Pengikut

Sabtu, 18 November 2017

SOA Batch 03 - Brigade Izzudin Al Qossam

Dalam perang Arab-Yahudi, Januari 1948, beberapa bulan setelah Majelis Umum PBB, di bawah campur tangan kuat lobi-lobi Zionis di Amerika, pada 29 November 1947 membagi wilayah Palestina berdasarkan kesatuan ekonomi. Dalam pembagian wilayah ini, bangsa Yahudi menempati beberapa wilayah tanah Palestina, yaitu: Yaffa, Galilea Timur sampai Lembag Esdraelon, daerah pantai dari Haifa hingga Selatan Yaffa, dan sebagian besar Negeb. Dengan pembagian ini, bangsa Yahudi menguasai 2/3 wilayah Palestina. Sedangkan sisanya, di bagian tengah dan timur Palestina diserahkan ke bangsa Arab. Sementara Yerusalem dan Betlehem di bawah pengawasan pemerintah yang bertanggungjawab langsung kepada PBB. 

Kenapa sampai ada pembangian wilayah PBB tersebut (klik disini). 

Pembagian wilayah ini membuat bangsa Arab marah, sehingga mereka mengirimkan tentaranya untuk menolak pembagian wilayah yang dilakukan oleh Majelis Umum PBB.D alam perang yang dimulai pada bulan Januari 1948 itu, tentara Arab berhasil membumihanguskan perkampungan-perkampungan Yahudi. Kemarahan bangsa Arab semakin menjadi-jadi ketika British Mandateyang menguasai wilayah Palestina, mengakhiri penguasaannya pada 14 Mei 1948. Di saat yang sama, Dewan Nasional Yahudi di Tel Aviv, mendeklarasikan berdirinya negara Yahudi. Peperangan berikutnya Pasukan Yahudi juga dibeking oleh sukarelawan dari Amerika dan Eropa Barat. Karena kekuatan tak seimbang, Yahudi berhasil memenangkan peperangan. 

Pada perang 1948 itu, Syekh Hassan al-Banna pimpinan tertinggi al-Ikhwan al-Muslimin (mesir) mengirimkan sukarelawan non-militer untuk membantu tentara pasukan khusus Arab. Pengaruh al-Ikhwan al-Muslimun inilah yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Hamas.  organisasi Ikhwan al-Muslimin adalah brigade ini juga menerapkan pola serupa dalam mengadakan pelatihan dan pengkaderan. Lima prinsip yang dipegang oleh al-Ikhwan al-Muslimun, yaitu: Allah tujuan kami, Rasulullah teladan kami, al-Qur’an undang-undang kami, jihad jalan kami, dan mati syahid adalah cita-cita tertinggi kami,  juga menjadi prinsip perjuangan brigade ini. Pola perjuangan dan sistem yang dibangun oleh kelompok Ikhwan  al-Muslimin (Mesir) mempengaruhi sistem berorganisasi Hamas.

Sebelumnya pembentukan brigade Izzudin Al Qosam, pada tahun 1986, Syekh Shalah Syahadah, membentuk sebuah organisasi  perlawanan bernama Al-Mujahiduun al-Filistiniun dengan tujuan membebaskan tanah Palestina dari cengkeraman Zionis. Syekh Syahadah dilahirkan di Kota Gaza pada 24 Februari 1935, tahun dimana Syekh Izzuddin al-Qassam wafat dibunuh Zionis. Jaringan ini beroperasi hingga tahun 1989, dan sukses melakukan operasi rahasia dengan menculik dua serdadu Zionis, Ilan Sadoon dan Avi Sasbortas. Selain Mujahidin Palestina, saat itu dibentuk juga Brigade Abdullah Azzam dan Brigade Majd, yang beroperasi dengan tujuan yang sama. Syekh Shalah Syahadah sendiri gugur sebagai syuhada pada 22 Juli 2002. Pasukan Israel Defense Forces (IDF) menghujani tempat tinggalnya.

Nama Mujahidin Palestina yang digagas Syekh Syahadah inilah yang kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya  Brigade Izzuddin al-Qassam pada tahun 1991, “Brigade Izzudin Al Qassam” adalah cabang bersenjata Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), merupakan sayap militer Hamas bentukan Yahya Ayyasy dua tahun sebelum Kesepakatan Oslo, 1993, Setelah Ahmad al-Jabari terbunuh akibat serangan rudal Israel. Brigade Yahya Ayyasy  memakai nama ulama Suriah ( Izzuddin ibn Abdul Qadar ibn Mustafa ibn Yusuf ibn Muhammad al-Qassam ) untuk menamai sayap militer hamas ini. 

Izzuddin Al Qassam adalah brigader yang ikut berjuang bersama rakyat Palestina semasa Inggris berkuasa. Izzudin al-Qassam pada 1930 mendirikan organisasi anti-Zionis dan anti-Inggris bernama Al-Kaff al-Aswad. Kelompok ini menyatakan jihad dan menyerang para  pemukim Yahudi. Izzuddin al-Qassam, yang syahid sebagai martir di Jenin, IzzudinAl-Qassam adalah seorang dai dan guru. Ia menamatkan pendidikan sarjananya di Universitas Al-Azhar, Mesir. Selain sebagaiseorang dai, al-Qassam adalah seorang ulama mujahid. Saat erancis datang menjajah Syiria dan Libanon pada era tahun 1920-an, ia tampil sebagai mujahid yang menggerakkan semangat jihad untuk membebaskan dua negeri Muslim tersebut. Kemudian, saat Inggris menjanjikan kepada bangsa Yahudi sebuah tanah di Palestina untuk dijadikan negara tempat mereka tinggal, al-Qassam turun berjihad melawan penjajahan tersebut. Sebagai wadah perjuangan, al-Qassam mendirikan sebuah organisasi yang disebut oleh negara penjajah dengan nama organisasi Black Hand. Organisasi yang mengampanyekan perlawanan terhadap British dan Zionis.

Secara bahasa, Izzu berarti harga diri, kebanggan. Sedangkan ad-dien adalah al-Islam. Dan al-Qassam adalah orang yang mengikat sumpah. Izzuddin al-Qassam bisa diartikan sebagai orang yang bersumpah untuk menjaga kemulian Islam. 

Penamaan Brigader Izzuddin al-Qassam ini  oleh Syekh Ahmad Yassin, Dr Ibrahim al-Muqadama, Syekh Shalah Syahadah, dan para pionir Hamas lainnya dipilih sebagai nama sayap militer mereka, dengan harapan brigade ini bisa terus bertekad untuk membela Islam dan kaum Muslimin di tanah Palestina.

Dalam perjuangan menegakkan diinullah, brigade ini memiliki keyakinannya akan kemenangan, akidah yang lurus, yang bersih dari segala kepentingan duniawi. Perjuangan menegakkan kebenaran harus dimulai dengan perjuangan melawan hawa nafsu dari belenggu syahwat dunia. Itulah yang diterapkan oleh Brigade Izzuddin al-Qassam, selain itu memiliki moralitas yang tinggi, dan militansi yang tangguh. Ini merupakan Kekuatan terbesar sebuah brigade yang membuat serdadu Zionis, dengan segala peralatannyan yang super canggih, bertekuk lutut!

Brigade Izzudin Al Qassam memiliki pola gerakan intifadhahnya yang lahir dari “revolusi masjid” (tsauratul masjid), Brigade Al-Qassam juga lahir dan terbentuk dari tempat yang sama. Para anggota brigade ini adalah orang-orang pilihan, yang direkrut dari para pemuda masjid yang bertebaran di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Bagi Brigade al-Qassam, para pemuda masjid yang rajin melaksanakan shalat subuh berjamaah, jauh dari perbuatan tercela, dan siap dibentuk menjadi syuhada, adalah amunisi paling dahsyat dalam melawan penjajah Zionis.

Karena itu, para anggota al-Qassam menerapkan disiplin organisasi yang ketat, terutama dalam amalan ibadah harian mereka, termasuk amalan-amalan sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah saw. Kebanyakan anggota dari brigade ini adalah para hafidz (penghapal al-Qur’an) dan orang-orang terdidik. Mereka juga dituntut untuk menghapal minimal hadits-hadits dalam Arba’in an-Nawawi, kitab yang memuat hadits-hadits pilihan. Mereka tak hanya siap secara fisik, tapi juga matang secara ruhani. Mereka menerapkan pola hidup quwwatul jasad, wa quwwatul aqidah, kuat secara fisik, dan kuat secara akidah.

Para anggota al-Qassam menerapkan disiplin organisasi yang ketat, terutama dalam amalan ibadah harian mereka, termasuk amalan-amalan sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah saw. Kebanyakan anggota dari brigade ini adalah para hafidz (penghapal al-Qur’an) dan orang-orang terdidik. Mereka juga dituntut untuk menghapal minimal hadits-hadits dalam Arba’in an-Nawawi, kitab yang memuat hadits-hadits pilihan. Mereka tak hanya siap secara fisik, tapi juga matang secara ruhani. Mereka menerapkan pola hidup quwwatul jasad, wa quwwatul aqidah, kuat secara fisik, dan kuat secara akidah.

Pemimpin spiritual Hamas Syekh Ahmad Yasin menyatakan pada 1998, Brigade Al-Qassam merupakan bagian dari Hamas. "Kami tidak bisa memisahkan sayap dari badan. Jika kami lakukan itu, tubuh tidak akan dapat terbang. Hamas adalah satu kesatuan." Meski begitu, Brigade Al-Qassam memiliki kebebasan membuat keputusan soal rencana operasi. "Para pemimpin politik memberikan kebebasan kepada brigade buat melakukan apa yang mereka inginkan terhadap Israel," kata pengganti Syekh Yasin, Abdul Aziz Rantisi, kepada kantor berita Reuters, Juli 2001.Brigade Al-Qassam tidak pernah melancarkan serangan di luar wilayah Israel atau Palestina. Mereka juga tidak pernah menyasar negara selain Israel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar