Nuruddin
Abu Al Qosim Mahmud bin Imaduddin Zanki Al kurdi Al Hanafi Nuruddin Zanki ) adalah Seseorang yang berwawasan keagamaan luas, Memiliki
kecakapan dalam memimpin, Keuletan dalam berkarya
Tetapi ia memainkan peranan yang sangat penting dalam memperbaiki keadaan masyarakat Muslim di Suriah yang sebelumnya sibuk dengan konflik internal dan perselisihan madzhab.
Beliau adalah adalah putra
kandung dari Imaduddin Zanki. Sebagaimana telah
dikatakan oleh Ibnu Katsir bahwa “ Imaduddin zanki. adalah sebaik-baik raja,
memiliki citra yang paling baik, orang yang pemberani, cerdas dan
tegas.” Imaduddin Zanki kala itu dikenal dunia Islam sebagai orang yang
menggemuruhkan lagi semangat jihad setelah lama tidak terdengar. maka tokoh
ini adalah inspirasi bagi Shalahuddin Al ayyubi.
Imaduddin Zanki , penguasa Aleppo dan Mosul. Imaduddin
Zanki menemui syahidnya ketika beliau ingin membebaskan benteng Ja’bar dari
Pasukan Salib yang terletak di semenanjung sungai Eufrat. Setelah kematian ayahanda (Imaduddun Zanki), maka Nuruddin Zanki dan kakaknya (Shaifuddin Ghazi) membagi kerajaan Zanki menjadi dua. Nuruddin menguasai Allepo dan kakanya menguasai Mosul. Dimana kedua daerah ini dipisahkan oleh sungai khabur.
Imaduddin Zanki Ketika kakaknya meninggal dunia Nuruddin Zanki menggabungkan Mosul dan Iraq dalam wilayah kekuasaanya. Nuruddin Zanki berkeinginan untuk memperluas wilayaj kekuasaan dengan satu persatu menguasai wilayah yang semula dikuasai tentara salib dan berhasil menaklukkan kerajaan Antiokhia. Ia dan pasukannya merebut istana di bagian utara Suriah.
Nuruddin Zanki menaklukkan dengan kesalehan, kekuatan militernya tidak dilengkapi dengan persenjataan fisik yang hebat dan istimewa. Tetapi ia memiliki senjata yang jauh lebih menggetarkan musuh-musuhnya yakni kekuatan doa dan pertolongan Allah Yang Maha Penolong. Seseorang non muslim di Al Quds bahkan mengakui hal ini. Dengan doa kepada Allah dan shalat malamnya, maka Allah mengabulkan permintaannya serta tidak menjadikan doanya sia-sia. Sehingga Nuruddin Zanki selalu menang dalam peperangan. Pasukan yang dipimpin Nuruddin Zanki berhasil mematahkan serangan Joscellin II yang berupaya mencaplok kerajaan. Endessa adalah salah satu daerah kekuasaan Nuruddin Zanki.
Pada tahun 1154 Damaskus (kota penting di Suriah) juga masuk dalam wilayah pemerintahannya, setelah melalui strategi yang cukup panjang. Nuruddin Zanki mendatangi perjanjian birateral dengan gubernur Damasukus ( Mu'inuddin Unur ). Setelah keduanya membangun aliansi, mereka menyerang kota Bosra dan Sarkhand. Kedua kota tersebut direbut oleh pengikut Mu'inuddin yang memberontak.
Ruh jihad Nuruddin Zanki yang tidak pernah padam inilah yang membuat sosok Nuruddin Zabki dikenal sebagai pelopor reformasi jihad
Imaduddin Zanki Ketika kakaknya meninggal dunia Nuruddin Zanki menggabungkan Mosul dan Iraq dalam wilayah kekuasaanya. Nuruddin Zanki berkeinginan untuk memperluas wilayaj kekuasaan dengan satu persatu menguasai wilayah yang semula dikuasai tentara salib dan berhasil menaklukkan kerajaan Antiokhia. Ia dan pasukannya merebut istana di bagian utara Suriah.
Nuruddin Zanki menaklukkan dengan kesalehan, kekuatan militernya tidak dilengkapi dengan persenjataan fisik yang hebat dan istimewa. Tetapi ia memiliki senjata yang jauh lebih menggetarkan musuh-musuhnya yakni kekuatan doa dan pertolongan Allah Yang Maha Penolong. Seseorang non muslim di Al Quds bahkan mengakui hal ini. Dengan doa kepada Allah dan shalat malamnya, maka Allah mengabulkan permintaannya serta tidak menjadikan doanya sia-sia. Sehingga Nuruddin Zanki selalu menang dalam peperangan. Pasukan yang dipimpin Nuruddin Zanki berhasil mematahkan serangan Joscellin II yang berupaya mencaplok kerajaan. Endessa adalah salah satu daerah kekuasaan Nuruddin Zanki.
Pada tahun 1154 Damaskus (kota penting di Suriah) juga masuk dalam wilayah pemerintahannya, setelah melalui strategi yang cukup panjang. Nuruddin Zanki mendatangi perjanjian birateral dengan gubernur Damasukus ( Mu'inuddin Unur ). Setelah keduanya membangun aliansi, mereka menyerang kota Bosra dan Sarkhand. Kedua kota tersebut direbut oleh pengikut Mu'inuddin yang memberontak.
Ruh jihad Nuruddin Zanki yang tidak pernah padam inilah yang membuat sosok Nuruddin Zabki dikenal sebagai pelopor reformasi jihad
Pada tahun 1169, Shirkuh
dan keponakannya Shalahuddin Al Ayyubi yang bekerja di bawah pemerintahannya
menambahkan Mesir ke dalam wilayah pemerintahan Nuruddin Zanki. Hal ini membuat
kekuatan salib di al-Quds terjepit di antara wilayah kepemimpinan Nuruddin
Zanki. Beliau tidak
bosan-bosannya beliau menanamkan semangat jihad kepada prajuritnya untuk
membebaskan al Quds .Walaupun Nuruddin Zanki wafat sebelum pembebasan
al-Quds, Namun semua kontribusinya menjadi pondasi yang sangat kokoh dan
membantu Shalahuddin Al Ayyubi dalam mewujudkan keberhasilannya.
Hanya saja Nuruddin
Zanki meninggal dunia beberapa tahun kemudian, yaitu pada tahun 1174. Nuruddin Zanki sebelum berhasil mewujudkan apa
yang dicita-citakannya. Kepemimpinan atas wilayah-wilayah itu kemudian
diteruskan oleh Shalahuddin al-Ayyubi yang juga memerintah dengan cara-cara
yang Islami sehingga pada akhirnya berhasil membebaskan al-Quds dari tangan
pasukan salib pada tahun 1187.
Tetapi ia memainkan peranan yang sangat penting dalam memperbaiki keadaan masyarakat Muslim di Suriah yang sebelumnya sibuk dengan konflik internal dan perselisihan madzhab.
Prestasi
Militer Nuruddin Zanki
Nuruddin Zanki memiliki gaya militer yang
khas. Ia tidak tergesa-gesa dalam menghadapi pasukan lawan. Kadang saat
pasukannya berada di suatu daerah dan mendengar kedatangan pasukan musuh ke
tempat itu, ia akan menarik pasukannya ke tempat lain. Tetapi ia melakukan hal
itu untuk menyelidiki jumlah dan keadaan pasukan lawan, sambil terus melakukan
pengintaian. Setelah musuh berangkat kembali dari tempat mereka, Nuruddin akan
mengikuti dan menyergap mereka dengan tiba-tiba. Dengan cara ini, ia berhasil
memenangkan banyak pertempuran dan mengurangi jumlah korban dari pasukan
Muslim.
Adapun terhadap emir-emir Muslim di
Suriah-Palestina yang masih menentangnya, ia menghindari konflik terbuka serta
pertempuran fisik dengan mereka. Ia selalu menyeru mereka untuk berjihad
bersamanya melawan kekuatan salib. Jika mereka menentangnya, ia akan melakukan
tekanan politik terhadap mereka sambil melakukan persuasi dan menarik simpati
para ulama di wilayah-wilayah yang dipimpin oleh para emir itu. Dengan begitu,
walaupun para ulama dan masyarakat tersebut berada dalam wilayah kekuasaan yang
berbeda, tetapi hati mereka bersama Nuruddin Zanki dan selalu mendoakan
kemenangannya. Kesalehan serta cara-cara yang lembut seperti inilah yang
membuat Nuruddin Zanki pada akhirnya dapat menyatukan seluruh Suriah ke dalam
satu pemerintahan, setelah wilayah itu tercerai berai dan saling bermusuhan
selama lebih dari setengah abad.
Ia sangat terampil berkuda dan memimpin secara
langsung banyak pertempuran pada masa itu. Keberaniannya di medan tempur
membuat seorang ulama pada masanya, Qutb al-Din al-Nasawi, menasihatinya, Demi
Allah, jangan membahayakan dirimu dan seluruh dunia Islam! Kalau Anda gugur di
medan pertempuran, maka seluruh Muslim yang hidup akan dibunuh (oleh musuh).
Tapi Nuruddin Mahmud Zanki mempunyai pandangan yang berbeda. Dan siapalah
Mahmud sehingga dikatakan seperti ini? katanya. Sebelum saya lahir sudah ada
yang lain yang membela Islam dan negeri ini, yaitu Allah, yang tidak ada Tuhan
selain-Nya!
Ia sangat memperhatikan keadaan pasukannya
dan selalu menjadikan mereka siap siaga dalam menghadapi pasukan musuh.
Pasukannya merupakan yang paling kuat di Suriah pada masa itu. Tentang ini Ibn
al-Qalanisi berkata, Tidak ada yang pernah melihat tentara yang lebih baik
daripada tentaranya (baik) dalam hal penampilan, perlengkapan, maupun
jumlahnya.
Namun karena keadaan kaum Muslimin ketika itu
belum sepenuhnya bersatu padu dalam menghadapi musuh, maka pembebasan wilayah
itu dari pasukan salib masih harus menunggu saat yang lebih tepat. Bukan hanya
tentara yang dipersiapkan, kuda-kuda pun selalu dalam keadaan terlatih. Di
waktu senggangnya, Nuruddin Zanki suka berburu dan bermain polo kuda. Ketika
seorang temannya yang saleh mendengar tentang kebiasaannya bermain polo kuda,
ia segera menyuratinya: Aku tidak menyangka bahwa kau senang dengan permainan yang
tak ada manfaatnya serta menyiksa kuda tanpa faedah diniyah.
Maka Nuruddin menjawab surat tersebut,
Sesungguhnya kami berada di front pertahanan, yang mana musuh sangat dekat dari
kami, sehingga kami harus selalu siap siaga untuk mengantisipasi setiap serangan.
Dan tidak mungkin kami terus-menerus berperang dan berjihad siang dan malam,
musim dingin dan musim panas, karena bala tentara kami juga memerlukan
istirahat. Dan juga tidak mungkin kami biarkan kuda-kuda kami hanya diam di
kandangnya tidak bergerak, karena itu akan membuat mereka lemah dan tak mampu
berlari jauh dan cepat, menikuk, menyerang di medan perang. Maka dari itu kami
senantiasa melatihnya dan terus membiasakannya agar hilang kelemahannya dan
selalu siap berlari cepat dan taat kepada penunggangnya di waktu peperangan.
Pencapaian Militer
Peran
Nuruddin Zanki dalam menghadapi Pasukan Salib, antara lain seperti berikut ini:
Pertama, ia
ikut memberikan dukungan kepada Damaskus saat terjadinya Perang Salib II
(1147-1148). Ketika itu pasukan dari Perancis dan Jerman yang dipimpin oleh
Raja Louis VII dan Raja Conrad III bergerak ke Suriah dan Palestina. Sebetulnya
Perang Salib kedua ini dipicu oleh jatuhnya Edessa ke tangan pasukan Muslim
yang dipimpin oleh Imaduddin Zanki, ayah Nuruddin, pada tahun 1144. Tetapi
sesampainya di Palestina, pasukan yang baru datang dengan orang-orang Frank
(orang-orang Eropa Barat) yang telah menetap di Palestina bersepakat untuk
mengarahkan serangan pada Damaskus. Pasukan salib kemudian mengepung kota
Damaskus yang dipimpin oleh Muinuddin Unur. Tetapi kota itu mampu bertahan, dan
pada saat yang sama pasukan Nuruddin Zanki dan pasukan Saifuddin Ghazi, kakak
Nuruddin, bergerak dari Aleppo dan Mosul menuju ke Damaskus untuk memberikan
bantuan. Pasukan salib akhirnya memutuskan untuk mundur dari kota itu. Raja
Louis dan Conrad kembali ke negeri mereka masing-masing dengan memendam
kekecewaan terhadap orang-orang Frank di Suriah-Palestina yang dianggap telah
ikut berperan dalam kegagalan tersebut. Tak lama setelah peristiwa itu,
Muinuddin dan Nuruddin Zanki berhasil menangkap seorang bangsawan Eropa,
Bertrand, yang menyertai Perang Salib II. Bertrand kemudian dibawa ke Aleppo
dan ditahan selama dua belas tahun lamanya di kota itu.
Kedua,
pada tahun 1149, dalam pertempuran di daerah Inab, pasukan Nuruddin Zanki
berhasil mengalahkan pasukan Raymond of Poitiers, pemimpin Antioch, yang ketika
itu dibantu oleh sepasukan Assassin. Nuruddin pada awalnya menarik pasukan saat
mengetahui pasukan musuh mendekati Inab. Tetapi ia terus mengintai dan
memperhatikan gerak-gerik pasukan lawan. Kemudian saat lawan beristirahat di
suatu tempat, Nuruddin menempatkan pasukannya di sekelilingnya, sehingga lawan
mereka dalam keadaan terkepung saat bangun di pagi hari. Raymond of Poitiers
dan pemimpin Assassin yang menyertainya gugur dalam pertempuran itu.
Ketiga,
pada tahun berikutnya, 1150, sepasukan Turki Saljuk berhasil menangkap
Joscelin, pemimpin wilayah Edessa yang ibukotanya telah dikuasai oleh Nuruddin.
Penahanan Joscelin kemudian diambil alih oleh Nuruddin. Joscelin ditahan di
Aleppo dan meninggal dunia di penjara sembilan tahun kemudian.
Keempat,
sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, Nuruddin Zanki berhasil menyatukan
Damaskus ke dalam wilayah kepemimpinannya pada tahun 1154. Proses penyatuan
Damaskus berlangsung cukup lama, yaitu sejak tahun 1149, ketika Muinuddin Unur
wafat. Pengambil-alihan kota ini dilakukan oleh Nuruddin karena penguasa kota
ini tidak mau membantunya berjihad dan malah menjalin kerjasama dengan kekuatan
salib. Lamanya proses penguasaan ini disebabkan Nuruddin menghindari terjadinya
pertempuran terbuka di antara kedua belah pihak yang sama-sama Muslim. Walaupun
Nuruddin berkali-kali membawa pasukannya mendekati Damaskus, tetapi ini
dilakukannya sebagai bentuk tekanan politik dan psikologis terhadap pemimpin
Damaskus, dan hal itu tidak membawa pada pertempuran yang berarti di antara
kedua belah pihak. Nuruddin melakukan langkah-langkah persuasif kepada para
ulama dan tokoh-tokoh di Damaskus, sehingga lama kelamaan penguasa kota itu
kehilangan dukungan dari rakyatnya sendiri. Akhirnya kota itu berhasil dikuasainya
setelah masyarakat Damaskus sendiri yang membuka gerbang kota itu. Dikuasainya
Damaskus oleh Nuruddin menandai suatu era baru di Suriah setelah wilayah itu
terpecah belah sejak tahun 1090-an.
Kelima,
pasukan Nuruddin berhasil menangkap Reynald of Chattilon, pemimpin Antioch
selepas wafatnya Raymond of Poitiers, dalam sebuah pertempuran pada tahun 1160.
Reynald yang kepemimpinannya banyak menimbulkan masalah itu kemudian diikat dan
dibawa ke Aleppo. Ia ditahan selama enam belas tahun di kota itu.
Keenam, atas permintaan Mesir sendiri dan
karena adanya ancaman pasukan salib atas negeri itu, Nuruddin mengirimkan tiga
kali ekspedisi militer ke Mesir di bawah pimpinan Shirkuh antara tahun 1164 dan
1169. Mesir akhirnya jatuh ke tangan pasukan Nuruddin. Dinasti Fatimiyah yang
menguasai wilayah itu kemudian dihapuskan pada tahun 1171, menjadikan Mesir
menyatu ke dalam wilayah pimpinan Nuruddin Zanki.
Pada akhir masa kepemimpinannya, wilayah
kekuasaan Nuruddin Zanki mencakup wilayah Suriah, Hijaz, Mesir, dan sebagian
Irak. Nuruddin berhasil menyatukan wilayah-wilayah itu ke dalam satu
pemerintahan dan menjadikan nilai-nilai Islam sebagai pondasi utama
pemerintahannya. Sementara pada saat yang sama, kekuatan salib mulai tidak
kompak di antara sesama mereka dalam menghadapi kekuatan Muslim. Apa yang
dibangun oleh Nuruddin ini kelak menjadi pondasi yang kokoh bagi pemimpin
berikutnya di wilayah-wilayah itu, yaitu Shalahuddin al-Ayyubi, dalam
menghadapi pasukan salib dan membebaskan al-Quds.
Bagaimanapun, kekuatan dan prestasi militer
hanya salah satu bagian yang penting dari pemerintahan Nuruddin Zanki. Di
samping militer, ada hal lain yang membuat kepemimpinan Nuruddin sangat
berkesan, yaitu dibangunnya nilai-nilai Islam yang kuat di wilayah itu.
Karakter
Islami Pemerintahan Nuruddin
Nuruddin Zanki terkenal sebagai pemimpin yang
saleh dan adil. Ibnu al-Athir, seorang sejarawan Muslim, penulis kitab Al-Kamil
fi-l-Tarikh, menganggapnya sebagai pemimpin Muslim yang paling adil selepas
Umar bin Abdul Aziz.
Nuruddin dikenal sebagai pemimpin yang selalu
menjaga shalat berjamaah, shalat malam (Qiyamul Lail), banyak membaca
al-Qur’an, dan berpuasa. Ia memiliki ilmu agama yang mendalam, sangat dekat
dengan para ulama, dan ikut meriwayatkan hadits bersama mereka.
Keadilan dan penegakkan syariah merupakan hal
yang sangat menonjol dalam pemerintahannya. Ia mendorong dilangsungkannya
majelis-majelis ilmu, mendirikan madrasah-madrasah, serta memberikan berbagai
wakaf untuk keperluan agama dan masyarakat.
Di antara sumbangan pentingnya bagi
kemaslahatan orang ramai adalah pendirian rumah sakit yang dikenal sebagai
maristan. Berikut ini ada beberapa karakteristik penting yang dimiliki oleh
Nuruddin dan pemerintahannya.
BOLAVITA merupakan salah satu website judi yang sangat terkenal di Indonesia yang banyak pemainnya saat ini. BOLAVITA menyediakan cukup banyak permainan yang menarik yang cukup memuaskan untuk Anda yang ingin mencoba bermain
BalasHapusTidak hanya itu, BOLAVITA juga menyedikan PROMO BONUS MENARIK loh !!!
Kenapa harus memilih BOLAVITA ?
> DEPOSIT dan WITHDRAW cukup gampang dan diproses paling lama 2 menit saja.
> Pelayanan 24 jam NONSTOP
> Data pribadi merupakan privacy
Ada bonus new member lohh !!!
Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami via livechat ataupun :
✔ WA / TELEGRAM : +6281297392623
#bolavita #promobolavita #judionlinebolavita #bonusbolavita #slotbolavita #judibolavita #bolavitadepobsi #depositbsi