam Kitab Ayyuhal Walad, kitab karya Imam al-Ghazali dikenal sebagai salah satu kitab penting da lam pendidikan anak dan pendidikan jiwa manusia. Adab mencerminkan baik buruknya seseorang, yang terbekali oleh pengetahuan/ilmu yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah. Orang yang beradab baik apabila ia mampu menempatkan dirinya pada sifat kehambaan yang hakiki, tidak merasa sombong dan tinggi hati dan selalu ingat bahwa apa yang ada di dalam dirinya adalah pemberian dari Allah.
3. Memilihkan menempatkan abab atau ilmu duluan
Adab dan ilmu tidak bisa dipisahkan, semua dimulai dari ilmu tapi ilmu tentang adab. adab itu bukan wawasan tapi ilmu itu bisa wawasan/knowledge. sedangakan adab itu action/amalan. Sehingga untuk beramal betul itu perlu ilmu. Maka mana yang lebih dulu "ilmu" maksudnya jangan sampai diberikan wawasan ilmu yang fardu kifayah sebelum adabnya baik (Tidak diajarkan ilmu apapun dulu sebelum adabnya baik). Karena nanti jika seseorang telah memiliki adabnya kalau sudah baik, dapat dengan mudah diberikan ilmu pengetahuan untuk bekal hidupnya.
Yang harus diterapkan lebih dahulu adalah Adab dulu baru ilmu, karena ilmu harus diberikan kepada orang yang beradab. Adab itu salah satunya adanya kemampuan meletakan ilmu pada tempatnya. Begitu masuk ilmu ia akan petakan.
Orang yang beradab maka akan mampu menggunakan ilmu dengan tepat. Kalau orang tidak punya adab maka ia tidak akan tahu syariat, tidak punya iman dan tidak mengakui tauhid. Mereka yang tidak memiliki adab maka tidak akan mengerti menempatkan syariat. Sebenarnya proses pendidikan adalah proses penanaman adab terus menerus, kita akan semakin paham memahami sesuatu dengan adab.
Masalah adab itu sangat luas skopnya. Mendidik anak-anak dengan adab dan ibadah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar